Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Secara umum pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal


sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya dan
kini telah di kembangkan di daerah Kunir Kabupaten Lumajang. Bunga mahkota
dewa dapat digunakan sebagai usaha kecil-kecilan yang dijalankan oleh
masyarakat khususnya pada daerah Kunir di Kabupaten Lumajang. Jenis usaha
kecil ternyata beraneka ragam misalnya dalam bidang makanan, minuman
maupun dalam bidang obat-obatan berkembang dengan pesat di daerah Kunir.
Keberadaan sektor usaha kecil memiliki peran yang sangat baik. Mahkota Dewa
bisa membuat penderita penyakit ringan semacam gatal-gatal, pega-pegal, atau
flu hingga penyakit yang berat seperti

kanker, dan diabetes, merasakan

kesembuhan. Setelah banyak sebagian orang yang tau tentang khasiat bunga
mahkota dewa ini, maka mereka berlomba-lomba untuk memproduksinya sebagai
pekerjaan tambahan (Harmanto, 2004).
Mahkota dewa memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya
sebagai salah satu tanaman obat yang mendapatkan porsi sangat penting untuk
terus dikembangkan. Ekstrak daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin,
antialergi, bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif.
Juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam
urat.Alkaloid, senyawa organic berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir
racun-racun di dalam tubuh.Saponin merupakan fitonutrien, sering disebut
deterjen

alam.

Flavonoid

berindikasi

anti-peradangan

dan

mencegah

pertumbuhan kanker. Polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain adalah


tannin, sterol, terpen (Anonim, 2008). Membudidayakan mahkota dewa tidak
sulit. Tanaman ini dapat hidup dengan baik di daerah beriklim tropis. dengan
produksi buah yang tidak mengenal musim, menjadikan mahkota dewa sebagai
penambah pendapatan bagi pembudidayaan asalkan dilakukan secara intensif dan
profesional. Mahkota dewa dapat dibudidayakan pada ketinggian 10-1200 Mdpl.

Lokasi pembudidayaannya sebaiknya di daerah yang jauh dari polusi. Hal


ini dilakukan agar tanaman tidak tercemar oleh unsur-unsur polutan berupa logam
berat, arsen, dll. Untuk kegiatan konservasi tanah, mahkota dewa dapat ditanam di
bibir teras pengolahan lahan. Tujuannya, adalah sebagai tanaman penguat teras,
menghindari erosi, dan longsor. Selain itu, penanaman mahkota dewa dapat
ditumpangsari dengan tanaman obat lain. Dalam budidaya mahkota dewa, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari resiko yang tidak
diinginkan, yaitu pengolahan lahan, pengadaan bibit, penanaman, perawatan,
panen,dan pasca panen.
Dalam meningkatkan mutu dari tanaman buah mahkota dewa, kami
mengacu pada GAP (Good Agriculture Practices) yang merupakan panduan
umum dalam melaksanakan budidaya tanaman hasil pertanian secara benar dan
tepat, sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik,
keuntungan optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan,
keselamatan dan kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan.
Tujuan :
Menghasilkan hasil panen tanaman mahkota dewa dengan mutu yang baik.
Meningkatkan hasil panen buah mahkota dewa
Menghasilkan buah dengan mutu dan bobot terbaik

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TANAMAN MAHKOTA


DEWA (Phaleria macrocarpa)
Standard Operating
Procedure
Pengadaan Bibit

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/2

......................

A. Pengadaan Bibit

Definisi :
Rangkaian kegiatan menyediakan bibit mahkota dewa bermutu dari
varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat.

Tujuan :
a. Menyediakan bibit bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan.
b. Menjamin bibit bebas dari hama dan penyakit.
c. Menjamin bibit dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal.

Alat dan bahan :


-

Bibit

Stek batang

Polybag

Gunting atau pisau

Alat Penyiram
Salah satu aspek penting dalam budidaya mahkota dewa adalah

penyiapan bibit. Bibit yang baik akan memberikan hasil yang baik pula selain
didukung oleh faktor lain.
Dalam budidaya mahkota dewa, ada dua jenis bibit yang dapat
digunakan, yaitu bibit dari fase generatif (biji) dan bibit dari fase vegetative
(stek batang atau cangkok).
Pengadaan bibit merupakan salah satu tahapan terpenting dalam usaha
budidaya tanaman mahkota dewa. Bibit yang baik akan menghasilkan

Standard Operating
Procedure
Pengadaan Bibit

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

2/2

......................

tanaman yang baik pula. Bibit yang berasal dari buah, diperoleh dari
buah yang benar-benar matang dan masih segar. Buah yang sudah matang
adalah buah yang sudah berwarna merah sempurna dan bagian luarnya sedikit
lunak atau empuk. Untuk pengambilan biji, buah dibelah dengan pisau tumpul
agar biji tidak rusak. Biji yang rusak tidak akan tumbuh.
Biji mahkota dewa dapat langsung disemaikan tanpa dilakukan
pematahan dormansi karena tidak menunjukkan sifat dormansi yang
nyata.Penggunaan media tanam yang tepat dalam proses pembibitan akan
menentukan pertumbuhan bibit yang ditanam. Secara umum, media tanam
yang digunakan haruslah mempunyai sifat yang ringan, murah, mudah didapat,
gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan bibit yang optimum
(Wijaya et al., 1994)
Secara Vegetatif dapat dilakukan dengan cara yaitu pangkas
cabang/sulur, sisakan sekitar 20% lalu bagian yang 80% digunakan sebagai
bibit. Sulur dipotong-potong sepanjang 20-30 cm, kemudian bagian yang akan
ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi
batang dipotong miring ke arah batang pokok. Setek dikering anginkan agar
getah mengering. Sebelum bibit dimasukkan di polibag setek direndam atau
dicelupkan dengan ramuan perangsang akar selama 10 - 15 menit, kemudian
ditanam didalam polibag terlebih dahulu.

Standard Operating

Nomor

Tanggal

Procedure
Pengolahan Tanah

SOP Budidaya MD I

......................

Halaman

Revisi

1/2

......................

B. Pengolahan Tanah

Definisi :
Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai
untuk pertumbuhan tanaman mahkota dewa.

Tujuan :
Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai
dengan persyaratan tumbuh tanaman mahkota dewa.

Alat dan Bahan :


-

Parang

Cangkul

Linggis

Pupuk Kandang

Prosedur Pelaksanaan

1. Tanah lebih dulu digemburkan serta diberi pupuk dasar yang berupa pupuk
kandang. Takaran pupuk kandang yang diberikan adalah 20ton/ha.
2. Sebagai tanaman keras, mahkota dewa membutuhkan membutuhkan
lubang tanam. Lubang tanam digali (30x 30x30 ) cm. Tanah galian
ditumpuk terpisah antara tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah.
3. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama minimal seminggu agar terkena
udara luar, sinar matahari, dan hujan. Untuk menghindari terjadinya
genangan air, agar aerasi tetap terjaga, perlu dibuat bedengan-bedengan
dengan ukuran lebar 1 1,5 m dan panjang 2 3 m atau disesuaikan
dengan keadaan lahan.
4. Jarak antara bedengan dibuat parit selebar 30 40 cm dengan kedalaman
20 30 cm.

5. Lobang tanam dibuat dengan jarak antar lobang tanam disesuaikan dengan
jarak tanam yang telah direncanakan.
Atau bisa dengan cara lain, seperti :
1. Ada juga yang menyiapkan lahan tanam dengan menggunakan penutup
mulsa plastik seperti pada tanaman cabe.
2. Tanah yang sudah diolah, sudah gembur, dan berbentuk bedengan, lantas
ditutup dengan mulsa plastik. Penggunaan mulsa plastik dapat mengurangi
biaya penyiangan, disamping dapat menjaga kelembaban tanah pada waktu
musim kemarau. Apabila ingin menanam mahkota dewa dengan
menggunakan mulsa plastik, perlu dibuat lobang pada mulsa plastik, sesuai
dengan lobang tanam dan jarak tanam dengan diameter lobang 10 15
cm. Diameter lobang dapat diperbesar setelah tanaman berbunga dan
berbiji, agar biji yang jatuh ke tanah kelak dapat tumbuh dan dapat
dipergunakan sebagai bibit untuk masa tanam berikutnya.
3. Di atas lahan yang akan ditanami disiapkan paranet dengan tingkat
naungan 4555% dihamparkan dengan ketinggian 170 cm (setinggi
manusia), agar mempermudah keluar masuk lahan pertanaman. Penopang
paranet dapat mempergunakan bambu atau kayu yang kuat agar tidak
terbawa angin. Paranet diikat ke penopang bambu atau

kayu dengan

menggunakan tali kawat agar kuat.

Standard Operating
Procedure
Pengolahan Tanah

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

2/2

......................

Standard Operating
Procedure
Penanaman

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/1

......................

C. Penanaman

Definisi :
Rangkaian kegiatan meletakkan bibit di lahan yang telah
dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.

Tujuan :
Untuk

memberikan

lingkungan

yang

optimal

terhadap

pertumbuhan tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal.

Alat dan Bahan :


-

Bibit

Dolomit

Sekop

Tali
Penanaman mahkota dewa tidak tergantung musim, meski demikian,

perawatan tanaman merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap petani,


terlebih bila usaha budidaya tersebut berorientasi pada hasil yang baik.
Tata cara penanamannya :
1. Jarak tanam untuk Mahkota dewa adalah 25 x 30 cm atau 30 x 30 cm.
2. Lobang tanam yang telah siap sesuai dangan jarak tanam.
3. Tanaman dipindahkan ke media penanaman setelah berumur dua bulan atau
ketinggiannya sudah mencapai 1015 cm. Cara memindahkannya dengan
melubangi bagian bawah polybag lalu memasukkannya ke lubang tanam.

4. Setelah dipindahkan ke media penanaman permanen, perawatan yang perlu


dilakukan adalah menyiraminya setiap hari dan memberikan pupuk kandang
atau pupuk kompos dua minggu sekali.

Standard Operating
Procedure
Penyulaman

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I

......................

Halaman

Revisi

1/1

......................

D. Penyulaman

Definisi :
Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada
pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya.

Tujuan :
Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal.

Alat dan Bahan :


-

Stek biibit baru

Dolomit
Penyulaman

dilakukan

bila

ada

tanaman

yang

mati

atau

pertumbuhannya tidak normal untukdigantikan dengan tanaman yang baik.


Penyulaman dilakukan apabila presentase hidup tanaman kurang dari 80%.
Penyulaman pertama dilakukan sekitar satu bulan setelah tanam,
penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak
tertinggal dengan tanaman lain, harus dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang rutin dan intensif.
Penyulaman tanaman harus dilakukan pada waktu musim penghujan
sebagaimana waktu layak untuk penanaman.

Standard Operating
Procedure
Pemupukan

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/2

......................

E. Pemupukan

Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk
memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
sehat.

Tujuan :
1. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai produksi
optimal.
2. Mempertahankan kesuburan tanah.

Alat dan Bahan :


-

Cangkul

Ember

Pupuk Organik

Pupuk Anorganik
Pada prinsipnya pupuk yang diberikan pada tanaman obat dianjurkan

berasal dari bahan alami atau pupuk organik seperti pupuk bokasi.
Penggunaan

pupuk

kimia

atau

anorganik

tidak

dianjurkan

karena

menimbulkan residu kimia yang dapat muncul pada buah.


Padahal buah mahkota dewa dimanfaatkan sebagai bahan obat. Tentu
saja hal ini akan sangat berpengaruh pada kesehatan penggunaannya.
Kegiatan pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan tetapi pada

musim kemrau hujan juga dapat dilakukan dengan kelmbapan air yang tetap
terjaga.
Pemupukan dapat dilakukan dengan cara meletakkan pupuk dalam
lubang sedalam 5-10 cm sekeliling batang pada batas proyeksi tajuk tanaman.
Dosis pupuk disesuaikan dengan keperluan atau anjuran penggunaan pupuk.
Standard Operating
Procedure
Pemupukan

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD

......................

I
Halaman

Revisi

2/2

......................

Pupuk anorganik diberikan secara merata keseluruh perakaran


tanaman, dengan dosis 400 gram pupuk yang dicairkan dalam 10 liter air.
Setiap dua bulan sekali diberikan pupuk kandangyang sudah di fermentasi
sebanyak 20 kg pupuk kandang. Peletakannya ditaburkan secara merata
melingkar disekitarbatang tanaman.
Kemudian tanah dibumbun ringan sambil disiram air. Dosis itu untuk
satu tiang (4 tanaman). Pemberian pupuk organik dan anorganik tidak boleh
bersamaan, tetapi berselang seling setiap bulan.
Misal. Bulan I menggunakan pupuk organik, Bulan Il menggunakan
pupuk anorganik, begitu seterusnya. Pada setiap perlakuan pemupukan selalu
disertai pengairan. Jumlah pupuk juga jangan sampai kurang dosis karena
menyebabkan batang menjadi kecil sehingga dapat mengganggu produksi.
Juga jangan sampai kebanyakan, selain boros juga dapat menyebabkan
kerusakan pada tanaman yang dapat berpengaruh pada penurunan produksi.

10

Standard Operating
Procedure
Penyiraman

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/1

......................

F. Penyiraman

Definisi :
Rangkaian kegiatan membuat penyiraman untuk tanaman mahkota
dewa.

Tujuan :
Untuk mendapatkan penyiraman yang sesuai dengan lahan dan
sistem yang digunakan untuk menanam mahkota dewa.

Alat dan Bahan :


-

Selang Air

Air
Penyiraman perlu dilakukan pada saat tanam dan sesudah tanam saat

tanaman masih kecil. Dalam umur 10-14 hari setelah biji disemai, daun-daun
mulai tumbuh dan bunga mulai kelihatan ketika pohon sudah berusia 10-12
bulan.
Buah ini akan sangat bagus pertumbuhannya jika penyiraman
dilakukan dengan rutin dan teratur karena buah mahkota dewa sangat
memerlukan banyak air. Hanya saja bila hari hujan, penyiraman tidak perlu
dilakukan.
Setelah tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, penyiraman relatif
tidak diperlukan karena jangkauan perakarannya sudah dalam.

11

Standard Operating
Procedure
Penyiangan

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/1

......................

G. Penyiangan

Definisi :
Rangkaian kegiatan membersihkan batang/cabang, untuk membentuk
percabangan dan membentuk cabang produktif.

Tujuan :
Memperoleh keseimbangan pertumbuhan

Alat dan Bahan :


-

Larutan Herbisida

Alat Penyiangan Bermotor / Osrok


Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik

bagi tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman pengganggu.


Tanaman perlu disiangi jika 40-50% tanaman tertutup oleh gulma atau
tumbuhan liar. Penyiangan dilakukan pada waktu musim hujan atau musim
kemarau.
Penyiangan dilaksanakan minimal 3-4 bulan sekali dalam satu tahun
sampai ukuran tanaman cukup besar

tergantung pada kondisi gulma.

Penyiangan dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu bersaing dengan


tanaman liar dalam memperoleh cahaya matahari. Penyiangan dapat
dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma disekitar tanaman.
Penyiangan dilakukan manual dengan sistim piringan berdiameter 1-2 meter
dimana batang tanaman sebagai porosnya.
Penyiangan dilakukan dengan parang atau arit dengan cara menebas
total semua tumbuhan pengganggu yang ada disekitar tanaman selebar
piringan (2 meter), tinggi penebasan gulma adalah 5 cm dari permukan tanah.

12

Hasil tebasan/babadan dapat dijadikan sebagai mulsa yang ditumpuk di


sekeliling tanaman.
Standard Operating
Procedure
Pengendalian Hama dan
Peyakit

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/2

......................

H. Penanganan hama dan penyakit

Definisi :
Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan
gulma tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman
tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik.

Tujuan :
1. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil
(kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.
2. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup.

Alat dan Bahan :


-

Pestisida kimiawi dan nabati

Ember

Alat aplikator pestisida

Pengaduk

Takaran
Mahkota dewa mempunyai musuh alami berupa hama pengganggu.

Hama yang biasanya muncul adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah.
Hama ulat buah memang masih jarang menyerang tanaman mahkota dewa.
Sampai saat ini belum ada penelitian atau hasil pengamatan yang
menyimpulkan adanya serangan penyakit-penyakit penting pada tanaman
mahkota dewa.
Beberapa gejala serangan penyakit seperti busuk buah oleh jamur
Phytoptora infestans memang terkadang tampak, tetapi masih sangat terbatas

13

dan kemunculannya sering disebabkan oleh tanaman yang terlalu banyak


ternaungi. Sementara penyakit lain belum pernah tercatat atau dilaporkan.

Standard Operating
Procedure
Pengendalian Hama
dan Peyakit

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD

......................

I
Halaman

Revisi

2/2

......................

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mahkota dewa disarankan


dengan pengendalian terpadu dan mengurangi penggunaan pestisida
anorganik karena dikhawatirkan akan menimbulkan efek farmakologis pada
tanaman dan mengurangi kualitas simplisia yang dihasilkan.

14

Standard Operating
Procedure
Panen

I.

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

1/1

......................

Panen

Kegiatan panen mahkota dewa dibagi menjadi dua bagian :


1. Pemilihan Buah Siap Petik
2. Cara Pemetikan
Definisi :
Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak
optimal
Tujuan :
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai
permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar
yang dituju.

Alat dan Bahan :

Keranjang Panen

Gerobak Sorong
Pemilihan buah siap petik yaitu dengan melihat kulit buah sudah

berubah warna menjadi merah tua atau merah mengkilap, lalu bentuk buah
bulat dengan berat masing-masing buah sudah mencapai 10 g.
Selanjutnya cara Pemetikan. Pemetikan dilakukan dengan tangan
secara langsung. Pemetikan dilakukan tanpa merusak bagian lain pada
tumbuhan mahkota dewa.

Standard Operating
Procedure
Pasca Panen

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I
Halaman

......................
Revisi

15

1/2

......................

J. Pasca Panen

Definisi :
Kegiatan

menyeleksi

dan

memisahkan

buah

berdasarkan

ukuran/grade dan kondisi buah serta kegiatan pengemasan/penyusunan


buah dalam suatu wadah.

Tujuan :

Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi buah seperti cacat.

Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan


pengangkutan

Alat dan Bahan:

Timbangan

Keranjang buah

Gunting

Pisau

Pengemas

Setelah di panen, setiap bagian tanaman mahkota dewa,terutama yang


berkhasiat obat, diberi perlakuan tertentu. Perlakuan tersebut meliputi penyortiran,
pencucian, pemotongan, pengeringan, penyangraian, dan perebusan yang segera
dilakukan setelah mahkota dewa di panen.
Perlakuan ini tidak boleh ditunda-tunda karena penundaan dapat
mempengaruhi khasiat mahkota dewa. Setelah disortir, buah terpilih dibersihkan
dengan air mengalir yang bersih, buah yang sudah bersih dapat langsung dianginanginkan selama sehari, lalu di jemur di bawah sinar matahari sambil sering di
bolak balik.
Pengeringan buah secara utuh ini memang agak sulit, tetapi mempermudah
dalam pengonsumsiannya. Konsumen asing sering memesan buah mahkota dewa
Standard Operating

Nomor

Tanggal

SOP Budidaya MD I

......................
16

Procedure
Pasca Panen

Halaman

Revisi

2/2

......................

utuh yang sudah kering untuk memudahkan pengenalan penampilan buah.


Selain bentuk utuh, buahpun dapat diberi perlakuan pengeringan setelah dipotongpotong agar cepat kering. Namun, pemotongan buah dilakukan setelah
dibersihkan. Pengeringan buah ini berlangsung sekitar 3-4 hari.
Ciri khusus tanaman yang sudah kering adalah berat buahnya sudah
berkurang. Misalnya, berat awal saat masih segar 1 kg menjadi 2-3ons kering atau
beratnya menyusut 70-80%.

DAFTAR PUSTAKA

17

Anonim. 2010. Budidaya Mahkota Dewa. http://laporan-

pertanian

.blogspot. com /2010/02/ mahkota-dewa.html. Tanggal akses 21 Maret 2015


Anonim.

2012.

Makalah

Makota

Dewa.

https://www.scribd.com/doc/245173288/Makalah-Mahkota-dewa. Tanggal akses


20 Maret 2015
Arifin HS dan Nurhayati. 2000. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar
Swadaya
Harmanto, N. 2001. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Wijaya, M. Reza dan Tuherkih. 1994. Pengelolaan Pembibitan Tanaman
Buah. Penebar
Swadaya,Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai