Bagian ini akan menjelaskan tentang: deskripsi data baik untuk variabel Y
maupun variabel X1 dan X2, uji persyaratan analisis baik normalitas maupun
A. Deskripsi Data
Kepemimpinan di IFGF (Y), variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan variabel
Statistics
Suksesi Kepemimpinan (Y)
N Valid 205
Missing 0
Mean 136,22
Std. Error of Mean ,813
Median 133,00
Mode 133
Std. Deviation 11,634
Variance 135,339
Range 84
Minimum 76
Maximum 160
Sum 27925
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat dalam
lampiran 5), maka skor teoretis antara 32 sampai 160, skor empiris antara 76 sampai
160; mean (nilai rata-rata) sebesar 136,22; median (nilai tengah) 133,00; mode/modus
(nilai frekuensi tertinggi) sebesar 133 dan standard deviation (simpangan baku)
sebesar 11,364.
k = 1 + 3,3 log n
k = 1+7,6286 = 8.6286 ( 9)
R/k.311 i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =
jumlah kelas.
310
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, M.Budiantara, Dasar-dasar Statistik
Penelitian, Sibuku Media, Yogyakarta, 2017, 27.
311
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, UMM Malang,
Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan, Maret 2017 23.
291
o 90 > 85 ( selisih 5)
seimbang, maka diadakan pelebaran jangkauan. Nilai minimum dimulai 73.5 dan
maksimum 162.5.312
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
Kelas Batas Frekuensi Frekuensi Kumulatif
No Kelas Bawah Atas Absolut Relatif Absolut Relatif (%)
(%)
1 73.5 – 82.5 73 83 1 0.5 1 0.5
2 83.5 – 92.5 83 93 0 0 1 0.5
3 93.5 – 102.5 93 103 0 0 1 0.5
4 103.5 – 112.5 103 113 2 1 3 1.5
5 113.5 – 122.5 113 123 11 5.4 14 6.8
6 123.5 – 132.5 123 133 90 44 104 50.7
7 133.5 – 142.5 133 143 45 22 149 72.7
8 143.5 – 152.5 143 153 36 17.5 185 90.2
9 153.5 – 162.5 153 163 20 9.8 205 100
Jumlah 205 100%
dengan responden 45 orang atau 22%, responden yang berada di bawah rata-rata
sebanyak 104 orang atau 50,7%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 56
312
______, Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), cet. ketiga (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), 46.
292
Statistics
Selesainya Masa Jabatan Pemimpin
Sebelumnya (y1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 12,69
Std. Error of Mean ,147
Median 13,00
Mode 14
Std. Deviation 2,100
Variance 4,410
Range 12
Minimum 3
Maximum 15
Sum 2602
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 3 sampai 15, skor empiris antara 3
sampai dengan 15; mean (nilai rata-rata) sebesar 12,69; median (nilai tengah) sebesar
13,00; mode/modus (nilai frekuensi tertinggi) sebesar 14,00 dan standard deviation
Statistics
Penentuan Kandidat yang Kompeten
(y2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 22,05
Std. Error of Mean ,143
Median 22,00
Mode 22
Std. Deviation 2,049
Variance 4,198
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4521
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 4), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 22,.05; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Pembentukan Tim Suksesi (y3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,46
Std. Error of Mean ,157
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,255
Variance 5,083
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4400
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,46; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Melakukan Kaderisasi (y4)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,71
Std. Error of Mean ,183
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,620
Variance 6,865
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4245
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,71; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Melaksanakan Pendelegasian (y5)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,07
Std. Error of Mean ,175
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,505
Variance 6,274
Range 15
Minimum 10
Maximum 25
Sum 4320
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 10
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,07; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Melaksanakan Acara Serah Terima
Jabatan Kepemimpinan(y6)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,06
Std. Error of Mean ,140
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,006
Variance 4,026
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4317
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 12
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,06; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Terlaksananya Suksesi
Kepemimpinan (y7)
N Valid 205
Missing 0
Mean 17,17
Std. Error of Mean ,117
Median 17,00
Mode 16
Std. Deviation 1,673
Variance 2,799
Range 10
Minimum 10
Maximum 20
Sum 3520
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai 25, skor empiris antara 10
sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,07; median (nilai tengah) sebesar
Statistics
Implementasi Budaya IFGF (X1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 140,75
Std. Error of Mean ,961
Median 137,00
Mode 135
Std. Deviation 13,758
Variance 189,278
Range 88
Minimum 82
Maximum 170
Sum 28853
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 34 sampai 170, skor empiris antara 82
sampai 170; mean (nilai rata-rata) sebesar 140,75; median (nilai tengah) 137,00;
k = 1 + 3,3 log N
k = 1 + 7,6286 = 8,6286 ( 9)
R/k. i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =
jumlah kelas.
