TANAMAN CABAI
NIM : J0307201056
SEKOLAH VOKASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
Untuk mengetahui analisa anggaran biaya usaha tani pada komoditas cabe merah
(Capcisum annum L )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lombok ialah jenis tanaman yang termasuk genus Capcisum yang pada
umumnya mempunyai rasa pedas. Lombok sering disebut juga cabai. Tetapi lain
dengan cabai jawa (Piper retrofractum ) yang termasuk genus piper family, piperacea
(pracaya, 1993). Sedangkan klasifikasi cabai merah adalah sebagai berikut:
Famili ini terdiri lebih kurang 75 marga ( genus ) dan 2000 jenis (spesies), ada
yang berbentuk tanaman pendek, tanaman semak perdu atau pohon kecil. Daun
lombok termasuk daun tunggal sederhana ,tetapi ada juga yang berlekuk dangkal
sampai dalam dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak daun bergantian dan tidak
mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak terdapat di daerah tropis sampai di
daerah subtropik ( Pracaya,1993). Cabai memiliki akar tunggang ,akar cabang serta
akar serabut yang bewarna keputih putihan yang menyebar ke semua arah hingga
kedalaman 30-4- cm. Buahnya berbentuk kerucut memanjang ,luru atau bengkok
meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap,
berdiameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm , bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah
muda bewarna hijau tua, setalah masak menjadi merah cerah (Arianto,2010). Batang
tanaman cabai memiliki struktur yang keras dan berkayu, bewarna hijau gelap
berbentuk bulat,halus dan bercabang banyak sedangkan batang utama tumbuh tegak
kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar
antara 30-45 cm. Cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas/
cabang ( Cahyono,2003). Tangkai putik warnanya putih, panjangnya sekitar 0,5 cm.
Warna kepala putik kuning kehijauan. Sedangkan tangkai sarinya bewarma putih tapi,
yang dekat dengan kepala sari bewarna biru atau ungu. Bentuk buahnya sendiri
sebagimana sudah diketahuo , memanjang atau bulat dan biji buahnya kunig-
kecoklatan ( Setiadi,1993).
Cabai mempunyai banyak varietas, antara lain cabai besar, cabai kecil, cabai
pendek ,cabai panjang. Ada yang rasanya pedas sekali, sedang dan tidak begitu pedas,
Ada yang bewarna hijau, putiih,putih-kekuningan,kunig dan merah (Pracata, 1993).
Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150-300 gr dengan daya tumbuh
lebih dari 90 %. Siapkan media semai dari tanah ,pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ±20 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5
m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang / daun kelapa. Sebar benih secara
merata atau ditebar dalam garikan dnegan jarak antar garitan 5 cm dan ditutup tanah
tipis tipis lalu disiram. Pertahankan kelembapan tanah tetap baik agarbiji cepat
tumbuh(Arianto,2010). Cara menyeleksi biji muda saja. Calon benih dimasukkan ke
dalam ember atau bak berisi air, kemudian air tersebut diaduk aduk kemudian dilihat
biji-biji tersebut. Kalau ada biji yang mengambang berarti biji ini kurang baik, jadi
harus disingkirkan. Dan biji-biji yang tenggelam itulah yang dijadikan benih dan bisa
langsung disemai(Setiadi ,1993). Benih dapat disemai langsung satu persatu dalam
bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10
cm , tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan,
benih cabai sebaiknya direndam dahulu dalam air dingin ataupun air hangat 55° -60°
C selama 5-30 menit untuk mempercepat proses perkecambahan dan mensuci
hamakan benih tersebut (Rukmana, 1994). Tanaman cabai rawit dberkembang biak
secara vegetatif, yakni melalui biji. Dalam budidaya cabai rawit, biji atau benih dapat
langsung ditanam dikebun atau disemaikan terlebih dhaulu . namun , sebaiknya diji
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman biji cabai rawit di
kebun secara langsung memiliki resiko tingkat kerusakan yang tinggi dan tanaman
yang ekstrem, sehingga banyak tanaman ( bibit )yang mati(Cahyono ,2003).
