Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris)

Oleh :
Ahmad Rifki Annas
171510101028

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah
gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu Labuan ,
melon dan ketimun. Semangka merupakan tanaman rambat akan tetapi tidak dapat
membentuk akar adnetif dan tidak dapat memanjat. Semangka memiliki cirri morfologi
tepi berlekuk lekuk, memiliki bunganya sempurna berwarna kuning kecil (diameter 3
cm). Semangka merupakan andromonoecious monoklin yakni memiliki dua jenis bunga
pada satu tumbuhan. Bunga pada tanaman semangka adalah bunga jantan, yang hanya
memiliki benang sari (statemen) dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki pangkal
bunga berupa pembesaran berbentuk oval . Buah semangka memiliki kulit tebal dan
keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan corak larik hijau tua, daging buah
semangka berwarna merah atau kuning berdasarkan varietas atau kultivarnya (Aditama
dkk, 2020)
Semangka merupakan komoditas hortikultura yang memiliki arti penting bagi
perkembangan social ekonomi rumah tangga maupun Negara. Pengembangan budidaya
komoditas dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan
kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengurangan
impor dan peningkatan ekspor nonmigas (Edi dan Mayangsari. 2019)
Produktivitas semangka sangat dipengaruhi oleh berbagai factor. Factor cuaca
dan budidaya seperti serangan hama dan penyakit akibat cuaca, minimnya rotasi
tanaman sehingga jumlah nutrisi yang diserap tanamen pada tanah tidak lagi
mencukupi, dan perlakuan pada budidaya yang kurang intensif dapat menyebabkan
penurunan produktivitas tanaman semangka (Sulitiyo dan Rizki, 2020) oleh karena itu
proses budidaya tanaman semangka harus dilaksanakan secara baik dan benar untuk
meningkatkan produktivitas tanaman semangka

1.2. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui proses budidaya tanaman semangka yang baik dan
benar serta pengaruh perlakuan budidaya yang tidak tepat terhadap tanaman semangka
I. BAHAN DAN METODE

I.1. Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Praktikum budidaya tanaman semangka dilaksanakan pada pada tanggal 10 April
2021 hingga 14 Juni 2021. Penanaman dilaksanakan di Lahan pekarangan di Desa
Kedawung, Kec. Nglegok, Kab. Blitar

I.2. Metode
Praktikum dilaksanakan dengan cara melakukan budidaya tanaman semangka dan
melakukan evaluasi budidaya semangka pada laporan akhir praktikum.

I.3. Alat dan Bahan


I.3.1. Alat
a. Kamera ponsel
b. Alat tulis
c. Cangkul
d. Mulsa Plastik
e. Polybag
I.3.2. Bahan
a. Benih Semangka Tafuma F1
b. Pupuk Kandang
c. Pupuk NPK Pelangi
d. Arang sekam
II. Hasil dan Pembahasan
II.1. Hasil
Tabel 3.1. Tabel Penanaman dan Pemeliharaan tanaman
1. Jumlahbenih yang ditanam di lapang : 20 bibit

2. Bibit yang hidup (%) : 14 (70%)

3. Jenis dan Dosis pupuk dasar yang : Pupuk NPK mutiara @20gr per
digunakan lubang dan pupuk kandang 30 kg/1,5
kg pertanaman
4 Intensitas Penyiraman 2 hari sekali

5 Pengendalian hama dan penyakit --

Grafik 3.1 Pertumbuhan panjang tanaman Tanaman

Series 1
70
60
50
40
Axis Title 30

20
10
0
Minggu 1 Minggu 3 Minggu 5 Minggu 7

Grafik 3.1 dan Tabel 3.1 menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan


panjang tanaman. Tanaman semangka dipindahkan ke dari persemaian ke lahan
penanaman pada saat tanaman memiliki retrata tinggi 8 cm pada tanggal 17 April 2021.
Pemupukan dasar dilakukan menggunakan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg serta
menggunakan upuk kompos dan seresah tanaman sisa pembersihan lahan. Penyiraman
dilakukan 2 hari sekali jika tidak turun hujan. Tanaman mengalami kematian pada
minggu ke 3 dengan jumlah tanaman mati sebanyak 6 tanaman. Jumlah rerata tanaman
tinggi tanaman mengalami pertumbuhan yang pada tiap minggunya.

Tabel 3.2. Tabel Pertumbuhan Generatif Tanaman


1. Tinggi tanaman Rata rata panjang tanaman 50cm
2. Jumlah daun Rata-rata jumlah daun 15 helai
3. Jumlah Bunga Bunga belum muncul
4 Morfologi Bunga Bunga tanaman semangka muncul pada ketiak
tangkai daun, berwarna kuning cerah.Semangka
memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan
(staminate), bunga betina (pistillate),
dan bunga sempurna (hermaphrodite).

