Anda di halaman 1dari 12

REKOMENDASI TEKNIS

PADA PERORANGAN YANG BERKONSULTASI


Diberikan kepada :
1. Nama : Riswadi
2. Pekerjaan : Petani
3. Alamat : Desa Ciberem Kec. Sumbang (Poktan Karya Utama 4)
4. Tempat : BPP Sumbang
5. Hari / Tanggal : Jumat, 13 Agustus 2021
Masalah yang dikonsultasikan :
1. Komoditas : Tanaman Tembakau
2. Luas / Populasi : 0,25 Ha
3. Permasalahan/Topic : Pemeliharaan Tanaman Tembakau

Rekomendasi yang diberikan :


Budidaya Tanaman Tembakau

I. LATAR BELAKANG
Tembakau adalah jenis tanaman musiman, yaitu biasanya
dibudidayakan oleh para petani pada saat musim kemarau. Berikut ini
kami akan membahas cara menanam tembakau berserta cara perawatan
tanaman ini. Mengapa dimusim kemarau? Jika tembakau ditanam pada
musim penghujan yaitu ditanam mulai dari bibit ke media tanam pada
ladang maka bibit tersebut tidak akan bertumbuh dengan baik dikarenakan
bibit tembaku akan mudah membusuk yang disebabkan oleh terlalu
banyaknya kandungan air di dalam tanah.
Pada masa-masa dewasa atau pada saat masa pertumbuhan,
tanaman tembakau akan mendapatkan hasil yang kurang baik karena
terlalu banyaknya curah hujan sehingga akan menyebabkan pada daun
yang tidak maksimal atau tidak baik. Harganya yang menurun karena
disebabkan oleh intensitas cahaya yang kurang atau cuaca panas yang
kurang.
Dengan adanya cuaca panas, biasanya digunakan sebagai
penjemuran tembakau yang sedang dilakukan proses pengolahan, karena
jika panas yang kurang dari terik matahari akan berefek pada penjemuran
yang kurang maksimal dan juga tidak mendapatkan hasil yang kurang
maksimal atau rokok menjadi kurang enak dan tidak sesuai yang
diharapkan. Oleh sebab itu dengan beberapa hal tersebut yang terjadi
maka harga tembakau pastinya akan anjlok.

II. PERSIAPAN TANAM


A. PENGOLAHAN TANAH
Pada dasarnya tujuan dari pengolahan tanah adalah menciptakan
prakondisi untuk memacu pertumbuhan tanaman.  Pengolahan tanah
menggunakan cangkul,  bajak atau handtraktor.  Tanah yang sudah diolah
dibiarkan 1 (satu) minggu agar inokulum/bibit hama, penyakit  yang ada
dalam tanah mati dan gulma dapat mati/kering  terkena sinar matahari.
Pada hari ketuju setelah tanah dibuka/diolah pertama ditaburi
dengan pupuk organic atau pupuk kandang sebanyak 10 hingga 20 ton per
hektar kemudian diolah terakhir (pengahusan) lahan/tanah kemudian
biarkan satu minggu lagi agar pupuk kandang/pupuk organic terserap
merata oleh tanah.  Jadi tanah setelah diolah dibiarkan terkena sinar
matahari hingga dua minggu.
B. PEMBIBITAN
Lokasi Pembibitan
 Tempat harus cukup terbuka, mendapat sinar matahari cukup terutama
pagi hari
 Lapisan tanahnya cukup tebal, subur, daya menahan air dan
berdrainase baik,
 Dekat dengan sumber air untuk memudakan penyiraman
 Agak jauh dari pemukiman untuk menghindari gangguan hewan
peliharaan dan hama lainnya.
 Bukan tanaman se-familie
Bibit yang memenuhi syarat
 Ukuran (tinggi) 10-12,5 cm, jumlah daun 5 lembar
 Tidak terlalu subur (sukulen) dan tidak terlalu kurus
 Perakaran baik
 Sehat, bebas hama dan penyakit
 Umur bibit antara 40 – 45 hari.

