Anda di halaman 1dari 221

BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA HASIL PENELITIAN

Bagian ini akan menjelaskan tentang: deskripsi data baik untuk variabel Y

maupun variabel X1 dan X2, uji persyaratan analisis baik normalitas maupun

linearitas, uji hipotesis (1, 2, 3, 4,5,6,7 dan 8).

A. Deskripsi Data

Deskripsi data yang akan dijelaskan meliputi variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y), variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2).

1. Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

Statistics
Suksesi Kepemimpinan (Y)
N Valid 205
Missing 0
Mean 136,22
Std. Error of Mean ,813
Median 133,00
Mode 133
Std. Deviation 11,634
Variance 135,339
Range 84
Minimum 76
Maximum 160
Sum 27925
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat dalam

lampiran 5), maka skor teoretis antara 32 sampai 160, skor empiris antara 76 sampai
160; mean (nilai rata-rata) sebesar 136,22; median (nilai tengah) 133,00; mode/modus

(nilai frekuensi tertinggi) sebesar 133 dan standard deviation (simpangan baku)

sebesar 11,364.

Suksesi Kepemimpinan (Y)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 76 1 ,5 ,5 ,5
112 2 1,0 1,0 1,5
115 1 ,5 ,5 2,0
116 1 ,5 ,5 2,4
117 1 ,5 ,5 2,9
120 2 1,0 1,0 3,9
122 1 ,5 ,5 4,4
123 5 2,4 2,4 6,8
124 5 2,4 2,4 9,3
125 3 1,5 1,5 10,7
126 12 5,9 5,9 16,6
127 11 5,4 5,4 22,0
128 13 6,3 6,3 28,3
129 6 2,9 2,9 31,2
130 9 4,4 4,4 35,6
131 11 5,4 5,4 41,0
132 4 2,0 2,0 42,9
133 16 7,8 7,8 50,7
134 3 1,5 1,5 52,2
135 5 2,4 2,4 54,6
136 7 3,4 3,4 58,0
137 5 2,4 2,4 60,5
139 9 4,4 4,4 64,9
140 3 1,5 1,5 66,3
141 6 2,9 2,9 69,3
142 3 1,5 1,5 70,7
143 4 2,0 2,0 72,7
144 4 2,0 2,0 74,6
145 6 2,9 2,9 77,6
146 4 2,0 2,0 79,5
290

147 4 2,0 2,0 81,5


148 7 3,4 3,4 84,9
149 4 2,0 2,0 86,8
150 2 1,0 1,0 87,8
151 1 ,5 ,5 88,3
152 1 ,5 ,5 88,8
153 3 1,5 1,5 90,2
154 2 1,0 1,0 91,2
155 4 2,0 2,0 93,2
156 3 1,5 1,5 94,6
158 2 1,0 1,0 95,6
159 2 1,0 1,0 96,6
160 7 3,4 3,4 100,0
Total 205 100,0 100,0

Pendistribusian frekuensi data dilakukan dengan terlebih dahulu

menentukan banyaknya jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturgest. Nuryadi

dkk menjelaskan bahwa rumus Sturgest, k = 1+3,3log(n).310

k = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 205 k = banyaknya kelas

k = 1 + 3.3*2,3117 n = banyaknya data

k = 1+7,6286 = 8.6286 ( 9)

Setelah k diperoleh, maka ditentukan panjang interval (i) dengan rumus i =

R/k.311 i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =

jumlah kelas.

Subtitusi: i = 160 - 76 = 84 = 9.333 ( 10)


9 9

310
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, M.Budiantara, Dasar-dasar Statistik
Penelitian, Sibuku Media, Yogyakarta, 2017, 27.
311
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, UMM Malang,
Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan, Maret 2017 23.
291

Kontrol: i.k > R + 1

o (10) (9) > (84) + 1

o 90 > 85 ( selisih 5)

Distribusi frekuensi data Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) tidak

seimbang, maka diadakan pelebaran jangkauan. Nilai minimum dimulai 73.5 dan

maksimum 162.5.312

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
Kelas Batas Frekuensi Frekuensi Kumulatif
No Kelas Bawah Atas Absolut Relatif Absolut Relatif (%)
(%)
1 73.5 – 82.5 73 83 1 0.5 1 0.5
2 83.5 – 92.5 83 93 0 0 1 0.5
3 93.5 – 102.5 93 103 0 0 1 0.5
4 103.5 – 112.5 103 113 2 1 3 1.5
5 113.5 – 122.5 113 123 11 5.4 14 6.8
6 123.5 – 132.5 123 133 90 44 104 50.7
7 133.5 – 142.5 133 143 45 22 149 72.7
8 143.5 – 152.5 143 153 36 17.5 185 90.2
9 153.5 – 162.5 153 163 20 9.8 205 100
Jumlah 205 100%

Data di atas menunjukkan bahwa mean (nilai rata-rata) sebesar 136,22

dengan responden 45 orang atau 22%, responden yang berada di bawah rata-rata

sebanyak 104 orang atau 50,7%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 56

orang atau 27,3%.

312
______, Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), cet. ketiga (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), 46.
292

a. Indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1)

Statistics
Selesainya Masa Jabatan Pemimpin
Sebelumnya (y1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 12,69
Std. Error of Mean ,147
Median 13,00
Mode 14
Std. Deviation 2,100
Variance 4,410
Range 12
Minimum 3
Maximum 15
Sum 2602

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 3 sampai 15, skor empiris antara 3

sampai dengan 15; mean (nilai rata-rata) sebesar 12,69; median (nilai tengah) sebesar

13,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 14,00 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,100.


293

b. Indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2)

Statistics
Penentuan Kandidat yang Kompeten
(y2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 22,05
Std. Error of Mean ,143
Median 22,00
Mode 22
Std. Deviation 2,049
Variance 4,198
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4521

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 4), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 22,.05; median (nilai tengah) sebesar

22,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 22 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,049.


294

c. Indikator Pembentukan Tim Suksesi Kepemimpinan (y3)

Statistics
Pembentukan Tim Suksesi (y3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,46
Std. Error of Mean ,157
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,255
Variance 5,083
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4400

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,46; median (nilai tengah) sebesar

21,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,255.


295

d. Indikator Melakukan Kaderisasi (y4)

Statistics
Melakukan Kaderisasi (y4)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,71
Std. Error of Mean ,183
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,620
Variance 6,865
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4245

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,71; median (nilai tengah) sebesar

20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,620.


296

e. Indikator Melaksanakan Pendelegasian (y5)

Statistics
Melaksanakan Pendelegasian (y5)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,07
Std. Error of Mean ,175
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,505
Variance 6,274
Range 15
Minimum 10
Maximum 25
Sum 4320

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 10

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,07; median (nilai tengah) sebesar

20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,505.


297

f. Indikator Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6)

Statistics
Melaksanakan Acara Serah Terima
Jabatan Kepemimpinan(y6)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,06
Std. Error of Mean ,140
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,006
Variance 4,026
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4317

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,06; median (nilai tengah) sebesar

20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,006.


298

g. Indikator Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7)

Statistics
Terlaksananya Suksesi
Kepemimpinan (y7)
N Valid 205
Missing 0
Mean 17,17
Std. Error of Mean ,117
Median 17,00
Mode 16
Std. Deviation 1,673
Variance 2,799
Range 10
Minimum 10
Maximum 20
Sum 3520

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 10

sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,07; median (nilai tengah) sebesar

20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 2,505.


299

2. Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)

Statistics
Implementasi Budaya IFGF (X1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 140,75
Std. Error of Mean ,961
Median 137,00
Mode 135
Std. Deviation 13,758
Variance 189,278
Range 88
Minimum 82
Maximum 170
Sum 28853

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 34 sampai 170, skor empiris antara 82

sampai 170; mean (nilai rata-rata) sebesar 140,75; median (nilai tengah) 137,00;

mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 135 dan standard deviation

(simpangan baku) sebesar 13,758.


300

Implementasi Budaya IFGF (X1)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 82 1 ,5 ,5 ,5
118 1 ,5 ,5 1,0
119 3 1,5 1,5 2,4
120 3 1,5 1,5 3,9
121 1 ,5 ,5 4,4
122 1 ,5 ,5 4,9
124 6 2,9 2,9 7,8
125 2 1,0 1,0 8,8
126 6 2,9 2,9 11,7
127 6 2,9 2,9 14,6
128 3 1,5 1,5 16,1
129 2 1,0 1,0 17,1
130 7 3,4 3,4 20,5
131 8 3,9 3,9 24,4
132 10 4,9 4,9 29,3
133 12 5,9 5,9 35,1
134 6 2,9 2,9 38,0
135 13 6,3 6,3 44,4
136 10 4,9 4,9 49,3
137 8 3,9 3,9 53,2
138 2 1,0 1,0 54,1
139 1 ,5 ,5 54,6
140 5 2,4 2,4 57,1
141 3 1,5 1,5 58,5
142 4 2,0 2,0 60,5
143 5 2,4 2,4 62,9
144 4 2,0 2,0 64,9
145 6 2,9 2,9 67,8
146 2 1,0 1,0 68,8
147 1 ,5 ,5 69,3
148 2 1,0 1,0 70,2
149 4 2,0 2,0 72,2
150 5 2,4 2,4 74,6
151 3 1,5 1,5 76,1
152 3 1,5 1,5 77,6
153 5 2,4 2,4 80,0
301

154 5 2,4 2,4 82,4


155 1 ,5 ,5 82,9
156 3 1,5 1,5 84,4
157 1 ,5 ,5 84,9
158 3 1,5 1,5 86,3
159 4 2,0 2,0 88,3
160 5 2,4 2,4 90,7
161 2 1,0 1,0 91,7
162 1 ,5 ,5 92,2
163 1 ,5 ,5 92,7
164 2 1,0 1,0 93,7
165 1 ,5 ,5 94,1
166 2 1,0 1,0 95,1
167 1 ,5 ,5 95,6
169 1 ,5 ,5 96,1
170 8 3,9 3,9 100,0
Total 205 100,0 100,0

Pendistribusian frekuensi data dilakukan dengan terlebih dahulu

menentukan banyaknya jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturgest. Fo’arota

Telaumbanua menjelaskan bahwa rumus Sturgest, k = 1+3,3log(n).

k = 1 + 3,3 log N

k = 1 + 3,3 log 205 k = banyaknya kelas

k = 1 + 3.3* 2.3117 n = banyaknya data

k = 1 + 7,6286 = 8,6286 ( 9)

Setelah k diperoleh, maka ditentukan batas interval (i) dengan rumus i =

R/k. i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =

jumlah kelas.

Subtitusi: i = 170 - 82 = 88 = 9,778 ( 10)


9 9

Kontrol: i.k > R + 1


302

o (10) (9) > (88) + 1

o 90 > 89 (selisih 1)

Distribusi frekuensi data Implementasi Budaya IFGF (X1) tidak seimbang seimbang.

Agar seimbang minimum dimulai dari 81,5 dan maksimum 170,5 .

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Data Implementasi Budaya IFGF (X1)

Kelas Batas Frekuensi Frekuensi Kumulatif


No Kelas Bawah Atas Absolut Relatif (%) Absolut Relatif (%)
1 81.5– 90.5 81 91 1 0.5 1 0.5
2 91.5 - 100.5 91 101 0 0 1 0.5
3 101.5 - 110.5 101 111 0 0 1 0.5
4 111.5- 120.5 111 121 8 4 9 4.5
5 121.5- 130.5 121 131 41 20 50 24.4
6 131.5- 140.5 131 141 70 34.2 120 58.5
7 141.5-150.5 141 151 36 17.6 156 76.1
8 151.5-160.5 151 161 32 15.5 188 91.6
9 161.5-170.5 161 171 17 8.4 205 100
Jumlah 205 100%

Data di atas menunjukkan bahwa mean (nilai rata-rata) sebesar 140,75

dengan responden 70 orang atau 34,2%, responden yang berada di bawah rata-rata

sebanyak 50 orang atau 24,4%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 95

orang atau 41,4%.


303

a. Indikator Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1)

Statistics
Ditetapkan Oleh Para Pemimpin
(x1.1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,58
Std. Error of Mean ,173
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,477
Variance 6,137
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4219

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,58; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,477.


304

b. Indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Statistics
Menjadi Kesepakatan Bersama
(x1.2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,25
Std. Error of Mean ,165
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,356
Variance 5,553
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4357

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) 21,25 sebesar; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,356.


305

c. Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

Statistics
Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara
Pandang (x1.3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 16,57
Std. Error of Mean ,138
Median 16,00
Mode 16
Std. Deviation 1,971
Variance 3,884
Range 10
Minimum 10
Maximum 20
Sum 3396

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 4 sampai dengan 20, skor empiris antara

10 sampai dengan 20; mean (nilai rata-rata) sebesar 16,57; median (nilai tengah)

sebesar 16,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 16 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 1,971.


306

d. Indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4)

Statistics
Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai
(x1.4)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,74
Std. Error of Mean ,153
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,187
Variance 4,783
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4456

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,74; median (nilai tengah)

sebesar 21,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,187.


307

e. Indikator Disosialisasikan (x1.5)

Statistics
Disosialisasikan (x1.5)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,21
Std. Error of Mean ,210
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 3,005
Variance 9,032
Range 14
Minimum 11
Maximum 25
Sum 4144

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

11 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,21; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 3,005.


308

f. Indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)

Statistics
Monitoring Dalam Implementasinya
(x1.6)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,17
Std. Error of Mean ,179
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,565
Variance 6,580
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4134

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,17; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,565.


309

g. Indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7)

Statistics
Dilakukan Evaluasi Dalam
Pelaksanaannya (x1.7)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,23
Std. Error of Mean ,178
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,544
Variance 6,472
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4147

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,23; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,544.


310

3. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Statistics
Kepemimpinan Intergenerasional
(X2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 85,23
Std. Error of Mean ,593
Median 84,00
Mode 80
Std. Deviation 8,496
Variance 72,187
Range 52
Minimum 48
Maximum 100
Sum 17472

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 20 sampai 100, skor empiris antara 48

sampai 100; mean (nilai rata-rata) sebesar 85,23; median (nilai tengah) 84,00;

mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 80 dan standard deviation (simpangan

baku) sebesar 8,496.


311

Kepemimpinan Intergenerasional (X2)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 48 1 ,5 ,5 ,5
50 1 ,5 ,5 1,0
68 1 ,5 ,5 1,5
69 1 ,5 ,5 2,0
72 4 2,0 2,0 3,9
73 1 ,5 ,5 4,4
74 3 1,5 1,5 5,9
75 5 2,4 2,4 8,3
76 4 2,0 2,0 10,2
77 3 1,5 1,5 11,7
78 4 2,0 2,0 13,7
79 10 4,9 4,9 18,5
80 29 14,1 14,1 32,7
81 15 7,3 7,3 40,0
82 12 5,9 5,9 45,9
83 6 2,9 2,9 48,8
84 7 3,4 3,4 52,2
85 10 4,9 4,9 57,1
86 8 3,9 3,9 61,0
87 6 2,9 2,9 63,9
88 5 2,4 2,4 66,3
89 7 3,4 3,4 69,8
90 7 3,4 3,4 73,2
91 6 2,9 2,9 76,1
92 8 3,9 3,9 80,0
93 3 1,5 1,5 81,5
94 3 1,5 1,5 82,9
95 3 1,5 1,5 84,4
96 7 3,4 3,4 87,8
97 3 1,5 1,5 89,3
98 3 1,5 1,5 90,7
99 1 ,5 ,5 91,2
100 18 8,8 8,8 100,0
Total 205 100,0 100,0
312

Pendistribusian frekuensi data dilakukan dengan terlebih dahulu

menentukan banyaknya jumlah kelas dengan menggunakan rumus Sturgest. Fo’arota

Telaumbanua menjelaskan bahwa rumus Sturgest, k = 1+3,3log(n).

k = 1 + 3,3 log N

k = 1 + 3,3 log 205 k = banyaknya kelas

k = 1 + 3.3* 2.3117 n = banyaknya data

k = 1 + 7.6286 = 8.6286 ( 9)

Setelah k diperoleh, maka ditentukan batas interval (i) dengan rumus i =

R/k. i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =

jumlah kelas.

Subtitusi: i = 100 - 48 = 52 = 5.777 ( 6)


9 9

Kontrol: i.k > R + 1

o (6) (9) > (52) + 1

o 54 > 53 (selisih 1)

Distribusi frekuensi data Kepemimpinan Intergenerasional (X2) tidak seimbang. Agar

seimbang minimum dimulai dari 47,5 dan maksimum 100,5 .

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skor Data Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Kelas Batas Frekuensi Frekuensi Kumulatif


No Kelas Bawah Atas Absolut Relatif (%) Absolut Relatif (%)
1 47,5 – 52,5 47 53 2 1 2 1
2 53,5 – 58,5 53 59 0 0 2 1
3 59,5 – 64,5 59 65 0 0 2 1
4 65,5 – 70,5 65 71 2 1 4 2
5 71,5 – 76,5 71 77 20 9.7 24 11.7
6 77,5 – 82,5 77 83 76 37.1 100 48.8
7 83,5 – 88,5 83 89 43 20.9 143 69.7
313

8 89,5 – 94,5 89 95 30 14.7 173 84.4


9 95,5 – 100,5 95 101 32 15.7 205 100
Jumlah 205 100%

Data di atas menunjukkan bahwa mean (nilai rata-rata) sebesar 85,23

dengan responden 43 orang atau 20,9%, responden yang berada di bawah rata-rata

sebanyak 100 orang atau 48,8%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 62

orang atau 20,3%.

a. Indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

Statistics
Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,32
Std. Error of Mean ,164
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,352
Variance 5,533
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4371

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,32; median (nilai tengah)

sebesar 21,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,352.


314

b. Indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)

Statistics
Mampu Berkolaborasi (x2.2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,35
Std. Error of Mean ,176
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,513
Variance 6,316
Range 14
Minimum 11
Maximum 25
Sum 4376

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

11 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) 21,35 sebesar; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,513.


315

c. Indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

Statistics
Melakukan Mentoring (x2.3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,94
Std. Error of Mean ,177
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,532
Variance 6,413
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4292

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,94; median (nilai tengah)

sebesar 20,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,532.


316

d. Indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

Statistics
Membangun Budaya Respek (x2.4
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,62
Std. Error of Mean ,161
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,301
Variance 5,295
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4433

Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat

dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara

12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,62; median (nilai tengah)

sebesar 21,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 20 dan standard

deviation (simpangan baku) sebesar 2,301.


317

4. Variabel Moderator (X3 – X6 )

a. Pendidikan Terakhir (X3)

Statistics
Pendidikan Terakhir (X3)
N Valid 205
Missing 0

Pendidikan Terakhir (X3)


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 (SMP) 1 ,5 ,5 ,5
2 (SMA/SMK)/ High School 5 2,4 2,4 2,9
3 Diploma 32 15,6 15,6 18,5
4 S1 ( Sarjana )/Bachelor 110 53,7 53,7 72,2
5 S2 ( Magister)/Master 47 22,9 22,9 95,1
6 S3 ( Doktor)/Doctor 10 4,9 4,9 100,0
Total 205 100,0 100,0
318

b. Usia (X4)

Statistics
Usia (X4)
N Valid 205
Missing 0

Usia (X4)
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 ( 30 – 35 tahun) 3 1,5 1,5 1,5
3 ( 36 – 40 tahun ) 18 8,8 8,8 10,2
4 ( 41 – 45 tahun ) 39 19,0 19,0 29,3
5 (46 – 50 tahun ) 51 24,9 24,9 54,1
6 ( 51 – 55 tahun ) 55 26,8 26,8 81,0
7 ( Di atas 55 tahun ) 39 19,0 19,0 100,0
Total 205 100,0 100,0
319

c. Region Tempat Melayani (X5)

Statistics
Region Tempat Melayani (X5)
N Valid 205
Missing 0

Region Tempat Melayani (X5)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 18 8,8 8,8 8,8
2 1 ,5 ,5 9,3
3 10 4,9 4,9 14,1
4 19 9,3 9,3 23,4
5 15 7,3 7,3 30,7
7 4 2,0 2,0 32,7
9 1 ,5 ,5 33,2
11 8 3,9 3,9 37,1
12 59 28,8 28,8 65,9
13 32 15,6 15,6 81,5
14 36 17,6 17,6 99,0
15 2 1,0 1,0 100,0
Total 205 100,0 100,0
320

d. Lamanya Melayani sebagai Pendeta / Pastor (X6)

Statistics
Lamanya Melayani sebagai
Pendeta / Pastor (X6)
N Valid 205
Missing 0

Lamanya Melayani sebagai Pendeta / Pastor (X6)


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 ( < 1 tahun ) 9 4,4 4,4 4,4
2 ( 1 – 5 tahun ) 41 20,0 20,0 24,4
3 ( 6 – 10 tahun ) 50 24,4 24,4 48,8
4 ( 11 – 15 tahun ) 41 20,0 20,0 68,8
5 ( 16 – 20 tahun ) 40 19,5 19,5 88,3
6 ( 21 – 25 tahun ) 17 8,3 8,3 96,6
7 ( > 25 tahun ) 7 3,4 3,4 100,0
Total 205 100,0 100,0

A. Uji Persyaratan Analisis


321

Uji persyaratan analisis yang akan dikerjakan oleh peneliti mencakup: uji

normalitas dan linearitas.

1. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Variabel Suksesi Kepeimpinan di IFGF (Y)

Uji normalitas terhadap variabel Y, dan indikator y 1, y2, y3, y4, y5, y6 dan y7

dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov hitung. Telaumbanua

menyatakan bahwa:

Untuk menentukan normal tidaknya data, maka Kormogorov-Smirnov hitung


yang diperoleh dari perhitungan perlu dibandingkan dengan Sig a = 0,05 yang
sering disebut sebagai angka kritik. Untuk menarik kesimpulan adalah: apabila
Sig a berdasarkan perhitungan lebih besar ( > ) dari 0,05 maka dinyatakan
normal, apabila Sig a berdasarkan perhitungan lebih kecil ( < ) dari 0,05 maka
tidak normal.313

Bila hasil signifikansi dari test Kormogorov-Smirnov berdistribusi tidak

normal, maka selanjutnya peneliti melakukan estimasi proporsi rumus Blom dengan

pendekatan Q-Q Plot. Prana menyatakan bahwa untuk menguji asumsi normalitas

juga dapat digunakan pendekatan analisis grafik, yakni Probability Plot atau yang

disebut juga P-P Plot atau dengan Q-Q (quantile-quantile) plot. Pada pendekatan P-P

Plot dan Q-Q plot, jika titik-titik (dots) menyebar jauh (menyebar berliku-liku pada

garis diagonal seperti ular) dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas

tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka

asumsi normalitas dipenuhi. Jika sampel lebih dari 200 orang, maka dipilih Q-Q

Plot.314 Jadi pendekatan Q-Q Plot digunakan oleh peneliti karena sampel penelitian

berjumlah 205 > 200 orang.

313
Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan, 108.
314
Gio, Prana Ugiana, Dasapta Erwin Irawan, Belajar Statistika Dengan R, USU Press,
Medan, 2016, p 124.
322

1) Uji Normalitas Data Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

Uji normalitas data untuk Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) ,116 205 ,000 ,940 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebagai variabel terikat dilakukan dengan estimasi

proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


323

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) menunjukkan bahwa data variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya

mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki

outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) tidak menggambarkan kurve sinus

atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) memiliki distribusi cenderung normal.

2) Uji Normalitas Data Indikator y1 sampai dengan y

a) Indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1)


324

Uji normalitas data untuk Indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin

Sebelumnya (y1) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom

Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selesainya Masa Jabatan ,176 205 ,000 ,857 205 ,000
Pemimpin Sebelumnya (y1)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1)

berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji

Normalitas indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) dilakukan

dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


325

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Selesainya

Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) menunjukkan bahwa data indikator

Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) berdistribusi normal

dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran

data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended

Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin

Sebelumnya (y1) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Selesainya Masa

Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) memiliki distribusi cenderung normal.

b) Indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2)

Uji normalitas data untuk Indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten

(y2) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-

Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
326

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Penentuan Kandidat yang ,097 205 ,000 ,928 205 ,000
Kompeten (y2)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus

Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


327

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Penentuan

Kandidat yang Kompeten (y2) menunjukkan bahwa data indikator Penentuan

Kandidat yang Kompeten (y2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya

mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki

outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) tidak menggambarkan kurve

sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Penentuan

Kandidat yang Kompeten (y2) memiliki distribusi cenderung normal.

c) Indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3)

Uji normalitas data untuk Indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.


328

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pembentukan Tim Suksesi ,235 205 ,000 ,858 205 ,000
(y3)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Pembentukan Tim Suksesi (y3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom

melalui pendekatan Q-Q Plot.


329

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Pembentukan Tim Suksesi (y3) menunjukkan bahwa data indikator Pembentukan

Tim Suksesi (y3) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada

garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian

juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator

Pembentukan Tim Suksesi (y3) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Pembentukan Tim

Suksesi (y3) memiliki distribusi cenderung normal.

d) Indikator Melakukan Kaderisasi (y4)

Uji normalitas data untuk Indikator Melakukan Kaderisasi (y4) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.


330

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melakukan Kaderisasi (y4) ,163 205 ,000 ,952 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Melakukan Kaderisasi (y4) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Melakukan Kaderisasi (y4) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui

pendekatan Q-Q Plot.


331

Uji normalitas untuk indikator Melakukan Kaderisasi (y4) dilakukan

dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Melakukan

Kaderisasi (y4) menunjukkan bahwa data indikator Melakukan Kaderisasi (y4)

berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta

cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat

dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melakukan Kaderisasi

(y4) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Melakukan

Kaderisasi (y4) memiliki distribusi cenderung normal.

e) Indikator Melaksanakan Pendelegasian (y5)

Uji normalitas data untuk Indikator Melaksanakan Pendelegasian (y5)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov


332

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melaksanakan ,232 205 ,000 ,869 205 ,000
Pendelegasian (y5)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Melaksanakan Pendelegasian (y5) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Melaksanakan Pendelegasian (y5) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom

melalui pendekatan Q-Q Plot.


333

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Melaksanakan Pendelegasian (y5) menunjukkan bahwa data indikator Melaksanakan

Pendelegasian (y5) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada

garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian

juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator

Melaksanakan Pendelegasian (y5) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Melaksanakan

Pendelegasian (y5) memiliki distribusi cenderung normal.

f) Indikator Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan


Kepemimpinan (y6)

Uji normalitas data untuk Indikator Melaksanakan Acara Serah Terima

Jabatan Kepemimpinan (y6) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada

kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
334

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melaksanakan Acara Serah ,291 205 ,000 ,827 205 ,000
Terima Jabatan
Kepemimpinan(y6)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan

(y6) berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka

Uji Normalitas indikator Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan

(y6) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.
335

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) menunjukkan bahwa

data indikator Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6)

berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta

cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat

dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melaksanakan Acara

Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) tidak menggambarkan kurve sinus atau

cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Melaksanakan

Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) memiliki distribusi cenderung

normal.

g) Indikator Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7)


336

Uji normalitas data untuk Indikator Terlaksananya Suksesi

Kepemimpinan (y7) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom

Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Terlaksananya Suksesi ,216 205 ,000 ,910 205 ,000
Kepemimpinan (y7)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus

Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


337

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) menunjukkan bahwa data indikator

Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) berdistribusi normal dikarenakan sebaran

datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak

memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk

sebaran data indikator Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) tidak

menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Melaksanakan

Pendelegasian (y5) memiliki distribusi cenderung normal.

Melalui analisis di atas diketahui bahwa variabel Suksesi Kepemimpinan

di IFGF (Y) sebagai variabel terikat memiliki distribusi cenderung normal.

Selanjutnya ada 7 (tujuh) indikator yakni: indikator Selesainya Masa

Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) memiliki distribusi cenderung normal, indikator


338

Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) memiliki distribusi cenderung normal,

indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) memiliki distribusi cenderung normal, dan

indikator Melakukan Kaderisasi (y4) memiliki distribusi cenderung normal, indikator

Melaksanakan Pendelegasian (y5) memiliki distribusi cenderung normal, indikator

Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) memiliki

distribusi cenderung normal

b. Uji Normalitas Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)

Uji normalitas terhadap variabel X1, dan indikator x1.1, x1.2, x1.3, x1.4, x1.5,

x1.6, dan x1.7, dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov hitung. Bila hasil

signifikansi dari test Kormogorov-Smirnov berdistribusi tidak normal, maka

selanjutnya peneliti melakukan estimasi proporsi rumus Blom dengan pendekatan

Q-Q Plot.

1) Uji Normalitas Data Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)

Uji normalitas data untuk Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Implementasi Budaya IFGF ,139 205 ,000 ,950 205 ,000
(X1)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) berdistribusi tidak normal
339

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) sebagai variabel terikat dilakukan dengan estimasi

proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


340

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) menunjukkan bahwa data variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada

garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian

juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) memiliki distribusi cenderung normal.

2) Uji Normalitas Data Indikator x1.1 sampai dengan x1.7


341

a) Indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)

Uji normalitas data untuk Indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ditetapkan Oleh Para ,163 205 ,000 ,953 205 ,000
Pemimpin (x1.1)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus

Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


342

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Ditetapkan

oleh Para Pemimpin (x1.1) menunjukkan bahwa data indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada

garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) tidak menggambarkan kurve

sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Ditetapkan oleh

Para Pemimpin (x1.1) memiliki distribusi cenderung normal.


343

b) Indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Uji normalitas data untuk Indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Menjadi Kesepakatan ,234 205 ,000 ,903 205 ,000
Bersama (x1.2)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom

melalui pendekatan Q-Q Plot.


344

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) menunjukkan bahwa data indikator Menjadi Kesepakatan

Bersama (x1.2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis

normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) tidak menggambarkan kurve sinus

atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) memiliki distribusi cenderung normal.

c) Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

Uji normalitas data untuk Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara

Pandang (x1.3) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom

Kolmogorov-Smirnov
345

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Menjadi Tolak Ukur ,174 205 ,000 ,945 205 ,000
Terhadap Cara Pandang
(x1.3)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji

Normalitas indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dilakukan

dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


346

Uji normalitas untuk indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara

Pandang (x1.3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan

Q-Q Plot.

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Menjadi

Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) menunjukkan bahwa data indikator

Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) berdistribusi normal dikarenakan

sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel

tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot

untuk sebaran data indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) tidak

menggambarkan kurve sinus atau cosinus. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi
347

data indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) memiliki distribusi

cenderung normal.

d) Indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4)

Uji normalitas data untuk Indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai

(x1.4) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-

Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dikembangkan Menjadi ,177 205 ,000 ,896 205 ,000
Nilai-nilai (x1.4)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus

Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


348

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) menunjukkan bahwa data indikator


349

Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) berdistribusi normal dikarenakan sebaran

datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak

memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) tidak menggambarkan kurve

sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Dikembangkan

Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) memiliki distribusi cenderung normal.

e) Indikator Disosialisasikan (x1.5)

Uji normalitas data untuk Indikator Disosialisasikan (x1.5) dapat diketahui

melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Disosialisasikan (x1.5) ,148 205 ,000 ,953 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Disosialisasikan (x1.5) berdistribusi tidak normal dikarenakan

nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator Disosialisasikan

(x1.5) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.
350
351

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator

Disosialisasikan (x1.5) menunjukkan bahwa data indikator Disosialisasikan (x1.5)

berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta

cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Disosialisasikan (x1.5) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Disosialisasikan

(x1.5) memiliki distribusi cenderung normal.

f) Indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)

Uji normalitas data untuk Indikator Monitoring dalam Implementasinya

(x1.6) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-

Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Monitoring Dalam ,209 205 ,000 ,945 205 ,000
Implementasinya (x1.6)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus

Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


352
353

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Monitoring

dalam Implementasinya (x1.6) menunjukkan bahwa data indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah

pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) tidak menggambarkan kurve

sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) memiliki distribusi cenderung normal.

g) Indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7)

Uji normalitas data untuk Indikator Dilakukan Evaluasi Dalam

Pelaksanaannya (x1.7) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom

Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dilakukan Evaluasi Dalam ,199 205 ,000 ,951 205 ,000
Pelaksanaannya (x1.7)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.5) berdistribusi

tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas

indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.5) dilakukan dengan

estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


354
355

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Dilakukan

Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7) menunjukkan bahwa data indikator Dilakukan

Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7) berdistribusi normal dikarenakan sebaran

datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak

memiliki outlier.

Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran

data indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7) tidak menggambarkan

kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Dilakukan Evaluasi

Dalam Pelaksanaannya (x1.7) memiliki distribusi cenderung normal.

Berdasarkan analisis di atas diketahui bahwa variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) memiliki distribusi cenderung normal. Selanjutnya ada 7 (tujuh)

indikator yakni: indikator Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

memiliki distribusi cenderung normal, indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai

(x1.4) memiliki distribusi cenderung normal, indikator Disosialisasikan (x1.5)

memiliki distribusi cenderung normal, indikator Monitoring Dalam Implementasinya

(x1.6) memiliki distribusi cenderung normal, indikator Dilakukan Evaluasi Dalam

Pelaksanaannya (x1.7) memiliki distribusi cenderung normal.


356

c. Uji Normalitas Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Uji normalitas terhadap variabel X2, dan indikator x2.1, x2.2, x2.3, dan x2.4,

dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov hitung. Bila hasil signifikansi

dari test Kormogorov-Smirnov berdistribusi tidak normal, maka selanjutnya peneliti

melakukan estimasi proporsi rumus Blom dengan pendekatan Q-Q Plot.

1) Uji Normalitas Data Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Uji normalitas data untuk Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepemimpinan ,107 205 ,000 ,934 205 ,000
Intergenerasional (X2)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) berdistribusi tidak

normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) sebagai variabel terikat dilakukan dengan

estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.


357
358

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) menunjukkan bahwa data variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran

datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak

memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk

sebaran data variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) tidak menggambarkan

kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) memiliki distribusi cenderung normal.

2) Uji Normalitas Data Indikator x2.1 sampai dengan x2.4

a) Indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

Uji normalitas data untuk Indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Memiliki Misi Yang Jelas ,181 205 ,000 ,916 205 ,000
(x2.1)
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom

melalui pendekatan Q-Q Plot.


359
360

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Memiliki

Misi yang Jelas (x2.1) menunjukkan bahwa data indikator Memiliki Misi yang Jelas

(x2.1) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal,

serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika

dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Memiliki Misi

yang Jelas (x2.1) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Memiliki Misi yang

Jelas (x2.1) memiliki distribusi cenderung normal.

b) Indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)

Uji normalitas data untuk Indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Mampu Berkolaborasi (x2.2) ,211 205 ,000 ,871 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui

pendekatan Q-Q Plot.


361
362

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) menunjukkan bahwa data indikator Mampu Berkolaborasi

(x2.2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal,

serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika

dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) memiliki distribusi cenderung normal.

c) Indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

Uji normalitas data untuk Indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dapat

diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melakukan Mentoring (x2.3) ,239 205 ,000 ,871 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Melakukan Mentoring (x2.3) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator

Melakukan Mentoring (x2.3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui

pendekatan Q-Q Plot.


363
364

Uji normalitas untuk indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dilakukan

dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data indikator Melakukan

Mentoring (x2.3) menunjukkan bahwa data indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta

cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat

dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melakukan Mentoring

(x2.3) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Melakukan

Mentoring (x2.3) memiliki distribusi cenderung normal.

d) Indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

Uji normalitas data untuk Indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Membangun Budaya Respek ,148 205 ,000 ,900 205 ,000
(x2.4
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-Smirnov

didapati hasil indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) berdistribusi tidak normal

dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
365

Membangun Budaya Respek (x2.4) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom

melalui pendekatan Q-Q Plot.


366

Berdasarkan hasil perhitungan normal Q-Q Plot data Membangun Budaya

Respek (x2.4) menunjukkan bahwa data indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta

cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat

dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Membangun Budaya

Respek (x2.4) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Membangun

Budaya Respek (x2.4) memiliki distribusi cenderung normal.

Berdasarkan analisis di atas diketahui bahwa variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) memiliki distribusi cenderung normal. Selanjutnya ada 4

(empat) indikator yakni: indikator Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Melakukan Mentoring (x2.3) memiliki distribusi

cenderung normal, indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) memiliki distribusi

cenderung normal.

B. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah data antara dua variabel

linear atau tidak. Hal ini penting dilakukan untuk analisis relasional karena asumsi

dasar analisis korelasional adalah linear. Artinya apabila salah satu variabel

meningkat (naik) maka variabel lain ikut naik.315

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan galat regresi linear atau uji

linearitas atas penyimpangan (deviation from linearity). Jika Sig. α>0,05 maka data

315
Fo’arota Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan,
(Jakarta: FKIP UKI, 2005), 114.
367

dinyatakan linear. Tetapi apabila hasil mengalami penyimpangan secara signifikan

(nilai Sig. α<0,05) maka dilanjutkan dengan melakukan analisis estimasi kurve

persamaan sebelas garis untuk menentukan sebaran data atas pencilan (outlier) dan

penetapan dalam toleransi linear.

Uji linearitas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: uji linearitas X 1

terhadap variabel Y, x1.1 terhadap variabel Y, x1.2 terhadap variabel Y, x1.3 terhadap

variabel Y, x1.4 terhadap variabel Y, x1.5 terhadap variabel Y, x1.6 terhadap variabel

Y, x1.7 terhadap variabel Y. Uji linearitas X2 terhadap variabel Y, x2.1 terhadap

variabel Y, x2.2 terhadap variabel Y, x2.3 terhadap variabel Y, x2.4 terhadap variabel

Y.

a. Uji Linearitas antara Variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) terhadap variabel


Implementasi Budaya IFGF (X1) dan Indikator x1.1-x1.7

1) Uji Linearitas antara Variabel Implementasi Budaya IFGF (X 1) dengan Variabel


Suksesi Kepemimpinan (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 20658,131 51 405,061 8,916 ,000
(Y) * Implementasi Groups Linearity 17347,808 1 17347,808 381,847 ,000
Budaya IFGF (X1) Deviation from 3310,322 50 66,206 1,457 ,043
Linearity
Within Groups 6950,991 153 45,431
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara variabel Implementasi Budaya IFGF

(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) dihasilkan F sebesar 1.457 dan
368

significance value sebesar 0,043. Karena nilai Sig. a hitung (0,043) < 0,05, maka

dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Jadi hubungan antara variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dengan

variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) adalah tidak linier. Karena tidak linear, maka

dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf

signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,628 343,192 1 203 ,000 41,880 ,670
Logarithmic ,637 355,720 1 203 ,000 -327,905 93,911
Inverse ,633 350,512 1 203 ,000 226,898 -12638,846
Quadratic ,634 174,879 2 202 ,000 -14,206 1,469 -,003
Cubic ,634 174,879 2 202 ,000 -14,206 1,469 -,003 ,000
Compound ,616 325,829 1 203 ,000 66,736 1,005
Power ,640 361,563 1 203 ,000 3,951 ,716
S ,658 389,771 1 203 ,000 5,613 -97,847
Growth ,616 325,829 1 203 ,000 4,201 ,005
Exponential ,616 325,829 1 203 ,000 66,736 ,005
Logistic ,616 325,829 1 203 ,000 ,015 ,995
The independent variable is Implementasi Budaya IFGF (X1).
369

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 343,192 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) berada dalam toleransi linear.

2) Uji Linearitas antara Indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan
Variabel Suksesi Kepemimpinan (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 12335,628 12 1027,969 12,922 ,000
* Ditetapkan Oleh Para Groups Linearity 9683,890 1 9683,890 121,734 ,000
Pemimpin (x1.1) Deviation 2651,738 11 241,067 3,030 ,001
from Linearity
Within Groups 15273,493 192 79,549
Total 27609,122 204
370

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F

sebesar 3,030 dan significance value sebesar 0,001. Karena nilai Sig. α hitung (0,001)

< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator

Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap

11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,351 109,668 1 203 ,000 78,981 2,781
Logarithmic ,354 111,255 1 203 ,000 -32,768 56,014
Inverse ,354 111,021 1 203 ,000 189,874 -1087,551
Quadratic ,352 54,773 2 202 ,000 63,037 4,361 -,039
Cubic ,352 54,773 2 202 ,000 63,037 4,361 -,039 ,000
Compound ,349 108,778 1 203 ,000 87,950 1,021
Power ,361 114,849 1 203 ,000 37,093 ,430
S ,372 120,347 1 203 ,000 5,329 -8,478
Growth ,349 108,778 1 203 ,000 4,477 ,021
Exponentia ,349 108,778 1 203 ,000 87,950 ,021
l
Logistic ,349 108,778 1 203 ,000 ,011 ,979
The independent variable is Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1).
371

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 109,668 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

3) Uji Linearitas antara Indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x 1.2) dengan


Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13473,469 11 1224,861 16,724 ,000
(Y) * Menjadi Groups Linearity 10011,064 1 10011,064 136,685 ,000
Kesepakatan Bersama Deviation 3462,405 10 346,241 4,727 ,000
(x1.2) from Linearity
Within Groups 14135,653 193 73,242
Total 27609,122 204
372

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Menjadi Kesepakatan

Bersama (x1.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F

sebesar 4,727 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)

< 0,0 5, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator

Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF

(Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11

persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,363 115,481 1 203 ,000 73,037 2,973
Logarithmic ,367 117,938 1 203 ,000 -53,545 62,213
Inverse ,369 118,500 1 203 ,000 195,952 -1253,371
Quadratic ,364 57,789 2 202 ,000 49,678 5,203 -,053
Cubic ,364 57,789 2 202 ,000 49,678 5,203 -,053 ,000
Compound ,356 112,353 1 203 ,000 84,324 1,023
Power ,372 120,262 1 203 ,000 31,813 ,476
S ,387 128,394 1 203 ,000 5,376 -9,763
Growth ,356 112,353 1 203 ,000 4,435 ,022
Exponentia ,356 112,353 1 203 ,000 84,324 ,022
l
Logistic ,356 112,353 1 203 ,000 ,012 ,978
The independent variable is Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2).
373

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 115,481 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Menjadi Kesepakatan Bersama

(x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.

4) Uji Linearitas antara Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3)
dengan Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 14459,273 9 1606,586 23,824 ,000
* Menjadi Tolak Ukur Groups Linearity 11590,869 1 11590,869 171,882 ,000
Terhadap Cara Pandang Deviation 2868,405 8 358,551 5,317 ,000
(x1.3) from Linearity
Within Groups 13149,849 195 67,435
Total 27609,122 204
374

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Menjadi Tolak Ukur

Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

dihasilkan F sebesar 5,317 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a

hitung (0,000) < 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara

indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi

kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,420 146,892 1 203 ,000 72,860 3,825
Logarithmic ,418 145,793 1 203 ,000 -38,747 62,484
Inverse ,414 143,221 1 203 ,000 197,005 -992,537
Quadratic ,421 73,314 2 202 ,000 90,437 1,685 ,064
Cubic ,421 73,314 2 202 ,000 90,437 1,685 ,064 ,000
Compound ,409 140,669 1 203 ,000 84,367 1,029
Power ,417 145,260 1 203 ,000 35,967 ,474
S ,425 149,875 1 203 ,000 5,378 -7,641
Growth ,409 140,669 1 203 ,000 4,435 ,029
Exponential ,409 140,669 1 203 ,000 84,367 ,029
Logistic ,409 140,669 1 203 ,000 ,012 ,972
The independent variable is Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3).
375

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 146,892 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara

Pandang (x1.3) terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam

toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap

Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah

bertoleransi linier.

5) Uji Linearitas antara Indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x 1.4) dengan


Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 15108,997 10 1510,900 23,449 ,000
(Y) * Dikembangkan Groups Linearity 13199,623 1 13199,623 204,856 ,000
376

Menjadi Nilai-nilai (x1.4) Deviation 1909,374 9 212,153 3,293 ,001


from Linearity
Within Groups 12500,125 194 64,434
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Dikembangkan Menjadi

Nilai-Nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F

sebesar 3,293 dan significance value sebesar 0,001. Karena nilai Sig. a hitung (0,001)

< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator

Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan

IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap

11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,478 185,955 1 203 ,000 56,273 3,678
Logarithmic ,478 186,038 1 203 ,000 -101,282 77,268
Inverse ,469 179,248 1 203 ,000 208,285 -1549,583
Quadratic ,478 92,538 2 202 ,000 51,471 4,130 -,011
Cubic ,478 92,538 2 202 ,000 51,471 4,130 -,011 ,000
Compound ,477 184,825 1 203 ,000 74,000 1,028
Power ,491 195,640 1 203 ,000 21,813 ,595
S ,499 202,581 1 203 ,000 5,476 -12,150
Growth ,477 184,825 1 203 ,000 4,304 ,028
Exponentia ,477 184,825 1 203 ,000 74,000 ,028
l
Logistic ,477 184,825 1 203 ,000 ,014 ,972
The independent variable is Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4).
377

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 185,955 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Dikembangkan Menjadi

Nilai-Nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah

bertoleransi linier.
378

6) Uji Linearitas antara Indikator Disosialisasikan (x 1.5) dengan Variabel Suksesi


Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 15435,503 14 1102,536 17,208 ,000
(Y) * Disosialisasikan Groups Linearity 11756,980 1 11756,980 183,497 ,000
(x1.5) Deviation from 3678,523 13 282,963 4,416 ,000
Linearity
Within Groups 12173,619 190 64,072
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Disosialisasikan (x1.5)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 2,383 dan

significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000) < 0,05, maka

dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator Disosialisasikan

(x1.5) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka

dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf

signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,426 150,558 1 203 ,000 85,157 2,526
Logarithmic ,400 135,052 1 203 ,000 -3,653 46,708
Inverse ,363 115,533 1 203 ,000 177,402 -812,154
Quadratic ,450 82,563 2 202 ,000 140,301 -3,204 ,145
Cubic ,453 83,498 2 202 ,000 123,048 ,000 -,043 ,004
Compound ,414 143,417 1 203 ,000 92,571 1,019
Power ,396 133,099 1 203 ,000 47,109 ,353
379

S ,368 118,123 1 203 ,000 5,226 -6,214


Growth ,414 143,417 1 203 ,000 4,528 ,019
Exponential ,414 143,417 1 203 ,000 92,571 ,019
Logistic ,414 143,417 1 203 ,000 ,011 ,981
The independent variable is Disosialisasikan (x1.5).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 150,558 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Disosialisasikan (x1.5) terhadap Variabel

Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan

variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.


380

7) Uji Linearitas antara Indikator Monitoring dalam Implementasinya (x 1.6) dengan


Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15003,425 12 1250,285 19,043 ,000
* Monitoring Dalam Groups Linearity 9998,429 1 9998,429 152,288 ,000
Implementasinya (x1.6) Deviation 5004,997 11 455,000 6,930 ,000
from Linearity
Within Groups 12605,697 192 65,655
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan

F sebesar 6,930 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung

(0,000) < 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara

indikator Monitoring dalam Implementasinya (x 1.6) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi

kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,362 115,253 1 203 ,000 81,183 2,729
Logarithmic ,357 112,633 1 203 ,000 -25,665 54,036
Inverse ,349 108,607 1 203 ,000 188,345 -1033,977
Quadratic ,365 58,098 2 202 ,000 110,866 -,233 ,073
Cubic ,367 58,559 2 202 ,000 107,650 ,747 ,000 ,002
Compound ,352 110,258 1 203 ,000 89,861 1,021
Power ,356 111,976 1 203 ,000 39,761 ,410
381

S ,358 113,207 1 203 ,000 5,312 -7,962


Growth ,352 110,258 1 203 ,000 4,498 ,020
Exponential ,352 110,258 1 203 ,000 89,861 ,020
Logistic ,352 110,258 1 203 ,000 ,011 ,980
The independent variable is Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 115,253 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah

bertoleransi linier.
382

8) Uji Linearitas antara Indikator Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x 1.7)


dengan Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15505,386 12 1292,116 20,497 ,000
* Dilakukan Evaluasi Dalam Groups Linearity 12699,681 1 12699,681 201,453 ,000
Pelaksanaannya (x1.7) Deviation 2805,706 11 255,064 4,046 ,000
from Linearity
Within Groups 12103,735 192 63,040
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Dilakukan Evaluasi Dalam

Pelaksanaannya (x1.7) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F

sebesar 4,046 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)

< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator

Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x 1.5) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi

kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,460 172,913 1 203 ,000 73,478 3,102
Logarithmic ,454 168,720 1 203 ,000 -48,044 61,439
Inverse ,442 160,746 1 203 ,000 195,110 -1172,153
Quadratic ,462 86,772 2 202 ,000 98,322 ,624 ,061
Cubic ,462 86,825 2 202 ,000 108,096 ,000 ,051 ,001
Compound ,448 164,850 1 203 ,000 84,774 1,024
383

Power ,452 167,742 1 203 ,000 33,541 ,466


S ,453 168,173 1 203 ,000 5,364 -9,017
Growth ,448 164,850 1 203 ,000 4,440 ,023
Exponential ,448 164,850 1 203 ,000 84,774 ,023
Logistic ,448 164,850 1 203 ,000 ,012 ,977
The independent variable is Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 172,913 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Dilakukan Evaluasi Dalam

Pelaksanaannya (x1.7) terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada

dalam toleransi linear.


384

Jadi hubungan antara indikator indikator Dilakukan Evaluasi Dalam

Pelaksanaannya (x1.7) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah

bertoleransi linier.

b. Uji Linearitas antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di Gereja IFGF (Y)


terhadap variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dan Indikator x2.1-x2.4

1) Uji Linearitas antara Variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan


Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15709,040 32 490,908 7,095 ,000
* Kepemimpinan Groups Linearity 12491,075 1 12491,075 180,542 ,000
Intergenerasional (X2) Deviation 3217,965 31 103,805 1,500 ,055
from Linearity
Within Groups 11900,082 172 69,187
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan

F sebesar 1.500 dan significance value sebesar 0,055. Karena nilai Sig. a hitung

(0,055) > 0,05, maka dinyatakan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF

(Y).

Jadi hubungan antara indikator indikator Kepemimpinan Intergenerasional

(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah linier.


385

2) Uji Linearitas antara Indikator Memiliki Visi yang Jelas (x 2.1) dengan Variabel
Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13218,034 11 1201,639 16,115 ,000
(Y) * Memiliki Misi Yang Groups Linearity 10124,341 1 10124,341 135,778 ,000
Jelas (x2.1) Deviation from 3093,692 10 309,369 4,149 ,000
Linearity
Within Groups 14391,088 193 74,565
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Memiliki Visi yang Jelas

(x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 4,149

dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. α hitung (0,000) < 0,05, maka

dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator Memiliki Visi yang

Jelas (x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear,

maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf

signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,367 117,545 1 203 ,000 72,362 2,995
Logarithmic ,361 114,879 1 203 ,000 -50,218 61,059
Inverse ,350 109,139 1 203 ,000 192,703 -1188,678
Quadratic ,368 58,847 2 202 ,000 94,011 ,909 ,050
Cubic ,368 58,847 2 202 ,000 94,011 ,909 ,050 ,000
Compound ,365 116,923 1 203 ,000 83,609 1,023
Power ,371 119,785 1 203 ,000 32,302 ,470
386

S ,373 120,585 1 203 ,000 5,354 -9,323


Growth ,365 116,923 1 203 ,000 4,426 ,023
Exponential ,365 116,923 1 203 ,000 83,609 ,023
Logistic ,365 116,923 1 203 ,000 ,012 ,978
The independent variable is Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 117,545 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) terhadap

Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.


387

3) Uji Linearitas antara Indikator Mampu Berkolaborasi (x 2.2) dengan Variabel


Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13675,797 12 1139,650 15,704 ,000
(Y) * Mampu Groups Linearity 10342,616 1 10342,616 142,520 ,000
Berkolaborasi (x2.2) Deviation from 3333,182 11 303,017 4,176 ,000
Linearity
Within Groups 13933,325 192 72,569
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 4,176 dan

significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000) < 0,0 5, maka

dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y). Karena

tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis

pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,375 121,597 1 203 ,000 75,740 2,833
Logarithmic ,360 114,327 1 203 ,000 -34,971 56,064
Inverse ,331 100,296 1 203 ,000 185,033 -1025,930
Quadratic ,379 61,613 2 202 ,000 105,463 -,061 ,069
Cubic ,379 61,667 2 202 ,000 107,620 ,000 ,049 ,001
Compound ,370 118,989 1 203 ,000 85,980 1,022
388

Power ,365 116,701 1 203 ,000 36,647 ,429


S ,346 107,534 1 203 ,000 5,290 -7,976
Growth ,370 118,989 1 203 ,000 4,454 ,021
Exponential ,370 118,989 1 203 ,000 85,980 ,021
Logistic ,370 118,989 1 203 ,000 ,012 ,979
The independent variable is Mampu Berkolaborasi (x2.2).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 121,597 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Mampu Berkolaborasi (x2.2) terhadap

Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan

variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.


389

4) Uji Linearitas antara Indikator Melakukan Mentoring (x 2.3) dengan Variabel


Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 10595,267 13 815,021 9,150 ,000
(Y) * Melakukan Groups Linearity 8547,291 1 8547,291 95,953 ,000
Mentoring (x2.3) Deviation from 2047,976 12 170,665 1,916 ,035
Linearity
Within Groups 17013,855 191 89,078
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 1,916 dan

significance value sebesar 0,035. Karena nilai Sig. a hitung (0,035) < 0,05, maka

dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator Melakukan

Mentoring (x2.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y). Karena tidak

linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada

taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,310 91,025 1 203 ,000 82,703 2,556
Logarithmic ,303 88,225 1 203 ,000 -14,130 49,561
Inverse ,286 81,276 1 203 ,000 179,707 -895,396
Quadratic ,310 45,381 2 202 ,000 91,167 1,708 ,021
Cubic ,310 45,426 2 202 ,000 90,186 1,996 ,000 ,000
Compound ,309 90,697 1 203 ,000 90,415 1,020
390

Power ,311 91,445 1 203 ,000 42,689 ,381


S ,303 88,043 1 203 ,000 5,250 -6,997
Growth ,309 90,697 1 203 ,000 4,504 ,019
Exponentia ,309 90,697 1 203 ,000 90,415 ,019
l
Logistic ,309 90,697 1 203 ,000 ,011 ,981
The independent variable is Melakukan Mentoring (x2.3).

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 91,025 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Melakukan Mentoring (x2.3) terhadap

Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF ( Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.


391

5) Uji Linearitas antara Indikator Membangun Budaya Respek (x 2.4) dengan Variabel
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 12186,358 10 1218,636 15,329 ,000
(Y) * Membangun Budaya Groups Linearity 9409,248 1 9409,248 118,357 ,000
Respek (x2.4 Deviation from 2777,110 9 308,568 3,881 ,000
Linearity
Within Groups 15422,764 194 79,499
Total 27609,122 204

Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas

penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Membangun Budaya

Respek (x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F

sebesar 3,881 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)

< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator

Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) . Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11

persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.

Model Summary and Parameter Estimates


Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Model Summary Parameter Estimates
Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 b3
Linear ,341 104,950 1 203 ,000 72,394 2,952
Logarithmic ,338 103,712 1 203 ,000 -47,463 59,875
Inverse ,325 97,760 1 203 ,000 189,632 -1140,348
Quadratic ,341 52,219 2 202 ,000 70,813 3,104 -,004
Cubic ,341 52,219 2 202 ,000 70,813 3,104 -,004 ,000
Compound ,345 106,875 1 203 ,000 83,319 1,023
Power ,353 110,523 1 203 ,000 32,642 ,464
392

S ,351 109,920 1 203 ,000 5,332 -9,006


Growth ,345 106,875 1 203 ,000 4,423 ,023
Exponentia ,345 106,875 1 203 ,000 83,319 ,023
l
Logistic ,345 106,875 1 203 ,000 ,012 ,978
The independent variable is Membangun Budaya Respek (x2.4.

Berdasarkan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis dihasilkan F

linear sebesar 104,950 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Membangun Budaya Respek (x2.4)

terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.

Jadi hubungan antara indikator indikator Membangun Budaya Respek

(x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.
393

C. Uji Hipotesis

Peneliti akan melakukan uji hipotesis 1, uji hipotesis 2, uji hipotesis 3, uji

hipotesa 4, uji hipotesis 5, uji hipotesa 6, uji hipotesa 7, dan uji hipotesa 8.

1. Uji Hipotesis 1

a. Uji Hipotesis 1: Kecenderungan Variabel Suksesi Kepemimpinan di Gereja


IFGF (Y)

Descriptives
Statistic Std. Error
Suksesi Kepemimpinan (Y) Mean 136,22 ,813
95% Confidence Interval for Lower Bound 134,62
Mean Upper Bound 137,82
5% Trimmed Mean 136,18
Median 133,00
Variance 135,339
Std. Deviation 11,634
Minimum 76
Maximum 160
Range 84
Interquartile Range 17
Skewness -,252 ,170
Kurtosis 2,564 ,338
Kecenderungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y), ditetapkan oleh

peneliti dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) Kurang Maksimal Suksesi Kepemimpinan ;

(b) Cukup maksimal Suksesi Kepemimpinan dan (c) Telah maksimal Suksesi

Kepemimpinan (Y). Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf

signifikansi 5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 134,62 sampai dengan

137,82.
394

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebagai berikut:

 Range (R) = 84. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 Interval Kelas (i) = 84/3 = 28 ( 29)

 Kontrol: ik > R + 1

o (29) (3) > (84) + 1

o 87 > 85 ( selisih 2)

 Skor interval kelas dimulai dari 75

No Interval Kategori Suksesi Lower Bound Kesimpulan


Kelas Kepemimpinan di IFGF Upper Bound
(Y)
1 75 – 103 Kurang Maksimal
Suksesi Kepemimpinan
di IFGF
2 104 – 132 Cukup Maksimal
Suksesi Kepemimpinan
di IFGF
3 133 - 161 Maksimal Suksesi 134,72 – 137,82 Maksimal Suksesi
Kepemimpinan di IFGF Kepemimpinan di
IFGF

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) kecenderungannya dalam kondisi cenderung Maksimal

Suksesi Kepemimpinan di IFGF .

1) Kecenderungan Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1)

Descriptives
Statistic Std. Error
Selesainya Masa Jabatan Mean 12,69 ,147
Pemimpin Sebelumnya (y1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 12,40
Mean Upper Bound 12,98
5% Trimmed Mean 12,88
Median 13,00
395

Variance 4,410
Std. Deviation 2,100
Minimum 3
Maximum 15
Range 12
Interquartile Range 2
Skewness -1,556 ,170
Kurtosis 3,845 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 12.40 sampai dengan 12.98.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Selesainya Masa

Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) sebagai berikut:

 Range (R) =12. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 Interval Kelas (i) = 12/3 = 4 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (12) + 1

o 15 > 13 (Selisih 2)

 Skor interval kelas dimulai dari 2 sampai 16

 Interval kelas

No Interval Kategori Selesainya Lower Bound Kesimpulan


Kelas Masa Jabatan Upper Bound
Pemimpin
Sebelumnya (y1)
1 2–6 Kurang maksimal
Selesainya Masa
Jabatan Pemimpin
Sebelumnya
2 7 -11 Cukup Maksimal
Selesainya Masa
Jabatan Pemimpin
Sebelumnya
396

3 12 -16 Maksimal Selesainya 12,40 – 12,98 Kecenderung Selesainya


Masa Jabatan Masa Jabatan Pemimpin
Pemimpin Sebelumnya telah
Sebelumnya maksimal (y1)

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Selesainya Masa

Jabatan Pemimpin Sebelumnya (y1) kecenderungannya dalam kondisi cenderung

Maksimal Selesainya Masa Jabatan Pemimpin Sebelumnya.

2) Kecenderungan Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2)

Descriptives
Statistic Std. Error
Penentuan Kandidat yang Mean 22,05 ,143
Kompeten (y2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,77
Mean Upper Bound 22,34
5% Trimmed Mean 22,13
Median 22,00
Variance 4,198
Std. Deviation 2,049
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,570 ,170
Kurtosis 1,561 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,77 sampai dengan 22,34

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Penentuan

Kandidat yang Kompeten (y2) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 Interval Kelas (i) = R/k = 13/3 = 4.333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1
397

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kelas Kategori Penentuan Lower Bound Kesimpulan


Kandidat yang Upper Bound
Kompeten (y2)
1 11.5 – 15.5 Penentuan Kandidat
yang Kompeten
Kurang maksimal (y2)
2 16.5 – 20.5 Penentuan Kandidat
yang Kompeten cukup
maksimal (y2)
3 21.5 – 25.5 Penentuan Kandidat 21,77 – 22,34 Kecenderungan
yang Kompeten Penentuan Kandidat
maksimal (y2) yang Kompeten telah
maksimal (y2)

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penentuan Kandidat

yang Kompeten (y2) kecenderungannya dalam kondisi telah Maksimal Penentuan

Kandidat yang Kompeten.

3) Kecenderungan Pembentukan Tim Suksesi (y3)

Descriptives
Statistic Std. Error
Pembentukan Tim Suksesi Mean 21,46 ,157
(y3) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,15
Mean Upper Bound 21,77
5% Trimmed Mean 21,53
Median 21,00
Variance 5,083
Std. Deviation 2,255
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
398

Interquartile Range 3
Skewness -,352 ,170
Kurtosis 1,480 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,15 sampai dengan 21,77.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Pembentukan

Tim Suksesi (y3) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 Interval Kelas (i) = R/k = 13/3 = 4.333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 = 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Lower Bound Kesimpulan


Kelas Pembentukan Tim Upper Bound
Suksesi (y3)
1 11.5 – 15.5 Pembentukan Tim
Suksesi kurang
Maksimal
2 16.5 – 20.5 Pembentukan Tim
Suksesi cukup
Maksimal
3 21.5 – 25.5 Pembentukan Tim 21.15 – 21.77 Kecenderungan
Suksesi maksimal Pembentukan Tim
Suksesi telah maksimal
399

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pembentukan Tim

Suksesi (y3) kecenderungannya dalam kondisi cenderung telah Maksimal

Pembentukan Tim Suksesi

4) Kecenderungan Melakukan Kaderisasi (y4)

Descriptives
Statistic Std. Error
Melakukan Kaderisasi (y4) Mean 20,71 ,183
95% Confidence Interval for Lower Bound 20,35
Mean Upper Bound 21,07
5% Trimmed Mean 20,78
Median 20,00
Variance 6,865
Std. Deviation 2,620
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,174 ,170
Kurtosis -,060 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20.35 sampai dengan 21.07.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Melakukan

Kaderisasi (y4) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1
400

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kelas Kategori Melakukan Lower Bound Kesimpulan


Kaderisasi (y4) Upper Bound
1 11.5 – 15.5 Melakukan Kaderisasi
kurang maksimal
2 16.5 -20.5 Melakukan Kaderisasi 5% Trimmed Kecenderungan
maksimal Mean 20,78 Melakukan Kaderisasi
cukup maksimum
3 21.5 – 25.5 Melakukan Kaderisasi
maksimal

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kecenderung

Melakukan Kaderisasi maksimum (y4) kecenderungannya dalam kondisi cenderung

Cukup Maksimal Melakukan Kaderisasi maksimum.

5) Kecenderungan Melaksanakan Pendelegasian (y5).

Descriptives
Statistic Std. Error
Melaksanakan Mean 21,07 ,175
Pendelegasian (y5) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,73
Mean Upper Bound 21,42
5% Trimmed Mean 21,19
Median 20,00
Variance 6,274
Std. Deviation 2,505
Minimum 10
Maximum 25
Range 15
Interquartile Range 3
Skewness -,467 ,170
Kurtosis 1,869 ,338
401

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,73 sampai dengan 21,42.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Melaksanakan

Pendelegasian (y5) sebagai berikut:

 Range (R) = 15. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 15/3 = 5 (  6)

 Kontrol: ik > R + 1

o (6) (3) > (15) + 1

o 18 > 16 (selisih 2)

 Skor interval kelas dimulai dari 9 sampai 26

 Interval kelas

No Interval Kategori Melaksanakan Lower Bound Kesimpulan


Kelas Pendelegasian (y5) Upper Bound
1 9 – 14 Melaksanakan
Pendelegasian kurang
maksimal
2 15 – 20 Melaksanakan
Pendelegasian cukup
maksimal
3 21-26 Melaksanakan 20,73 – 21,42 Kecenderungan
Pendelegasian maksimal Melaksanakan
Pendelegasian
maksimal

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kecenderungan

Melaksanakan Pendelegasian (y5) kecenderungannya dalam kondisi cenderung

maksimal Melaksanakan Pendelegasian .


402

6) Kecenderungan Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6).

Descriptives
Statistic Std. Error
Melaksanakan Acara Serah Mean 21,06 ,140
Terima Jabatan 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,78
Kepemimpinan(y6) Mean Upper Bound 21,33
5% Trimmed Mean 21,04
Median 20,00
Variance 4,026
Std. Deviation 2,006
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 2
Skewness ,327 ,170
Kurtosis 1,364 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,78 sampai dengan 21,33.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Melaksanakan

Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1
403

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai dengan 25,5

 Interval kelas

No Interval Kategori Melaksanakan Lower Bound Kesimpulan


Kelas Acara Serah Terima Upper Bound
Jabatan Kepemimpinan
(y6)
1 11.5 – 15.5 Melaksanakan Acara
Serah Terima Jabatan
Kepemimpinan kurang
maksimal
2 16.5 – 20.5 Melaksanakan Acara
Serah Terima Jabatan
Kepemimpinan cukup
maksimal
3 21.5 - 25.5 Melaksanakan Acara 5% Trimmed Kecenderung
Serah Terima Jabatan Mean 21,04 Melaksanakan Acara
Kepemimpinan Serah Terima Jabatan
maksimal Kepemimpinan
maksimal

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Melaksanakan Acara

Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) kecenderungannya dalam kondisi

cenderung maksimal Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan Kepemimpinan .

7) Kecenderungan Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7).

Descriptives
Statistic Std. Error
Terlaksananya Suksesi Mean 17,17 ,117
Kepemimpinan (y7) 95% Confidence Interval for Lower Bound 16,94
Mean Upper Bound 17,40
5% Trimmed Mean 17,21
Median 17,00
Variance 2,799
404

Std. Deviation 1,673


Minimum 10
Maximum 20
Range 10
Interquartile Range 2
Skewness -,216 ,170
Kurtosis ,592 ,338
Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 16,94 sampai dengan 17,40.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Terlaksananya

Suksesi Kepemimpinan (y5) sebagai berikut:

 Range (R) = 10. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 10/3 = 3,333 (  4)

 Kontrol: ik > R + 1

o (4) (3) > (10) + 1

o 12 > 11 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 9,5 sampai 20,5

 Interval kelas

No Interval Kategori Lower Bound Kesimpulan


Kelas Terlaksananya Suksesi Upper Bound
Kepemimpinan (y7)
1 9.5 – 12.5 Terlaksananya Suksesi
Kepemimpinan
kurang maksimal
2 13.5 – 16.5 Terlaksananya Suksesi
Kepemimpinan cukup
maksimal
3 17.5-20.5 Terlaksananya Suksesi 5% Trimmed Kecenderungan
Kepemimpinan Mean 17.21 Terlaksananya Suksesi
maksimal Kepemimpinan
maksimal
405

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kecenderungan

Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7) kecenderungannya dalam kondisi

cenderung maksimal Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan.

Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pertama tentang
Suksesi Kepemimpinan di IFGF
(Y)

Kecenderungan variabel dan


No Hasil Penelitian
Indikator
1. Suksesi Kepemimpinan di Suksesi Kepemimpinan di IFGF
IFGF (Y) cenderung Maksimal secara signifikan pada
a<0,05
2. Selesainya Masa Jabatan Selesainya Masa Jabatan Pemimpin
Pemimpin Sebelumnya (y1) Sebelumnya cenderung (y1) Maksimal
secara signifikan pada a<0,05
3. Penentuan Kandidat yang Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2)
Kompeten (y2) cenderung maksimal secara signifikan pada
a<0,05
4. Pembentukan Tim Suksesi (y3) Pembentukan Tim Suksesi (y3) cenderung
maksimal secara signifikan pada a<0,05
5. Melakukan Kaderisasi (y4) Melakukan Kaderisasi (y4) cenderung
cukup maksimal secara signifikan pada
a<0,05
6. Melaksanakan Pendelegasian Melaksanakan Pendelegasian (y5)
(y5) cenderung maksimal secara signifikan pada
a<0,05
7. Melaksanakan Acara Serah Melaksanakan Acara Serah Terima Jabatan
Terima Jabatan Kepemimpinan Kepemimpinan (y6) cenderung maksimal
(y6) secara signifikan pada a<0,05
8. Terlaksananya Suksesi Terlaksananya Suksesi Kepemimpinan (y7)
Kepemimpinan (y7) cenderung maksimal secara signifikan pada
a<0,05

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis pertama dalam penelitian yang menyatakan bahwa Suksesi Kepemimpinan


406

di IFGF (Y) cenderung Cukup Maksimal tidak terbukti karena hasil analisa data

menyatakan demikian.

2. Uji Hipotesis 2

a. Uji Hipotesis 2: Kecenderungan Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)

Descriptives
Statistic Std. Error
Implementasi Budaya IFGF Mean 140,75 ,961
(X1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 138,85
Mean Upper Bound 142,64
5% Trimmed Mean 140,51
Median 137,00
Variance 189,278
Std. Deviation 13,758
Minimum 82
Maximum 170
Range 88
Interquartile Range 19
Skewness ,150 ,170
Kurtosis ,729 ,338

Kecenderungan Implementasi Budaya IFGF (X1), ditetapkan oleh peneliti

dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) kurang maksimal; (b) cukup maksimal; (c)

maksimal.
407

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 138.85 sampai dengan 142.64.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Implementasi

Budaya IFGF (X1), sebagai berikut:

 Range (R) = 88. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 88/3 = 29.33 ( 30)

 Kontrol: ik > R + 1

o (30) (3) > (88) + 1

o 90 > 89 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 81.5 sampai 170.5

 Interval kelas

No Interval Kelas Kategori Lower Bound Kesimpulan


Implementasi Budaya Upper Bound
IFGF (X1)
1 81.5 – 110.5 Kurang maksimal
Implementasi Budaya
IFGF
2 111.5 – 140.5 Cukup Maksimal 5% Trimmed Implementasi
Implementasi Budaya Mean 140.51 Budaya IFGF
IFGF cenderung cukup
Maksimal
3 141.5 – 170.5 Maksimal
Implementasi Budaya
IFGF

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Implementasi

Budaya IFGF (X1) kecenderungannya dalam kondisi cenderung cukup Maksimal

Implementasi Budaya IFGF (X1).

1) Kecenderungan Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1 )


408

Descriptives
Statistic Std. Error
Ditetapkan Oleh Para Mean 20,58 ,173
Pemimpin (x1.1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,24
Mean Upper Bound 20,92
5% Trimmed Mean 20,63
Median 20,00
Variance 6,137
Std. Deviation 2,477
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,077 ,170
Kurtosis ,156 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 20,24 sampai dengan 20,92.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Ditetapkan oleh

Para Pemimpin (x1.1) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.50 sampai 25.5


409

 Interval kelas

No Interval Kategori Ditetapkan Lower Bound Kesimpulan


Kelas oleh Para Pemimpin Upper Bound
(x1.1)
1 11.5 – 15.5 Ditetapkan oleh Para
Pemimpin kurang
maksimal (x1.1)
2 16.5 – 20.5 Ditetapkan oleh Para 5% Trimmed Ditetapkan oleh Para
Pemimpin cukup Mean 20.63 Pemimpin cukup
Maksimal (x1.1) Maksimal (x1.1)
3 21.5 – 25.5 Ditetapkan oleh Para
Pemimpin telah
Maksimal (x1.1)

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ditetapkan oleh

Para Pemimpin (x1.1) kecenderungannya dalam kondisi cukup maksimal Ditetapkan

oleh Para Pemimpin.

2) Kecenderungan Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Descriptives
Statistic Std. Error
Menjadi Kesepakatan Mean 21,25 ,165
Bersama (x1.2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,93
Mean Upper Bound 21,58
5% Trimmed Mean 21,30
Median 20,00
Variance 5,553
Std. Deviation 2,356
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,038 ,170
Kurtosis ,166 ,338
410

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 20.93 sampai dengan 21.58.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kelas Kategori Menjadi Lower Bound Kesimpulan


Kesepakatan Bersama Upper Bound
(x1.2)
1 11.5 – 15.5 Menjadi Kesepakatan
Bersama kurang
maksimal
2 16.5 – 20.5 Menjadi Kesepakatan
Bersama Cukup
Maksimal
3 21.5 -25.5 Menjadi Kesepakatan 5% Trimmed Menjadi Kesepakatan
Bersama telah Mean 21.30 Bersama telah maksimal
maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) kecenderungannya dalam kondisi cenderung Telah

maksimal.
411

3) Kecenderungan Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

Descriptives
Statistic Std. Error
Menjadi Tolak Ukur Mean 16,57 ,138
Terhadap Cara Pandang 95% Confidence Interval for Lower Bound 16,29
(x1.3) Mean Upper Bound 16,84
5% Trimmed Mean 16,58
Median 16,00
Variance 3,884
Std. Deviation 1,971
Minimum 10
Maximum 20
Range 10
Interquartile Range 3
Skewness ,097 ,170
Kurtosis -,295 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 16,29 sampai dengan 16,84.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Menjadi Tolak

Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) sebagai berikut:

 Range (R) = 10. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 10/3 = 3,333 ( 4)

 Kontrol: ik > R + 1

o (4) (3) > (10) + 1

o 12 > 11 ( selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 9.5 sampai 20.5


412

 Interval kelas

No Interval Kategori Menjadi Lower Bound Kesimpulan


Kelas Tolak Ukur Terhadap Upper Bound
Cara Pandang (x1.3)
1 9.5 – 12.5 Kurang maksimal
Menjadi Tolak Ukur
Terhadap Cara
Pandang
2 13.5 -16.5 Cukup maksimal 5% Trimmed Menjadi Tolak Ukur
Menjadi Tolak Ukur Mean 16.58 Terhadap Cara
Terhadap Cara Pandang
Pandang kecenderungan cukup
maksimal
3 17.5 -20.5 Maksimal Menjadi
Tolak Ukur Terhadap
Cara Pandang

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Menjadi Tolak

Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) kecenderungannya dalam kondisi cukup

Maksimal Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang.

4) Kecenderungan Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4)

Descriptives
Statistic Std. Error
Dikembangkan Menjadi Mean 21,74 ,153
Nilai-nilai (x1.4) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,44
Mean Upper Bound 22,04
5% Trimmed Mean 21,80
Median 21,00
Variance 4,783
Std. Deviation 2,187
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,261 ,170
Kurtosis ,779 ,338
413

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,44 sampai dengan 22,04.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Dikembangkan

Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai dengan 25.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Lower Bound Kesimpulan


Kelas Dikembangkan Upper Bound
Menjadi Nilai-Nilai
(x1.4)
1 11.5 -15.5 Dikembangkan
Menjadi Nilai-Nilai
kurang maksimal
2 16.5 -20.5 Dikembangkan
Menjadi Nilai-Nilai
Cukup maksimal
3 21.5 -25.5 Dikembangkan 21.44 – 22.04 Dikembangkan
Menjadi Nilai-Nilai Menjadi Nilai-Nilai
Telah maksimal maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dikembangkan

Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) kecenderungannya dalam kondisi cukup maksimal

Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai.


414

5) Kecenderungan Disosialisasikan (x1.5)

Descriptives
Statistic Std. Error
Disosialisasikan (x1.5) Mean 20,21 ,210
95% Confidence Interval for Lower Bound 19,80
Mean Upper Bound 20,63
5% Trimmed Mean 20,34
Median 20,00
Variance 9,032
Std. Deviation 3,005
Minimum 11
Maximum 25
Range 14
Interquartile Range 5
Skewness -,336 ,170
Kurtosis ,031 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,80 sampai dengan 20,63.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Disosialisasikan

(x1.5) sebagai berikut:

 Range (R) = 14. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 14/3 = 4,667 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (14) + 1

o 15 = 15 ( selisih 0)

 Skor interval kelas dimulai dari 11 sampai 25


415

 Interval kelas

No Interval Kategori Lower Bound Kesimpulan


Kelas Disosialisasikan (x1.5) Upper Bound
1 11 – 15 Kurang maksimal
Disosialisasikan
2 16 – 20 Cukup maksimal 5% Trimmed Kecenderungannya
Disosialisasikan Mean 20.34 cukup maksimal
Disosialisasikan
3 21 - 25 Telah Maksimal
Disosialisasikan

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Disosialisasikan

(x1.5) kecenderungannya dalam kondisi cukup maksimal Disosialisasikan.

6) Kecenderungan Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)

Descriptives
Statistic Std. Error
Monitoring Dalam Mean 20,17 ,179
Implementasinya (x1.6) 95% Confidence Interval for Lower Bound 19,81
Mean Upper Bound 20,52
5% Trimmed Mean 20,18
Median 20,00
Variance 6,580
Std. Deviation 2,565
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness ,157 ,170
Kurtosis -,152 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,81 sampai dengan 20,52.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Monitoring

dalam Implementasinya (x1.6) sebagai berikut:


416

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai dengan 25.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Monitoring Lower Bound Kesimpulan


Kelas dalam Upper Bound
Implementasinya (x1.6)
1 11.5 – 15.5 Monitoring dalam
Implementasinya
kurang maksimal
2 16.5 – 20.5 Monitoring dalam 19.81 – 20.52 Kecenderungannya
Implementasinya Monitoring dalam
cukup maksimal Implementasinya
cukup maksimal
3 21.5 – 25.5 Monitoring dalam
Implementasinya
telah maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) kecenderungannya dalam kondisi cukup maksimal Monitoring

dalam Implementasinya.

7) Kecenderungan Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x1.7)

Descriptives
Statistic Std. Error
Dilakukan Evaluasi Dalam Mean 20,23 ,178
Pelaksanaannya (x1.7) 95% Confidence Interval for Lower Bound 19,88
417

Mean Upper Bound 20,58


5% Trimmed Mean 20,24
Median 20,00
Variance 6,472
Std. Deviation 2,544
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness ,112 ,170
Kurtosis -,089 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,88 sampai dengan 20,58.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Dilakukan

Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x1.7) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,33 (  5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Dilakukan Lower Bound Kesimpulan


Kelas Evaluasi dalam Upper Bound
Pelaksanaannya (x1.7)
1 11.5 – 15.5 Kurang maksimal
Dilakukan Evaluasi
dalam
418

Pelaksanaannya
2 16.5 – 20.5 Cukup maksimal 19.88 – 20.58 Kecenderungannya
Dilakukan Evaluasi cukup maksimal
dalam Dilakukan Evaluasi
Pelaksanaannya dalam Pelaksanaannya
3 21.5 – 25.5 Telah maksimal
Dilakukan Evaluasi
dalam
Pelaksanaannya

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dilakukan Evaluasi

dalam Pelaksanaannya (x1.7) kecenderungannya dalam kondisi cukup maksimal

Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari hasil uji hipotesis kedua tentang

kecenderungan Implementasi Budaya IFGF (X1).

Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Kedua tentang Kecenderungan
Implementasi Budaya IFGF (X1)
Kecenderungan Variabel dan
No Hasil Penelitian
Indikator:
1. Implementasi Budaya IFGF Implementasi Budaya IFGF cenderung
(X1) cukup maksimal secara signifikan pada
a<0,05
2. Ditetapkan Oleh Para Ditetapkan Oleh Para Pemimpin cenderung
Pemimpin (x1.1) cukup maksimal secara signifikan pada
a<0,05
3. Menjadi Kesepakatan Bersama Menjadi Kesepakatan Bersama cenderung
(x1.2) telah maksimal secara signifikan pada
a<0,05
4. Menjadi Tolak Ukur Terhadap Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang
Cara Pandang (x1.3) cenderung cukup maksimal secara
signifikan pada a<0,05
5. Dikembangkan Menjadi Nilai- Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai
nilai (x1.4) cenderung telah maksimal secara signifikan
pada a<0,05
6. Disosialisasikan (x1.5) Disosialisasikan cenderung cukup
maksimal secara signifikan pada a<0,05
7 Monitoring Dalam Monitoring Dalam Implementasinya
Implementasinya (x1.6) cenderung cukup maksimal secara
signifikan pada a<0,05
419

8 Dilakukan Evaluasi Dalam Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya


Pelaksanaannya (x1.7) cenderung cukup maksimal secara
signifikan pada a<0,05

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua dalam penelitian yang menyatakan bahwa Implementasi Budaya

IFGF (X1) cenderung Cukup Maksimal terbukti karena hasil analisa data

menyatakan demikian.

3. Uji Hipotesis 3

a. Uji Hipotesis 3: Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Intergenerasional


(X2)

Descriptives
Statistic Std. Error
Kepemimpinan Mean 85,23 ,593
Intergenerasional (X2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 84,06
Mean Upper Bound 86,40
5% Trimmed Mean 85,41
Median 84,00
Variance 72,187
Std. Deviation 8,496
Minimum 48
Maximum 100
Range 52
Interquartile Range 11
Skewness -,390 ,170
Kurtosis 1,966 ,338

Kecenderungan Kepemimpinan Intergenerasional (X2), ditetapkan oleh

peneliti dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) kurang maksimal; (b) Cukup Maksimal; (c)

telah Maksimal.
420

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 84,06 sampai dengan 86,40.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) sebagai berikut:

 Range (R) = 52. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 52/3 = 17,333 ( 18)

 Kontrol: ik > R + 1

o (18) (3) > (52) + 1

o 54 > 53 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 47.5 sampai 100.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Lower Bound Kesimpulan


Kelas Kepemimpinan Upper Bound
Intergenerasional
(X2)
1 47.5 – Kepemimpinan
64.5 Intergenerasional
kurang maksimal
2 65.5 – Kepemimpinan
82.5 Intergenerasional
Cukup maksimal
3 83.5 – Kepemimpinan 84.06 – 86.40 Kepemimpinan
100.5 Intergenerasional Intergenerasional
Telah maksimal cenderung Telah
maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) kecenderungannya dalam kondisi cenderung Telah maksimal

Kepemimpinan Intergenerasional .
421

1) Kecenderungan Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

Descriptives
Statistic Std. Error
Memiliki Misi Yang Jelas Mean 21,32 ,164
(x2.1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,00
Mean Upper Bound 21,65
5% Trimmed Mean 21,40
Median 21,00
Variance 5,533
Std. Deviation 2,352
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,255 ,170
Kurtosis ,717 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 21,00 sampai dengan 21,65.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Memiliki Misi

yang Jelas (x2.1) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1 )

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai dengan 25.5


422

 Interval kelas

No Interval Kategori Memiliki Misi Lower Bound Kesimpulan


Kelas yang Jelas (x1) Upper Bound
1 11.5 – 15.5 Memiliki Misi yang Jelas
kurang maksimal
2 16.5 – 20,5 Memiliki Misi yang Jelas
cukup maksimal
3 21.5 – 25.2 Memiliki Misi yang Jelas 21.00 – 21.65 Kecenderungan Telah
Telah maksimal maksimal Memiliki
Misi yang Jelas

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Memiliki Misi yang

Jelas (x2.1) kecenderungannya dalam kondisi telah maksimal Memiliki Misi yang

Jelas.

2) Kecenderungan Mampu Berkolaborasi (x2.2)

Descriptives
Statistic Std. Error
Mampu Berkolaborasi (x2.2) Mean 21,35 ,176
95% Confidence Interval for Lower Bound 21,00
Mean Upper Bound 21,69
5% Trimmed Mean 21,47
Median 20,00
Variance 6,316
Std. Deviation 2,513
Minimum 11
Maximum 25
Range 14
Interquartile Range 4
Skewness -,398 ,170
Kurtosis 1,249 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,00 sampai dengan 21,69.
423

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Mampu

Berkolaborasi (x2.2) sebagai berikut:

 Range (R) = 14. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 14/3 = 4,666 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (14) + 1

o 15 = 15 ( selisih 0)

 Skor interval kelas dimulai dari 11 sampai 25

 Interval kelas

No Interval Kategori Mampu Lower Bound Kesimpulan


Kelas Berkolaborasi (x2.2) Upper Bound
1 11 – 15 Mampu Berkolaborasi
kurang maksimal
2 16 – 20 Mampu Berkolaborasi
cukup maksimal
3 21 -25 Mampu Berkolaborasi 21.00 – 21.69 Mampu Berkolaborasi
telah maksimal telah maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Mampu

Berkolaborasi (x2.2) kecenderungannya dalam kondisi cenderung telah Mampu

Berkolaborasi.

3) Kecenderungan Melakukan Mentoring (x2.3)

Descriptives
Statistic Std. Error
Melakukan Mentoring (x2.3) Mean 20,94 ,177
95% Confidence Interval for Lower Bound 20,59
Mean Upper Bound 21,29
424

5% Trimmed Mean 21,07


Median 20,00
Variance 6,413
Std. Deviation 2,532
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,504 ,170
Kurtosis 1,623 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,59 sampai dengan 21,29.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Melakukan

Mentoring (x2.3) sebagai berikut:

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4,333 ( 5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 ( selisih 1 )

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai dengan 25.5

 Interval kelas

No Interval Melakukan Lower Bound Kesimpulan


Kelas Mentoring (x2.3) Upper Bound
1 11.5-15.5 Melakukan
Mentoring kurang
maksimal
425

2 16.5-20.5 Melakukan
Mentoring cukup
maksimal
3 21.5-25.5 Melakukan 5% trimmed Melakukan Mentoring
Mentoring telah mean 21.07 telah maksimal
maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Melakukan

Mentoring (x2.3) kecenderungannya dalam kondisi Melakukan Mentoring telah

maksimal.

4) Kecenderungan Membangun Budaya Respek (x2.4)

Descriptives
Statistic Std. Error
Membangun Budaya Respek Mean 21,62 ,161
(x2.4 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,31
Mean Upper Bound 21,94
5% Trimmed Mean 21,73
Median 21,00
Variance 5,295
Std. Deviation 2,301
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,571 ,170
Kurtosis 1,796 ,338

Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf signifikansi

5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 21,31 sampai dengan 21,94.

Peneliti mengambil kesimpulan terhadap kecenderungan Membangun

Budaya Respek (x2.4) sebagai berikut:


426

 Range (R) = 13. Jumlah Kelas (k) = 3. Interval Kelas (i)

 i=R
k

 Interval Kelas (i) = 13/3 = 4.333(  5)

 Kontrol: ik > R + 1

o (5) (3) > (13) + 1

o 15 > 14 (selisih 1)

 Skor interval kelas dimulai dari 11.5 sampai 25.5

 Interval kelas

No Interval Kategori Membangun Lower Bound Kesimpulan


Kelas Budaya Respek (x2.4) Upper Bound
1 11.5 -15.5 Membangun Budaya
Respek kurang
maksimal
2 16.5 -20.5 Membangun Budaya
Respek cukup
maksimal
3 21.5 -25.5 Membangun Budaya 21.31 – 21.94 Membangun Budaya
Respek telah maksimal Respek cenderung
telah maksimal

Berdasarkan Hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Membangun

Budaya Respek (x2.4) kecenderungannya dalam kondisi telah maksimal Membangun

Budaya Respek.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari hasil uji hipotesis ketiga tentang

kecenderungan Kepemimpinan Intergenerasional (X2).

Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Ketiga tentang Kecenderungan Kepemimpinan
Intergenerasional (X2)
Kecenderungan Arah dalam
No Hasil Penelitian
Hal:
427

1. Kepemimpinan Kepemimpinan Intergenerasional cenderung


Intergenerasional (X2) telah maksimal secara signifikan pada
a<0,05
2. Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1) Memiliki Misi Yang Jelas cenderung telah
maksimal secara signifikan pada a<0,05
3. Mampu Berkolaborasi ( x2.2) Mampu Berkolaborasi cenderung telah
maksimal secara signifikan pada a<0,05
4. Melakukan Mentoring (x2.3) Melakukan Mentoring cenderung telah
maksimal secara signifikan pada a<0,05
5. Membangun Budaya Respek Membangun Budaya Respek cenderung
(x2.4) telah maksimal secara signifikan pada
a<0,05

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua dalam penelitian yang menyatakan bahwa Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) cenderung Telah Maksimal Kepemimpinan Intergenerasional

terbukti karena hasil analisa data menyatakan demikian.

4. Uji Hipotesis 4

a. Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Implementasi Budaya IFGF


(X1) dan indikator (x1.1-x1.7) dengan Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF
(Y)

Sugiyono menjelaskan pedoman interpretasi koefisien korelasi:


Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat316

1) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)
dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

Correlations

316
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
428

Suksesi Implementasi
Kepemimpinan Budaya IFGF
di IFGF (Y) (X1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .793**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Implementasi Budaya IFGF Pearson Correlation .793 1
(X1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan

antara variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,793 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Implementasi Budaya IFGF

(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya

adalah kuat. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis keempat

adalah terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05

antara variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan variabel Implementasi Budaya IFGF

(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel

dibawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,793 ,628 ,627 7,110
429

a. Predictors: (Constant), Implementasi Budaya IFGF (X1)

Hasil analisis hubungan di sampel antara variable Implementasi Budaya

IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYX1 sebesar 0,793

adalah memiliki hubungan kuat. Determinasi varians yang menggambarkan keeratan

hubungan antara variabel Implementasi Budaya IFGF (X 1) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,627. Artinya sumbangan variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 62,7%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17347,808 1 17347,808 343,192 ,000b
Residual 10261,314 203 50,548
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Implementasi Budaya IFGF (X1)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 41,880 5,117 8,185 ,000
Implementasi Budaya IFGF ,670 ,036 ,793 18,525 ,000
(X1)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 18.525

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) di populasi positif.


430

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui

Ŷ = 41,880 + 0.670X1. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan

dengan variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) melalui 1 (satu) program atau 1

(satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 0,670

kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di

populasi dihasilkan F sebesar 343,192 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah

signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesa keempat yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

Implementasi Budaya IFGF (X1) terhadap Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dalam

penelitian ini terbukti.

2) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)

Correlations
Suksesi Ditetapkan oleh
Kepemimpinan Para Pemimpin
di IFGF (Y) (x1.1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .592**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Ditetapkan oleh Para Pearson Correlation .592 1
Pemimpin (x1.1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

regresi linear menghasilkan hubungan antara indikator Ditetapkan oleh

Para Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan

nilai Pearson Correlation sebesar 0,592 dan nilai signifikansi α adalah 0,000 atau
431

dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel intepretasi koefisien

korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang. Dari hasil ini

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α

< 0,05 antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui

tabel dibawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,592a ,351 ,348 9,397
a. Predictors: (Constant), Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.1 sebesar 0,592

adalah memiliki hubungan yang sedang. Determinasi varians yang menggambarkan

keeratan hubungan antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,348. Artinya sumbangan indikator

Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 34,8%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9683,890 1 9683,890 109,668 ,000b
432

Residual 17925,232 203 88,302


Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 78,981 5,505 14,347 ,000
Ditetapkan Oleh Para Pemimpin 2,781 ,266 ,592 10,472 ,000
(x1.1)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 10.472

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel

indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 78.981 + 2.781x 1.1. Artinya, jika Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.781 kali dari kondisi sekarang. Sedang

uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar

109.668 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan

Correlations
Ditetapkan Oleh
Suksesi Para Pemimpin
Control Variables Kepemimpinan (Y) (x1.1)
Menjadi Tolak Ukur Suksesi Correlation 1,000 ,418
433

Terhadap Cara Kepemimpinan (Y) Significance . ,000


Pandang (x1.3) (2-tailed)
df 0 202
Ditetapkan Oleh Para Correlation ,418 1,000
Pemimpin (x1.1) Significance ,000 .
(2-tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh

indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3) yang dihasilkan rYx1.1.3.

sebesar 0,418.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,418. 13 Artinya,

sumbangan indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap

Cara Pandang (x1.3) sebesar 17,47%.

3) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Correlations
Suksesi Menjadi
Kepemimpinan Kesepakatan
di IFGF (Y) Bersama (x1.2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .602**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Menjadi Kesepakatan Pearson Correlation .602** 1
Bersama (x1.2) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
434

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indicator Menjadi Kesepakatan bersama (x1.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan

di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,602 dan nilai signifikansi

α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara indikator Menjadi Kesepakatan bersama (x1.2) dengan

variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat .

Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan pada α < 0,05 antara indikator Menjadi Kesepakatan bersama (x1.2)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Menjadi Kesepakatan

bersama (x1.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui

tabel di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,602 ,363 ,359 9,311
a. Predictors: (Constant), Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Menjadi Kesepakatan

Bersama (x1.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.2 sebesar 0,602

adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang menggambarkan

keeratan hubungan antara indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,359. Artinya sumbangan indikator

Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 35,9%.
435

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10011,064 1 10011,064 115,481 ,000b
Residual 17598,058 203 86,690
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 73,037 5,915 12,347 ,000
Menjadi Kesepakatan 2,973 ,277 ,602 10,746 ,000
Bersama (x1.2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 10.746

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) di populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan

melalui Ŷ = 73.037 + 2.973x1.2. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ditingkatkan dengan indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) melalui 1 (satu)

program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan

meningkat 2.973 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear
436

sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 115.481 dengan nilai signifikansi

0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Menjadi
Suksesi Kesepakatan
Kepemimpina Bersama
Control Variables n (Y) (x1.2)
Monitoring Dalam Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,414
Implementasinya (x1.6) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Menjadi Kesepakatan Correlation ,414 1,000
Bersama (x1.2) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh

indikator Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6) yang dihasilkan rYx1.2.6 sebesar

0,414.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,414. 14 Artinya,

sumbangan indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Monitoring Dalam

Implementasinya (x1.6) sebesar 17.14%.

4) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

Correlations
437

Menjadi Tolak
Suksesi Ukur Terhadap
Kepemimpinan Cara Pandang
di IFGF (Y) (x1.3)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .648**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Menjadi Tolak Ukur Pearson Correlation .648 1
Terhadap Cara Pandang Sig. (2-tailed) .000
(x1.3) N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,648 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap

Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan

tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator Menjadi

Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Menjadi Tolak Ukur

Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

diteliti melalui tabel di bawah ini.


438

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,648 ,420 ,417 8,883
a. Predictors: (Constant), Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang
(x1.3)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Menjadi Tolak Ukur

Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.3

sebesar 0,648 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang

menggambarkan keeratan hubungan antara indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap

Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.417

Artinya sumbangan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 41,7%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11590,869 1 11590,869 146,892 ,000b
Residual 16018,253 203 78,908
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,860 5,264 13,840 ,000
Menjadi Tolak Ukur 3,825 ,316 ,648 12,120 ,000
Terhadap Cara Pandang
(x1.3)
439

a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 12.120

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear

di sampel indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 72.860 + 3.825x1.3.

Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan dengan

indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) melalui 1 (satu) program

atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat

3.825 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai

gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 146.892 dengan nilai signifikansi

0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations

Menjadi Tolak Ukur


Suksesi Terhadap Cara
Control Variables Kepemimpinan (Y) Pandang (x1.3)
Ditetapkan Oleh Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,512
Para Pemimpin (Y) Significance . ,000
(x1.1) (2-tailed)
df 0 202
Menjadi Tolak Ukur Correlation ,512 1,000
Terhadap Cara Pandang Significance ,000 .
(x1.3) (2-tailed)
df 202 0
440

Hubungan murni terbesar indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara

Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah

dikontrol oleh indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) yang dihasilkan rYx1.3.1

sebesar 0,512.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,512. 15 Artinya,

sumbangan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) terhadap

variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Ditetapkan

oleh Para Pemimpin (x1.1) sebesar 26.21%.

5) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4)

Correlations
Suksesi Dikembangkan
Kepemimpinan Menjadi Nilai-
di IFGF (Y) Nilai (x1.4)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .691**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Dikembangkan Menjadi Pearson Correlation .691 1
Nilai-Nilai (x1.4) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,691 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
441

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-

nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat

korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator Dikembangkan

Menjadi Nilai-nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Dikembangkan Menjadi

Nilai-nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui

tabel di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,691a ,478 ,476 8,425
a. Predictors: (Constant), Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Dikembangkan

Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.4

sebesar 0,691 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang

menggambarkan keeratan hubungan antara indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-

Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.476. Artinya

sumbangan indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 47,60%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13199,623 1 13199,623 185,955 ,000b
Residual 14409,499 203 70,983
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4)
442

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56,273 5,892 9,551 ,000
Dikembangkan Menjadi 3,678 ,270 ,691 13,637 ,000
Nilai-nilai (x1.4)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 13.637

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel

indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 56.273 + 3.678x 1.4. Artinya, jika Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Dikembangkan Menjadi

Nilai-Nilai (x1.4) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 3.678 kali dari kondisi sekarang.

Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi

dihasilkan F sebesar 185.955 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Dikembangka
Suksesi n Menjadi
Kepemimpina Nilai-nilai
Control Variables n (Y) (x1.4)
Monitoring Dalam Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,584
Implementasinya (x1.6) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
443

Dikembangkan Menjadi Correlation ,584 1,000


Nilai-nilai (x1.4) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai

(x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh

indikator Monitoring dalam Implementasinya (x 1.6) yang dihasilkan rYx1.4.6 sebesar

0,584.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,584. 16 Artinya,

sumbangan indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) terhadap variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) sebesar 34,11%.

6) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Disosialisasikan (x1.5)

Correlations
Suksesi
Kepemimpinan Disosialisasikan
di IFGF (Y) (x1.5)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .653**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Disosialisasikan (x1.5) Pearson Correlation .653** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,653 dan nilai signifikansi α adalah
444

0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α

< 0,05 antara indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Disosialisasikan (x1.5)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah

ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,653a ,426 ,423 8,837
a. Predictors: (Constant), Disosialisasikan (x1.5)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Disosialisasikan (x 1.5)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.5 sebesar 0,653 adalah memiliki

hubungan yang kuat. Determinasi varians yang menggambarkan keeratan hubungan

antara indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 0.423. Artinya sumbangan indikator Disosialisasikan (x 1.5) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 42,3%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11756,980 1 11756,980 150,558 ,000b
Residual 15852,142 203 78,089
445

Total 27609,122 204


a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Disosialisasikan (x1.5)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 85,157 4,207 20,242 ,000
Disosialisasikan (x1.5) 2,526 ,206 ,653 12,270 ,000
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 5.074

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) di

populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator

Disosialisasikan (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan

melalui Ŷ = 85.157 + 2.526x1.5. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ditingkatkan dengan indikator Disosialisasikan (x 1.5) melalui 1 (satu) program atau 1

(satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.526

kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di

populasi dihasilkan F sebesar 150.558 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah

signifikan.

Correlations
Suksesi
Kepemimpina Disosialisasik
Control Variables n (Y) an (x1.5)
Menjadi Kesepakatan Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,468
446

Bersama (x1.2) (Y) Significance (2- . ,000


tailed)
df 0 202
Disosialisasikan (x1.5) Correlation ,468 1,000
Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Disosialisasikan (x 1.5) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh indikator Menjadi

Kesepakatan Bersama (x1.2) yang dihasilkan rYx1.5.2 sebesar 0,468.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,468. 17 Artinya,

sumbangan indikator Disosialisasikan (x1.5) terhadap variabel Suksesi Kepemimpinan

di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x 1.2) sebesar

21,90% .

7) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)

Correlations
Monitoring
Suksesi dalam
Kepemimpinan Implementasiny
di IFGF (Y) a (x1.6)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .602**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Monitoring dalam Pearson Correlation .602** 1
Implementasinya (x1.6) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
447

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,602 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan

tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator

Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti

melalui tabel di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,602a ,362 ,359 9,314
a. Predictors: (Constant), Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.6 sebesar

0,602 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang

menggambarkan keeratan hubungan antara indikator Monitoring dalam

Implementasinya (x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.359.


448

Artinya sumbangan indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 35,90%

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9998,429 1 9998,429 115,253 ,000b
Residual 17610,693 203 86,752
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 81,183 5,168 15,710 ,000
Monitoring Dalam 2,729 ,254 ,602 10,736 ,000
Implementasinya (x1.6)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 10.736

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) di populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Monitoring

dalam Implementasinya (x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

digambarkan melalui Ŷ = 81.183 + 2.729x 1.6. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Monitoring dalam Implementasinya (x 1.6)

melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di


449

IFGF (Y) akan meningkat 2.729 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi

regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 115.253 dengan nilai

signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Monitoring
Suksesi Dalam
Kepemimpina Implementasi
Control Variables n (Y) nya (x1.6)
Dikembangkan Menjadi Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,441
Nilai-nilai (x1.4) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Monitoring Dalam Correlation ,441 1,000
Implementasinya (x1.6) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Monitoring dalam Implementasinya

(x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh

indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x 1.4) yang dihasilkan rYx1.6.4 sebesar

0,441.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,441. 17 Artinya,

sumbangan indikator Monitoring dalam Implementasinya (x 1.5) terhadap variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Dikembangkan

Menjadi Nilai-nilai (x1.4) sebesar 19,45% .

8) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x1.7)

Correlations
450

Dilakukan
Suksesi Evaluasi Dalam
Kepemimpinan Pelaksanaannya
di IFGF (Y) (x1.7)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .678**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Dilakukan Evaluasi Dalam Pearson Correlation .678 1
Pelaksanaannya (x1.7) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaanya (x1.7) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,678 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indikator Dilakukan Evaluasi dalam

Pelaksanaanya (x1.7) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan

tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator

Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaanya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Dilakukan Evaluasi dalam

Pelaksanaanya (x1.7) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti

melalui tabel di bawah ini.


451

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,678 ,460 ,457 8,570
a. Predictors: (Constant), Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya
(x1.7)
Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Dilakukan Evaluasi

dalam Pelaksanaannya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.7

sebesar 0,678 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang

menggambarkan keeratan hubungan antara indikator Dilakukan Evaluasi dalam

Pelaksanaannya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.457.

Artinya sumbangan indikator Disosialisasikan (x 1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) sebesar 45,7%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12699,681 1 12699,681 172,913 ,000b
Residual 14909,441 203 73,446
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 73,478 4,809 15,280 ,000
Dilakukan Evaluasi 3,102 ,236 ,678 13,150 ,000
Dalam Pelaksanaannya
(x1.7)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 13.150

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
452

indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x 1.7) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) di populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Dilakukan

Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

digambarkan melalui Ŷ = 73.478 + 3.102x 1.7. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya

(x1.7) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan

di IFGF (Y) akan meningkat 3.102 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi

regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 172.913 dengan nilai

signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Dilakukan
Evaluasi
Suksesi Dalam
Kepemimpina Pelaksanaan
Control Variables n (Y) nya (x1.7)
Dikembangkan Menjadi Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,527
Nilai-nilai (x1.4) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Dilakukan Evaluasi Correlation ,527 1,000
Dalam Pelaksanaannya Significance (2- ,000 .
(x1.7) tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Dilakukan Evaluasi dalam

Pelaksanaannya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah

dikontrol oleh indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x 1.4) yang dihasilkan

rYx1.7.4 sebesar 0,527.


453

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,527. 17 Artinya,

sumbangan indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x 1.7) terhadap

variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator

Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4) sebesar 27,77% .

Berikut summary hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan

variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan dengan 7 (lima) Indikator x1.1 – 1.7

Tabel 4.7
Summary Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel X1 dan
Indikator x1.1 – 1.7

Indikato Koefisien (R) Adjusted Control %


2
r Hubungan R2 (%) Indikator r Yx1.1-7
dengan Y
X1 0.793 - Kuat 62,70%
x1.1 0.592 - Sedang 34,80% X1.3 0.4182 17,47%
x1.2 0.602 - Kuat 35,90% X1.6 0.4142 17,14%
x1.3 0.648 - Kuat 41,70% X1.1 0.5122 26,21%
x1.4 0.691 - Kuat 47,60% X1.6 0.5842 34,11%
x1.5 0.653 - Kuat 42,30% X1.2 0.4682 21,90%
x1.6 0.602 - Kuat 35,90% X1.4 0.4412 19,45%
x1.7 0.678 - Kuat 45,70% X1.4 0.5272 27,77%

Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) dan 7 (lima) Indikator x1.1 – 1.7 masing-masing dapat

digambarkan seperti berikut:


454

Gambar 4.1
Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel Implementasi
Budaya IFGF (X1) dan 7 (tujuh) Indikator x1.1-1.7

Berdasarkan analisis secara sendiri-sendiri dari variabel X 1 di atas

diketahui bahwa indikator yang paling dominan menentukan terbentuknya Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (X1.4)

sebesar 47,60%.
455

5. Uji Hipotesis 5

a. Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Kepemimpinan


Intergenerasional (X2) dan indikator (x2.1-x2.4) dengan Variabel Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y)

Sugiyono menjelaskan pedoman interpretasi koefisien korelasi:


Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat317

1) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Kepemimpinan Intergenerasional


(X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

Correlations
Suksesi Kepemimpinan
Kepemimpinan Intergenerasion
di IFGF (Y) al (X2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .673**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Kepemimpinan Pearson Correlation .673** 1
Intergenerasional (X2) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,673 dan

nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika

dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Kepemimpinan

317
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
456

Intergenerasional (X2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan

tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis kelima adalah terbukti

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti

melalui tabel di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,673 ,452 ,450 8,630
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Hasil analisis hubungan di sampel antara variable Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu r YX2 sebesar

0,673 adalah memiliki hubungan Kuat. Determinasi varians yang menggambarkan

keeratan hubungan antara variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,450. Artinya sumbangan variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 45%.
457

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12491,075 1 12491,075 167,726 ,000b
Residual 15118,047 203 74,473
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 57,724 6,091 9,477 ,000
Kepemimpinan ,921 ,071 ,673 12,951 ,000
Intergenerasional (X2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 12.951

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) di populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan

melalui Ŷ = 57,724 + .921X2. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

ditingkatkan dengan variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2) melalui 1 (satu)

program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan

meningkat ,921 kali dari kondisi sekarang.

Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi

dihasilkan F sebesar 167,726 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.


458

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesa kelima yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) terhadap Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

dalam penelitian ini terbukti.

2) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

Correlations
Suksesi Memiliki Misi
Kepemimpinan yang Jelas
di IFGF (Y) (x2.1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .606**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Memiliki Misi yang Jelas Pearson Correlation .606 1
(x2.1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,606 dan nilai signifikansi α

adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari

hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan pada α < 0,05 antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).


459

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah

ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,606a ,367 ,364 9,281
a. Predictors: (Constant), Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Memiliki Misi yang

Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.1 sebesar 0,606

adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang menggambarkan

keeratan hubungan antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,364. Artinya sumbangan indikator Memiliki

Misi yang Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 36,4%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10124,341 1 10124,341 117,545 ,000b
Residual 17484,781 203 86,132
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,362 5,925 12,212 ,000
460

Memiliki Misi Yang Jelas 2,995 ,276 ,606 10,842 ,000


(x2.1)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 10.842

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator

Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

digambarkan melalui Ŷ = 72.362 + 2.995x 2.1. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) melalui 1

(satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

akan meningkat 2.995 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear

sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 117,545 dengan nilai signifikansi

0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Suksesi Memiliki Misi
Kepemimpina Yang Jelas
Control Variables n (Y) (x2.1)
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,389
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Memiliki Misi Yang Jelas Correlation ,389 1,000
(x2.1) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0
461

Hubungan murni terbesar indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh indikator

Melakukan Mentoring (x2.3) yang dihasilkan rYx2.1.3. sebesar 0,389.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,389. 13 Artinya,

sumbangan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Melakukan Mentoring (x 2.5)

sebesar 15,13%.

3) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)

Correlations
Suksesi Mampu
Kepemimpinan Berkolaborasi
di IFGF (Y) (x2.2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .612**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Mampu Berkolaborasi (x2.2) Pearson Correlation .612 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,612 dan nilai signifikansi α

adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari
462

hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan pada α < 0,05 antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah

ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,612a ,375 ,372 9,223
a. Predictors: (Constant), Mampu Berkolaborasi (x2.2)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Mampu Berkolaborasi

(x2.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.2 sebesar 0,612 adalah

memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang menggambarkan keeratan

hubungan antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,372. Artinya sumbangan indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 37,20%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10342,616 1 10342,616 121,597 ,000b
Residual 17266,506 203 85,057
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Mampu Berkolaborasi (x2.2)
463

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 75,740 5,522 13,715 ,000
Mampu Berkolaborasi 2,833 ,257 ,612 11,027 ,000
(x2.2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 11.027

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) di

populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Mampu

Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui

Ŷ = 75.740 + 2.833x2.2. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF ditingkatkan

dengan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)

treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.833 kali dari

kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi

dihasilkan F sebesar 121,597 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Suksesi Mampu
Kepemimpina Berkolaborasi
Control Variables n (Y) (x2.2)
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,385
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Mampu Berkolaborasi Correlation ,385 1,000
(x2.2) Significance (2- ,000 .
tailed)
464

df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Mampu Berkolaborasi (x 2.2) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh indikator

Melakukan Mentoring (x2.3) yang dihasilkan rYx2.2.3 sebesar 0,385.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,385. 14 Artinya,

sumbangan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Melakukan Mentoring (x 2.3)

sebesar 14,82%.

4) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

Correlations
Suksesi Melakukan
Kepemimpinan Mentoring
di IFGF (Y) (x2.3)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .556**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Melakukan Mentoring (x2.3) Pearson Correlation .556** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,556 dan nilai signifikansi α

adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
465

terdapat hubungan antara indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang . Dari

hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan pada α < 0,05 antara indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Melakukan Mentoring (x2.3)

dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah

ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,556a ,310 ,306 9,690
a. Predictors: (Constant), Melakukan Mentoring (x2.3)

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Melakukan Mentoring

(x2.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.3 sebesar 0,556 adalah

memiliki hubungan yang sedang. Determinasi varians yang menggambarkan keeratan

hubungan antara indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.306. Artinya sumbangan indikator Melakukan

Mentoring (x2.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 30,60%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8547,291 1 8547,291 91,025 ,000b
Residual 19061,831 203 93,901
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Melakukan Mentoring (x2.3)
466

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 82,703 5,650 14,638 ,000
Melakukan Mentoring 2,556 ,268 ,556 9,541 ,000
(x2.3)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 9.541

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) di

populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Melakukan

Mentoring (x2.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ

= 82.703 + 2.556x2.3. Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan

dengan indikator Melakukan Mentoring (x2.3) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)

treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.556 kali dari

kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi

dihasilkan F sebesar 91,025 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Correlations
Suksesi Melakukan
Kepemimpina Mentoring
Control Variables n (Y) (x2.3)
Membangun Budaya Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,293
Respek (x2.4 (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Melakukan Mentoring Correlation ,293 1,000
467

(x2.3) Significance (2- ,000 .


tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Melakukan Mentoring (x 2.3) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh indikator

Membangun Budaya Respek (x2.4) yang dihasilkan rYx2.3.4 sebesar 0,293.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,293. Artinya,

sumbangan indikator Melakukan Mentoring (x2.3) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Membangun Budaya Respek

(x2.4) sebesar 8,58%.

5) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

Correlations
Suksesi Membangun
Kepemimpinan Budaya Respek
di IFGF (Y) (x2.4)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .584**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Membangun Budaya Respek Pearson Correlation .584** 1
(x2.4) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada Tabel di atas, analisis regresi linear menghasilkan hubungan antara

indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan

di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,584 dan nilai signifikansi
468

α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel

intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan variabel

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang . Dari

hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan pada α < 0,05 antara indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Untuk melihat keeratan hubungan indikator Membangun Budaya

Respek (x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui

tabel di bawah ini.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,584 ,341 ,338 9,469
a. Predictors: (Constant), Membangun Budaya Respek (x2.4

Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Membangun Budaya

Respek (x2.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu r Yx2.4 sebesar 0,584

adalah memiliki hubungan yang sedang. Determinasi varians yang menggambarkan

keeratan hubungan antara indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.338. Artinya sumbangan indikator

Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 33,80%.
469

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9409,248 1 9409,248 104,950 ,000b
Residual 18199,874 203 89,655
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Membangun Budaya Respek (x2.4

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,394 6,265 11,555 ,000
Membangun Budaya 2,952 ,288 ,584 10,245 ,000
Respek (x2.4
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 14.211

dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator

Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

digambarkan melalui Ŷ = 72.394 + 2.952x2.4.

Artinya, jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan dengan

indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)

treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.952 kali dari

kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi

dihasilkan F sebesar 104,950 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.


470

Correlations
Suksesi Membangun
Kepemimpina Budaya
Control Variables n (Y) Respek (x2.4
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,357
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Membangun Budaya Correlation ,357 1,000
Respek (x2.4 Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0

Hubungan murni terbesar indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh

indikator Melakukan Mentoring (x2.3) yang dihasilkan rYx2.4.3 sebesar 0,357.

Keeratan hubungan akibat indikator kontrol sebesar 0,357. Artinya,

sumbangan indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) terhadap variabel Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Melakukan Mentoring (x 2.3)

sebesar 12,74%.
471

Berikut adalah summary hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)


dengan variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
dan dengan 4 (empat) Indikator x2.1 – 2.4

Tabel 4.8
Summary Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan variabel Kepemimpinan
Intergenerasional (X2) dan Indikator x2.1 – 2.4

Indikator Koefisien (R) Adjusted Control %


2
Hubungan R2 (%) Indikator r Yx2.1-
dengan Y 4
X2 0,673 - Kuat 45%
x2.1 0,606 - Kuat 36,40% x2.3 0.3892 15.13%
x2.2 0,612 - Kuat 37,20% x2.3 0.3852 14.82%
x2.3 0,556 - Sedang 30,60% x2.4 0.2932 8.58%
x2.4 0,584 - Sedang 33,80% x2.3 0.3572 12.74%
472

Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dan 4 (empat) Indikator x2.1 – 2.4 masing-masing

dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 4.2
Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan Variabel Kepemimpinan Intergenerasional
(X2) dan 4 (empat) Indikator x2.1 – 2.4

Berdasarkan analisis secara sendiri-sendiri dari variabel X 2 di atas

diketahui bahwa indikator yang paling dominan menentukan terbentuknya Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah Mampu Berkolaborasi (X2.2) sebesar 37,20%.


473

6. Uji Hipotesa 6

a. Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Implementasi Budaya IFGF


(X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Variabel Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y)

Sugiyono menjelaskan pedoman interpretasi koefisien korelasi:


Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat318

1) Uji Korelasi dan Signifikansi Secara Bersama-sama Variabel Implementasi Budaya


IFGF (X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,803 ,645 ,641 6,966
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2),
Implementasi Budaya IFGF (X1)

Hasil analisis hubungan di sampel secara bersama-sama antara variable

Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYX 1X2 sebesar 0,803 adalah

memiliki hubungan sangat kuat. Determinasi varians yang menggambarkan keeratan

hubungan antara variabel Implementasi Budaya IFGF (X 1) dan Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0,641.

Artinya sumbangan variabel variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan

318
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
474

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)

sebesar 64,1%.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17806,830 2 8903,415 183,476 ,000b
Residual 9802,292 202 48,526
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2), Implementasi Budaya IFGF (X1)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36,377 5,323 6,834 ,000
Implementasi Budaya ,551 ,053 ,651 10,466 ,000
IFGF (X1)
Kepemimpinan ,262 ,085 ,191 3,076 ,002
Intergenerasional (X2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)

Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 13.542

dengan nilai signifikan pada 0,002<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara

variabel Implementasi Budaya IFGF (X 1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) di populasi positif.

Adapun persamaan garis regresi linear di sampel variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X 2) dengan Suksesi

Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 36,377 + 0.813X 1X2. Artinya,

jika Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditingkatkan secara bersama-sama dengan

variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2)


475

melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di

IFGF (Y) akan meningkat 0,813 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi

regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 183,476 dengan nilai

signifikansi 0,000<0,05 adalah signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesa keenam yang berbunyi Secara Bersama-sama terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara Implementasi Budaya IFGF (X 1) dan Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) terhadap Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dalam

penelitian ini terbukti.

62,7%

X1 ( Implementasi
Budaya IFGF)

Y (Suksesi
Kepemimpinan di
64,1%
IFGF)

X2 ( Kepemimpinan
Intergenerasional)

45%

Gambar 4.3
Hubungan yang positif dan signifikansi Implementasi
Budaya IFGF(X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
476

7. Uji Hipotesis 7

Uji hipotesis 7 dilakukan terhadap indikator (x1.1-x1.7) dari variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) dan (x2.1-x2.4) dari Variabel Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Peneliti juga melakukan pendekatan analisis ditetapkan dengan Biner

Segmentation yang kemudian disebut dengan Classification Regression Trees (CRT)

dengan menetapkan Prunning yaitu Depth sebesar 2; Parent sebesar 2 dan Child

sebesar 1, dengan tujuan untuk menemukan indikator yang paling dominan

membentuk Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebagai variabel terikat jika

dihubungkan dengan Implementasi Budaya IFGF (X1) sebagai variabel bebas melalui

indikator x1.1-x1.7 dan variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X 2) melalui

indikator x2.1-x2.4 , adalah sebagai berikut.


477
478

14,509 kali
Ditetapkan 56,614 kali
oleh Para
Pemimpin
(x1.1) Disosialisasikan
(x1.5) Suksesi
Kepemimpinan
di IFGF (Y)

Mampu 8,822 kali


Berkolaborasi
(x2.2)

Gambar 4.4
Indikator Disosialisasikan (x1.5)
adalah indikator yang Paling Dominan mempengaruhi Suksesi Kepemimpinan di
IFGF (Y)

Secara bersama-sama indikator Disosialisasikan (x1.5) merupakan

indikator atau aspek yang paling dominan mendorong atau berpengaruh langsung,

untuk mempengaruhi Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y). Adapun indikator

Disosialisasikan (x1.5) sangat dipengaruhi oleh indikator Ditetapkan oleh Para

Pemimpin (x1.1) dan indikator Mampu Berkolaborasi (x 2.2). Semakin budaya

Disosialisasikan (x1.5) diterapkan, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan

meningkat 56,614 kali dari kondisi sekarang ini.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketujuh dalam penelitian yang menyatakan bahwa indikator dominan

memberikan kontribusi pada penelitian Implementasi Budaya IFGF (X1) dan


479

Kepemimpinan Intergenerasional (X2) sebagai variabel bebas yang membentuk

Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebagai varibel terikat adalah indikator

Disosialisasikan (x1.5) terbukti karena hasil analisa data menyatakan demikian.

8. Uji Hipotesis 8

Uji hipotesis 8 dilakukan terhadap variabel moderator (X3-X6) dengan

Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y).

Peneliti juga melakukan pendekatan analisis ditetapkan dengan Biner

Segmentation yang kemudian disebut dengan Categorical Regression Trees (CRT)

dengan menetapkan Prunning yaitu Depth sebesar 2; Parent sebesar 2 dan Child

sebesar 1, dengan tujuan untuk menemukan variable moderator yang paling dominan

membentuk Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah sebagai berikut.


480
481

Pendidikan 3,211 kali


7,935 kali
Terakhir
(X3)
Region Suksesi
Tempat Kepemimpinan
Melayani(X5) di IFGF (Y)

Usia (X4)
2,271 kali

Gambar 4.5
Variabel Moderator Region Tempat Melayani (X5)
adalah variabel moderator yang Paling Dominan Membentuk Suksesi Kepemimpinan
di IFGF (Y)

Secara bersama-sama variabel moderator Region Tempat Melayani (X5)

merupakan variabel moderator yang paling dominan mendorong atau berpengaruh

langsung, untuk membentuk Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y). Adapun variabel

moderator Region Tempat Melayani (X5) sangat dipengaruhi oleh variabel moderator

Pendidikan Terakhir (X 3) dan Usia (X4). Semakin Implementasi Budaya dan

Kepemimpin Intergenerasional memperhatikan variabel moderator Region Tempat

Pelayanan (X5), maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 7,935 kali

dari kondisi sekarang ini.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedelapan dalam penelitian yang menyatakan bahwa variabel moderator

yang paling dominan memberikan kontribusi pada penelitian Suksesi Kepemimpinan


482

di IFGF (Y) sebagai varibel terikat adalah variabel moderator Regional Tempat

Melayani (X5) terbukti karena hasil analisa data menyatakan demikian.

9. UJI T ( UJI BEDA) – Variabel Moderator Region Tempat Melayani (X5)

Pada deskripsi variabel moderator Region Tempat Melayani dibagi atas 15

kategori / Group yaitu 1 sampai 15, namun karena jumlah responden pada kategorial

ada yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terdeteksi / teranalisa oleh sistem SPSS

maka dilakukan 3 kategori / group yaitu :

Group 1 terdiri dari group negara Amerika dengan penomoran

sebelumnya 1 dan 2.

Group 2 terdiri dari group negara-negara Asia dgn penomoran sebelumnya

3,4,6,7,8,12,13,14,15.

Group 3 terdiri dari group negara Afrika dgn penomoran sebelumnya 5.

Group 4 terdiri dari group Oceania ( Australia dan New Zealand ) dengan

penomoran sebelumnya 11.

Group 5 terdiri dari negara2 Eropa dgn penomoran sebelumnya 9 dan 10.

Berikut adalah summary variabel moderator Region Tempat Melayani (X 5)

berdasarkan grouping di atas yaitu :

NO Region Tempat Melayani Jumlah Responden


1 Amerika (1,2) 19
2 Asia 162
(3,4,6,7,8,12,13,14,15)
3 Afrika (5) 15
4 Oceania (11) 8
5 Eropa (9,10) 1
205
483

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Asia (2)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Asia 162 135,41 11,959 ,940

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group benua Amerika adalah sebanyak 19 responden dan Group Asia

sebanyak 162 responden. Nilai rata-rata atau Mean untuk Group Amerika sebesar

140,21 dan Mean untuk Group Asia sebesar 135,41. Dengan demikian secara

deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Group Amerika

dengan Group Asia.

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal ,071 ,791 1,667 179 ,097 4,797 2,877 -,880 10,474
Kepemimpina variance
n (Y) s
assumed
484

Equal 1,785 23,309 ,087 4,797 2,688 -,760 10,353


variance
s not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 0,071 dengan sig. 0,791>0,05, maka varian data group

wilayah pelayanan Amerika ke wilayah pelayanan Asia adalah homogen. Karena

homogen, maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples Test” pada

bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar 0,097 > 0,05

maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sampel t-test

bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group wilayah Pelayanan

Amerika dan Group wilayah pelayanan Asia

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Asia ada

perbedaan.

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Afrika (3)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Africa 15 134,27 6,861 1,771

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A m e r i k a adalah sebanyak 19 responden

dan Group Region Tempat Melayani Afrika sebanyak 15 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan
485

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Afrika sebesar 134,27. Dengan

demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil

Region Tempat Melayani A m e r i k a dengan Region Tempat Melayani Afrika.

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal 3,124 ,087 1,831 32 ,076 5,944 3,247 -,670 12,558
Kepemimpina variance
n (Y) s
assumed
Equal 1,930 30,590 ,063 5,944 3,079 -,339 12,227
variance
s not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 3,124 dengan sig. 0,087>0,05, maka varian data group

Region Tempat Melayani A m e r i k a ke Region Tempat Melayani A f r i k a adalah

adalah homogen. Karena homogen, maka pengambilan dasar tabel output “

Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai

Sig. (2 tailed) sebesar 0,076 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)

antara Group Region Tempat Melayani A m e r i k a dan Region Tempat Melayani

Afrika.
486

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Afrika ada

perbedaan.

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A m e r i k a adalah sebanyak 19 responden

dan Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan

demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil

Region Tempat Melayani A m e r i k a dengan Region Tempat Melayani Oceania.

Independent Samples Test


487

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal 1,211 ,282 - 25 ,258 -5,039 4,353 - 3,925
Kepemimpina variance 1,158 14,004
n (Y) s
assumed
Equal - 17,161 ,214 -5,039 3,902 - 3,187
variance 1,291 13,266
s not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 1,211 dengan sig. 0,282>0,05, maka varian data group

Region Tempat Melayani A m e r i k a ke Region Tempat Melayani O c e a n i a adalah

adalah homogen. Karena homogen, maka pengambilan dasar tabel output “

Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai

Sig. (2 tailed) sebesar 0,258 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)

antara Group Region Tempat Melayani A m e r i k a dan Region Tempat Melayani

Oceania.

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Ocenia ada

perbedaan.
488

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Eropa 1 148,00 . .

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A m e r i k a adalah sebanyak 19 responden

dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 148,00. Dengan

demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil

Region Tempat Melayani A m e r i k a dengan Region Tempat Melayani Eropa.

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
489

95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . -,69 18 ,498 -7,789 11,263 -31,452 15,873
Kepemimpinan variances 2
(Y) assumed
Equal . . . -7,789 . . .
variances
not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar ….. dengan sig. ……>0,05, maka varian data group

Region Tempat Melayani A m e r i k a ke Region Tempat Melayani E r o p a adalah

adalah ……….. ( tidak terdeteksi karena responden Region Eropa hanya 1 ) .

Karena ………… maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples Test”

pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar 0,498 >

0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sampel

t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region Tempat

Melayani A m e r i k a dan Region Tempat Melayani E r o p a .

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Eropa ada

perbedaan.

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Afrika (3)

Group Statistics
490

Tempat Melayani Std. Std. Error


(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Asia 162 135,41 11,959 ,940
(Y) Africa 15 134,27 6,861 1,771

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan

Group Region Tempat Melayani Afrika sebanyak 15 responden. Nilai rata-rata atau

Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk

Group Region Tempat Melayani Afrika sebesar 134,27. Dengan demikian secara

deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat

Melayani A s i a dengan Region Tempat Melayani Afrika

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal 3,490 ,063 ,365 175 ,715 1,147 3,140 -5,050 7,344
Kepemimpinan variances
(Y) assumed
Equal ,572 22,830 ,573 1,147 2,005 -3,003 5,297
variances
not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 3,490 dengan sig. 0,063>0,05, maka varian data group
491

Region Tempat Melayani A s i a ke Region Tempat Melayani A f r i k a adalah

adalah homogen. Karena homogen, maka pengambilan dasar tabel output “

Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai

Sig. (2 tailed) sebesar 0,715 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)

antara Group Region Tempat Melayani A s i a dan Region Tempat Melayani

Afrika.

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Afrika ada perbedaan.

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Asia 162 135,41 11,959 ,940
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan

Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata atau

Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk

Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan demikian secara

deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat

Melayani A s i a dengan Region Tempat Melayani Oceania.


492

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal 1,463 ,228 - 168 ,023 -9,836 4,286 - -
Kepemimpina variance 2,295 18,297 1,375
n (Y) s
assumed
Equal - 8,457 ,013 -9,836 3,125 - -
variance 3,147 16,976 2,697
s not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 1,463 dengan sig. 0,228>0,05, maka varian data group

Region Tempat Melayani A s i a ke Region Tempat Melayani O c e a n i a adalah

adalah homogen. Karena homogen, maka pengambilan dasar tabel output “

Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai

Sig. (2 tailed) sebesar 0,023 < 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji independent sampel t-test bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

( nyata) antara Group Region Tempat Melayani A s i a dan Region Tempat Melayani

Oceania.

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Ocenia tidak ada

perbedaan.
493

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Asia 162 135,41 11,959 ,940
(Y) Eropa 1 148,00 . .

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan

Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata atau

Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk

Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian secara

deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat

Melayani A s i a dengan Region Tempat Melayani Eropa.

Independent Samples Test


494

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . - 161 ,296 -12,586 11,996 - 11,104
Kepemimpinan variances 1,049 36,277
(Y) assumed
Equal . . . -12,586 . . .
variances
not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar ………… dengan sig. ……..>0,05, maka varian data

group Region Tempat Melayani A m e r i k a ke Region Tempat Melayani E r o p a

adalah adalah ……….. ( tidak terdeteksi krn responden Region Eropa hanya 1 )

. Karena …………., maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples

Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar

0,296 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent

sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region

Tempat Melayani A s i a dan Region Tempat Melayani E r o p a .

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Eropa ada perbedaan.
495

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Afrika (3) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Africa 15 134,27 6,861 1,771
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A f r i c a adalah sebanyak 15 responden

dan Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 134,27 dan

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan

demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil

Region Tempat Melayani A f r i k a dengan Region Tempat Melayani Oceania.

Independent Samples Test


496

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal ,048 ,829 - 21 ,003 -10,983 3,249 - -
Kepemimpina variance 3,381 17,740 4,227
n (Y) s
assumed
Equal - 12,065 ,008 -10,983 3,467 - -
variance 3,168 18,533 3,433
s not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar 0,048 dengan sig. 0,829>0,05, maka varian data group

Region Tempat Melayani A f r i k a ke Region Tempat Melayani O c e a n i a adalah

adalah homogen. Karena homogen, maka pengambilan dasar tabel output “

Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai

Sig. (2 tailed) sebesar 0,003 < 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan

dalam uji independent sampel t-test bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

( nyata) antara Group Region Tempat Melayani A f r i k a dan Region Tempat

Melayani O c e a n i a .

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Afrika dan wilayah pelayanan Ocenia tidak ada

perbedaan.
497

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Afrika (3) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)

Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Africa 15 134,27 6,861 1,771
(Y) Eropa 1 148,00 . .

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani A f r i k a adalah sebanyak 15 responden

dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 134,27 dan

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian

secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region

Tempat Melayani A f r i k a dengan Region Tempat Melayani Eropa.

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
498

95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . - 14 ,073 -13,733 7,086 -28,930 1,464
Kepemimpinan variances 1,938
(Y) assumed
Equal . . . -13,733 . . .
variances
not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar …….. dengan sig. …………..>0,05, maka varian data

group Region Tempat Melayani A f r i k a ke Region Tempat Melayani E r o p a

adalah adalah ……….( tidak terdeteksi krn responden Region Eropa hanya 1 ) .

Karena …………, maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples

Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar

0,073 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent

sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara Group Region

Tempat Melayani A f r i k a dan Region Tempat Melayani E r o p a .

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Afrika dan wilayah pelayanan Eropa ada perbedaan.

 Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Oceania (4) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)

Group Statistics
499

Std. Error
Tempat Melayani (X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Oceania 8 145,25 8,430 2,981
(Y) Eropa 1 148,00 . .

Berdasarkan Tabel output “Group Statistics” di atas diketahui jumlah data

nilai hasil Group Region Tempat Melayani O c e a n i a adalah sebanyak 8 responden

dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata

atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 145,25 dan

Mean untuk Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian

secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region

Tempat Melayani O c e n i a dengan Region Tempat Melayani Eropa.

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
500

95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . -,30 7 ,767 -2,750 8,942 -23,894 18,394
Kepemimpinan variances 8
(Y) assumed
Equal . . . -2,750 . . .
variances
not
assumed

Berdasarkan output di atas, ditemukan nilai Levene’s Test for Equality of

variance dengan nilai F sebesar ……….. dengan sig. ………>0,05, maka varian data

group Region Tempat Melayani O c e a n i a ke Region Tempat Melayani E r o p a

adalah adalah …….. ( tidak terdeteksi karena responden Region Eropa hanya

1 ) . Karena …………., maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples

Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar

0,767 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent

sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region

Tempat Melayani O c e n i a dan Region Tempat Melayani E r o p a .

Dengan demikian disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF

(Y) - Group wilayah pelayanan Oceania dan wilayah pelayanan Eropa ada

perbedaan.

Dari hasil uji beda atas Moderator Region Tempat Melayani (X 5) di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa Suksesi Kepemimpinan di IFGF berdasarkan Region

Tempat Melayani adalah sebagai berikut :


501

Region Nilai Mean Nilai F Sig. Status Sig 2 tailed Keterangan


Tempat
Melaya
ni
(Groupi
ng )
1–2 140.21 – 0.071 0.791>0.05 Homogen 0,097>0,05 Ada Perbedaan
135.41
1–3 140.21 – 3.124 0.076>0.05 Homogen 0,920>0,05 Ada Perbedaan
134.27
1–4 140.21 – 1.211 0.282>0.05 Homogen 0.258>0.05 Ada Perbedaan
145.25
1–5 140.21 – Tdk Tdk Tdk 0.498>0.05
148.00 terdete terdeteksi terdeteksi
ksi
2–3 135.41 – 3.490 0.063>0.05 Homogen 0,715>0,05 Ada Perbedaan
134.27
2–4 135.41 – 1.463 0.228>0.05 Homogen 0.023<0.05 Tidak ada
145.25 Perbedaan
2–5 135.41 – Tdk Tdk Tdk 0.296>0.05
148.00 terdete terdeteksi terdeteksi
ksi
3–4 134.27 – 0.048 0.829>0.05 Homogen 0.003<0.05 Tidak ada
145.25 Perbedaan
3–5 134.27 – Tdk Tdk Tdk 0.073>0.05
148.00 terdete terdeteksi terdeteksi
ksi
4-5 145.25 – Tdk Tdk Tdk 0.767>0.05
148.00 terdete terdeteksi terdeteksi
ksi

E. PEMBAHASAN

a. Sebagai ringkasan dari Analisa hasil penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1) Kecenderungan Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF telah maksimal.

2) Kecenderungan Implementasi Budaya IFGF (X1) di Gereja IFGF cukup maksimal.


502

3) Kecenderungan Kepemimpinan Intergenerasional (X2) di Gereja IFGF telah

maksimal.

4) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Implementasi Budaya IFGF

(X1) dengan Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF.

5) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF.

6) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Implementasi

Budaya IFGF (X1) dan variabel Kepemimpin Intergenerasional (X2) terhadap

Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF.

7) Secara bersama-sama indikator yang paling dominan dari bersama-sama variabel

Implementasi Budaya IFGF (X1) dan variabel Kepemimpinan Intergenerasional

(X2) mempengaruhi variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF adalah

indikator Disosialiasikan (X1.5).

8) Secara bersama-sama variabel moderator yang paling dominan mempengaruhi

variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF adalah Region Tempat

Melayani (X5), dibandingkan dengan variabel Usia (X3) dan Pendidikan (X4) dan

lamanya melayani sebagai pendeta (X6).

b. Adapun dari penelitian tersebut dilakukan diskusi bersama beberapa pemimpin

Gereja IFGF yang adalah sebagai berikut:

1. Pdt. Sammy Hartanto selaku Ketua Umum Sinode IFGF

2. Pdt. Jonathan Kasmin selaku Sekretaris Umum Sinode IFGF

3. Pdp. Evan Tjandra selaku Wakil Sekretaris Umum Sinode IFGF


503

4. Pdt. Budi Hidajat selaku Ketua Region 13 (Jawa)

5. Pdt. Martha Yuwono selaku Ketua Region 14. (Sulawesi, Maluku dan Papua)

6. Pdt. Abraham Yuwono selaku gembala IFGF Menado dan yang sudah masuk ke

dalam list yang akan mengalami emeritus.

7. Pdt. Jusak Karijanto sebagai Pendeta yang baru saja mengalami emeritus.

8. Pdp. Jusuf Barens selaku ketua region 9 (Eropa)

9. Pdt. Erna Iskandar selaku ketua region 12

10.Pdm Yohanes Kusika, selaku ketua region 4 (East Asia)

Dan dari hasil diskusi tersebut didapatkan hasil seperti di bawah ini:

Pertama, Pengaruh variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dinyatakan

lebih kuat dibandingkan dengan variabel Kepemimpinan Intergenerasional (X2)

terhadap Suksesi Kepemimpinan (Y). Namun dalam penelitian juga ditemukan bahwa

Implementasi Budaya IFGF (X1) itu sendiri cenderung cukup maksimal, sementara

itu Suksesi Kepemimpinan (Y) cenderung telah maksimal.

Para pemimpin tersebut memberikan pendapatnya mengenai situasi

tersebut dengan pemikiran bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa alasan: 1) Bagi

Gereja IFGF suksesi masih merupakan hal yang baru; 2) Pada saat penelitian ini

dibuat masih sedikit yang sudah melakukan suksesi kepemimpinan; 3) Masih terdapat

kekeliruan di dalam memahami AD/ART khususnya mengenai kaderisasi yang

dianggap bahwa hal tersebut adalah hanya merupakan tugas DPW dan bukan tugas

gembala tersebut. 4) Saat ini banyak pemimpin gereja yang masih baru, sehingga

masih banyak yang belum memahami tentang budaya IFGF dengan baik. 5) Atau bisa

jadi dikarenakan region yang berbeda akan memberikan hasil yang juga berbeda.
504

Jadi dapat dikatakan bahwa para pemimpin gereja di IFGF belum

semuanya memahami AD/ART IFGF. Situasi ini didukung oleh hasil penelitian yang

menyatakan bahwa Implementasi Budaya IFGF cukup maksimal. Ditambah dengan

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari semua indikator tersebut yang paling

dominan adalah disosialisasikannya Budaya IFGF, maka patut diduga memang hal ini

yang menjadi persoalan utamanya.

Semua pemimpin di dalam diskusi ini setuju bahwa tidak mudah untuk

mensosialisasikan budaya IFGF, namun berbagai cara tetap dilakukan agar semua

gemabala dan pendeta di IFGF dapat memahaminya dengan baik. Meskipun untuk

setiap hal yang akan diangkat itu perlu disosialisasikan berulang kali.

Jika hasil penelitian tadi didapatkan bahwa kecenderungan implementasi

budaya masih cukup maksimal, juga perlu diingat bahwa Budaya IFGF itu tentunya

sangat luas sementara masalah suksesi kepemimpinan hanya salah satunya saja, jadi

bisa saja persepsi tentang implementasi budaya IFGF itu masih lemah, sedang untuk

yang berhubungan dengan suksesi itu sudah maksimal.

Desripsi data hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata suksesi

kepemimpinan di Gereja IFGF masih lebih banyak yang dibawah rata-rata, bisa

diduga bahwa suksesi kepemimpinan yang sudah terjadi saat ini lebih karena instruksi

atau dipaksakan atau karena alasan lain, tetapi bukan karena kesadaran dan inisiatif

yang bersangkutan atau yang memang sudah direncanakan.

Namun demikian teladan yang dilakukan oleh founder IFGF yaitu Ps.

Jimmy Oentoro yang dengan berbesar hati menyerahkan kepemimpinan kepada

generasi selanjutnya yaitu Ps. Sammy Hartanto dapat dipandang sebagai suatu hal
505

yang baik yang dapat diteladani oleh para pemimpin yang lain. Jadi artinya budaya itu

memang perlu diimplementasikan secara nyata dimulai dari level paling atas untuk

kemudian bisa diteladani oleh level yang bawah.

Situasi di lapangan masih ditemukan ada banyak kendala atau resistensi

akan pelaksanaan emeritus dari para pendeta yang seharusnya sudah

melaksanakannya. Ketika peneliti menuliskan pembahasan ini, masih ada 23 pendeta

yang seharusnya sudah emeritus namun belum melaksanakannya. Dan alasan yang

serupa muncul, yaitu mengenai apa yang harus dilakukan setelah emeritus dan alasan

belum menemukan kandidat pengganti yang kompeten.

Sementara itu Kepemimpinan Intergenerasional kelihatannya baru berlaku

di gereja-gereja yang sudah besar dan berlokasi di kota-kota besar saja. Karena

menurut pemantauan beberapa ketua DPW menyatakan bahwa kepemimpinan

intergenerasional di daerah cenderung masih sulit dilakukan.

Kedua, Secara bersama-sama indikator yang paling dominan dari

bersama-sama variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan Kepemimpinan

Intergenerasional (X2) terhadap Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF adalah

indikator Disosialiasikan (X1.5).

Dari hasil pembicaraan tersebut juga didapatkan kenyataan bahwa

sosialisasi mengenai budaya IFGF sudah dilakukan secara intensif dan menyeluruh ke

seluruh region yang ada. Hanya saja diakui bahwa memang perlu melakukannya

berulang-ulang agar mereka dapat memahaminya dengan tepat. Untuk itulah mengapa

DPP sendiri melakukan program Huddle atau pertemuan dengan para pemimpin

gereja dan para pendeta di setiap region itu secara berkala.


506

Peran DPW dalam hal ini juga sangat besar. Sebagai yang berwenang

untuk mengawasi segala yang terjadi di dalam gereja-gereja di dalam region yang

dipimpinnya sekaligus juga sebagai kepanjangan tangan dari DPP, maka peran DPW

inilah yang menjadi ujung tombak di dalam mensosialisasikan budaya IFGF. DPW

dapat menyampaikan budaya tersebut secara lisan dan juga di berbagai kesempatan

atau pertemuan yang diadakan secara rutin. Hanya saja jika berbicara tentang

implementasinya memang sangat perlu untuk terus didorong, dimonitor dan di

evaluasi secara berkala. Dan hal ini diakui oleh semua pemimpin tersebut sebagai

suatu masalah yang perlu lebih diperhatikan untuk dapat membentuk para pemimpin

Gereja IFGF yang sadar berbudaya IFGF.

Ketiga, Secara bersama-sama variabel moderator yang paling dominan

mempengaruhi variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) di Gereja IFGF adalah Region

Tempat Melayani (X5), dibandingkan dengan variabel Usia (X3) dan Pendidikan (X4)

dan lamanya melayani sebagai pendeta (X6).

Dari uji beda yang dilakukan maka didapatkan hasil rata-rata Region

bahwa kelompok 5 – benua Eropa (9,10) memiliki rata-rata paling besar, diikuti

dengan kelompok region 1 – benua Amerika (region1,2) lalu kelompok region

Oceania (region 11), Kelompok region Asia (region 3,4,6,7,8,12,13,14,15), dan

terakhir adalah Africa (region 5).

Dari hasil uji beda tersebut ditemukan adanya perbedaan di antara region-

region tersebut. Berbicara tentang perbedaan region didapati beberapa pendapat: 1)

budaya setiap negara dan daerah tentu akan memberikan dampak yang berbeda; 2)

perbedaan status pendeta yang menggembalakan (antara pdt dan pdm atau pdp tentu

akan membawa perbedaan di dalam pengambilan keputusan soal suksesi


507

kepemimpinan); 3) demografis dari jemaat yang digembalakan pun akan memberikan

dampak yang berbeda; 4) Ketua DPW setiap region yang berbeda akan memberi

dampak yang berbeda juga.

Tambahan dalam diskusi. Perencananaan Suksesi Kepemimpinan dapat

menjadi topik yang perlu dibicarakan dengan serius mengingat dalam waktu 5 tahun

ke depan akan banyak pemimpin yang mengalami emeritus dan mau tidak mau akan

melakukan suksesi kepemimpinan. Jika tidak direncanakan dengan baik, dikuatirkan

akan muncul banyak masalah yang tidak diharapkan.

Perencanaan yang dilakukan adalah yang pertama untuk mempersiapkan

pendeta tersebut di dalam menghadapi musim yang baru. Karena banyak pendeta

yang selama ini melayani penuh waktu sehingga dikuatirkan akan merasa bingung

dengan kehidupannya setelah masa emeritus tersebut, tentunya perlu memberikan

masukan dan membantu menemukan exit way yang tepat bagi mereka sehingga proses

suksesi ini dapat berjalan dengan baik.

Yang kedua tentunya dalam mencari dan menemukan kandidat yang tepat

untuk dikader secara bertahap untuk akhirnya menjadi penerus dari gembala

sebelumnya. Walaupun ini merupakan tugas dari gembala yang bersangkutan, namun

akan lebih baik jika DPW juga dapat membantu dalam melakukan assessment kepada

para pemimpin yang ada di dalam gereja tersebut sehingga ditemukan kandidat yang

kompeten dan tepat.

Sementara itu, dari pembicaraan tersebut juga didapatkan apa yang

menjadi kekuatiran dari para pemimpin yang sudah dan yang akan mengalami

emeritus. Khususnya bagi para pendeta yang melayani secara penuh waktu. Ada

kekuatiran tentang bagaimana kehidupan mereka setelah emeritus tersebut. Dan ada
508

perasaan ‘dibuang’ karena merasa tidak lagi diikutsertakan di dalam pelayanan di

dalam gereja yang sebelumnya mereka pimpin. Masalah-masalah ini tentunya perlu

mendapat perhatian agar dapat merumuskan kembali masalah-masalah yang

berkenaan dengan emeritus tersebut agar dapat membuat budaya IFGF tersebut

menjadi lebih baik.

Dari hasil pembicaraan ini maka peneliti mendapatkan gambaran yang

lebih jelas untuk akhirnya dapat membuat kesimpulan atas seluruh penelitian ini dan

mencoba memberikan usulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi Gereja IFGF

Anda mungkin juga menyukai