Tabel 3.3. Tabel Pertumbuhan Generatif Tanaman


1. Waktu Panen Tanaman belum berbuah
2. Morfologi buah semangka bentuk bulat atau lonjong dan diameter hingga 20
cm. Kulit buah berwarna hijau
bercorak.permukaan buah halus dan licin. Kulit
buah tebal dengan bagian dalam berwarna putih.
Daging buah berwarna merah.
3. Jumlah Buah –
4 Bobot Buah –

Tabel 3.2 dan #.3 menunjukkan bahwa tanaman tidak mengalami pembungaan
selama pengamatan pada saat praktikum. Tanaman juga tidak berbuah akibat bunga
yang tidak muncul

II.2. Pembahasan
Pemupukan awal yang diberikan pada tanaman dilaksanakan menggunakan pupuk
kandang 1,5 kg per tanaman dan pemupukan dilaksanakan kembali pada saat tanaman
berusia 1 minggu menggunakan pupuk NPK pelangi, Penanaman dilakukan pada saat 1
minggu setelah bedengan dibuat. Menurut (Sunyoto dkk, 2006) penanaman dilakukan
pada bibit yang berusia 10 hari dan telah memiliki 2 – 3 helai daun. Pemupukan dasar
dilakukan dengan menggunakan 1 – 1,5 kg pupuk kandang. Pemupukan menggunakan
pupuk buatan dilakukan 1 minggu setelah pemberian pupuk kandang menggunakan 80g
Za + 40g Urea + 60gr TSP dan 70gr KCl. Berdasarkan pernyataan tersebut pemupukan
dasar menggunakan pupuk kndang telah dilaksanakan dengan menggunakan pupuk
kandang telah dilaksanakan dengan dosis yang sesuai. Pemupukan menggunakan
menggunakan pupuk buatan dilakukan tidak sesuai dengan pupuk dan dosis anjuran.
Hal ini, diduga bibit kekurangan hara dan menyebabkan beberapa bibit mati.
Perawatan yang dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan intensitas 2
hari sekali jika tidak turun hujan. Pemangkasan pada masa vegetaatif tidak
dilaksanakan, pemangkasan direncanakan akan dilakukan pada saat masa generative
dimulai untuk meningkatkan jumlah bunga betina pada tanaman. Menurut (Sunyoto
dkk, 2006) pemangkasan pada tanaman dilakukan pada saat tanaman berusia 7 – 10 hst
dan pada 14 hst untuk mengurangi jumlah cabang sekunder dan mengurangi jumlah
cabang sekunder dan mempertahankan jumlah cabang utama dan mengurangi jumlah
cabang yang kurang sehat. Tanaman semangka membutuhkan jumlah air yang cukup
banyak akan tetapi tidak tergenang. Pada saat awal masa generative (sebelum tanaman
berbunga) jumlah air yang dibutuhkan tanaman semangka berkurang oleh karena itu
area sekitar tanaman perlu dipertahankan agar tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering. Jumlah air yang berlebihan akan menghambat pembentukan bunga masa
pembungaan tanaman. Berdasarlkan pernyataan tersebut waktu dan volume hujan yang
tidak menentu serta pemangkasan yang tidak dilkukan memperpanjang masa vegetative
semangka sehingga pembungaan tanaman semangka terhambat.
Pemangkasan yang tidak dilaksanakan juga membuat tanaman masa generative
atau pembungaan tanaman terlambat. Menurut (Laksono, 2018) tipe pemangkasan
tanaman dapat mempengaruhi masa pembungaan pada tanaman. Pemangkasan pada
tanaman semangka dapat mempercepat laju fotosintat dan merangsang hormone
giberelin untuk mempercepat proses pembungaan.
KESIMPULAN

Jenis dan dosis pemupukan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.


Pemupukan yang tidak tepat akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman atau dapat
menyebabkan tanaman mati. Ketersediaan air dan pemangkasan dapat mempengaruhi
waktu pembungaan tanaman. Jumlah air berlebih, hujan berkepanjangan dan perlakuan
tanpa pemangkasan dapat memperpanjang waktu pembungaan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, D., N. Fauziyah , Sukaris, A. R. Rahim, B. M. Musfita, M. K.Umam, dan A.


Viola. 2020. Pemanfaatan Potensi Desa Melalui Buah Semangka Sebagai Olahan
Yang Inovatif Dalam Aspek Perekonomian Desa Latukan Kecamatan
Karanggeneng, Lamongan

Laksono. R.A. 2018. Pengujian Efektivitas Tipe Pemangkasan Terhadap Produksi Tiga
Varietas Semangka Pada Hidroponik Sistem Fertigasi (Drip Irrigation. Jurnal
ilmiah pertanian PASPALUM. Vol. 6 No. 2 : 103 – 113

Musleh, Edi dan A. Mayangsari. 2019. Analisis Kelayakan Usahatani Semangka (Studi
Kasus Di Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo)

Sulistiyo dan D. Rizki .2020. Manajemen Budidaya Semangka Berbiji Dan Non Biji
Dengan Pewiwilan Di Upt Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Lebo-Sidoarjo Laporan Praktek Kerja Lapang.  Jember : Sipora
Politeknik Negeri Jember

Sunyoto, D. Sudarso dan T. Budiyanti. 2006. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman


Semangka. Solok : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Anda mungkin juga menyukai