Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE MAGANG

KEGIATAN PERSEMAIAN BPDASHL KAPUAS PONTIANAK

OLEH :
SARNIATI
G1011191061

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persemaian adalah tempat atau area untuk kegiatan memproses benih (atau bahan
lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di
persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan
karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai
keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara
langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di
tempat persemaian ( Schimidf, 2000 ).
Standar mutu bibit di Indonesia masih terbatas untuk jenis-jenis tanaman
komersial tertentu. Pusat Standarisasi Lingkungan (PUSTALING) Kementerian
Kehutanan pada tahun 1999 mempublikasikan SNI mutu bibit untuk tujuh jenis tanaman
hutan yang meliputi jenis Acacia mangium, Eucalyptus urophylla, Gmelina arborea,
Paraserianthes falcataria, Pinus merkusii, Shorea sp., Shorea stenoptera. Di dalam SNI
tersebut, syarat mutu bibit meliputi : 1) syarat umum berupa bibit berasal dari benih
mutu dengan bentuk kokoh tegar, batang tunggal, dan utuh, sehat, serta pangkal batang
berkayu, dan 2) syarat khusus berupa kekompakan media, tinggi bibit, diameter bibit,
kekokohan bibit, jumlah daun, dan warna daun (Danu et al. 2006).
Menurut Pramono dan Suhendi (2006) Penentuan mutu bibit pada umumnya
didasarkan kepada hasil penilaian atau evaluasi terhadap tiga kriteria yaitu mutu
genetik, fisik, dan fisiologis. Mutu genetik didasarkan pada kelas sumber benih. Mutu
fisik mencerminkan kondisi fisik bibit seperti kekompakan media, keadaan batang, dan
kesehatan. Sedangkan mutu fisiologis menggambarkan mutu pertumbuhan tinggi,
diameter, jumlah daun, dan warna daun.
Pembibitan merupakan kegiatan awal dilapangan yang bertujuan untuk
mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibbitan harus disiapkan sekitar satu tahun
sebelum penanaman di lapangan agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat,
baik dari segi umur maupun ukurannya. Pembibitan tanaman adalah suatu proses
penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga menjadi tanaman muda dengan
munculnya tunas akar dan beberapa daun kecil menjadi kecambah yang dilakukan
selama beberapa hari sehingga akhirnya bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan
tanaman buah hingga dewasa dan berbuah. Tujuan pembibitan adalah untuk
menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan
tanam telah selesai. Dengan dilakukannya pembibitan, maka tanaman tersebut akan
tumbuh seragam dan akan sama ukurannya (Sunarko 2009).
Tahapan pertama dalam melakukan pembibitan ini adalah menanam bibit tersebut
agar mudah dikontrol karena fokus pada areal tempat tanam. Pada tahap ini resiko
kegagalan dan kematian bibit sangat besar yang bisa disebabkan oleh kesalahan teknis
ataupun serangan hama tertentu. Oleh karena itu sebelum melakukan penanaman maka
harus dilakukan perendaman, perendaman ini dimaksudkan untuk mempercepat proses
pertumbuhan dan mencegah dari serangan penyakit di pembibitan.

1.2 Tujuan
1. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada perkuliahan secara langsung di
BPDASHL Kapuas Pontianak khususnya persamalahan pembibitan atau persemaian
tanaman.
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang ada di BPDASHL Kapuas Pontianak.
3. Untuk memperoleh pengalaman kerja mengenai persemaian secara langsung di
lapangan.
4. Mempraktekkan, mempelajari, mengetahui, melihat dan mengamati kegiatan-
kegiatan di persemaian permanen BPDASHL kapuas dan menyediakan bibit semai
secara gratis untuk masyarakat.

1.3 Manfaat
1. Memperoleh wawasan pengalaman kerja lapangan di BPDASHL Kapuas.
2. Memberikan informasi mengenai kegiatan persemaian tanaman di PDASHL
Kapuas.
3. Meperluas dan meningkatkan kerjasama antar fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura Pontianak dan Balai Pengelolaan DASHL Kapuas.
DAFTAR PUSTAKA

Danu, Rohadi D, Nurhasybi. 2006. Teknologi Dan Standarisasi Benih Dan Bibit Dalam
Menunjang Keberhasilan Gerhan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Penelitian.Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam.
Bogor (ID). Hal.63-76.

Irwansyah, A., Setiadi, Y., Wasis, B., & Mardatin, N. F. (2016). The Growth Response
Of Gmelina Arborea Roxb. By Growth Stimulant At Nursery Permanen
Dramaga IPB Respon Pertumbuhan Bibit Gmelina Arborea Roxb Terhadap
Penambahan Growth Stimulant Di Persemaian Permanen Ipb. Jurnal Silvikultur
Tropika, 7(2).

Pramono, Suhaendi H. 2006. Manfaat Sertifikasi Sumber Benih, Mutu Benih Dan Mutu
Bibit Dalam Mendukung Gerhan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian,
Jambi 22 Desember 2005.Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Dan
Konservasi Alam. Bogor (ID). Hal.49-61.

Schmidf, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Di Persemaian Derektorat


Jendral Rehabilitasi Lahan Dna Perhutanan Sosial. Depertemen Kehutanan.
Buku Gramedia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai