Oleh Kelompok 3
Anggota :
A. Latar Belakang
Prinsip utama ergonomika adalah bagaimana menyesuaikan suatu pekerjaan
dengan pekerjanya. Artinya perancangan suatu alat harus didasarkan pada
penggunaan manusia dan harus mempertimbangkan kemampuan serta kemauan
manusia. Selain itu, keergonomisan suatu alat dengan operator harus disesuaikan
juga dengan lingkungan kerjanya. Karena suatu pekerjaan akan berjalan dengan
lancar jika didukung oleh lingkungan kerja yang nyaman (Isnaini 2021). Salah
satu faktor ergonomika yang harus diperhatikan untuk mencapai hal - hal tersebut
adalah getaran kebisingan yang terjadi.
Kebisingan atau noise pollution merupakan salah satu faktor bahaya fisik
yang terjadi di lingkungan kerja. Kebisingan diartikan sebagai bunyi yang
dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun dari dalam sistem kerja) yang tidak
dikehendaki (Darlani dan Sugiharto 2017). Kebisingan yang beragam jenisnya
dapat dikelompokkan beberapa kriteria. Menurut Roestam (2004) jenis - jenis
kebisingan yang sering ditemukan di lingkungan kerja antara lain adalah bising
yang kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas, bising yang kontinu dengan
spektrum frekuensi yang sempit, bising terputus-putus (intermitten), bising
impulsif, dan bising impulsif yang berulang. Disisi lain, getaran mekanis
merupakan getaran-getaran tidak terkendali yang berasal dari mesin atau alat
mekanis yang beroperasi pada suatu lingkungan kerja (Isnaini 2021). Dalam
pengoperasiannya, sebagian dari kekuatan mekanis pada mesin disalurkan kepada
tubuh operator. Terdapat dua jenis getaran yang dapat memapari operator, yaitu
getaran yang terjadi pada tangan (hand ann vibration) dan getaran yang terjadi di
seluruh tubuh (whole body vibration) (Isnaini 2021).
Getaran kebisingan yang terjadi dapat mengganggu manusia dalam
melaksanakan tugasnya. Tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas
pendengaran manusia akan menyebabkan dampak negatif berupa gangguan yaitu
gangguan fisiologis dan psikologis. Gangguan fisiologis yang diakibatkan oleh
kebisingan yakni gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia. Sedangkan
gangguan yang secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar untuk diukur.
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, dan
cepat marah (Herawati 2016)
Untuk itu, diperlukan pengukuran tingkat getaran kebisingan untuk
mengetahui besarnya kebisingan yang terjadi di suatu tempat atau alat. Dari hasil
pengukuran tersebut dapat digunakan untuk mendesain alat yang mampu
mengatasi hal tersebut. Selain itu, dapat dilakukan pengembangan dari alat yang
sudah ada sehingga dihasilkan tingkat kebisingan yang rendah. Pengukuran
kebisingan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter
sementara pengukuran getaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat
vibration meter.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengukur dan menganalisis tingkat getaran
kebisingan pada kendaraan pengangkut sawit (Fastrex) 6WD dengan
menggunakan sound level meter dan vibration meter serta mengukur kebisingan
ruangan pada berbagai tingkat jarak dari sumber kebisingan.
