DadangTeknik
Rukmana:
TeknikVol.
perbanyakan
setek lada
Buletin
Pertanian
15, No. 2, 2010:
63-65melalui kebun induk mini
64
Untuk menumbuhkan calon pohon induk lada dibutuhkan naungan dari paranet (75%). Tinggi rangka naungan
paranet 2 m, kemudian paranet dibentangkan dan setiap
ujungnya diikat dengan kawat tali. Untuk menghindari
gangguan ternak, di sekeliling kebun induk mini dibuat pagar
bambu setinggi 1 m (Gambar 2).
Tanah diolah dengan cara dicangkul sedalam 20 cm lalu
digemburkan, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman, dan
ditinggikan hingga membentuk bedengan dengan tinggi 15
cm, lebar 1,2 m, dan panjang 16 m. Jarak antarbedengan 0,6
m. Ketinggian bedengan dipertahankan dengan cara menopangnya dengan bambu atau papan agar tanah tidak tererosi.
Pada bedengan ukuran 1,2 m x 16 m tersedia lubang tanam
400 buah (5 baris x 80 tanaman) sehingga terdapat 1.600
tanaman.
Sebelum ditanami, lubang tanam diberi pupuk kandang
2 kg/lubang pada 7-10 hari sebelum tanam. Setelah pemupukan dasar, dilakukan penanaman tajar bambu berukuran
tinggi 1,5 m dan lebar 4 cm, dengan jarak tanam tajar 20 cm x
25 cm.
Sebelum benih lada dalam polibeg ditanam, daun pada
tiga buku bagian pangkal dibuang. Setelah kantong polibeg
dilepas, benih ditanam dengan cara dibenamkan miring (3045) ke arah tiang panjat, sedangkan 3-4 ruas bagian atas
(berdaun) disandarkan pada tiang panjat. Tanah di sekelilingnya dipadatkan dan batang bagian pucuk diikat dengan
tali rafia pada tiang panjat.
Dadang Rukmana: Teknik perbanyakan setek lada melalui kebun induk mini
Panen setek dilakukan setiap 2 bulan dengan pemangkasan pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah dengan
meninggalkan 2-3 buku (Gambar 3).
Pemeliharaan kebun induk mini meliputi:
Mempertahankan bentuk dan tinggi bedengan, serta membersihkan bedengan dari gulma.
Mempertahankan air pada saluran drainase selalu lancar
agar tidak terjadi genangan di areal kebun induk mini selama
musim hujan.
Menempelkan dan mengikat sulur-sulur lada pada tiang
panjat (Gambar 4) agar pada setiap bukunya keluar akar
lekat sehingga tidak menjadi sulur gantung.
Membuang/memotong cabang buah setiap kali muncul
agar pertumbuhan sulur panjat tidak terhambat.
Menyemprotkan pupuk daun sekali seminggu.
Melakukan pemupukan NPKMg (12-12-17-2) dua bulan
sekali setelah panen setek.
Melakukan penyiraman agar tanah tidak kering.
Mencegah serangan hama dan penyakit dengan menyemprotkan fungisida dan insektisida dua minggu sekali.
Setelah pemangkasan (panen setek), dilakukan penyemprotan insektisida terutama pada bagian luka di bidang
pangkal.
Parameter yang diamati dan diukur meliputi tinggi
tanaman, jumlah buku, dan produksi setek. Tinggi tanaman
diukur dari permukaan tanah sampai ujung tanaman (pucuk).
Jumlah buku dihitung dengan cara menghitung banyaknya
buku. Produksi setek diamati dengan cara menghitung jumlah
setek yang dipanen pada umur 2, 4, dan 6 bulan.
65
Dadang Rukmana: Teknik perbanyakan setek lada melalui kebun induk mini
Panen
ke
Tinggi tanaman
(cm)
Jumlah buku
0
1
2
3
18,3
36,4
39,3
42,1
4,2
12,3
13,8
15,7
Tabel 2. Produksi setek satu buku pada kebun induk mini lada
selama 2 tahun, KP Cahaya Negeri, Lampung Utara,
2007-2008
Waktu panen
Tahun pertama
Tahun kedua
Gambar 4. Sulur tanaman lada yang menempel pada tiang
panjat, KP Cahaya Negeri, Lampung Utara, 2007
Total
Produksi setek
91.200
96.000
187.200
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan
Indonesia 2006-2008. Lada. Direktorat Jenderal Perkebunan,
Jakarta. 33 hlm.
Selama dua tahun, kebun induk mini lada mampu menghasilkan benih sebanyak 187.200 setek satu buku (Tabel 2).
Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan produksi setek
kebun induk konvensional yang selama dua tahun hanya
mampu menghasilkan setek sebanyak 75.200 setek satu buku.
Kebun induk mini lada lebih produktif dan efisien dari segi
produktivitas setek maupun luas lahan dibandingkan dengan
kebun induk konvensional. Produksi setek kebun induk mini
dengan luas areal 128 m selama 2 tahun sebanyak 187.200
setek satu buku, sedangkan kebun induk konvensional
dengan luas areal 10.000 m menghasilkan bahan tanaman
75.200 setek satu buku. Untuk mengantisipasi meningkatnya
permintaan benih atau setek lada dari varietas unggul, perlu
dikembangkan kebun induk mini untuk varietas unggul
lainnya.