Anda di halaman 1dari 5

1

Judul : Produksi Benih Krisan (Chrysanthemum sp.) di Balai


Penelitian Tanaman Hias Cianjur Jawa Barat
Pemrasaran/NIM : Nur Farida Rizkia/J3G818116
Pembahas/NIM : Zenia Afifatus Soimah/J3G118061
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Januari 2021
Waktu : 10.00 – 10.30
Ruangan :2
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Megayani Sri Rahayu, M.S

Menyetujui,

Dr. Ir. Megayani Sri Rahayu, M.S

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Krisan (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri
florikultura Krisan tersebut merupakan salah satu bunga potong dengan nilai
ekonomi yang tinggi. Keragaman warna, bentuk, dan tipenya bunga krisan
banyak digunakan untuk bahan dekorasi ruangan pada pesta pernikahan,
upacara keagamaan, perayaan ulang tahun, maupun penghias taman dan meja di
perkantoran, hotel, restoran, dan rumah tangga. Pemanfaatan bunga krisan yang
luas membuka peluang usaha yang sangat lebar sehingga pengembangannya
dalam skala luas dapat menyerap banyak tenaga kerja (Syngenta Flower 2013).
Pada tahun 2015 hasil produksi tanaman krisan berdasarkan data BPS
menunjukkan produksi mengalami penurunan dari 442.698.194 tangkai menjadi
433.100.145 tangkai di tahun 2016, mengalami peningkatan di tahun 2017
menjadi 480.685.420 tangkaidan meningkatditahun 2018 sebanyak 488.176.610
kemudian mengalami penurunan kembali di tahun 2019 menjadi 465.359.952
tangkai. Melihat data tersebut kemungkinan disebabkan karna masih
terbatasnya benih krisan yangtinggi produktivitas dan bermutu. Menurut
Elonarddan Nugraha(2019) meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan
tanaman krisan tentu bersinergis dengan nilai ekonominya, sehingga kualitas
dari krisan mulai harus diperhatikan baik dari segi bentuk tanaman, kualitas
bunga, serta produktivitas untuk menjaga ketersediaan. Selama ini negara
Indonesia masih mengimpor bibit krisan dari luar negeri, terutama Belanda,
Thailand dan Jepang.
Terjadinya peningkatan perhatian akan bunga-bunga khususnya krisan,
dengan permintaan pasar yang semakin meningkat baik lokal maupun
internasional jelas membutuhkan ketersediaan varietas-varietas unggul baru dan
benih berkualitas secara berkesinambungan. Salah satu cara menaikkan dan
memperbaiki produktivitas tanaman krisan dengan cara memproduksi benih
berkualitas.
2

Teknologi perbenihan krisan yang menghasilkan benih berkualitas kini telah


dihasilkan oleh Balithi. Teknologi tersebut menyangkut aplikasi penyediaan
benih pada tingkat laboratorium melalui pemanfaatan teknologi kultur jaringan
dan pengelolaan benih berkualitas di tingkat lapangan menggunakan tanaman
induk atau sering disebut mother plant. (Soedarjo et al., 2012)

1.2. Tujuan
Praktik kerja lapang (PKL) di Balai Penelitian Tanaman Hias Cianjur Jawa
Barat ini bertujuan mempelajari teknik produksi benih krisan di lapang serta
meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja khususnya di kegiatan produksi
benih.

2. METODE KERJA
2.1. Lokasi dan Waktu PKL
Kegiatan praktik kerja lapangan ini berlokasi di Balai Penelitian Tanaman
Hias Cianjur, Jawa Barat. Pelaksanaan PKL berlangsung selama dua bulan,
terhitung dari tanggal 8 Februari 2021 hingga tanggal 10 April 2021.
2.2. Metode Bidang Kerja
Metode pelaksanaan meliputi pengenalan keadaan umum perushaan,
praktik langsung, wawancara dan pengumpulan data.
2.2.1.Pengenalan Keadaan Umum Perusahaan
Pengenalan keadaan umum dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman
Hias, Cianjur, Jawa Barat melaluikuliah umum yangdibimbingoleh
pembimbinglapang yang ditunjuk oleh instansi. Kegiatan tersebut bertujuan
untukmengetahui kondisi lapangan yang dilaksanakan di kantor instansi dan di
lapangan, meliputi profil perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi,
visi dan misi, pengenalan pegawai, pengenalan kegiatan industri, dan hal-hal lain
yang dianggap perlu dalam kegiatan praktik kerja lapang.
2.2.2.Praktik Langsung
1. Aspek Kegiatan
Praktik langsung dalam kegiatan perusahaan bertujuan untuk
meningkatkan wawasan dan keterampilan di tempat kerja. Kegiatan yang
dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias, yaitu aspek produksi diantaranya
mengenali persyaratan bibit, penyiapan bahan pembibitan, teknik penyemaian
bibit, pemeliharaan pembibitan/penyemaian dan pemindahan bibit.
Langkah pertama adalah mengenali persyaratan bibit bertujuan agar
mengetahui asal bibit diambil dari induk harus sehat, berkualitas prima, daya
tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit serta komersial di pasar.
Langkah kedua ialah Penyiapan bibit atau pembibitankrisan dilakukan
dengancara vegetatif yaitu dengan anakan, stek pucuk dan kultur jaringan. Tahap
ketiga ialah Teknik Penyemaian bibit menggunakan metode stek pucuk dengan
memanfaatkan
3