III. PENANAMAN
Untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang seragam diusahakan
menanam bibit yang seragam umur dan besarnya, kemudian setiap lubang
tanam diberi pupuk kandang/organic masak sebagak 5 (lima) kg.   Apabila
waktu penanaman kondisi iklim panas, maka lubang tanam disiram lebih
dahulu sebelum ditanami.
Untuk mencegah serangan hama pada bibit yang baru ditanam,
sebagian disekitar lubang tanam ditaburi furadan 3 G dengan dosis 2 gr
setiap tanaman.  Waktu tanam sebaiknya sore hari, pukul 17.00- 19.30,
untuk menghindari bibit terkena terik sinar matahari yang dapat
menyebabkan kelayuan.  Penanaman diusahakan agar bibit tidak terlipat
dan batang tidak patah.  Pada tanah tersebut diberi lubang dengan jari
telunjuk sedalam 4 cm sebagai lubang tanam yang diberi pupuk
kandang/pupuk organik.  Hal ini agar pangkal batang dan akar melekat
baik dengan tanah, selanjutnya siram sedikit air.  
Sistem tanam yang digunakan berkaitan dengan ketersediaan air
dan suhu udara.  Bila tersedia air irigasi atau banyak hujan/hari hujan
tinggi,  maka sistem tanam yang diterapkan adalah single row (satu baris) 
dalam satu guludan dengan jarak tanam      (JT) 90 cm x 60 cm, 
sedangkan bila suhu udara kering dan air irigasi terbatas maka system
tanam yang baik adalah double row (dua baris) dalam satu guludan.
Jarak tanam lebar menghasilkan daun tebal, luas dan nikotin tinggi
sedangkan jika Jarak Tanam rapat/sempit, maka akan menghasilkan daun
tembakau tipis, sempit/kecil dan kandungan nikotin rendah.
1. Waktu Tanam
Waktu tanam dapat dimulai awal musimkemarau untuk menghindari
genangan air dan paling lambat 12 dasarin sebelum akhir musim
kemarau.   Tanam tembakau pada periode kering diperlukan air irigasi
untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.    Dalam skala operasional
pengelolaam tanam diperlukan informasi perkiraan cuaca kemarau maju
atau mundur ataukah lebih kering atau lebih basah dari keadaan normal. 
Informasi tersebut diharapkan telah diketahui sebelum menebar benih
tembakau juga saat menjelang panen.
2. Jarak Tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan kesuburan tanah, sedangkan jarak
tanam umum yang digunakan adalah 45-60 cm  atau 90 – 140 cm.
IV. PEMELIHARAAN

1. Pemupukan
Terlebih dahulu buat lubang atau tugal disekitar tanaman kemudian
masukkan pupuk dalam lubang tanam tersebut sehingga pupuk diserap
Oleh tanaman tembakau dan tidak hilang/hanyut oleh hujan.  Untuk
perumbuhan yang optimal, maka tanaman tembakau akan menyerap
unsur hara tertentu dalam tanah berdasarkan jenis tanah, mutu/kualitas
tembakau (kandungan Tar dan Nikotin),  lihat d ibawah ini.
a. Tanah Berat (Vertisol) atau Tanah Liat
 Kebutuhan Unsur N :  40-50 kg N/ha, atau 200-250 kg.ha
 Kebutuhan unsur P  :  70 kg P2O5, yang dapat dipenuhi dengan 200
kg SP36/ha.  Pupuk ini diberikan sebelum atau menjelang tanam.
 Kebutuhan unsur K  :  pemberian unsur K dapat bersamaan dengan
pemberian unsure (menghasilkan mutu daun tembakau berkualitas
tinggi diperlukan unsur (K) 3 kali lebih besar disbanding untuk
pertumbuhan normal.  Unsur K dapat dipenuhi dengan KNO3 atau
unsur (K) yang lain.
b. Tanah Ringan
Kebutuhan Unsur N   :  60-70 kg N/ha, yang dibeikan 2 kali seperti
tanah berat.  Bila terjadi hujan yang cukup tinggi setelah
pemupukan      
Perlu tambahan unsur/pupuk  N antara 10-15 kg/ha, untuk
menggantikan, kehilangan/pencucian unsure N dari daerah perakaran.
1. Kebutuhan unsur P  :  lebih rendah dari pada tanah berat, karena
fraksi mengingat P lebih kecil. Pupuk/unsur P diperlukan sekitar
45 kg P2O5, yang dapat dipenuhi dengan 100 kg SP36/ha.  Pupuk
ini diberikan sebelum atau menjelang tanam.
2. Kebutuhan unsur K  :  pemberian unsur K dapat bersamaan
dengan pemberian unsure dengan dosis sekitar 150-200 kg
K2O/ha dan pemupukan unsur Magnesium (Mg) 30 kg Mg/ha. 
Hal ini disebabkan tanah ringan ketersediaan  unsur Mg rendah.
Waktu Pemupukan :
Pemupukan  I  :  pada umur tanaman 7-10 hari setelah tanam dengan
cara tugal kurang lebih 5 cm disisi tanaman, kemudian ditutup dengan
tanah.  Dosis sesuai anjuran.  Setelah pemupukan dilanjutkan dengan
pendangiran/pembumbunan I (saat tanaman umur 7-10 hari).
Pemupukan  II  :  Pada umur 21 – 25 hari setelah tanam dengan cara
tugal 10-15 cm disisi tanaman (sejajar dengan bagian terluar daun
tembakau).  Kemudian dilanjutkan dengan pendangiran/pembumbunan
II, daun pasir dan koseran dibuang dan timbun tanah.
Penting diingat :
Tanaman tembakau tidak boleh diberikan pupuk yang ada kandungan 
klor-nya (Cl) seperti : ZA, ZK, NPK Phonska, SP36, NPK Kebo Mas
Pemupukan dengan Dosis N rendah akan menghasilkan daun sempit,
tipis, total hasil dan kandungan nikotin rendah.
Pemupukan dengan Dosis N tinggi akan menghasilkan daun tebal,
lebar, total hasilberat dan nikotin tinggi
Pemupukan dengan Dosis N terlalu tinggi, daun menjadi keropos dan
hasil panen tidak laku.
2. Pengairan
Tanaman tembakau ditanam mengalami musim kering/kemarau,
sehingga pengairan dan penyiraman sangat diperlukan, agar kebutuhan
air tanaman tembakau terpenuhi.  Tanaman yang memperoleh  cukup
air, maka akan diperoleh pertumbuhan daun tembakau maksimal 400-
600 mm, rajangan daun tembakau berwana terang, berkadar  minyak,
mengandung nikotin, alkaloid dan N total lebih rendah.  Sedangkan bila 
kurang suplai/persediaan air bagi kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tembakau maka akan menghasilkan daun
rajangan yang tinggi kandungan karbohidaratnya.
Periode umur tanaman 5-9 minggu (mulai setinggi lutut sampai
berbunga) maka akan terjadi pertumbuhan tajuk yang cepat.  Pada
periode ini tanaman tembakau memerlukan air yang cukup banyak guna
mempertahankan kelembaban tanah yang cukup.  Apabila tidak ada
tanda-tanda tanaman layu sebelum jam 11.00, menandakan air tanah
masih cukup sehingga tidak perlu diairi.  Tapi jika kadar air sekitar akar
turun sampai 20%  maka perlu dilakukan pengairan sampai kapasitas
lapang.  Bila umur tanaman 9-12 minggu atau memasuki periode panen
atau pemasakan daun tembakau terjadi kekeringan maka masih perlu
dilakukan pengairan.
Pada saat buka tanah dan atau saat tanam bibit tembakau umur 1-5 hari
setelah tanam terjadi cuaca kering, maka harus dilakukan
penyiraman/dikocor  dengan air sebanyak 2 ltr  pertanaman, disiram
pelan-pelan sehingga tidak menimbuni tanaman.
Saat umur tanaman 20 hari setelah tanam terjadi cuaca kering dilakukan
penyiraman atau pengairan sampai tanah basah, tapi tidak tergenang. 
Tinggi leb pada tanah ½ guludan bagi tanah berat, dan tanah ringan 2/3
guludan.
Apabila umur tanaman 35 hari setelah tanam terjadi kekeringan atau
cuaca sangat kering,  guludan diairi sampai tanah menjadi basah tetapi
tidak tergenang.  Tinggi air leb (pengairan) pada tanah berat 1/3 guludan
dan ditanah ringan 2/3 guludan.
Penyiraman/pengairan ini pada guludan diulan setiap 3-4 hari hingga
tanaman memasuki fase panen (pemasakan daun) jika cuaca
kering/kemarau.
Lokasi pertanaman tembakau tidak ada pengairan dan kuran hujan maka
harus disiram air setiap hari tiap tanaman hingga umur 2 bulan
3. Penyiangan dan Pendangiran (Pembumbunan)
Penyiangan merupakan pengolahan tanah lebih lanjut setelah bibit
ditanam dan selama pertumbuhan tanaman.  Dalam melakukan
penyiangan yang perlu diperhatikan adalah bahwa tembakau berakar
dangkal.  Walaupun tanaman sudah tua sebagian besar berada pada
lapisan tanah 30-40 cm karena,  system akarnya yang dangkal, maka
harus hati-hati dalam melakukan penyiangan, usahakan agar sedikit
mungkin terpotongnya akar.

1. Penyiangan pertama, dilakukan setelah tanaman umur 2 minggu.


Tanah kanan kiri barisan tanaman dicangkul sedalam 20 cm dan
tanahnya dibalik sambil dibalik.
2. Penyiangan kedua, merupakan penyiangan yang lebih ringan,
dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 4 minggu. Pada saat ini
tanaman lebih besar dan sistem akar telah berkembang lebih luas. 
Penyiangan dilakukan pada jarak 10 cm dari tanaman agar makin
dangkal.  Pada saat penyiangan ini juga dilakukan pertumbuhan dan
pendalaman kalenan, sehingga guludan barisan tanaman makin
tinggi.
3. Penyiangan terakhir dilakukan saat tanaman menjelang panen
pertama, dengan dicangkul yang cukup dalam.
Dangir/Pembumbunan,   Pembalikan tanah (dangir) pertama dilakukan
pada umur 21 hari setelah tanam.  Pendangiran tidak terlalu dalam,
dilakukan dengan cangkul.  Pertama tanah disekitar tanaman dipecah-
pecah, kemudian gulma dicabut dan dibuang,  selanjutnya bongkahan
tanah dibalik, dihancurkan dan dibumbun disekitar tanaman.
Dangir kedua pada umur 35 hari setelah tanam dengan cangkul, tanah
dikecrik dangkal, kemudia gulma dicabut dan dibuang.  Selanjutnya
tanah dari selokan dicangkul, dihancurkan dan dibumbunkan ke barisan
tanaman.
Apabila setelah pendangiran turun hujan, maka pendangiran diulangi
lagi
4. Pemangkasan/Topping dan Penyirungan
Pemangkasan merupakan suatu tindakan budidaya yang sangat
berpengaruh terhadap hasil dan mutu tembakau.  Pemangkasan
dilakukan pada akhir pertumbuhan vegetative, atau pada saat tanaman
memasuki fase generative.  Tanaman yang tidak dipangkas akan
memberikan hasil, mutu, kadar niotin dan kadar gula lebih rendah
dibandingkan tanaman yang dipangkas.  Menurut Tso (1972) nikotin
dibentuk pada jaringan meristematis dibelakang tudung akar, diangkut
ke atas melalui xylem dan diakumulasi didaun.    
Tanaman tembakau merupakan tanaman berbatang tunggal, pada tunas
pucuknya menghasilkan hormone menghambat pertumbuhan tunas-
tunas yang terletak dibawahnya.  Tunas pucuk ini akhirnya berkembang
menjadi karangan bunga.  Apabila karangan bunga ini dibiarkan tumbuh
terus sampai membentuk buah, akan tumbuh tunas samping (sirung) dari
ketiak daun atas.  Sirung ini apabila dibiarkan tumbuh terus juga akan
menghasilkan karangan bunga.
Tujuan pemangkasan adalah mengalihkan pertumbuhan tunas/pucuk
atau karangan bunga dan sirung.  Maka tenaga dan nutrisi yang
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetative/daun-daun
tersisa, sehingga daun menjadi luas, berat dan berisi.    Pemangkasan
dilakukan pada saat tanaman menghasilkan karangan bunga atau satu
kuncup bunga telah mekar, 4-5 lembar daun dari “Bundle flower” ikut
ditopping/pangkas, dan sisakan 18-23 lembar daun termasuk daun kaki. 
Pemangkasan ini menyebabkan 3-4 sirung pada ketiak-ketiak daun
teratas yang akan tumbuh cepat.
Tiap ketiak daun berpotensi menghasilkan 3 sirung yang tumbuhnya
berurutan.  Tunas ketiak daun/tunas (wiwilan) samping yang tumbuh
akibat topping harus dibuang dengan interval 5 hari atau menggunakan
sukcer control.  Waktu pemangkasan berpengaruh terhadap tingginya
hasil tembakau.  Pemangkasan yang dilakukan pada waktu normal (pada
stadia awal berbunga) member hasil/produksi 2.360 kg/ha daun segar. 
Jika pemangkasan tertunda satu minggu (stadia berbunga lanjut) terjadi
penurunan hasil berturut-turut sebesar 246 kg/ha sampai dengan 424
kg/ha.  Sedangkan apabila pemangkasan lebihcepat satu minggu pada
waktu normal (stadia bongol) terjadi peningkatan hasil sebesar 203
kg/ha.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pemangkasan
berpengaruh sangat nyata pada daun-daun tembakau yang tingkat
perkembangannya kurang dari 85%.

V. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


Pengembangan usahatani tembakau dewasa ini beberapa faktor
yang berpotensi menyebabkan rendahnya luas areal panen dan produksi
daun tembakau berkualitas adalah serangan hama dan penyakit.   Hama
dan penyakit biasa disebut sebagai Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) yang merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan tanaman yang
harus dilakukan secara intensif, karena dapat menyerang secara
menyeluruh  atau sebagian tanaman, bila kondisi agroklimat mendukung, 
maka untuk menekan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan
hama dan penyakit, terlebih dahulu harus diketahui karakteristik vektor
penyebab kerusakan pada seluruh bagian tanaman   untuk   memudahkan 
cara   memberanta/pengendalian   hama  dan penyakit.   Beberapa   jenis
hama  penyakit  yang  sering dijumpai  pada lahan  pembibitan maupun
pada pertanaman tembakau adalah:
Hama
1. Ulat grayak (Spodoptera litura),  serangan terjadi pada sore hingga
malam hari baik di pembibitan maupun diareal penanaman.  Larva
(ulat) membutuhkan waktu 14 hari mencapai masa dewasa  (memakan
daun) dan berubah menjadi kepompong.  Pengendalian dengan
pestisida seperti Dangke 40 WP  1,5-2 gr/ltr air atau volume semprot
700 l/ha,  Penalty 50 SC dengan dosis 1-2 ml/ltr air atau volume
semprot 300-500 ltr/ha

2. Ulat daun (Helicoverpa armigera) dan ulat pupus (Helicoverpa


assulla), gejalanya ulat ini memakan pucuk daun dan daun atas
tembakau sehingga daun muda mekar berlubang atau tidak utuh lagi.
Tanaman inang ulat ini adalah : kapas, jagung,  kedelai, buncis dan
tomat.
Pengendalian pestisida nabati :  daun sirih hutan,  tanpa lorong,  akar
tuba, daun tembakau, daun papaya, dan sebagainya.
Pengendalian dengan pestisida seperti  Penanlty 50 SC,  Dangke 40
WP, Diazinon dan sebagainya.
3. Kutu daun (aphis, sp) dan (Phyzus persicae), cara merusak daun
dengan cara mengisap cairan daun tanaman tembakau dan
mengeluarkan embun madu, baik dipembibitan maupun di
pertanaman.  Gejalanya daun tumbuh saling melengket (embun madu)
dan ada cendawan warnah hitam pada daun.  Pengendalian pestisida
dapat dikombinasi dengan Demolis 18 EC dan Penalty 50 SC,
petunjuk penggunaan dosis sama setela keduanya di emulsikan lalu
dicampur secara homogeny/merata sebelum diaplikasikan.
Penyakit
1. Penyakit lanas (Phytoptora nicotianae) atau TMV (Tobacco Mazaik
Virus) ,  gejala serangan ada 2 tipe seperti :  (a)  Tipe 1 :   tanaman
yang daunnya masih hijau mudah terkulai, layu dan mati;  dan (b) 
Tipe 2 :  daunnya terkulai kemudian menguning akhirnya mati.
Demikian juga dengan penyakit layu bakteri (Ralstonia, sp) gejalanya
hampir sama.  Pengendalian penyakit tembakau dengan menggunakan
Explore ® 250 EC dengan dosis 2-4 ml/ltr air atau volume semprot 
50-800ltr/ha, waktu aplikasi sebaiknya pagi hari, sebelum jam 09.00
pagi.
2. Penyakit rebah disebabkan oleh cendawan atau virus seperti Phytium
spp,  Virus krupuk (Ruga tabacci), Selerotium sp,  dan Rhizoktonia sp.
Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus dan cendawan
dengan menggunakan fungisida Vitigran Blue, dosis 300-500 gr/100
ltr air.  Penyemprotan mulai sejak bibit dipindahkan kelapangan selang
7 hari.
Bila lahan ada pathogen dalam tanah, maka sebelum dilakukan
penanaman lokasi terlebih dahulu disterilisasi dengan fumigasi seperti
furadan atau Basamid G yang berfungsi sebagai nematisida, fungisida
dan insektisida pada tanah media pesemaian, lahan pertanaman. 
Bahan aktif Dazomet apabila bereaksi dengan air akan mengeluarkan
gas methyl isothiocyanate sebagai fumigan yang sangat efektif untuk
mengendalikan nematode, cendawan dan serangga tular tanah yang
sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
VI. PEMANENAN
Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen pertama pada daun tembakau.
Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah bertahap dari daun
paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu yang tidak
sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan
waktu antara 4 sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon,
daun tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan
itu menandakan kwalitas/mutu daun ( petani Temanggung menyebut totol)
dan biasanya itu terlihat dari warna dan teraba dari aromanya.   Untuk
aroma memang hanya orang tertentu saja yang bisa menentukan apakah
aromanya cukup atau kurang.   Dan semakin keatas, kwalitas/mutu  daun
akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.
Kualitas / Mutu daun tembakau berdasarkan grid/tingkatan daun
istila orang Situbondo (Jatim)  disebut totol adalah sebagai berikut:
1. Kualitas/mutu A (Totol A) daun berwarna hijau, biasanya umur sekitat
3 bulan bisa mulai dipanen.
2. Kualitas/mutu B (Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai
terlihat warna kuning diantaranya
3. Kualitas/mutu C (Totol C) daun berwarna kuning saja.
4. Kualitas/mutu D (Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan
5. Kualitas/mutu E (Totol E) daun berwarna merah namun masih ada
semburat kuningnya
6. Kualitas/mutu F (Totol F) daun berwarna kemerahan
7. Kualitas/mutu  G (Totol G) daun berwarna merah atau yang disebut
juga mbako Srinthil (tembakau dengan kwalitas paling bagus dan
berharga sangat mahal)

Sebenarnya Totol F dan G hampir sama warna daunnya yang


membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari.
Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus
melalui proses memperaman.
VII. REKOMNEDASI TEKNIS
Tembakau  merupakan salah satu komoditi perdagangan yang
mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha
memperbesar/meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani
tembakau.  Brosur budidaya tembakau diharapkan menjadi
referensi/bahan bacaan bagi yang berkepentingan dan dapat dijadikan
acuan atau pedoman bagi petani maupun pelaku usaha/eksportir tembakau
dalam peningkatan mutu/kualitas rajangan tembakau sesuai yang
dipersyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Perawatan Tanaman Tembakau
Setelah beberapa langkah diatas selesai dilakukan maka langkah
selanjutnya yaitu adalah perawatan. Berikut ini adalah perawatan didalam
cara menanam tembakau berkualitas:
1. ada usia tanam 2 bulan alangkah baiknya di beri pupuk putih pada
tanaman yaitu dengan jarak minimal 5 cm, jarak tersebut tidak terlalu
dekat agar tanaman tidak mati.
2. Saat tanaman berusia sekitar 70 hari maka pucuk tembakau sebaiknya
dipotong, hal ini bertujuan agar tanaman tembakau tidak bertumbuh
tinggi menjulang sehingga daun pada tembakau menjadi lebar.
3. Tunggulah tanaman tembakau hingga berusia 5 bulan maka
tembakau siap untuk dipanen.

DAFTAR PUSTAKA
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/87921/CARA-MENANAM-
TEMBAKAU-DAN-PERAWATANNYA/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/82321/Pengendalian-Hama-dan-Penyakit-
Tembakau/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/50612/HAMA-DAN-PENYAKIT-
TANAMAN-TEMBAKAU/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/69800/BUDIDAYA-TEMBAKAU/

Sumbang , 13 Agustus 2021

Yang Berkonsultasi Penyuluh Pertanian

Riswadi Avriliana Sukowati,SP


NIP. 19840426 201706 2 003

Anda mungkin juga menyukai