Anda di halaman 1dari 9

ACARA III

PENGARUH MACAM ZPT TERHADAP PERTUMBUHAN STEK


TANAMAN MORNING GLORY

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : Selasa
Tanggal : 13 September 2022
Waktu : 12.30 - 15.00 WIB
Tempat : Kebun Praktik Wedomartani

B. Tujuan Acara
1. Mempelajari teknik budidaya tanaman morning glory.
2. Mengetahui pengaruh macam ZPT terhadap pertumbuhan stek tanaman
morning glory.

C. Tinjauan Pustaka
Morning glory (Ipomoea purpurea L.) adalah tanaman rambat
yang tumbuh dengan cepat dan memiliki bunga-bunga yang besar dan wangi.
Disebut morning glory karena bunganya akan mekar sempurna di pagi hari.
Merupakan jenis tanaman merambat yang indah dan segar. Bisa dijadikan
untuk hiasan pagar. Tanaman dapat tumbuh dengan sangat cepat., termasuk
tumbuhan annual. Bunganya memiliki banyak warna, diantaranya ungu, pink
(Widyastuti, 2018).
Menurut Kurniasari (2019), klasifikasi morning glory yakni sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea purpurea L.
Morning glory memiliki bunga berbentuk corong dengan mahkota
berwarnabiru atau ungu dengan warna putih didalamnya. Morning glory
memiliki bunga berwarna ungu, terdapat lima mahkota yangmenyatu atau
yang disebut juga dengan corolla dan memiliki diameter sekitar 4-5cm
(Amons, 2015). Corolla akan membuka di waktu pagi sebelum matahari terbit
sampai sore hari kemudian mulai layu dan akan gugur. Morning glory
memiliki batang merambat yang sederhana dan tangkai daun dengan panjang
berkisar 1-14 cm. Penanaman Morning Glory mudah dilakukan dengan
menggunakan metode stek batang. Daun pada morning glory memiliki daun
yang sederhana, berliku, pertulangan daun menyirip. Daunnya juga berbentuk
bulat telur maupun berbentuk hati dan pucuk berujung lancip berbentuk
meruncing, memiliki panjang mulai dari 1-12 cm dan lebar 1-11cm. Buah
pada Ipomoea purpurea L. Roth berbentuk agak bulat berdiameter sekitar 1
cm dengan panjang hingga 2,5 cm dan mengandung 3-6 biji. Biji pada
Ipomoea purpurea L memiliki bentuk granular, berwarna coklat kusam
hingga hitam, dan tertutup rapat dengan adanya bulu-bulu halus (Erwin,
2015).
Tanaman merambat morning glory biasa tumbuh dengan
menempel pada penyangga terdekat dengan sulur, tumbuh dengan cepat
hingga 12 kaki atau lebih selama musim. Mereka dapat ditanam dari biji
sekitar satu bulan sebelum musim semi terakhir, dan menabur sendiri secara
berlebihan, sehingga sangat mungkin mereka akan kembali tahun berikutnya.
Meskipun beberapa tukang kebun menganggapnya terlalu agresif, bibit yang
tidak diinginkan biasanya dapat dicabut dengan mudah (Erwin, 2015).
Morning Glory paling baik dilakukan di tanah yang lembab tetapi
memiliki drainase yang baik. pH tanah netral 6,0 hingga 6,8 adalah yang
terbaik, tetapi morning glory akan tumbuh di mana saja. Namun, mereka
mekar lebih baik di tanah yang tidak terlalu kaya bahan organik. Anda selalu
dapat mengubah tanah nanti jika tanaman merambat terlihat seperti sedang
berjuang. Kemuliaan pagi dengan mudah mentolerir suhu dingin dan hangat,
mereka kuat dan bahkan dapat melewati es pertama dan terus mekar. Mereka
tumbuh sebagai tahunan di daerah di mana suhu turun di bawah 45°
Fahrenheit dan dapat menjadi tanaman keras di iklim tropis dan subtropis.
Mereka tidak memiliki kebutuhan kelembaban khusus (Marie, 2022).
Mengatasi kendala penyediaan bibit, stek merupakan salah satu
teknik perbanyakan secara vegetatif yang tergolong mudah, sederhana,
ekonomis serta dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak. Stek
memungkinkan dilakukan sebagai salah satu metode perbanyakan vegetatif
dari jenisjenis yang sulit diperbanyak secara generatif dan mempunyai
keunggulan dimana seluruh karakter yang dimiliki pohon induk akan
diwariskan kepada keturunannya. Keberhasilan stek dipengaruhi oleh
interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi
kandungan cadangan makanan dalam jaringan stek, ketersediaan air, umur
tanaman (pohon induk) dan hormon endogen dalam jaringan stek. Faktor
lingkungan juga memengaruhi, antara lain media perakaran, kelembaban,
suhu, interaksi cahaya, dan teknik penyetekan (Darwo dan Irma, 2018).
Penggunaan stek batang atau cabang lebih praktis dan mempunyai
banyak keuntungan dan menjanjikan karena bahan stek tersedia lebih banyak,
mudah diperoleh dan murah, tidak merusak rumpun asal, waktu pengambilan
lebih cepat, dan pembentukan rumpun lebih mudah. Keberhasilan stek
dipengaruhi oleh faktor bahan stek, cara pengerjaan (perlakuan pada stek