B. penyiapan lahan
hampir semua jenis tanah cocok untuk tanaman pertania, cocok pula untuk
tanaman cabai. Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas hasil yang tingi, cabai
menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik dan tidak mudah
becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH
tanah yang ideal adalah antara 5,5-6,8 karena pada pH dibawah 5,5 atau diatas 6,8
hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah) ( Rukmana,1994). Tanah
setelah diolah lalu dibuat bedengan. Ukuran bedengan itu bermacam- macam adayang
lebar 90 cm, 100,cm ,125 cm ,150 cm atau 200 cm, jika akan diberi mulsa plastik
hitam perak selebar 120 cm. Bedengan sebaiknya tidak diinjak injak, karena
bedengan kalau di injka-injak akan jadi padat, selin itu plastik bisa sobek. Mengenai
panjang bedengan sekitar 5-5 m, tergantung keadaan lahan. Bedengan terlalu panjang
dapat mempersulit kalau akan merawat bedengan berikutnya, sehingga harus
meloncat atau menginjak bedengan (Pracaya,1993). Lahan yang akan ditanami cabai
harus dipersiapkan dengan baik sehingga tercipta kondisi lingkungan yang sesuai
bagi pertumbuhan tanaman. Penyaiapan penanaman cabai meliputi: pembersihan
lahan, pengolahan tanah, pembuatan bedengan dan parit parit,
pengapuran,pemupukan dasar ,sterilisasi tanah, dan pemasangan mulsa plastik hitam
perak ( Cahyono,2003). Pada lahan tegalan tanahnya perlu dibajak terlebih
dahulu,baru kemudan dicangkuli. Kalau tanahh sudah gembur kemudian dibuat
bedengan atau petakan. Selain ini, pada lahan tegalan perlu dibuatkan saluran air
untuk pembungan saluran air yang berlebih (Setiadi,1993).
Pada waktu pengambilan semai dari persemaian lapangan atau persemaian kotak
memakai solet dengan cara menusukkan solet miring kebawah akar tunggang
sehingga tidak merusak perakaran. Kemudian solet diangkat ke atas sehingga semai
akan terangkat ke atas. Pada waku menanam semai ini diusahakan agar akar tunggang
jangan sampai membengkok. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang
sedalam panjang akar tunggang. Setelah ditanamn segera disiram dan diberi penutup
gerobog lalu daun- daunan supaya tidak layu(Pracaya, 1993). Waktu tanam paling
baik adalah pagi atau sore hari dan bibit cabai berumur 7-23 hari atau berdaun 2-4
helai. Sehari sebelum tanamn, bedengan yang telap di tutup MPHP harus dibuatkan
lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau
70x70 cm, sedangkan cabai paprika 50x 70 cm (Rukmana ,1994). Kalau pembenihan
tempo hari dilakukan pada bulan bulan sekitar januari-februari setelah jadi bibit yang
berusia 1-1,5 bulan dan siap tanamn,maka pelaksanaan penanamannya akan jatuh
pada bulan maret-april. Pada penanaman ini, sebagaimana dilakukan pada penanaman
tanaman lain , keranjang atau plastik tempay pembibitan mesti dibaung dulu, lantas
tanah. Berikut tanaman muda ditanam yang telah disiapka sebelumnya (Setiadi,1993).
Tanaman cabai juda dapat ditanam pada musim penghujan , namun secara teknik
tidak memberikan hasil yang tinggi. Pada musim penghujan , kerusakan tanaman
akibat cuaca yang kurang mendukung dapat mecapai 40 % atau lebih , kecuali
penanaman dilakukan dengan menggunakan naungan atau dilakukan didalam rumah
kaca(greem house) ( Cahyono, 2003).
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri
terhadap lingkungan kebun ( adaptasi), penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap
hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya
dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara digenangi air setiap 3-2 hari
sekali. Genangan ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan
ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali menuju
saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan memudahkan
tanaman diserang penyakit layu (Rukmana,1992). Bila banyak gulma harus segera
diasingkan agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai dalam memperoleh unsur
hara. Bila dalam jangka waktu yang lama gulma tidak segera diasingkan maka
tanaman cabai akan menjadi kurus dan kerdil (Pracaya,1993). Salah satu faktor
penghambat peningkatan produksi cabai adalah adanya serangan hama dan penyakit
yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan penyakit busuk buah
(Colletotrichum sp) dan cendawan tepung (Oidium sp ) berkisar antara 5% - 30
%(Rukmana ,1993). Pemangkasan tunas dan cabang pada tanamn cabai bertujuan
untuk mengurangi pertumbuhan tinggi tanaman untuk mepermudah pemerliharaan ,
menaga kelembabapan sehingga mengurangi atau menekan pertumbuhan cendawan
penyebab penyakit, meningkatkan pertumbuhan genetatif (bunga dan buah ),
meningkatan penerimaan cahay matahari ke seluruh bagian tanaman. Meningkatkan
produksi buah dan memperbesar batang utama (Cahyono,2003). Cara memupuk
secara umum sesudah tanaman cabai berumur 2 bulan di lapangan, biasanya
dilakukan bersama sama dengan melakukan penyangandan pembumbuan. Pupuk ini
ditebarkan di sekelilin tanaman denga jarak 5-10 cm (Setiadi,1993).
E. Panen dan pasca panen cabai
Pada umumnya tanaman cabai sudah mengahsilkan buah setelah berumur kurang
lebih tiga bulan setelah disemai. Warna buah sudah mulai hijau- kemrahan atau sudah
merah semua. Pada waktu panen harus diusahakan tidak merusak cabang suapaya
tanaman masih dapat berproduksi lagi. Panenan berikutnya dapat dilakukan setiap
satu sampai dua minggu ,tergantung dari kesehatan atau kesubuuan tanaman. Habis
panen harus dipupuk lagi (Pracaya,1994). Pada panenan cabai umumnya, soal selang
waktu memang sulit dijadikan patokan. Patokan yang umum bagi cabai merah,bahwa
usia produktif hanya sampai 6-7 bulan saja. Dan hasil tertinggi, ini kalau pakai urutan
panenan 3-4 hari sekali, ancar-ancar yang diberikan petani cabai pada umumnta
adalah:
- Panenan pertama rata rata sekitar 40 kg/ bahu ( 1 bahu kira kira 0,75 ha)
- Panen kedua rata rata sekitar 120 kg/ bahu
- Panen keempat rata rata sekitar 240 kg/bahu
- Panen keenam rata rata sekitar 480 kg/ ha
Setelah itu panen merosot seikit demi sedikit sampai pada panen yang ke -15 atau
yang ke -20 hasilnta mencapai titik minimu(Setiadi,1993). Permanenan buah
cabai dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya. Pemetikan
dilakukan dengan tangan tanpa menggunakan pisau atau gunting pemotong.
Tangkai buah diusahakan agar tidak lepas dari buahnya. Tangkai yang terlepas
dapat megakibatkan buah cabai terinfeksi pantogen atau terserang penyakit
selama masa penyimpanana. Pemetikan harus dilakukan dengan cermat dan hati
hati, agar tidak merusak daun dan ranting ranting muda ( Cahyono,2003).
F. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saatterik matahari antara
pukul 14.00-16.00 agar plastik tersebut memanjang(memuai) dan menutup tanah
serapat mungkin. Pemasangan MPHP minimaldilakukan oleh dua orang. Caranya
adalah sebagai berikut : kedua ujungMPHP ditarik ke masing-masing ujung bedengan
arah memanjang. Kemudiandikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk “u” yang
ditancapkan di sisibedengan. Berkutnya lembar MPHP ditarik ke bagian sisi kiri kanan
(lebar)bedengan hingga tampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan
denganpasak bilah bambu pada setiap jarak 40-50 cm (Rukmana, 1994).Mulsa dari
plastik hitam perak atau kertas aluminium dapatmemantulkan sinar matahari sehingga
hama apis, thrips, dan sejenisnya yangbesembunyi di bawah permukaan daun akan
pergi mencari perlindungan ditempat yang lain. Mulsa dari daun suatu saat akan
menjadi pupuk organik,sehingga akan menambah kesuburan tanah (Pracaya, 1993).
Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagiantanaman yang
kemudian dikelompokkan sebagai mulsa organik, dan bahan-bahan sintetis berupa
plastik yang kemudian dikelompokkan sebagai mulsanon-organik. Penggunaan mulsa
plastik sudah menjadi standar umum dalamproduksi tanaman sayuran yang bernilai
ekonomis tinggi, baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang,
termasuk Indonesia. Bahanutama penyusun mulsa plastik adalahlow-density
polyethylene yangdihasilkan melalui proses polimerisasi etilen dengan menggunakan
tekananyang sangat tinggi (Lamont, 1993).Penggunaan mulsa plastik hitam perak
yang dianggap baik di daerahsubtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan
50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPHP) sudah membudaya pada tanaman
mentimun, tomat,strawberry dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan
teknologi sistemMulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan
MulsaPlastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua
warna,yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak.
Warnahitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan
atastempat menanam suatu tanaman budidaya (chairumasyah, 2010).
PERENCANAAN KEBUTUHAN
Budidaya cabai dengan perkiraan lahan seluas 1000 m dengan perkiraan dapat
melakukan panen sebanyak 4 kali/tahun yang mana tiap perkilogram dapat
menghasilkan 20.000/kg yaitu cabai merah.
1. Modal awal
Jumlah Rp.6.500.000
Dengan menggunakan metode garis lurus dihasilkan residu sebesar Rp.100.000
= Rp. 483.000 berarti dalam sekali panen sebulan sebesar Rp. 1.450.000/3 bulan
Jika perhitungan total laba perkilogram adalah Rp.20.000/kg maka dihasilkan satu
kali panen dihasilkan Rp. 32.880.00 x 4 kali panen = Rp. 131.520.00
Jika dalam 4 kali panen diperoleh laba bersih sebesar Rp.125.020.000 maka setiap
panen laba bersihnya sebesar Rp.31.255
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari luasan lahan sebesar 1000 meter ,rata rata pendapatan sebesar Rp.131.000.000/
tahun. Dengan biaya produksi yang terbilang kecil sebesar Rp.6.500.000 sehingga
mendapat keuntungan sebesar Rp.125.020.000/tahun dari total keseluruhannya.
Usaha cabe merah sangat cocok untuk dibudidayakan karena memiliki nilai jual yang
tinggi dan selalu dicari oleh konsumen sehingg usaha dapat berjalan dengan baik.