11 Kopling 6,36
7,3 6,1 6,1 6,2 6,1
gearbox
2 Depan 1,89
tengah 2,13 1,83 1,83 1,83 1,83
traktor
1 Depan
4,93
kanan 5,33 3,56 5,84 4,83 5,08
traktor
Detik
Kecepatan No Komponen Rata-ra
1 2 3 4 5 ta
2 Depan
5,38
tengah 5,59 5,33 5,08 5,84 5,08
traktor
4 Belakang
8,84
kanan 9,40 8,64 9,14 8,64 8,38
traktor
5 Belakang
5,69
tengah 6,10 5,84 5,33 5,33 5,84
traktor
6 Belakang
8,64 7,11 7,62 7,11 7,37 7,57
kiri traktor
Rendah
7 Spion kanan
5,4 6,1 5,4 9,5 7,8 5,4
8 Spion kiri
3,8 4,0 3,9 3,9 3,7 3,8
9 Kopling
51,1 20,8 14,1 13,6 14,0 22,72
roda
10 Rem kaki
51,1 20,8 14,1 13,6 14,0 22,72
11 Kopling
58,0 24,2 16,3 17,0 17,2 26,54
gearbox
12 Pintu kanan
5,0 9,8 7,6 5,9 5,2 6,70
13 Pintu kiri
6,7 10,7 10,8 9,7 11,5 9,88
14 Jok dudukan
7,4 7,1 7,6 7,1 7,6 7,36
kanan
Detik
Kecepatan No Komponen Rata-ra
1 2 3 4 5 ta
15 Jok
16,5 17,0 17,0 17,5 16,8 16,96
sandaran
kanan
16 Jok dudukan
5,3 5,3 5,3 5,6 5,3 5,36
kiri
17 Jok
8,4 8,4 8,4 8,6 8,6 8,48
sandaran
kiri
1 Depan
7,11
kanan 10,67 5,84 6,60 6,86 5,59
traktor
2 Depan
6,70
tengah 3,30 9,14 7,62 6,35 7,11
traktor
4 Belakang
6,55
Sedang kanan 7,37 7,37 6,35 5,84 5,84
traktor
5 Belakang
5,74
tengah 14,73 5,33 3,05 2,79 2,79
traktor
6 Belakang
10,41 4,06 18,80 6,35 5,33 8,99
kiri traktor
7 Spion kanan
2,8 2,9 2,7 2,9 3,1 2,88
8 Spion kiri
12,1 11,4 7,9 8,2 8,0 9,52
9 Kopling
80,6 17,0 14,4 13,4 13,6 27,8
roda
Detik
Kecepatan No Komponen Rata-ra
1 2 3 4 5 ta
10 Rem kaki
84,9 18,4 15,3 12,1 12,2 28,58
11 Kopling
55,7 16,9 15,4 16,0 16,1 24,02
gearbox
12 Pintu kanan
12,1 10,5 9,8 9,7 9,1 10,24
13 Pintu kiri
9,1 8,4 7,8 6,5 6,7 7,70
14 Jok dudukan
9,4 9,4 9,1 8,4 8,1 8,88
kanan
15 Jok
39,9 39,1 37,1 34,8 37,3 37,64
sandaran
kanan
16 Jok dudukan
5,1 4,1 4,6 4,1 4,6 4,50
kiri
17 Jok
10,2 10,2 9,4 9,9 9,4 9,82
sandaran
kiri
1 Depan
15,65
kanan 4,57 44,45 10,16 9,65 9,40
traktor
2 Depan
6,76
tengah 8,38 6,60 6,35 6,10 6,35
traktor
4 Belakang
15,65
Tinggi kanan 4,57 44,45 10,16 9,65 9,40
traktor
Detik
Kecepatan No Komponen Rata-ra
1 2 3 4 5 ta
5 Belakang
14,58
tengah 19,05 20,57 10,92 11,68 10,67
traktor
6 Belakang
9,91 8,13 7,62 7,62 7,62 8,18
kiri traktor
7 Spion kanan
4,1 4,3 4,2 4,2 4,1 4,18
8 Spion kiri
5,4 5,3 5,8 5,3 5,5 5,46
9 Kopling
25,9 16,4 13,8 11,5 11,7 15,86
roda
10 Rem kaki
51,8 15,6 14,0 13,5 15,2 22,02
11 Kopling
76,3 42,3 12,2 11,5 12,9 31,04
gearbox
12 Pintu kanan
10,2 8,1 7,9 7,9 7,6 8,34
13 Pintu kiri
14,4 12,5 11,5 12,1 12,6 12,62
14 Jok dudukan
11,4 11,4 11,9 11,7 12,4 11,76
kanan
15 Jok
12,4 12,4 13,0 12,7 13,5 12,80
sandaran
kanan
16 Jok dudukan
4,1 4,6 4,8 4,8 4,8 4,62
kiri
17 Jok
9,4 9,4 7,9 6,1 5,8 7,72
sandaran
kiri
Tabel 3 Data pengukuran displacement pada transporter
Detik
Kecepatan No Kompone Rata-ra
n 1 2 3 4 5 ta
1 Depan
kanan 0,177
0,076 0,025 0,051 0,051 0,025
traktor
2 Depan
tengah 0,109
0,036 0,178 0,152 0,127 0,051
traktor
3 Depan kiri
traktor 0,051 0,051 0,051 0,025 0,025 0,051
4 Belakang
kanan 0,102 0,076 0,127 0,229 0,102 0,102
traktor
5 Belakang 0,097
Rendah tengah 0,102 0,102 0,076 0,102 0,102
traktor
6 Belakang 0,097
kiri traktor 0,076 0,102 0,102 0,102 0,102
7 Spion 0,125
kanan 0,07 0,19 0,14 0,11 0,08
9 Kopling 0,836
1,51 1,10 0,81 0,55 0,20
roda
15 Jok
sandaran 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
kanan
16 Jok
dudukan 0,03 0,05 0,03 0,03 0,05 0,035
kiri
17 Jok
sandaran 0,05 0,08 0,05 0,08 0,05 0,061
kiri
1 Depan
kanan 0,102 0,076 0,051 0,102 0,051 0,076
traktor
2 Depan
tengah 0,737 0,051 0,051 0,076 0,178 0,218
traktor
3 Depan kiri
traktor 0,025 0,102 0,076 0,076 0,076 0,071
7 Spion
kanan 0,08 0,07 0,06 0,08 0,`0 0,072
8 Spion kiri
0,34 0,45 0,33 0,49 0,50 0,422
9 Kopling
0,33 0,40 0,29 0,25 0,29 0,312
roda
10 Rem kaki
0,78 0,16 0,33 0,15 0,13 0,31
11 Kopling
1,35 0,48 0,31 0,16 0,15 0,49
gearbox
12 Pintu
1,63 1,10 1,01 1,23 1,11 1,216
kanan
13 Pintu kiri
0,87 0,75 0,65 0,54 0,38 0,638
14 Jok
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
dudukan
kanan
15 Jok
0,17 0,15 0,15 0,17 0,15 0,158
sandaran
kanan
16 Jok
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
dudukan
kiri
17 Jok
0,03 0,05 0,03 0,03 0,03 0,034
sandaran
kiri
Detik
Kecepatan No Kompone Rata-ra
n 1 2 3 4 5 ta
1 Depan
kanan 0,178 0,076 0,025 0,051 0,051 0,0762
traktor
2 Depan
0,2794
tengah 0,838 0,178 0,203 0,051 0,127
traktor
3 Depan kiri
0,838 0,203 0,051 0,076 0,025 0,2386
traktor
4 Belakang
0,076
kanan 0,203 0,076 0,051 0,025 0,025
Tinggi traktor
5 Belakang
0,386
tengah 0,813 0,838 0,127 0,076 0,076
traktor
6 Belakang
0,025 0,025 0,025 0,000 0,025 0,02
kiri traktor
7 Spion
0,05 0,07 0,11 0,07 0,07 0,074
kanan
8 Spion kiri
0,13 0,16 0,11 0,12 0,13 0,13
9 Kopling
1,26 0,22 0,17 0,16 0,14 0,39
roda
10 Rem kaki
0,73 0,46 0,32 0,24 0,29 0,408
11 Kopling
0,59 0,47 0.13 0,17 0,33 0,39
gearbox
12 Pintu
0,20 0,14 0,10 0,07 0,13 0,128
kanan
Detik
Kecepatan No Kompone Rata-ra
n 1 2 3 4 5 ta
13 Pintu kiri
0,38 0,34 0,29 0,29 0,27 0,314
14 Jok
0,02 0,08 0,03 0,03 0,03 0,038
dudukan
kanan
15 Jok
0,05 0,05 0,05 0,03 0,05 0,046
sandaran
kanan
16 Jok
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
dudukan
kiri
17 Jok
0,05 0,03 0,05 0,03 0,05 0,042
sandaran
kiri
Jarak (m)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Sisi Kiri 87 87. 87.6 87. 87. 90. 90 90 90 90. 81. 81 81. 82.6 81.9
.2 1 2 2 3 .4 .4 .2 2 4 .9 6
(kiri)
2 Sisi Kiri 88 88. 88.4 88. 80. 91. 91 91 91 91. 83. 83 83. 83.9 83.6
.5 4 5 6 2 .1 .2 .0 2 5 .7 4
(Kanan)
3 Sisi Kanan 91 91. 91.7 91. 91. 86. 86 86 85 86. 84. 83 83. 83.4 83.7
.5 6 5 5 4 .1 .2 .7 2 9 .5 6
(Kiri)
4 Sisi Kanan 91 91. 91.5 91. 91. 87. 85 86 86 85. 84. 83 84. 83.3 83.9
.9 7 5 6 2 .9 .5 .2 5 1 .3 4
(Kanan)
Tabel 6 Data hasil pengukuran kebisingan dalam dan luar ruangan
Detik Ke
Titik Satuan Rata- Rata
1 2 3
B. Pengolahan Data
89,8+86,6+84,5+84,79,1+78,4+76+72,8+68,2
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 9
91,9+91,7+91,5+91,5+91,6+87,2+85,9+86,5+.....+83,9
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 87,23
C. Pembahasan
Getaran dan kebisingan yang dihasilkan oleh suatu alat didalam suatu
lingkungan kerja, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap faktor ergonomika.
Karena secara langsung memengaruhi tubuh manusia. Pengaruh utama kebisingan
terhadap kesehatan adalah kerusakan indera-indera pendengaran. Suara-suara
bising yang tidak terkendali (diatas ambang desibel yang diijinkan) dapat merusak
pendengaran manusia baik temporer ataupun permanen. Gelombang suara yang
dibawa oleh udara menggetarkan gendang telinga dan dapat bersifat merusak jika
telah mendekati ambang batas kemampuan maksimum pendengaran manusia
terutama untuk kebisingan yang bernada tinggi, terputus-putus atau yang datang
secara tiba-tiba. Pengaruh tersebut sangat terasa bila sumber kebisingan tersebut
tidak diketahui. Disisi lain, getaran-getaran tidak terkendali dari mesin dapat
menimbulkan gangguan stres bagi manusia (Currie dan Joseph 1991).
Pengukuran getaran dan kebisingan pada kendaraan Fastrex 6WD dilakukan
dengan pengukuran di 3 titik yang memiliki jarak masing-masing 1 meter, 2
meter, dan 3 meter di bagian depan, kanan, kiri, dan belakang kendaraan Fastrex.
Selain itu, terdapat perbedaan kecepatan getaran yang juga diuji, yaitu pada
kecepatan tinggi, sedang, dan rendah. Getaran yang terjadi pada Fastrex 6 WD
bersumber dari engine penggerak. Besarnya getaran dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya getaran engine penggerak, konstruksi komponen Fastrex 6 WD,
ukuran komponen Fastrex 6WD , bahan komponen Fastrex 6 WD, keadaan dan
jenis tanah serta kondisi operator. Getaran mekanis dapat mencapai operator
melalui beberapa cara hantaran. Diantaranya melalui badan engine yang bergetar,
yang disebut whole-body vibration.
Setelah dilakukan pengukuran getaran didapatkan data Tabel 1 hingga
Tabel 3. Dimana, besarnya rata - rata akselerasi, velocity, dan displacement
getaran pada setiap bagian komponen Fastrex 6 WD dipengaruhi oleh tingkat
kecepatan yang dilakukan. Akselerasi getaran berbanding lurus terhadap
amplitudo dan frekuensi getaran. Dengan jumlah getaran yang sama per-detik,
tetapi amplitudo getaran bertambah besar akan berakibat akselerasi getaran juga
menjadi lebih besar dan sebaliknya jika amplitudo mengecil maka akselerasi
juga akan mengecil. Jika amplitudo tetap tetapi frekuensi bertambah besar maka
akselerasi juga akan membesar. Begitu juga sebaliknya jika frekuensi getaran
mengecil maka akselerasi juga akan mengecil.
Selain itu, hasil data pada Tabel 4 menunjukan terjadi penurunan tingkat
kebisingan dengan bertambahnya jarak. Pengukuran dilakukan pada 3 bagian
sisi transporter Fastrex 6 WD yaitu sisi bagian depan, samping, dan belakang.
Pada setiap pengukuran bagian sisinya dihitung tingkat kebisingan pada jarak
0-3 meter. Lalu data yang didapatkan pada setiap bagian sisi dirata-rata di semua
tingkat kecepatan. Pada pengukuran sisi depan dengan rataan kebisingan 79,93
dB, sisi samping kanan dengan rataan kebisingan 76,29 dB, sisi samping kiri
dengan rataan kebisingan 77,24 dB, sisi belakang dengan rataan kebisingan
76,93 dB.
Nilai tingkat kebisingan paling besar yaitu pada sisi depan dengan nilai
tingkat kebisingan 79,93 dB. Sedangkan nilai terkecil berada pada sisi samping
kanan dengan nilai kebisingan sebesar 76,29 dB. Hal ini sesuai mengingat
semakin dekat dengan sumber suara, maka tingkat kebisingan semakin besar serta
dan berlaku hal sebaliknya. Selain itu terdapat rumus tingkat kebisingan yang
ditunjukan dengan ekspresi Ldx = 10 Log (x/x0), dimana Ldx adalah kebisingan
pada jarak tertentu, x adalah jarak yang diukur dari tingkat kebisingannya dari
sumber bising dan x0 adalah jarak titik sampling dari sumber bising. Ekspresi
tersebut menunjukan hubungan berkebalikan antara jarak dengan tingkat
kebisingan (Rhidoni 2015). Selain itu menurut kurva logaritmik hubungan jarak
dan intensitas terlihat bahwa semakin besar nilai jarak, tingkat intensitas semakin
rendah. Atas dasar teori tersebut rataan data yang telah didapatkan sudah
tergolong sesuai.
Selain itu, diukur pula tingkat kebisingan dalam ruang operator dengan
menggunakan empat titik pengukuran. Berdasarkan data hasil pengukuran, pada
Tabel 1, kopling roda memiliki getaran yang paling kecil dibandingkan rem kaki,
kopling gearbox, pintu kiri, dan pintu kanan. Pada tabel 2, bagian depan Fastrex
memiliki getaran yang lebih keras dibandingkan bagian belakang. Dan pada tabel
3, bagian jok sandaran kanan memiliki getaran yang lebih keras dibandingkan jok
dudukan kanan, jok dudukan kiri, dan jok sandaran kanan. Hal ini disebabkan
karena ketiga titik tersebut memiliki posisi yang terlalu dekat dengan mesin
sebagai sumber getaran sehingga menyebabkan kopling roda, bagian depan, dan
bagian jok sandaran menerima akselerasi getaran yang signifikan. Biasanya,
komponen yang terletak jauh dari mesin cenderung menghasilkan akselerasi
getaran yang lebih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata akselerasi getaran yang
dihasilkan oleh komponen yang berada jauh dari mesin, seperti spion dan pintu,
yang memiliki nilai akselerasi getaran rendah.
Selain itu, juga dapat dilihat bahwa tingkat kebisingan dalam ruang
operator berkisar antara 81,9 hingga 91,9 dB. Kebisingan terbesar terdapat pada
saringan udara yang terletak di samping operator. Nilai kebisingan yang diperoleh
dari kedelapan titik tersebut menunjukkan bahwa kebisingan sudah terbilang
tinggi dan berbahaya bagi operator.
.
Gambar 1. Tata letak dan titik pengukuran kebisingan ruangan dan luar ruangan
bengkel
A. Kesimpulan
Kendaraan pengangkut sawit Fastrex 6WD yang memiliki rata-rata tingkat
kebisingan yang masih belum memenuhi standar yang diberlakukan oleh
Keputusan Permenaker No.13/MEN/X/Tahun 2011 dimana tingkat kebisingan
maksimum atau nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dB, sedangkan tingkat
kebisingan yang tercapai pada praktikum ini adalah 87,02 dB. Pada tingkat
kebisingan ruangan, nilai tingkat kebisingan juga sudah melampaui nilai ambang
batas rata-rata, dimana terdapat titik zona yang kebisingannya mencapai 85 dB.
Sesuai aturan Permenkes, ruangan pembelajaran dalam bengkel yang memiliki
nilai tingkat kebisingan rata-rata sebesar 81,5 dB sangat tidak memenuhi
memenuhi standar baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
718 Tahun 1987 tentang kebisingan yang memberlakukan bahwa nilai ambang
batas kebisingan zona pembelajaran adalah 45 - 55 dB.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan, diperlukan kondisi
pengukuran yang sesuai (ideal) dimana tidak ada gangguan luar, pengukuran jarak
yang tepat, dan posisi yang seragam. Selain itu perlu diperhatikan kalibrasi alat
(sound level meter) sebelum pemakaian dalam pengambilan data. Untuk tingkat
kebisingan yang masih tinggi diperlukan upaya meminimalisir hal tersebut salah
satunya dengan penggunaan lapisan berbahan karet atau bahan lainnya yang dapat
meredam suara bising yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Currie RM, Joseph EF. 1991. Work Study. London (ENG): Pitman Books Ltd.
Darlani, Sugiharto. 2017. Kebisingan dan gangguan psikologis pekerja weaving
loom dan inspection Pt. Primatexco Indonesia. JHE (Journal Health
Education. 2(2):130–137.
Herawati P. 2016. Dampak kebisingan dari aktifitas bandara sultan thaha jambi
terhadap pemukiman sekitar bandara. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari.
16(1):104-108
Isnaini. 2021. Analisis ergonomi tingkat kebisingan dan getar mekanis pada mesin
penggilingan padi di Desa Sangia Kecamatan Sape Kabupaten Bima
[skripsi]. Mataram (ID): Universitas Muhammadiyah Mataram.
[Permen]. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718 Tahun
1987 Tentang Kebisingan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan. 1987
[Permen]. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Tempat Kerja. 1999.
[Permen]. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. 2011.
Rhidoni A, Febriani N. 2015. Analisis faktor-faktor kebisingan komplek
perguruan muhammadiyah di kota pekanbaru. Jurnal Photon. 6(1):61-71
Roestam AW. 2014. “Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja” Cermin
Dunia Kedokteran No. 144. Jakarta (ID): Sub Departemen Kedokteran
Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Sangkertadi, Manganguwi R. 2021. Tingkat kebisingan dan perambatan suara
akibat bunyi luar pada Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Kampus
Unsrat dan GMIM Bethesda Manado. Jurnal Ilmiah Sains. 21(2): 130-136.
Suhardi B, Citrawati A, Dwi Astuti R. 2021. Ergonomi Partisipatori. Ed ke-1.
Yogyakarta: Deepublish.
LAMPIRAN