o 90 > 89 (selisih 1)
Distribusi frekuensi data Implementasi Budaya IFGF (X1) tidak seimbang seimbang.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Data Implementasi Budaya IFGF (X1)
dengan responden 70 orang atau 34,2%, responden yang berada di bawah rata-rata
sebanyak 50 orang atau 24,4%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 95
Statistics
Ditetapkan Oleh Para Pemimpin
(x1.1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,58
Std. Error of Mean ,173
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,477
Variance 6,137
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4219
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,58; median (nilai tengah)
Statistics
Menjadi Kesepakatan Bersama
(x1.2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,25
Std. Error of Mean ,165
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,356
Variance 5,553
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4357
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) 21,25 sebesar; median (nilai tengah)
Statistics
Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara
Pandang (x1.3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 16,57
Std. Error of Mean ,138
Median 16,00
Mode 16
Std. Deviation 1,971
Variance 3,884
Range 10
Minimum 10
Maximum 20
Sum 3396
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 4 sampai dengan 20, skor empiris antara
10 sampai dengan 20; mean (nilai rata-rata) sebesar 16,57; median (nilai tengah)
Statistics
Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai
(x1.4)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,74
Std. Error of Mean ,153
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,187
Variance 4,783
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4456
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,74; median (nilai tengah)
Statistics
Disosialisasikan (x1.5)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,21
Std. Error of Mean ,210
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 3,005
Variance 9,032
Range 14
Minimum 11
Maximum 25
Sum 4144
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
11 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,21; median (nilai tengah)
Statistics
Monitoring Dalam Implementasinya
(x1.6)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,17
Std. Error of Mean ,179
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,565
Variance 6,580
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4134
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,17; median (nilai tengah)
Statistics
Dilakukan Evaluasi Dalam
Pelaksanaannya (x1.7)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,23
Std. Error of Mean ,178
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,544
Variance 6,472
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4147
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,23; median (nilai tengah)
Statistics
Kepemimpinan Intergenerasional
(X2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 85,23
Std. Error of Mean ,593
Median 84,00
Mode 80
Std. Deviation 8,496
Variance 72,187
Range 52
Minimum 48
Maximum 100
Sum 17472
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 20 sampai 100, skor empiris antara 48
sampai 100; mean (nilai rata-rata) sebesar 85,23; median (nilai tengah) 84,00;
k = 1 + 3,3 log N
k = 1 + 7.6286 = 8.6286 ( 9)
R/k. i = interval kelas, R = range data (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah), k =
jumlah kelas.
