Dosen Pengampu:
Ir. Tri Rini Kusparwanti, M.P
Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya.
Aeroponik merupakan salah satu tipe dari hidroponik karena air yang berisi laturan hara
disemburkandalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Penanaman dengan teknik
aeroponik merupakan teknologi bercocok tanam sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan
oleh pengusaha agribisnis. Hasil produksi sayuran yang ditanam dengn menggunakan
teknologi ini sekarang sudah mulai banyak ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-
kota besar. Konsumen biasanya dari kalangan menengah keatas. Kualitas yang baik, higienis,
sehat, segar, renyah, beraroma dan memiliki citarasa tinggi menjadikan alasan mengapa
konsumen tetap memburu produk ini.
Kunci keunggulan aeroponik adalah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larurat
hara sehingga respirasi akar lancar dan menghasilkn banyak energi. Untuk mencapai pruk
yang diharapkan, banyak faktor yang mempengaruhi, seperti penguasaan sistem budidaya dan
faktor lingkungan. Pada awal usaha, biasanya kualitas produksi merupakan tujuan kerja.
Namun setelah itu disusul dengan kuantitas dan kualitas. Setelah dapat berproduksi,
kemampuan memasarkanpun diperlukan agar usaha tersebut menguntungan. Dengan semakin
majunya teknologi aeroponik, semakin efektif penerapannya sehingga diharapkn ada efisiensi
biaya, sedangkan produksi diharapkan akan meningkat dengan pesat. Investasi fasilitas
produksi secara aeroponik tidak murah, begitu pula sarana, tenaga kerja, dan biaya
operasionalnya.
B. Tujuan
Sistem aeroponik memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh sistem hidroponik
lainnya, yaitu tanaman lebih mudah menyerap nutrisi karena berukuran molekul kecil
(Trubus, 2013). Perkembangan sistem hidroponik khususnya aeroponik yang terbaru adalah
instalasi aeroponik vertikal. Sebuah sistem budidaya aeroponik yang penempatannya secara
vertikal sejajar memungkinkan untuk budidaya tanaman di sebagian kecil ruangan (Luebbers
dkk, 2012).
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya aeroponik antara
lain unsur hara, suplai oksigen, dan suplai air. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhikualitas unsur hara dalam budidaya aeroponik adalah Electrical Conductivity
(EC). EC adalah ukuran dari jumlah garam yang terlarut dalam larutan nutrisi atau kepekatan
pupuk dalam larutan hidroponik (Karsono dkk, 2002). Nilai EC dalam larutan mempengaruhi
metabolism tanaman, yaitu dalam hal kecepatan fotosintesis, aktivitas enzim, dan potensi
penyerapan ion-ion oleh akar. Kepekatan larutan nutrisi juga akan menentukan lama
penggunaan larutan nutrisi dalam sistem aeroponik (Sutanto, 2002).
KEKURANGAN
1. Biaya cukup mahal
Membutuhkan peralatan seperti pompa, sprinkler, dan lain sebagainya. Harga beli
semua komponen tersebut cukup tinggi.
2. Sulit mendapatkan komponen
Solusi dari permasalahan ini adalah membeli secara online. Namun ada kendala
lain yaitu ongkos kirim yang mahal. Apalagi untuk wilayah terluar atau terpencil.
3.Bergantung pada listrik
Penyemprotan uap air dan nutrisi tak bisa dilakukan tanpa adanya listrik.
Bayangkan jika listrik padam, tanaman pun bisa ikut mati. Hal ini jelas
merugikan.
BAB 4. PENUTUP
Kesimpulan
Pengenalan alat-alat praktikum dalam hidroponik penting dilakukan untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses praktikum. Selain itu pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat
praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun praktikum. Ada banyak alat-
alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing. Alat-alat praktikum juga dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya
pengenalan alat-alat agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan
prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Luebbers, T. and S. Hensley. 2012. Vertical Aeroponic Plant Growing System. United States:
Patent Application Publication. US 2012/0297678 A1.
Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik Sayuran. Budidaya dengan Sistem Pengabutan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan Pengembangannya.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta..
Dwi. Muhammad. 2011. AEROPONIK https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/687/jbptunikompp-
gdl-muhammadwi-34319-7-(11)unik-n.pdf ( Diakses pada 19 Maret 2021, Pukul 16.00
WIB ).
Cybext Pertanian. 2019. Menanam Dengan Sistem Aeroponik. Ditulis Oleh :Surya Nengsih
Penyuluh Pertanian Provinsi Sulawesi
Selatan.http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76083 .