misalnya pemberian Zat Pengatur Tumbuh/ZPT dan media tanam), dan
kondisi lingkungan selama penyetekan (Adriana et al, 2014).
Melakukan stek batang, pemotongan bagian juga perlu
diperhatikan. Pada bagian bawah tanaman stek di bagian bawah harus
dipotong miring agar pertumbuhan akar bisa lebih luas. Karena itulah
permukaannya harus lebih luas. Jika pertumbuhan akar lebih luas dan cepat,
maka pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih cepat karena akar bisa
menjangkau dan menyerap air dan berbagai macam nutrisi di dalam tanah.
Selain pemotongan batang yang miring banyak daun juga mempengaruhi
pertumbuhan stek. Daun pada stek melakukan respirasi, jumlah daun yang
terlalu banyak pada bahan stek mengakibatkan respirasi besar sehingga
pertumbuhan akar dan tunas terhambat. Semakin banyak daun yang terdapat
pada bahan stek, respirasi yang terjadi semakin besar. Dengan demikian stek
dengan daun yang terlalu banyak dapat menghambat pertumbuhan tunas
(Wulandari, 2017).
Pemilihan bagian stek yang digunakan pada perbanyakan akan
mempengaruhi percepatan pertumbuhan bibit suatu tanaman. Bahan stek bisa
berasal dari bagian ujung batang dan bisa berasal dari bagian tengah atau
bawah batang, akan tetapi percepatan dalam pertumbuhannya berbeda
dikarena kandungan auksin yang terdapat dimasingmasing bagian tanaman
berbeda. Auksin paling banyak terdapat dibagian ujung dari tanaman semakin
kebawah atau semakin jauh dari ujung tanaman maka kandungan auksin
semakin berkurang. Salah satu upaya dalam meningkatkan jumlah bibit yang
sudah siap tanam dapat dilakukan dengan penambahan zat pengatur tumbuh
(Ramadan et al, 2016).
ZPT akan merangsang pertumbuhan suatu tanaman dalam
membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman dan
menggantikan fungsi dan peran hormone. Indikator keberhasilan stek adalah
tumbuhnya perakaran Pertumbuhan akar yang cepat akan memungkinkan
sumber stek memperoleh nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya. Untuk
mempercepat pertumbuhan perakaran pada proses penyetekan, maka perlu
dipacu dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Pemberian ZPT pada
proses penyetekan tanaman bertujuan untuk memperoleh perakaran yang
banyak dalam waktu yang relatif cepat (Ramadan et al, 2016).
ZPT yang berperan penting dalam proses pertumbuhan akar adalah
ZPT dari golongan auksin. Auksin adalah zat pengatur tumbuh yang berperan
dalam proses pemanjangan sel, merangsang pertumbuhan akar, menghambat
pertumbuhan tunas lateral, mencegah absisi daun dan buah. Auksin eksogen
dapat diperoleh secara sintetis dan alami, contoh auksin sintesis adalah Indole
Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA), dan Naphthalene Acetic Acid
(NAA), sedangkan auksin alami salah satunya dapat diperoleh dari ekstrak
bawang merah (Siskawati et al, 2013).
Pada bawang merah mengandung hormon auksin yang dapat
memacu pertumbuhan akar pada stek tanaman. Selain itu, pada bawang
merah yang telah dihancurkan akan terbentuk senyawa allithiamin. Senyawa
tersebut dapat berfungsi memperlancar metabolisme pada jaringan tumbuhan
dan dapat bersifat fungisida dan bakterisida. Oleh karena itu, pemberian
ekstrak bawang merah pada awal stek batang tanaman buah tin diharapkan
dapat memacu pertumbuhan akar pada stek batang tanaman menjadi lebih
cepat (Sofwan et al, 2018).
Selain ZPT alami terdapat juga ZPT kimia atau sintetik yang
terbuat dari bahan kimia. ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan
ZPT alami, meskipun secara struktural berbeda. Dalam praktik, seringkali
ZPT sintetik yang dibuat manusia lebih efektif atau lebih murah bila
diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami. 
Yang jelas ZPT sintetik lebih praktis dalam aplikasinya dan kandungan ZPT -
nya sudah diketahui dengan pasti, berbeda dengan ZPT alami yang  belum
terukur kandunganya. Pemberian ZPT atonik dengan dosis yang lebih tinggi
juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pemberian atonik
berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman. Hal
ini di sebabkan karena transport auksin yang terkandung dalam atonik terjadi
dari akar ke pucuk dan dengan terbentuknya daun maka fotosintesis akan
meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah daun (Trisna et al., 2013).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Plastik sungkup
b. Pisau
c. Gunting
2. Bahan
a. Polybag 25 cm x 25 cm
b. Tanah
c. Fungisida
d. Pupuk kompos/kandang
e. Batang tanaman morning glory
f. Zat pengatur tumbuh Atonik
g. Bawang merah
h. Methanol

E. Langkah Kerja
1. Membuat ekstrak bawang merah
a. Mencuci umbi bawang merah dan memotong-potong.
b. Melakukan dimaserasi dengan menggunakan larutan methanol 70%
dengan perbandingan berat umbi bawang merah dengan pelarut 1 gr :
1 ml methanol 70 %.
c. Melakukan perendaman umbi selama 3 x 24 jam dengan kondisi
wadah tertutup rapat (anaerob), kemudian disaring dengan
menggunakan corong yang dilapisi kertas saring sehingga didapatkan
filtrat yang jernih
2. Menyiapkan batang tanaman morning glory yang memiliki 3-4 ruas mata
tunas.
3. Memotong stek dengan panjang sekitar 6-8 cm, sisakan 2 daun teratas
yang telah dikupir.
4. Memotong miring pangkal stek (meruncing).
5. Merendam stek dengan fungisida selama 15 detik.
6. Merendam pangkal stek dengan zpt atonik 2-3 ml/L selama 15 menit,
Rendam pangkal stek dengan ekstrak bawang merah selama 15 menit.
7. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah dan kompos/pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1.
8. Menanam stek dengan perlakuan zpt atonik, perlakuan ekstrak bawang
merah, dan tanpa perlakuan (kontrol) yang sudah direndam ke dalam
polybag berisi media tanam.
9. Menyiram media dan sungkup polybag.
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasn
H. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Widaryanti W. W, Daryono P., dan Ganis N. 2014. Pertumbuhan Stek


Cabang Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Pada Media Tanah, Arang
Sekam, dan Kombinasinya. Jurnal Ilmu Kehutanan 8(1): 34 – 41.

Azhar, Febri. 2021. Pengaruh Beberapa Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Auksin
Sintetik Terhadap Pertumbuhan Stekjambu Air (Syzygiumaqueum). Jurnal
Sungkai. Vol. 09, No. 02, hal: 43-51.

Cahyaningrum, Hermawati. 2021. Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan Zpt


Atonik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 23, No. 02, hal: 106-111.

Darwo dan Irma Yeny. 2018. Penggunaan Media, Bahan Stek, dan Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Keberhasilan Stek Masoyi. J. Penelitian Hutan
Tanaman 15(1): 1 – 66.

Dwi, Kamelia J dan Yulinda T. 2022. Pelatihan Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh
Alami dan Pupuk Organik Cair bagi Petani Nilam di Desa Nggawia
Kabupaten Tojo Una-una. Jurnal Pengabdian Undikma. Vol. 3, No. 2 hal:
362-370.

Erwin, A. 2015. Ipomoea purpurea. Weed Technology (2): 3–6.

Kurniasari, Windi. 2019. Studi Kualitas Preparat Section Batang Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum Frutescens L.) Menggunakan Pewarna Alami Ekstrak
Bunga Morning Glory (Ipomoea Purpurea L.) Roth). (Skripsi). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang :
Malang.

Nurlaini, Y dan Muhammad Imam S. 2015. Respon stek pucuk Camelia japonica
terhadap pemberian Zat Pengatur Tumbuh organik. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon. Vol. 01, No. 05, hal: 1211-1215.

Nurus, Sofwan. 2018. Optimalisasi Zpt (Zat Pengatur Tumbuh) Alami Ekstrak
Bawang Merah (Allium Cepa Fa. Ascalonicum) Sebagai Pemacu
Pertumbuhan Akar Stek Tanaman Buah Tin (Ficus Carica). Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika dan Subtropika 3 (2): 46-48.

Ramadan, Vani R., Niken K., dan Sumeru A. 2016. Kajian Pemberian Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga
(Hylocereus costaricensis). Jurnal Produksi Tanaman 4(3): 180 – 186.

Roni, Abdul. 2017. Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap
Pertumbuhan Akar Stek Tanaman Kaca Piring (Gardenia Jasminoides
Ellis) Dan Sumbangsihnya Pada Materi Perkembangbiakan Vegetatif
Tumbuhan. (Skripsi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Fatah : Palembang.

Siskawati, E., R. Linda., dan Mukarlina. 2013. Pertumbuhan Stek Batang Jarak
Pagar (Jatrophacurcas L.) Dengan Perendaman Larutan Bawang Merah
(Allium cepa L.) dan IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal Protobiont2 (3):
167 – 170.

Sofwan, Nurus, Ovi Faelasofa K. D., Achmad Heru T., dan Siti Nurul I. 2018.
Optimalisasi ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Alami Ekstrak Bawang Merah
(Allium cepa fa. ascalonicum) Sebagai Pemacu Pertumbuhan Akar Stek
Tanaman Buah Tin (Ficus carica). Jurna Ilmu Pertanian Tropika dan
Subtropika 3(2): 46 – 48.

Trisna, N., Husain, U., Irmasari. 2013. Pengaruh Berbagai Jenis Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stump Jati (Tectona grandis L.F). Warta
Rimba Vol 1 (1).

Widyastuti, Tietik. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Hias Agribisnis.


Yogyakarta: CV Mine.

Wulandari, Fitria. 2017. Pengaruh Jumlah Daun Dan Macam Media Tanam Pada
Pertumbuhan Stek Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle). Jurnal Ilmu
Pertanian Tropika dan Subtropika. 2 (2) : 48 – 51

Anda mungkin juga menyukai