bak semai yang berisi pasir/arang sekam bakar yang telah steril dan sebelum
ditanam pangkal stek tanaman krisan dicelupkan dalam larutan rotoon selanjutnya
bak semai yang telah ditanam di sungkup dengan plastik transparan di seluruh
permukaan hingga semuabak semai tertutup rapat agar tidak terganggu oleh
hama penyakit atau hewan pengganggu. Tahap keempat yaitu Pemeliharaan
pembibitan/penyemaian bertujuan untuk mengurangi adanya serangan hama dan
penyakit yang ada di area penyemaian. Langkah terakhir adalah Pemindahan
bibit dilakukan karena bibit sudah mulai membesar dan membutuhkan area yang
lebih besar untuk pertumbuhannya.

2. Parameter dan teknik pengamatan


1. Jumlah stek pucuk dan atau stek batang
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah stek pucuk dan atau stek
batang yang dilakukan di rak produksi UPBS untuk varietas atau benih
sebar komoditas krisan. Cara pengamatan dilakukan dengan
menghitung jumlah stek pucuk dan stek batang dengan mengikuti panen
dan mengakarkannya kembali di rak pengakaran, diamati setiap minggu
sampai setiap bulan atau ketika telah masuk waktu panen dan siap untuk
diakarkan pada hari ke 14 HST.
2. Kualitas stek berupa waktu inisiasi akar, panjang dan jumlah akar.
Pengamatan dilakukan terhadap kualitas stek berupa waktu
inisiasi akar, panjang akar dan jumlah akar. Inisiasi akar akan diamati
ketika stek memasuki umur 10, 12, dan 14 HST (Hari Setelah Tanam)
untuk pengamatan panjang yang akan dihitung ialah akar terpanjang
pada umur 14 HST dan jumlah akar juga dihitungialah akar primer dan
akar sekunder pada umur 14 HST. Untuk pengamatan parameter
kualitas akar hanya dilakukan 3 kali atau disesuaikan dengan kondisi
pertanaman yang ada di lapangan
3. Persentase penutupan tanah pada berbagai umur tanaman
Pengamatan ini dilakukan terhadap semua tanaman krisan untuk
mengetahui penutupan tanah pada berbagai umur tanaman. Perhitungan
penutupan tanah dilakukan dengan menggunakan alat khusus berupa
alat kayu berlubang 10 dengan jarak 10 cm setiap lubangnya, memiliki
2 tingkat kayu yang berlubang, dengan hasil penglihatan dari 10
lubang tersebut berwarna hijau maka dikatakan 100% penutupan
tanah sesuai dengan syarat yang berlaku. Kegiatan dilakukan hanya 3
kali setiap 2 minggu bila penutupan sudah 100% maka pengamatan
tidak dilanjutkan lagi.

2.2.3.Wawancara
Wawancara dilakukan bertujuan untuk memperoleh penjelasan terkait
produksi benih krisan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias
(Balithi) Cianjur Jawa Barat. Wawancara juga akan dilakukan untuk memperoleh
informasi mengenai data rata-rata pertahun sampel benih krisan yang diproduksi.
Responden berasal dari pembimbing lapangan Balithi Cianjur Jawa Barat.
4

2.2.4.Studi Pustaka
Studi pustaka akan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari
literatur yang berkaitan dengan kegiatan produksi benih krisan di Balithi Cianjur
Jawa Barat serta mengumpulkan dokumentasi kegiatan berupa foto dan video.

2.2.5.Analisis Data
Metode Pengumpulan data terbagimenjadidua bagian yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dapat dilakukan dengan pelaksanaan dan
pengamatan langsung di lapangan dan merupakan data pokok. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui literatur, buku
penunjang dan jurnal. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif melalui
penyajian tabel maupun gambar.
5

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Tanaman Florikultura Hias (2019).


[diunduh 2021 Jan 20]: https://www.bps.go.id/indicator/55/64/1/produksi-
tanaman- florikultura-hias-.html
Nugroho EDS, Elonard A. 2019. Optimalisasi mutu krisan pot dengan benih
varietas krisan potong menggunakan zat pengatur tumbuh paclobutrazol
dan daminozide. Jurnal Agroekotek. [diunduh 2021 Jan 26]; 11(2):122-
130. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jav/article/view/7689.
Seodarjo M, Shintiavira H, Supriyadi Y, Nasihin Y. 2012. Teknologi perbenihan
untuk menghasilkan benih krisan bermutu. Sinar Tani. [diunduh 2021 Jan
21]; 7-14(3447):2-9. https://docplayer.info/35980096-Teknologi-
perbenihan-untuk-menghasilkan-benih-krisan-bermutu.html.
Syngenta Flower. 2013. Pot mum cultural information[Internet]. [Diunduh 2021
Jan 25] . Tersedia pada: \https://www.syngentaflowers-us.com/sites/
g/files/zhg721/f/ potmumculturalinformation_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai