Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAMA UTAMATANAMAN PADI ( Oryza sativa )


WERENG COKLAT ( Nilaparvata lugens )
OLEH :
KELOMPOK 1
YUTRISNAWATI
CHAINUR RAHMAN
FADILLA RATIB
DELLA ANDANI
NOFIA DEVITA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Padi merupakan tanaman pangan yang utama bagi masyarakat Indonesia. Para
petani terus berfikir bagaimana tanaman padi dapat mencukupi kebutuhan pangan
rakyat Indonesia yang kian tahun kian meningkat jumlahnya. Di balik itu semua tentu
saja ada peluang dan ada pula tantangannya. Peluangnya yaitu dengan adanya padi
yang dikenal dengan mandul jantan yang dapat disilangkan dengan padi jenis lain
agar menghasilkan padi hibrida yang hasilnya nanti akan banyak dan mampu
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Tetapi dibalik peluang itu, ada
juga tantangan yang harus di lalui para petani padi agar padinya tetap tumbuh dengan
baik, salah satunya adalah serangan hama.
Hama tumbuhan atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah hewan
yang mengganggu atau merusak tumbuhan atau hasil tumbuhan yang kita usahakan
sehingga menimbulkan kerugian ekonomis yang berarti. Kerugian ekonomi yang
ditimbulkan akibat serangan hama ditentukan oleh intensitas serangan atau seberapa
besar tingkat kerusakan yang terjadi pada tanaman yang diusahakan.
Salah satu hama utama yang menyerang tanaman padi adalah wereng coklat.
Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen,
dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun. Wereng coklat apabila
menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi
secara melingkar yang disebut juga hopper burn. Akibat-akibat yang disebabkan oleh
jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso).

Penentuan tindakan pengendalian terhadap hama didasarkan pada Ambang


ekonomi (AE). Ambang Ekonomi adalah nilai yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu populasi hama masih dalam tahap wajar sehingga belum perlu
pengendalian, atau sudah harus dikendalikan karena secara ekonomi telah merugikan.
Jika telah melebihi batas Ambang Ekonomi (AE) maka perlu dilakukan pengendalian
agar tidak merugikan secara ekonomi.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
bioekologi hama wereng coklat, kemudian cara penyerangan serta pengendalian yang
bias dilakukan.

BAB II
ISI
A. KLASIFIKASI
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan
Filum
:
Upafilum
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:
Nama Indonesia:
B. BIOEKOLOGI
Hama wereng coklat

:
Animalia
Arthropoda
Hexapoda
Insecta
Hemiptera
Delphacidae
Nilaparvata
Nilaparvata lugens.
Wereng Coklat, Wereng Batang Coklat
merupakan hama utama pada tanaman padi. Hama

wereng batang coklat hidup pada pangkal batang padi. Binatang ini mempunyai
siklus hidup antara 3 - 4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (817 hari) dan Imago (18-28 hari). Saat menjadi nimfa dan imago inilah wereng batang
coklat menghisap cairan dari batang padi.
Dari satu pasang hama wereng coklat dalam 90 hari mampu berkembang biak
menjadi 10.000ekor wereng coklat betina. Jika nisbah jantan betina 1:1 maka dari
satu pasang wereng coklat dalam 3 bulan akan menghasilkan keturunan 20.000 ekor.
Satu betina wereng coklat mampu bertelur 100 hingga 500 butir telur yang diletakkan
berkelompok dengan masing masing kelompok antara 3 sampai 21 butir. Waktu yang
dibutuhkan untuk menetaskan telur wereng antara 7 sampai 10 hari. Setelah itu telur
wereng coklat akan menetas membentuk nimfa yang berumur antara 12 hingga 15
hari. Berakhirnya fase nimfa akan membentuk wereng dewasa atau disebut imago.
Imago wereng coklat ada dua tipe yaitu wereng bersayap panjang dan wereng
bersayap pendek. Hama wereng coklat bersayap panjang akan mampu terbang dan
berpindah jauh dari tanaman satu ke tanaman lain. Wereng coklat bersayap panjang

