TINJAUAN PUSTAKA
tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim atau
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk negara Indonesia (Baharuddin, 2016). Tanaman cabai banyak ragam tipe
beberapa jenis jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan
4
5
Cabai merupakan tanaman yang berasal dari bagian tropis dan subtropis
spesies dari 20-30 spesies dalam genus yang sama. Spesies ini paling banyak
Capsicum Annuum.L digolongkan dalam empat tipe, yaitu cabai besar, cabai
kriting, cabai rawit (hijau), dan paprika. Klasifikasi cabai merah adalah sebagai
berikut: Famili ini terdiri lebih kurang 75 marga (genus) dan 2000 jenis (spesies),
ada yang berbentuk tanaman pendek, tanaman semak perdu atau pohon kecil. daun
lombok termasuk daun tunggal sederhana, tetapi ada juga yang berlekuk dangkal
sampai dalam, dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak daun bergantian dan
tidak mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak terdapat di daerah tropis
pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai
keriting adalah 24 – 27oC, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16 – 30oC.
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok
pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil
yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan
organik , tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit
tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8 (Humaerah, 2015).
6
1. Akar
Tanaman cabai mempunyai akar tunggang yang terdiri atas akar utama
akar yang disebut akar tersier. Akar tersier menembus kedalaman tanah sampai 50
sampai
2. Batang
dengan jumlah cabang yang banyak. Panjang batang berkisar antara 30 cm sampai
37,5 cm dengan diameter 1,5 cm sampai 3 cm. Jumlah cabangnya berkisar antara
diameter 0,5 cm sampai 1 cm. Pada daerah percabangan terdapat tangkai daun.
Ukuran tangkai daun ini sangat pendek yakni hanya 2 cm sampai 5 cm (Pratama et
al., 2017).
3. Daun
Daun cabai merupakan daun tunggal berwarna hijau sampai hijau tua
dengan helai daun yang bervariasi bentuknya antara lain deltoid, ovate atau
4. Bunga
Bunga cabai merupakan bunga tunggal dan muncul di bagian ujung ruas
tunas, mahkota bunga berwarna putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar
putih, putih dengan dasar ungu, atau ungu tergantung dari varietas. Bunga cabai
berbentuk seperti bintang dengan kelopak seperti lonceng. Alat kelamin jantan
dan betina terletak di satu bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Posisi
bunga cabai ada yang menggantung, horizontal, dan tegak (Pratama et al., 2017).
5. Buah
Buah cabai memiliki plasenta sebagai tempat melekatnya biji. Plasenta ini
terdapat pada bagian dalam buah. Pada umumnya daging buah cabai renyah dan
ada pula yang lunak. Ukuran buah cabai beragam, mulai dari pendek sampai
Pemilihan lahan dilakukan karena lokasi yang tepat secara teknis maupun
tersebut. Secara umum, cabai biasanya tumbuh di dataran rendah maupun dataran
tinggi mencapai ketinggian 2.000 meter di atas permukaan air laut. Penanaman
cabai dapat dilakukan pada musim kemarau maupun musim hujan. Menurut salim
(2013). Meraup Untung Bertanam Cabe Hibrida Unggul di Lahan dan Polybag.
Lily Publisher. Yogyakarta, selain pemilihan lahan, terdapat beberapa hal lainnya
a. Pengolahan tanah
Tanah yang digunakan dalam budidaya cabai harus diolah terlebih dahulu.
Tujuan dari pengolahan tanah adalah menggemburkan tanah sehingga baik untuk
1. Pembersihan gulma
3. Pengeplotan bedengan
5. Pengadukan
6. Pembuatan bedengan
b. Pemasangan mulsa
intensif supaya hasil panen menjadi lebih optimal. Biasanya mulsa yang
digunakan merupakan mulsa plastik hitam perak (MPHP) atau mulsa jerami.
gulma.
diameter kurang lebih 10 cm. Pembuatan lubang bisa menggunakan pipa besi atau
d. Penyemaian benih
atau kantung dari daun. Sebelum disemai, benih direndam terlebih dahulu dalam
air hangat selama 30 menit, kemudian direndam dalam larutan perangsang akar
selama sehari semalam. Benih yang mengapung dalam air sebaiknya dibuang
karena akan memiliki pertumbuhan yang kurang maksimal. Media semai yang
digunakan adalah tanah gembur dengan campuran pupuk kandang dan pupuk
NPK. Kemudian masukkan ke dalam wadah seperti kotak semai, kantung plastik,
atau kantung daun dengan tinggi kurang lebih 5 cm, dan media tanam dibasahi
tergantung pada cuaca. Kemudian penyemprotan pupuk daun dengan dosis rendah
0,5 gr/liter air saat tanaman berumur 10-15 hari, serta penyemprotan pestisida
dengan konsentrasi setengah dari yang dianjurkan. Jika bibit cabai sudah berumur
kurang lebih 17 hari atau sudah tumbuh akar dan daun kurang lebih 3-4 helai,
e. Penanaman
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan jarak tanam sesuai dengan lubang yang
telah disiapkan. Bentuk penanaman sebaiknya dengan sistem segitiga atau zig zag.
Bbit cabai beserta polybag yang akan dipindahkan ke lahan disiram terlebih
dahulu dengan air. Kemudian direndam ke dalam larutan fungisida sistemik atau
bakterisida dengan dosis 0,5-1,0 gram/liter air selama 15-30 menit. Penanaman
1
dilakukan dengan cara sebagian tanah pada lubang dikeluarkan sesuai ukuran
polybag. Bibit yang sudah dikeluarkan dari polybag dimasukkan ke dalam tanah
dan ditutupi tanah hingga dekat pangkal batang, lalu lakukan penyimaran.
f. Pemasangan ajir/lanjaran
tanaman agar kuat dan kokoh, tidak mudah rebah. Ajir/lanjaran sebaiknya
dipasang dimulai pada saat tanam atau maksimal satu bulan setelah tanam supaya
bambu dengan ukuran kurang lebih 135 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm.
g. Penyulaman
h. Pemupukan susulan
hari setelah tanam. Aplikasi ZPT masing-masing diberikan tiap 10 hari sekali
secara bersamaan.
i. Perempelan
Dilakuakan saat tanaman berumur 10-20 hari. Tujuan dari perempelan adalah
optimal.
j. Pengairan/penyiraman
Penyiraman paling banyak dilakukan pada pada fase vegetatif kurang dari
dalam mulsa. Sistem pengairan pada lahan 17 sawah dapat dilakukan dengan
1
tersebut.
k. Penyiangan gulma
Gulma dapat menjadi pesaing tanaman cabai dalam memperoleh unsur hara
maupun sinar matahari, dan dapat menjadi sarang hama maupun penyakit.
hal berikut :
2.4 Mulsa
kondisi yang sesuai bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dan
Macam Mulsa Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar
organik merupakan pilihan alternatif yang tepat karena mulsa organik terdiri dari
bahan organik sisa tanaman (seresah padi, serbuk gergaji, batang jagung),
pangkasan dari tanaman pagar, daun-daun dan ranting tanaman yang akan dapat
agregasi dan porositas tanah, yang berarti akan mempertahankan kapasitas tanah
penutupan tanah dengan bahan organik yang berwarna muda dapat memantulkan
organik. Menurut Widyasari, Sumarni dan Ariffin (2011) menyatakan pada lahan
yang diberi mulsa memiliki temperatur tanah yang cenderung menurun dan
dapat mengurangi jumlah pemberian air. Menurut Mulyatri (2003) dan Sutejo
(2002) bahwa mulsa dapat mengurangi kehilangan air dengan cara memelihara
temperatur dan kelembaban tanah. Ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan pada
lahan yang diberi mulsa memiliki temperatur tanah yang cenderung menurun dan
pembentukan buah.
air terbesar yang mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat
besar sehingga merupakan gulma di wilayah perairan yang hidup terapung pada
air yang dapat mengganggu saluran transportasi perairan. Pupuk kompos eceng
gondok adalah jenis pupuk organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan
P total 0,001 %, dan K total 0,016 % sehingga dari hasil ini eceng gondok
tumbuh. Eceng gondok dapat berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam
2010).
berupa selulosa 64,51%; pentosa 15,61%, lignin 7,69%, silika 5,56% dan abu 12%
(Kriswiyanti dan Endah 2009). Sedangkan hasil analisa kimia dari eceng gondok
dalam keadaan segar terdiri dari bahan organik sebesar 36,59%, C organik
21,23%, N total 0,28%, P total 0,0011% dan K total 0,016% (Ratri, Trisnowati,
dan Wibowo,
2007).
1
(2013) menunjukkan hasil bahwa kantong tanam organik yang terbuat dari eceng
gondok tahan terhadap tetesan air hujan pada ketinggian 30 cm dengan volume air
1449,99 cm3 dan memiliki kandungan C organik sebesar 23,5 %, N total 0,77 %
dengan C/N ratio 30,5 % pada pengujian kimia pada minggu pertama. Sedangkan
pada pengujian kimia pada minggu kelima nilai C organik sebesar 24,7 persen %,
N total 0,98 % dengan C/N ratio kantong organik sebesar 25,2 %. Kantong tanam
organik memiliki daya tahan tembus akar tanaman tembakau sampai 35 hari
50% memberikan pengaruh terbaik pada parameter diameter umbi, jumlah umbi,
salah satunya memiliki massa jenis sebesar 0,25 g/cm3, %. Kandungan kimia
serat
1
8%
selulosa bersifat kristalin dan tidak mudah larut. Selulosa tidak mudah didegradasi
menyerap air), keras, dan rapuh. Jika selulosa mengandung banyak air maka akan
bersifat lunak. Lignin merupakan molekul kompleks yang tersusun dari unit
material yang paling kuat di dalam biomassa. Lignin sangat resisten terhadap
karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan selulosa dan hemiselulosa, lignin
polisakarida non selulosa yang pokok, terdapat dalam serat dengan berat molekul
menyerap air, bersifat plastis dan mempunyai permukaan kontak antar molekul
dapat memperbaiki ikatan antar serat pada pembuatan kertas (Kriswiyanti dan
Endah, 2009).
Sabut kelapa terdiri dari jaringan dengan sel serabut yang keras. Antara
selsel terdapat jaringan lunak dengan tebal 3–5 cm. Sabut kelapa (exocarp) terdiri
dari kulit luar yang tahan air (epicarp) dan bagian yang berserat (mesocarp).
Mesocarp terdiri dari untaian serat-serat vaskuler yang disebut dengan coir dan
melekat pada jaringan paranchymatis, bukan serat (gabus) yang dikenal dengan
inti (pith) serta debu-debu coir (dust). Untaian tersusun dari selulosa di mana
kekerasan dan kelapukan terjadi setelah buah kelapa mencapai matang penuh dan
kelapa dalam pembuatan kantong tanam berfungsi sebagai serat tambahan untuk
dikarenakan sifat bahannya yang ulet dan kuat.Sabut kelapa mudah didapatkan
dan murah harganya, mempunyai daya menyimpan air yang baik, serta
Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pemakaian sabut kelapa adalah
batang, dan daun, dapat menyuburkan tanah, dapat menyimpan air yang relatif
meningkatkan aerasi (sirkulasi udara dalam tanah) dan memperbaiki sifat fisik
tanah sehingga dapat menghindarkan kebusukan akar terutama pada tanaman baru
1
Serbuk sabut kelapa merupakan hasil dari limbah pertanian, yang dapat
digunakan sebagai media tanam pengganti pakis dan moss yang merupakan hasil
hutan. Serbuk sabut kelapa memiliki kapasitas tukar kation dan porositas yang
baik, mempunyai C/N ratio rendah yang mempercepat N tersedia dan mereduksi
karbon
kelembaban (80%), kaya akan unsur hara, akan tetapi mudah terdekomposisi jika
terus menerus terkena air (Trivana et al., 2017). Debu sabut merupakan limbah
dari penyeratan sabut kelapa. Debu sabut saat ini masih terbatas pemanfaatannya,
Debu sabut mengandung unsur hara seperti N, P, K, Ca, Fe, Mg, Na, Mn,
Cu, Zn, dan Al. Unsur hara yang terdapat di debu sabut kelapa sesuai untuk
digunakan sebagai pupuk organik ( Lay dan Nur, 2014; Mulyawan et al., 2015).
K2O yang terkandung di dalam debu sabut kelapa sebesar 10,25%. Debu sabut
1
Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk
Pupuk kandang kambing adalah pupuk yang berasal dari kotoran dan
limbah ternak kambing. Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena
berbentuk butiran butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat
rasio C/N pupuk kandang kambing umumnya masih di atas 30. Pupuk kandang
yang baik harus mempunyai rasio C/N20, sehingga pupuk kandang kambing akan
digunakan secara langsung, pupuk kandang ini akan memberikan manfaat yang
lebih baik pada musim kedua pertanaman. Kadar air pukan kambing relatif lebih
rendah dari pukan sapi dan sedikit lebih tinggi dari pukan ayam(Hartatik dan
Widowati, 2006).
1.41%, C/N 32.98%, P 0.54%, K 0.75% dan setelah dikomposkan N 1.85%, C/N
11.3%, P 1.14% K 2.49% (Hartatik dan Widowati, 2006). Salah satu penelitian
kandang kambing dan arang tempurung kelapa memberikan pengaruh terbaik bagi
pertumbuhan tanaman pada media tanah bekas tambang pasir, dengan kombinasi
Osiana(2016) pemberian pupuk kandang kambing dengan dosis pupuk 20 ton ha-1
terpanjang, jumlah anakan, diameter batang, bobot tanaman umur 9 MST dan
kandungan fosfor daun) dan perkembangan tanaman tempuyung (jumlah biji per