Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM 1

MATA KULIAH HIDROPONIK

Dosen Pengampu:
Ir. Tri Rini Kusparwanti, M.P

Disusun oleh :

Dian Nandani Putri (A31192163)


Mohammad Ma’Ruf (A31192185)
Eriko Priambodo (A31192212)
Novan Aditya Ammar (A31192280)
Ridho Anggarto Aji (A31192331)
Adha Hajar Pramesti (A31192399)
Anggi Alam Prayogi (A31192405)
Ummul Aimah (A31192483)
Ilham Andiansyah (A31192484)

PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya.
Aeroponik merupakan salah satu tipe dari hidroponik karena air yang berisi laturan hara
disemburkandalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Penanaman dengan teknik
aeroponik merupakan teknologi bercocok tanam sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan
oleh pengusaha agribisnis. Hasil produksi sayuran yang ditanam dengn menggunakan
teknologi ini sekarang sudah mulai banyak ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-
kota besar. Konsumen biasanya dari kalangan menengah keatas. Kualitas yang baik, higienis,
sehat, segar, renyah, beraroma dan memiliki citarasa tinggi menjadikan alasan mengapa
konsumen tetap memburu produk ini.

Kunci keunggulan aeroponik adalah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larurat
hara sehingga respirasi akar lancar dan menghasilkn banyak energi. Untuk mencapai pruk
yang diharapkan, banyak faktor yang mempengaruhi, seperti penguasaan sistem budidaya dan
faktor lingkungan. Pada awal usaha, biasanya kualitas produksi merupakan tujuan kerja.
Namun setelah itu disusul dengan kuantitas dan kualitas. Setelah dapat berproduksi,
kemampuan memasarkanpun diperlukan agar usaha tersebut menguntungan. Dengan semakin
majunya teknologi aeroponik, semakin efektif penerapannya sehingga diharapkn ada efisiensi
biaya, sedangkan produksi diharapkan akan meningkat dengan pesat. Investasi fasilitas
produksi secara aeroponik tidak murah, begitu pula sarana, tenaga kerja, dan biaya
operasionalnya.

B. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian dalam


budidaya tanaman secara Aeroponik
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengenali alat-alat dan bahan yang digunakan dalam
budidaya tanaman secara Aeroponik
3. Mahasiswa diharapkan mampu kekurangan dan kelebihan dalam budidaya tanaman
secara Aeroponik
4. Mahasiswa digarapkan mengetahui teknik berbudiaya menggunakan sistem Aeroponik
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem aeroponik memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh sistem hidroponik
lainnya, yaitu tanaman lebih mudah menyerap nutrisi karena berukuran molekul kecil
(Trubus, 2013). Perkembangan sistem hidroponik khususnya aeroponik yang terbaru adalah
instalasi aeroponik vertikal. Sebuah sistem budidaya aeroponik yang penempatannya secara
vertikal sejajar memungkinkan untuk budidaya tanaman di sebagian kecil ruangan (Luebbers
dkk, 2012).

Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya aeroponik antara
lain unsur hara, suplai oksigen, dan suplai air. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhikualitas unsur hara dalam budidaya aeroponik adalah Electrical Conductivity
(EC). EC adalah ukuran dari jumlah garam yang terlarut dalam larutan nutrisi atau kepekatan
pupuk dalam larutan hidroponik (Karsono dkk, 2002). Nilai EC dalam larutan mempengaruhi
metabolism tanaman, yaitu dalam hal kecepatan fotosintesis, aktivitas enzim, dan potensi
penyerapan ion-ion oleh akar. Kepekatan larutan nutrisi juga akan menentukan lama
penggunaan larutan nutrisi dalam sistem aeroponik (Sutanto, 2002).