inilah yang menjadi penyebar populasi hama wereng coklat. Hama wereng coklat
mempunyai tipe mulut pencucuk penghisap yang berupa stilet, alat ini berfungsi
untuk menghisap bagian tanaman yang masih muda dan lunak. Hama ini akan
meletakkan telur pada pangkal pelepah daun, tempat ini pula yang menjadi tempat
hidup nimfa wereng coklat.
C. SERANGAN
Wereng batang coklat telah banyak merugikan Petani padi bahkan
mengakibatkan puso dan gagal panen. Wereng batang coklat, sebagaimana jenis
wereng lainnya, menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga
mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu bahkan mati. Selain itu,
wereng batang coklat ( Nilaparvata lugens ) juga menjadi vektor (organisme
penyebar penyakit) bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan yang diakibatkan
virus serta menyebabkan tungro. Ciri ciri tanaman padi yang diserang hama wereng
batang cokelat adalah warnanya berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan
terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan
tanaman padi menjadi kering dan mati, perkembangan akar merana danbagian bawah
tanaman yang terserang menjadi terlapisi oleh jamur.
Wereng coklat mudah berkembang dan beradaptasi pada suasana lembab, oleh
karena itu biasanya akan menyerang tanaman padi saat awal musim hujan atau musim
kemarau tetapi ada hujan. Jika menyerang tanaman padi berumur 15 hst hama wereng
bisa membentuk dua generasi, sedangkan jika menyerang tanaman padi sekitar umur
30 hst maka dia hanya mampu hidup satu generasi. Populasi wereng satu generasi
akan mencapai puncak saat satu bulan setelah terjadinya serangan.

Gambar 1. Hama wereng coklat menyerang tanaman padi


D. AMBANG EKONOMI
Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun
(tergantung masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi). Apabila
sudah melebihi ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan yang
bertujuan untuk menekan populasi hama wereng tersebut.
E. PENGENDALIAN
Hama wereng coklat termasuk hama yang sulit dikendalikan karena
mempunyai sifat : Mampu berkembang biak dengan cepat, mampu memanfaatkan
makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut berkompetisi, dan mampu
menemukan habitat baru dengan cepat sebelum habitat lama tidak berguna lagi
(Endah, 2010).

Kumbang lembing memakan wereng dan anaknya sedangkan sejumlah lebah


berperan sebagai pemangsa telurnya. Pemangsa alami ini dapat mengendalikan
populasi wereng di bawah batas ambang populasi wereng terutama musim tanam
dengan jumlahhama sedikit sehingga mencegah berjangkitnya virus utama ( Marheni,
2004 ).
Menurut ( Nazarreta, 2010), Pengendalian terhadap hama wereng coklat ini
dapat dilakukan antara lain yaitu :
1. Tanam padi Serempak
Pola tanam serempak dalam areal yang luas dan tidak dibatasi oleh
admisistrasi dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng coklat karena jika
serempak, hama dapat berpindah-pindah ke lahan padi yang belum panen. Wereng
coklat terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atau lautan.
2. Perangkap Lampu
Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan
migrasidan pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya, khususnya
wereng coklat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap lampu
antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap lampu yang terdapat
di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan luas
jangkauan tangkapannya.Kemampuan serangga untuk menghindari lampu perangkap
yang dipasang.
Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas dari naungan
denganketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang digunakan
adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam
18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi,
maka pada penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen.

Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu, yaitu
wereng-werengyang tertangkap dikubur, atau keringkan pertanaman padi sampai
retak, dan segera setelah dikeringkan kendalikan wereng pada tanaman padi dengan
insektisida yang direkomendasikan.
3. Tuntaskan pengendalian pada generasi 1
Menurut Baihaki (2011), Perkembangan wereng coklat pada pertanaman padi
dapat terbagi menjadi 4 (empat) generasi yaitu :
a. Generasi 0 (G0) = umur padi 0-20 HST (hari Sesudah Tanam)
b. Generasi 1 (G1) = Umur padi 20-30 HST, wereng coklat akan menjadi imago
werengcoklat generasi ke-1
c. Generasi 2 (G2) = Umur padi 30-60 HST, wereng coklat akan menjadi imago
werengcoklat generasi ke-2
d. Generasi 3 (G3) = umur padi diatas 60 HST.Pengendalian wereng yang baik
yaitu :
Pada saat generasi nol (G0) dan generasi 1 (G1) gunakan insektisida berbahan
aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid. Pengendalian wereng harus
selesai pada generasi ke-1 (G1) atau paling lampat padagenerasi ke -2 (G2).
Pengendalian saat generasi ke-3 (G3) atau puso tidak akan berhasil.
4. Penggunaan Insektisida
a. Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot
atau butiran.
b. Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul
08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai
pada batang pagi.
c. Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan
imidakloprid.
d. Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

5. Penggunaan Pestisida Nabati


Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia
dan pengembangan alat - alat analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari
tumbuhan telah diisolasi dan diidentifikasi bahkan telah disintesis. Kandungan
senyawa - senyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai macam aktivitas biologi
pada serangga seperti penghambatan / penolakan makan, aktivitas penolakan
peneluran, aktivitas penghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan efek kematian,
karena itu bioaktif tersebut dapat digunakan untuk pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT).Hasil deskripsi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat terdapat 54 jenis tumbuhan yangberpotensi sebagai pestisida nabati. Saat ini
penelitian terhadap tumbuhan bahan pestisida nabati terus berkembang.
Beberapa hasil percobaan menunjukkan hasil yang efektif dengan cara
mencampur beberapa tumbuhan bahan nabati seperti daun nimba dengan lengkuas
dan serai, daun nimba dengan umbi gadung, daun sirsak dengan rimpang jeringau dan
bawang putih ; serta dapat dicampur dengan detergen atau sabun colek

BAB III
KESIMPULAN

Salah satu hama utama yang menyerang tanaman padi adalah wereng coklat.
Wereng batang coklat telah banyak merugikan Petani padi bahkan mengakibatkan
puso dan gagal panen. Wereng batang coklat, sebagaimana jenis wereng lainnya,
menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga mengakibatkan
perkembangan tumbuhan menjadi terganggu bahkan mati. Selain itu, wereng batang
coklat ( Nilaparvata lugens ) juga menjadi vektor (organisme penyebar penyakit) bagi
penularan sejumlah penyakit tumbuhan yang diakibatkan virus serta menyebabkan
tungro.
Hama wereng coklat termasuk hama yang sulit dikendalikan karena
mempunyai sifat : Mampu berkembang biak dengan cepat, mampu memanfaatkan
makanan dengan baik sebelum serangga lain ikut berkompetisi, dan mampu
menemukan habitat baru dengan cepat sebelum habitat lama tidak berguna lagi.
Pengendalian dilakukan jika telah mencapai batas Ambang Ekonomi ( AE ).
Untuk hama wereng ambang ekonominya yaitu 2-5 ekor per rumpun (tergantung
masing-masing daerah, bila endemik bisa lebih rendah lagi). Apabila sudah melebihi
ambang ekonomi tersebut, maka harus dilakukan penyemprotan yang bertujuan untuk
menekan populasi hama wereng tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Baehaki . 2011. Normalisasi dan pengendalian dini hama wereng coklat pengaman
produksi padi nasional. Badan penelitian dan pengembangan pertanian 2011.

Endah, Alam, 2010, Wereng Batang Coklat Hama Padi Yang Sulit Dibasmi,
http://alamendah.wordpress.com/2010/06/26/wereng-batang-coklat-hama-padi
yang-sulit-dibasmi/. Diakses 10 Maret pukul 20 : 00 WIB.
Marheni, 2004. Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang
Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Jurnal Natur Indonesia.
Nazarreta, Rizky, 2010. Cara Mengendalikan Wereng Coklat Dan Tungro,
http://rizkynazar08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/bagaimana-cara-mengendalikan
wereng-coklat-dan-tungro/. Diakses 10 Maret pukul 20 : 00 WIB.
https://www.scribd.com/doc/85155833/Hama-Wereng-Coklat-Merupakan-HamaUtama-Pada-Tanaman-Padi. Diakses 10 Maret Pukul 20 : 00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai