Oleh :
Ahmad Rifki Annas
171510101028
1.2. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui proses budidaya tanaman semangka yang baik dan
benar serta pengaruh perlakuan budidaya yang tidak tepat terhadap tanaman semangka
I. BAHAN DAN METODE
I.2. Metode
Praktikum dilaksanakan dengan cara melakukan budidaya tanaman semangka dan
melakukan evaluasi budidaya semangka pada laporan akhir praktikum.
3. Jenis dan Dosis pupuk dasar yang : Pupuk NPK mutiara @20gr per
digunakan lubang dan pupuk kandang 30 kg/1,5
kg pertanaman
4 Intensitas Penyiraman 2 hari sekali
Series 1
70
60
50
40
Axis Title 30
20
10
0
Minggu 1 Minggu 3 Minggu 5 Minggu 7
Tabel 3.2 dan #.3 menunjukkan bahwa tanaman tidak mengalami pembungaan
selama pengamatan pada saat praktikum. Tanaman juga tidak berbuah akibat bunga
yang tidak muncul
II.2. Pembahasan
Pemupukan awal yang diberikan pada tanaman dilaksanakan menggunakan pupuk
kandang 1,5 kg per tanaman dan pemupukan dilaksanakan kembali pada saat tanaman
berusia 1 minggu menggunakan pupuk NPK pelangi, Penanaman dilakukan pada saat 1
minggu setelah bedengan dibuat. Menurut (Sunyoto dkk, 2006) penanaman dilakukan
pada bibit yang berusia 10 hari dan telah memiliki 2 – 3 helai daun. Pemupukan dasar
dilakukan dengan menggunakan 1 – 1,5 kg pupuk kandang. Pemupukan menggunakan
pupuk buatan dilakukan 1 minggu setelah pemberian pupuk kandang menggunakan 80g
Za + 40g Urea + 60gr TSP dan 70gr KCl. Berdasarkan pernyataan tersebut pemupukan
dasar menggunakan pupuk kndang telah dilaksanakan dengan menggunakan pupuk
kandang telah dilaksanakan dengan dosis yang sesuai. Pemupukan menggunakan
menggunakan pupuk buatan dilakukan tidak sesuai dengan pupuk dan dosis anjuran.
Hal ini, diduga bibit kekurangan hara dan menyebabkan beberapa bibit mati.
Perawatan yang dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan intensitas 2
hari sekali jika tidak turun hujan. Pemangkasan pada masa vegetaatif tidak
dilaksanakan, pemangkasan direncanakan akan dilakukan pada saat masa generative
dimulai untuk meningkatkan jumlah bunga betina pada tanaman. Menurut (Sunyoto
dkk, 2006) pemangkasan pada tanaman dilakukan pada saat tanaman berusia 7 – 10 hst
dan pada 14 hst untuk mengurangi jumlah cabang sekunder dan mengurangi jumlah
cabang sekunder dan mempertahankan jumlah cabang utama dan mengurangi jumlah
cabang yang kurang sehat. Tanaman semangka membutuhkan jumlah air yang cukup
banyak akan tetapi tidak tergenang. Pada saat awal masa generative (sebelum tanaman
berbunga) jumlah air yang dibutuhkan tanaman semangka berkurang oleh karena itu
area sekitar tanaman perlu dipertahankan agar tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering. Jumlah air yang berlebihan akan menghambat pembentukan bunga masa
pembungaan tanaman. Berdasarlkan pernyataan tersebut waktu dan volume hujan yang
tidak menentu serta pemangkasan yang tidak dilkukan memperpanjang masa vegetative
semangka sehingga pembungaan tanaman semangka terhambat.
Pemangkasan yang tidak dilaksanakan juga membuat tanaman masa generative
atau pembungaan tanaman terlambat. Menurut (Laksono, 2018) tipe pemangkasan
tanaman dapat mempengaruhi masa pembungaan pada tanaman. Pemangkasan pada
tanaman semangka dapat mempercepat laju fotosintat dan merangsang hormone
giberelin untuk mempercepat proses pembungaan.
KESIMPULAN
Laksono. R.A. 2018. Pengujian Efektivitas Tipe Pemangkasan Terhadap Produksi Tiga
Varietas Semangka Pada Hidroponik Sistem Fertigasi (Drip Irrigation. Jurnal
ilmiah pertanian PASPALUM. Vol. 6 No. 2 : 103 – 113
Musleh, Edi dan A. Mayangsari. 2019. Analisis Kelayakan Usahatani Semangka (Studi
Kasus Di Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo)
Sulistiyo dan D. Rizki .2020. Manajemen Budidaya Semangka Berbiji Dan Non Biji
Dengan Pewiwilan Di Upt Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Lebo-Sidoarjo Laporan Praktek Kerja Lapang. Jember : Sipora
Politeknik Negeri Jember