Teknologi penanaman dengan teknik aeroponik merupakan teknologi bercocok tanam


sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Hasil produksi
sayuran yang ditanam dengan menggunakan teknologi ini sekarang ini sudah mulai banyak
ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-kota besar. Meskipun harganya tinggi, namun
sayuran ini selalu habis dibeli konsumen. Konsumen biasanya dari kalangan menengah
keatas. Alasan konsumen tetap memburu produk ini karena kualitas baik, higienis, sehat,
segar, renyah, beraroma dan citarasa tinggi (Yos Sutiyoso,2003).
BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hal-hal yang menguntungkan menggunakan sistem Aeroponik


Jika di bandingkan dengan hidroponik, aeroponik lebih menguntungkan karena
oksigenisasi dari setiap butir kabut akan teserap ke dalam akar sehingga respirasi akan lancar
dan menghasilkan banyak energi. Bagi warga masyarakat perkotaan yang ingin menanam
namun terkendala dengan lahan , sistem aeroponik adalah solusinya. Menanam dengan
sistem aeroponik bisa di lakukan di halaman rumah atau di rooftop (jika ada) , karena sistem
aeroponik tidak banyak memakan tempat.Masyarakat tidak membutuhkan tanah sebagai
media tanam, karena sistem aeropik bisa menggunakan sterofoam. Sehingga lebih bersih dan
tidak mengotori. Bisa menanam berbagai jenis sayuran dalam waktu yang bersamaan. Jika
dulu, saaat kita masih menggunakan media tanah, kita harus menunggu selama beberapa
bulan. Sekarang dengan adanya sistem aeropik, menanam berbagai jenis sayuran dan buah
pun bisa dilakukan bersamaan. Sayuran hasil budidaya menggunakan sistem aeroponik
terbukti mempunyai kualitas yang baik, higenis , dan memenuhi kualitas yang baik.
Dengan sistem aeroponik akan menghemat air. Sistem aeroponik lebih banyak menyerap
udara di bandingkan dengan air, karena akar yang menggantung di udara. Nutrient dan air
selalu terpenuhi, sehingga pertumbuhan tanaman mudah di pantau. Tidak perlu khawatir
dengan adanya hama dan penyakit karena sistem aeroponik aman. Tidak menggunakan
bahan pestisida, sehingga sayuran dan buah yang dihasilkan akan menjadi sayuran dan buah
organic dengan kualitas bagus dan aman dari bahan kimia sejenis pestisida. Dengan sistem
aeroponik, hasil yang diberikan banyak dengan waktu pertumbuhan yang relative cepat.

B. Kelemahan sistem Aeroponik


Sistem Berbudidaya menggunakan Aeroponik juga memiliki kelemahan, diantaranya
yaitu Biaya cukup mahal Metode ini sangat berbeda dengan cara tradisional. Anda
membutuhkan peralatan seperti pompa, sprinkler, dan lain sebagainya. Harga beli semua
komponen tersebut cukup tinggi. Apalagi jika Anda ingin membangun banyak instalasi
sekaligus, biaya yang diperlukan juga akan lebih besar. Sulit mendapatkan komponen
Komponen untuk membangun sistem pertanian aeroponik selain berharga mahal juga sulit
didapatkan. Terutama di wilayah pedesaan atau daerah yang jauh dari kota besar. Hal ini
tentu saja menyulitkan masyarakat yang ingin mengembangkan sistem pertanian baru. Solusi
dari permasalahan ini adalah membeli secara online. Namun ada kendala lain yaitu ongkos
kirim yang mahal. Apalagi untuk wilayah terluar atau terpencil.
C. Karakteristik sistem Aeroponik
Sistem tanam ini memerlukan air dan sekilas hampir sama dengan hidroponik.
Namun, pada aeroponik, air diberikan larutan hara lalu disemburkan ke akar tanaman
dalam bentuk kabut dan cara kerja ini disebut juga pengabutan. Lalu, akar tanaman akan
menyerap larutan hara yang membantunya untuk tumbuh dengan baik.
Proses pengabutan ini dilakukan terus menerus hingga panen. Jika memang harus
berhenti atau off, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit. Tujuannya supaya pengabutan
menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi sehingga tanaman
selalu segar. Sistem aeroponik tidak menggunakan media tanah, maka memberikan
manfaat bagi petani dan Anda yang tidak mempunyai lahan untuk terus bercocok tanam.
Anda bisa melakukannya di pekarangan rumah karena umumnya, media tanam yang
digunakan berupa styrofoam dan membiarkan akar tanaman menggantung di udara.
Mengenai kualitas, sayuran hasil panen aeroponik akan terasa lebih segar, renyah, dan
higienis

D. Teknik Berbudidaya sistem Aeroponik


a. Teknik Penanaman
1. Persiapan
- Siapkan bangunan screen house, yang bisa dibuat dari rangka besi, kayu atau
bambu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa (paranet)
yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik UV atau fiber glass.
Sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian tempat.
- Siapkan bak penanaman, yaitu bak yang terbuat dari plastik hitam dengan
rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber. Sedangkan penutupnya menggunakan
stryrofoam diletakan. Ukuran bak yang digunakan dalam sistem aeroponik adalah
1 x 4 x 0,5 cm.
2. Pemilihan benih tanaman
Dalam pemilihan benih, tanaman yang akan dibudidayakan harus disesuaikan
dengan syarat tumbuh tanaman tersebut, seperti suhu udara, kelembaban, cuaca
serta ketinggian lokasi budidaya dari permukaan laut. Dan umur tanaman yang
dibudidayakan memiliki umur pendek, dapat ditanam dalam pot intensif dan
memiliki produktivitas tinggi. Semakin pendek umur tanaman, maka
mempercepat proses pemanenan.
3. Proses produksi
Media tanam yang digunakan yaitu Styrofoam Styrofoam dipilih karena ringan,
mudah dibersihkan dan warna putih dapat memantulkan cahaya matahari
sehingga membantu pada proses fotosintesis. Pemasangan styrofoam harus tetap
di atas bak tanam dapat membantu kemampuan styrofoam dalam menahan berat
tanaman di waktu mencapai masa panen.
Larutan nutrisi/pupuk Pada budidaya tanaman dengan sistem aeroponik,
pemberian larutan nutrisi dilakukan persamaan dengan pemberian air. Air yang
digunakan harus memenuhi standar tertentu agar kandungan garam dalam air
rendah dengan Ph antara 6,5 – 7,0. Bahan kimia yang di perlukan pada
pembuatan larutan nutrisi adalah sebagai berikut: Kalsium Nitrat Besi EDTA
Kalium Dihidrogen Fosfat Kalium Nitrat Magnesium Sulfat Mangan Sulfat Asam
Borat Tembaga Sulfat Amonium Molibdat Zinc Sulfat Cara membuat stok A
larutan nutrisi: Tong/drum A di isi air sebanyak 90 liter, kemudian masukan
Kalsium Nitrat dan Besi EDTA di aduk hingga larut. Tong/drum B di isi air
sebanyak 90 liter, kemudian masukan Kalium Nitrat, Magnesium Sulfat, Kalium
Dihidrogen Fosfat, Mangan Sulfat, Asam Borat, Zinc Sulfat, Tembaga Sulfat,
Amonium Molibdat dan kesemuanya di aduk sampai larut. Dalam konsentrasi
yang pekat, baik larutan A dan B tidak boleh larutan nutrisi disatukan dalam
wadah bersamaan harus dipisahkan, dikarenakan antara larutan A dan B akan
terjadi bereaksi atau mengendap sehingga tidak dapat di serap oleh akar tanaman,
maka pertumbuhan tanaman tidak normal. Dosis dari masing-masing larutan A
dan B di ambil satu liter dan ditambahkan air sebanyak 200 liter (2 : 1), kemudian
larutan tersebut siap untuk disiramkan pada tanaman.
4. Proses penanaman
Sebelum proses penanaman, bak-bak penanaman harus dibersihkan dari lumut
atau dari kotoran lainnya. Untuk proses penanaman dengan sistem aeroponik,
harus diperiksa juga keadaan nozzle/jet spray yang telah dipasang dan dipastikan
tidak tersumbat. Penyumbatan nozzle/jet spray dapat menurunkan intensitas
penyemprotan larutan nutrisi ke daerah perakaran tanaman. Bibit tanaman yang
telah siap tanam diambil kemudian dimasukan pada lubang tanam dalam
styrofoam dengan keadaan di dalam lubang tidak terlalu dalam maupun dangkal.
Pada saat proses penanaman berlangsung, dilakukan sortasi langsung terhadap
bibit yang akan di tanam.
b. Tabel Pengamatan alat dan bahan yang digunakan dalam budidaya Aeroponik

No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Jet pump (Pompa Jet pump berfungsi sebagai


Air) penyemprot air atau sebagai
penyalur larutan air nutrisi

2. Nozzle Sprinkle Nozzel Sprinkler ini


berfungsi untuk
menciptakan uap air di
sekeliling tanaman dan juga
untuk memberikan lapisan
air pada akar, sehingga suhu
sekitar daun akan menurun
dan evapotranspirasi akan
berkurang.

3. Pipa Paralon / Pipa PVC merupakan pipa


VPC dengan bahan dasar resin
PVC (Polyvinyl Chloride)
yang multi fungsi, pipa jenis
ini bisa digunakan untuk
mengalirkan air bersih
4. Pipa Etilen Pipa etilen terbuat dari
polieetilen densitas tinggi
yang berfungsi sebagai
bahan bahan baku utama
untuk penyaluran air

5. Styrofoam Styrofoam berfungsi sebagai


media tanam pada sistem
aeroponik serta berfungsi
sebagai pemantul cahaya
matahari untuk membantu
proses fotosintesis pada
tanaman.

Tabel Pengamatan bahan yang digunakan dalam budidaya Aeroponik

No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Rockwool Rockwool dapat digunakan


sebagai pelindung pipa agar
tidak mudah berkarat.
Digunakan sebagai peredam
suara dan peredam panas
pada bangunan. Dapat
melindungi kapal dari
lembab, sehingga dapat
terlindung dari jamur.
2. Larutan Nutrisi Fungsi dari larutan nutrisi
pada aeroponik yaitu untuk
memenuhi kebutuhan gizi
tanaman agar mengalami
pengaruh nyata terhadap
proses pertumbuhannya

3. Bibit Tanaman manfaat/fungsi dan


kegunaan dari pembibitan
(pesemaian) yaitu untuk
mendapatkan tanaman baru
yang unggul, sehingga
mudah ditanam. Tanpa
pembibitan terlebih dahulu,
maka tak mungkin akan
mendapatkan tanaman yang
diharapkan.

E. Kelebihan dan Kekurangan sistem Aeroponik


KELEBIHAN
1. Hemat air
Kebutuhan air tentu lebih sedikit karena diuapkan terlebih dahulu kemudian
disemprotkan ke tanaman.
2. Tahan Hama dan Gulma
Dengan menggunakan metode aeroponik, tanaman menggantung di udara. Kondisi ini
tidak memberikan ruang kepada gulma untuk tumbuh.
3. Tidak Mengenal Musim
Kondisi tanah dan udara di luar tak memengaruhi tanaman di aeroponik

KEKURANGAN
1. Biaya cukup mahal
Membutuhkan peralatan seperti pompa, sprinkler, dan lain sebagainya. Harga beli
semua komponen tersebut cukup tinggi.
2. Sulit mendapatkan komponen
Solusi dari permasalahan ini adalah membeli secara online. Namun ada kendala
lain yaitu ongkos kirim yang mahal. Apalagi untuk wilayah terluar atau terpencil.
3.Bergantung pada listrik
Penyemprotan uap air dan nutrisi tak bisa dilakukan tanpa adanya listrik.
Bayangkan jika listrik padam, tanaman pun bisa ikut mati. Hal ini jelas
merugikan.
BAB 4. PENUTUP
Kesimpulan
Pengenalan alat-alat praktikum dalam hidroponik penting dilakukan untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses praktikum. Selain itu pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat
praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun praktikum. Ada banyak alat-
alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing. Alat-alat praktikum juga dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya
pengenalan alat-alat agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan
prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Luebbers, T. and S. Hensley. 2012. Vertical Aeroponic Plant Growing System. United States:
Patent Application Publication. US 2012/0297678 A1.
Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik Sayuran. Budidaya dengan Sistem Pengabutan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan Pengembangannya.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta..
Dwi. Muhammad. 2011. AEROPONIK https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/687/jbptunikompp-
gdl-muhammadwi-34319-7-(11)unik-n.pdf ( Diakses pada 19 Maret 2021, Pukul 16.00
WIB ).
Cybext Pertanian. 2019. Menanam Dengan Sistem Aeroponik. Ditulis Oleh :Surya Nengsih
Penyuluh Pertanian Provinsi Sulawesi
Selatan.http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76083 .

Anda mungkin juga menyukai