o 54 > 53 (selisih 1)
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skor Data Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
dengan responden 43 orang atau 20,9%, responden yang berada di bawah rata-rata
sebanyak 100 orang atau 48,8%, sedangkan yang berada di atas rata-rata sebanyak 62
Statistics
Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,32
Std. Error of Mean ,164
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,352
Variance 5,533
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4371
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,32; median (nilai tengah)
Statistics
Mampu Berkolaborasi (x2.2)
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,35
Std. Error of Mean ,176
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,513
Variance 6,316
Range 14
Minimum 11
Maximum 25
Sum 4376
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
11 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) 21,35 sebesar; median (nilai tengah)
Statistics
Melakukan Mentoring (x2.3)
N Valid 205
Missing 0
Mean 20,94
Std. Error of Mean ,177
Median 20,00
Mode 20
Std. Deviation 2,532
Variance 6,413
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4292
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 20,94; median (nilai tengah)
Statistics
Membangun Budaya Respek (x2.4
N Valid 205
Missing 0
Mean 21,62
Std. Error of Mean ,161
Median 21,00
Mode 20
Std. Deviation 2,301
Variance 5,295
Range 13
Minimum 12
Maximum 25
Sum 4433
Berdasarkan data sampel sebanyak 205 orang (tabulasi data dapat dilihat
dalam lampiran 5), maka skor teoretis antara 5 sampai dengan 25, skor empiris antara
12 sampai dengan 25; mean (nilai rata-rata) sebesar 21,62; median (nilai tengah)
Statistics
Pendidikan Terakhir (X3)
N Valid 205
Missing 0
b. Usia (X4)
Statistics
Usia (X4)
N Valid 205
Missing 0
Usia (X4)
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 ( 30 – 35 tahun) 3 1,5 1,5 1,5
3 ( 36 – 40 tahun ) 18 8,8 8,8 10,2
4 ( 41 – 45 tahun ) 39 19,0 19,0 29,3
5 (46 – 50 tahun ) 51 24,9 24,9 54,1
6 ( 51 – 55 tahun ) 55 26,8 26,8 81,0
7 ( Di atas 55 tahun ) 39 19,0 19,0 100,0
Total 205 100,0 100,0
319
Statistics
Region Tempat Melayani (X5)
N Valid 205
Missing 0
Statistics
Lamanya Melayani sebagai
Pendeta / Pastor (X6)
N Valid 205
Missing 0
Uji persyaratan analisis yang akan dikerjakan oleh peneliti mencakup: uji
1. Uji Normalitas
Uji normalitas terhadap variabel Y, dan indikator y 1, y2, y3, y4, y5, y6 dan y7
menyatakan bahwa:
normal, maka selanjutnya peneliti melakukan estimasi proporsi rumus Blom dengan
pendekatan Q-Q Plot. Prana menyatakan bahwa untuk menguji asumsi normalitas
juga dapat digunakan pendekatan analisis grafik, yakni Probability Plot atau yang
disebut juga P-P Plot atau dengan Q-Q (quantile-quantile) plot. Pada pendekatan P-P
Plot dan Q-Q plot, jika titik-titik (dots) menyebar jauh (menyebar berliku-liku pada
garis diagonal seperti ular) dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas
tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka
asumsi normalitas dipenuhi. Jika sampel lebih dari 200 orang, maka dipilih Q-Q
Plot.314 Jadi pendekatan Q-Q Plot digunakan oleh peneliti karena sampel penelitian
313
Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan, 108.
314
Gio, Prana Ugiana, Dasapta Erwin Irawan, Belajar Statistika Dengan R, USU Press,
Medan, 2016, p 124.
322
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) ,116 205 ,000 ,940 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) berdistribusi tidak normal
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel Suksesi
mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki
outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
data variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) tidak menggambarkan kurve sinus
atau cosinus.
Sebelumnya (y1) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom
Kolmogorov-Smirnov.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selesainya Masa Jabatan ,176 205 ,000 ,857 205 ,000
Pemimpin Sebelumnya (y1)
a. Lilliefors Significance Correction
berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji
dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran
data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended
Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Selesainya Masa Jabatan Pemimpin
(y2) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-
Smirnov.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
326
didapati hasil indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) berdistribusi tidak
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus
mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki
outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
data indikator Penentuan Kandidat yang Kompeten (y2) tidak menggambarkan kurve
Uji normalitas data untuk Indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) dapat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pembentukan Tim Suksesi ,235 205 ,000 ,858 205 ,000
(y3)
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) berdistribusi tidak normal
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Pembentukan Tim Suksesi (y3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom
Tim Suksesi (y3) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada
garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian
juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator
Pembentukan Tim Suksesi (y3) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melakukan Kaderisasi (y4) ,163 205 ,000 ,952 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Melakukan Kaderisasi (y4) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui
berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta
cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat
dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melakukan Kaderisasi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melaksanakan ,232 205 ,000 ,869 205 ,000
Pendelegasian (y5)
a. Lilliefors Significance Correction
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian
juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator
Jabatan Kepemimpinan (y6) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada
kolom Kolmogorov-Smirnov.
Tests of Normality
334
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melaksanakan Acara Serah ,291 205 ,000 ,827 205 ,000
Terima Jabatan
Kepemimpinan(y6)
a. Lilliefors Significance Correction
(y6) berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka
(y6) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.
335
berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta
cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat
dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melaksanakan Acara
Serah Terima Jabatan Kepemimpinan (y6) tidak menggambarkan kurve sinus atau
cosinus.
normal.
Kepemimpinan (y7) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom
Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Terlaksananya Suksesi ,216 205 ,000 ,910 205 ,000
Kepemimpinan (y7)
a. Lilliefors Significance Correction
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak
memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk
indikator Pembentukan Tim Suksesi (y3) memiliki distribusi cenderung normal, dan
Uji normalitas terhadap variabel X1, dan indikator x1.1, x1.2, x1.3, x1.4, x1.5,
x1.6, dan x1.7, dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov hitung. Bila hasil
Q-Q Plot.
Uji normalitas data untuk Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dapat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Implementasi Budaya IFGF ,139 205 ,000 ,950 205 ,000
(X1)
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) berdistribusi tidak normal
339
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel
Implementasi Budaya IFGF (X1) sebagai variabel terikat dilakukan dengan estimasi
Budaya IFGF (X1) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada
garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian
juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data variabel
Implementasi Budaya IFGF (X1) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.
Uji normalitas data untuk Indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ditetapkan Oleh Para ,163 205 ,000 ,953 205 ,000
Pemimpin (x1.1)
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) berdistribusi tidak
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus
oleh Para Pemimpin (x1.1) menunjukkan bahwa data indikator Ditetapkan oleh Para
garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
data indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) tidak menggambarkan kurve
Uji normalitas data untuk Indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dapat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Menjadi Kesepakatan ,234 205 ,000 ,903 205 ,000
Bersama (x1.2)
a. Lilliefors Significance Correction
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom
Bersama (x1.2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
data indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2) tidak menggambarkan kurve sinus
atau cosinus.
Uji normalitas data untuk Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara
Pandang (x1.3) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom
Kolmogorov-Smirnov
345
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Menjadi Tolak Ukur ,174 205 ,000 ,945 205 ,000
Terhadap Cara Pandang
(x1.3)
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)
berdistribusi tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji
Normalitas indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dilakukan
Pandang (x1.3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan
Q-Q Plot.
Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) menunjukkan bahwa data indikator
Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) berdistribusi normal dikarenakan
sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel
tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot
untuk sebaran data indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) tidak
menggambarkan kurve sinus atau cosinus. Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi
347
data indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) memiliki distribusi
cenderung normal.
(x1.4) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-
Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dikembangkan Menjadi ,177 205 ,000 ,896 205 ,000
Nilai-nilai (x1.4)
a. Lilliefors Significance Correction
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak
memiliki outlier.
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Disosialisasikan (x1.5) ,148 205 ,000 ,953 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator Disosialisasikan
(x1.5) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui pendekatan Q-Q Plot.
350
351
berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
data indikator Disosialisasikan (x1.5) tidak menggambarkan kurve sinus atau cosinus.
(x1.6) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom Kolmogorov-
Smirnov.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Monitoring Dalam ,209 205 ,000 ,945 205 ,000
Implementasinya (x1.6)
a. Lilliefors Significance Correction
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier.
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
Pelaksanaannya (x1.7) dapat diketahui melalui tabel Tests of Normality pada kolom
Kolmogorov-Smirnov.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dilakukan Evaluasi Dalam ,199 205 ,000 ,951 205 ,000
Pelaksanaannya (x1.7)
a. Lilliefors Significance Correction
tidak normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas
datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak
memiliki outlier.
Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran
Budaya IFGF (X1) memiliki distribusi cenderung normal. Selanjutnya ada 7 (tujuh)
indikator yakni: indikator Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1) memiliki distribusi
cenderung normal, indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)
Uji normalitas terhadap variabel X2, dan indikator x2.1, x2.2, x2.3, dan x2.4,
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepemimpinan ,107 205 ,000 ,934 205 ,000
Intergenerasional (X2)
a. Lilliefors Significance Correction
normal dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas Variabel
datanya mengarah pada garis normal, serta cenderung sebaran data variabel tidak
memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk
Uji normalitas data untuk Indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Memiliki Misi Yang Jelas ,181 205 ,000 ,916 205 ,000
(x2.1)
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) berdistribusi tidak normal
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom
Misi yang Jelas (x2.1) menunjukkan bahwa data indikator Memiliki Misi yang Jelas
(x2.1) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal,
serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika
dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Memiliki Misi
Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi data indikator Memiliki Misi yang
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Mampu Berkolaborasi (x2.2) ,211 205 ,000 ,871 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator Mampu
(x2.2) berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal,
serta cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika
dilihat dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Mampu
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Melakukan Mentoring (x2.3) ,239 205 ,000 ,871 205 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
Melakukan Mentoring (x2.3) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom melalui
berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta
cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat
dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Melakukan Mentoring
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Membangun Budaya Respek ,148 205 ,000 ,900 205 ,000
(x2.4
a. Lilliefors Significance Correction
didapati hasil indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) berdistribusi tidak normal
dikarenakan nilai Sig. α sebesar 0,000 < 0,05. Maka Uji Normalitas indikator
365
Membangun Budaya Respek (x2.4) dilakukan dengan estimasi proporsi rumus Blom
Respek (x2.4) menunjukkan bahwa data indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)
berdistribusi normal dikarenakan sebaran datanya mengarah pada garis normal, serta
cenderung sebaran data variabel tidak memiliki outlier. Demikian juga jika dilihat
dari Detrended Normal Q-Q Plot untuk sebaran data indikator Membangun Budaya
(empat) indikator yakni: indikator Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1) memiliki distribusi
cenderung normal.
B. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah data antara dua variabel
linear atau tidak. Hal ini penting dilakukan untuk analisis relasional karena asumsi
dasar analisis korelasional adalah linear. Artinya apabila salah satu variabel
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan galat regresi linear atau uji
linearitas atas penyimpangan (deviation from linearity). Jika Sig. α>0,05 maka data
315
Fo’arota Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan Hubungan,
(Jakarta: FKIP UKI, 2005), 114.
367
(nilai Sig. α<0,05) maka dilanjutkan dengan melakukan analisis estimasi kurve
persamaan sebelas garis untuk menentukan sebaran data atas pencilan (outlier) dan
Uji linearitas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: uji linearitas X 1
terhadap variabel Y, x1.1 terhadap variabel Y, x1.2 terhadap variabel Y, x1.3 terhadap
variabel Y, x1.4 terhadap variabel Y, x1.5 terhadap variabel Y, x1.6 terhadap variabel
variabel Y, x2.2 terhadap variabel Y, x2.3 terhadap variabel Y, x2.4 terhadap variabel
Y.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 20658,131 51 405,061 8,916 ,000
(Y) * Implementasi Groups Linearity 17347,808 1 17347,808 381,847 ,000
Budaya IFGF (X1) Deviation from 3310,322 50 66,206 1,457 ,043
Linearity
Within Groups 6950,991 153 45,431
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) dihasilkan F sebesar 1.457 dan
368
significance value sebesar 0,043. Karena nilai Sig. a hitung (0,043) < 0,05, maka
variabel Suksesi Kepemimpinan (Y) adalah tidak linier. Karena tidak linear, maka
dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf
linear sebesar 343,192 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
2) Uji Linearitas antara Indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan
Variabel Suksesi Kepemimpinan (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 12335,628 12 1027,969 12,922 ,000
* Ditetapkan Oleh Para Groups Linearity 9683,890 1 9683,890 121,734 ,000
Pemimpin (x1.1) Deviation 2651,738 11 241,067 3,030 ,001
from Linearity
Within Groups 15273,493 192 79,549
Total 27609,122 204
370
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
sebesar 3,030 dan significance value sebesar 0,001. Karena nilai Sig. α hitung (0,001)
< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator
IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap
linear sebesar 109,668 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)
terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13473,469 11 1224,861 16,724 ,000
(Y) * Menjadi Groups Linearity 10011,064 1 10011,064 136,685 ,000
Kesepakatan Bersama Deviation 3462,405 10 346,241 4,727 ,000
(x1.2) from Linearity
Within Groups 14135,653 193 73,242
Total 27609,122 204
372
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
sebesar 4,727 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)
< 0,0 5, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator
(Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11
linear sebesar 115,481 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.
(x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.
4) Uji Linearitas antara Indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3)
dengan Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 14459,273 9 1606,586 23,824 ,000
* Menjadi Tolak Ukur Groups Linearity 11590,869 1 11590,869 171,882 ,000
Terhadap Cara Pandang Deviation 2868,405 8 358,551 5,317 ,000
(x1.3) from Linearity
Within Groups 13149,849 195 67,435
Total 27609,122 204
374
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)
dihasilkan F sebesar 5,317 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a
hitung (0,000) < 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara
indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3) dengan variabel Suksesi
Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi
kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.
linear sebesar 146,892 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara
Pandang (x1.3) terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam
toleransi linear.
Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) adalah
bertoleransi linier.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 15108,997 10 1510,900 23,449 ,000
(Y) * Dikembangkan Groups Linearity 13199,623 1 13199,623 204,856 ,000
376
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
sebesar 3,293 dan significance value sebesar 0,001. Karena nilai Sig. a hitung (0,001)
< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator
IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap
linear sebesar 185,955 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.
bertoleransi linier.
378
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 15435,503 14 1102,536 17,208 ,000
(Y) * Disosialisasikan Groups Linearity 11756,980 1 11756,980 183,497 ,000
(x1.5) Deviation from 3678,523 13 282,963 4,416 ,000
Linearity
Within Groups 12173,619 190 64,072
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 2,383 dan
significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000) < 0,05, maka
(x1.5) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka
dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf
linear sebesar 150,558 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15003,425 12 1250,285 19,043 ,000
* Monitoring Dalam Groups Linearity 9998,429 1 9998,429 152,288 ,000
Implementasinya (x1.6) Deviation 5004,997 11 455,000 6,930 ,000
from Linearity
Within Groups 12605,697 192 65,655
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
F sebesar 6,930 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung
(0,000) < 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara
Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi
kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.
linear sebesar 115,253 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.
bertoleransi linier.
382
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15505,386 12 1292,116 20,497 ,000
* Dilakukan Evaluasi Dalam Groups Linearity 12699,681 1 12699,681 201,453 ,000
Pelaksanaannya (x1.7) Deviation 2805,706 11 255,064 4,046 ,000
from Linearity
Within Groups 12103,735 192 63,040
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
sebesar 4,046 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)
< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator
Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi
kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf signifikansi alpha α < 0,05.
linear sebesar 172,913 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
bertoleransi linier.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan (Y) Between (Combined) 15709,040 32 490,908 7,095 ,000
* Kepemimpinan Groups Linearity 12491,075 1 12491,075 180,542 ,000
Intergenerasional (X2) Deviation 3217,965 31 103,805 1,500 ,055
from Linearity
Within Groups 11900,082 172 69,187
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
F sebesar 1.500 dan significance value sebesar 0,055. Karena nilai Sig. a hitung
(0,055) > 0,05, maka dinyatakan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel
(Y).
2) Uji Linearitas antara Indikator Memiliki Visi yang Jelas (x 2.1) dengan Variabel
Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13218,034 11 1201,639 16,115 ,000
(Y) * Memiliki Misi Yang Groups Linearity 10124,341 1 10124,341 135,778 ,000
Jelas (x2.1) Deviation from 3093,692 10 309,369 4,149 ,000
Linearity
Within Groups 14391,088 193 74,565
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
penyimpangan (deviation from linearity) antara indikator Memiliki Visi yang Jelas
(x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 4,149
dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. α hitung (0,000) < 0,05, maka
dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator Memiliki Visi yang
Jelas (x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan IFGF (Y). Karena tidak linear,
maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada taraf
linear sebesar 117,545 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan garis variabel Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) terhadap
Jadi hubungan antara indikator indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 13675,797 12 1139,650 15,704 ,000
(Y) * Mampu Groups Linearity 10342,616 1 10342,616 142,520 ,000
Berkolaborasi (x2.2) Deviation from 3333,182 11 303,017 4,176 ,000
Linearity
Within Groups 13933,325 192 72,569
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 4,176 dan
significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000) < 0,0 5, maka
tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis
linear sebesar 121,597 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 10595,267 13 815,021 9,150 ,000
(Y) * Melakukan Groups Linearity 8547,291 1 8547,291 95,953 ,000
Mentoring (x2.3) Deviation from 2047,976 12 170,665 1,916 ,035
Linearity
Within Groups 17013,855 191 89,078
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan F sebesar 1,916 dan
significance value sebesar 0,035. Karena nilai Sig. a hitung (0,035) < 0,05, maka
Mentoring (x2.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y). Karena tidak
linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11 persamaan garis pada
linear sebesar 91,025 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
5) Uji Linearitas antara Indikator Membangun Budaya Respek (x 2.4) dengan Variabel
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Suksesi Kepemimpinan Between (Combined) 12186,358 10 1218,636 15,329 ,000
(Y) * Membangun Budaya Groups Linearity 9409,248 1 9409,248 118,357 ,000
Respek (x2.4 Deviation from 2777,110 9 308,568 3,881 ,000
Linearity
Within Groups 15422,764 194 79,499
Total 27609,122 204
Uji linearitas dihitung dengan uji galat regresi linear atau uji linearitas atas
sebesar 3,881 dan significance value sebesar 0,000. Karena nilai Sig. a hitung (0,000)
< 0,05, maka dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara indikator
(Y) . Karena tidak linear, maka dilanjutkan dengan uji estimasi kurve terhadap 11
linear sebesar 104,950 dengan significance value 0,000 < 0,05, maka dapat
terhadap Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) berada dalam toleransi linear.
(x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) adalah bertoleransi linier.
393
C. Uji Hipotesis
Peneliti akan melakukan uji hipotesis 1, uji hipotesis 2, uji hipotesis 3, uji
hipotesa 4, uji hipotesis 5, uji hipotesa 6, uji hipotesa 7, dan uji hipotesa 8.
1. Uji Hipotesis 1
Descriptives
Statistic Std. Error
Suksesi Kepemimpinan (Y) Mean 136,22 ,813
95% Confidence Interval for Lower Bound 134,62
Mean Upper Bound 137,82
5% Trimmed Mean 136,18
Median 133,00
Variance 135,339
Std. Deviation 11,634
Minimum 76
Maximum 160
Range 84
Interquartile Range 17
Skewness -,252 ,170
Kurtosis 2,564 ,338
Kecenderungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y), ditetapkan oleh
peneliti dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) Kurang Maksimal Suksesi Kepemimpinan ;
(b) Cukup maksimal Suksesi Kepemimpinan dan (c) Telah maksimal Suksesi
Kepemimpinan (Y). Analisis data dilakukan dengan confidence interval pada taraf
signifikansi 5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 134,62 sampai dengan
137,82.
394
Kontrol: ik > R + 1
o 87 > 85 ( selisih 2)
Descriptives
Statistic Std. Error
Selesainya Masa Jabatan Mean 12,69 ,147
Pemimpin Sebelumnya (y1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 12,40
Mean Upper Bound 12,98
5% Trimmed Mean 12,88
Median 13,00
395
Variance 4,410
Std. Deviation 2,100
Minimum 3
Maximum 15
Range 12
Interquartile Range 2
Skewness -1,556 ,170
Kurtosis 3,845 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 12.40 sampai dengan 12.98.
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 13 (Selisih 2)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Penentuan Kandidat yang Mean 22,05 ,143
Kompeten (y2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,77
Mean Upper Bound 22,34
5% Trimmed Mean 22,13
Median 22,00
Variance 4,198
Std. Deviation 2,049
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,570 ,170
Kurtosis 1,561 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,77 sampai dengan 22,34
Kontrol: ik > R + 1
397
o 15 > 14 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Pembentukan Tim Suksesi Mean 21,46 ,157
(y3) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,15
Mean Upper Bound 21,77
5% Trimmed Mean 21,53
Median 21,00
Variance 5,083
Std. Deviation 2,255
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
398
Interquartile Range 3
Skewness -,352 ,170
Kurtosis 1,480 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,15 sampai dengan 21,77.
Kontrol: ik > R + 1
o 15 = 14 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Melakukan Kaderisasi (y4) Mean 20,71 ,183
95% Confidence Interval for Lower Bound 20,35
Mean Upper Bound 21,07
5% Trimmed Mean 20,78
Median 20,00
Variance 6,865
Std. Deviation 2,620
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,174 ,170
Kurtosis -,060 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20.35 sampai dengan 21.07.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
400
o 15 > 14 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Melaksanakan Mean 21,07 ,175
Pendelegasian (y5) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,73
Mean Upper Bound 21,42
5% Trimmed Mean 21,19
Median 20,00
Variance 6,274
Std. Deviation 2,505
Minimum 10
Maximum 25
Range 15
Interquartile Range 3
Skewness -,467 ,170
Kurtosis 1,869 ,338
401
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,73 sampai dengan 21,42.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 18 > 16 (selisih 2)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Melaksanakan Acara Serah Mean 21,06 ,140
Terima Jabatan 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,78
Kepemimpinan(y6) Mean Upper Bound 21,33
5% Trimmed Mean 21,04
Median 20,00
Variance 4,026
Std. Deviation 2,006
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 2
Skewness ,327 ,170
Kurtosis 1,364 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,78 sampai dengan 21,33.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
403
o 15 > 14 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Terlaksananya Suksesi Mean 17,17 ,117
Kepemimpinan (y7) 95% Confidence Interval for Lower Bound 16,94
Mean Upper Bound 17,40
5% Trimmed Mean 17,21
Median 17,00
Variance 2,799
404
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 16,94 sampai dengan 17,40.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 12 > 11 (selisih 1)
Interval kelas
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pertama tentang
Suksesi Kepemimpinan di IFGF
(Y)
di IFGF (Y) cenderung Cukup Maksimal tidak terbukti karena hasil analisa data
menyatakan demikian.
2. Uji Hipotesis 2
Descriptives
Statistic Std. Error
Implementasi Budaya IFGF Mean 140,75 ,961
(X1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 138,85
Mean Upper Bound 142,64
5% Trimmed Mean 140,51
Median 137,00
Variance 189,278
Std. Deviation 13,758
Minimum 82
Maximum 170
Range 88
Interquartile Range 19
Skewness ,150 ,170
Kurtosis ,729 ,338
dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) kurang maksimal; (b) cukup maksimal; (c)
maksimal.
407
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 138.85 sampai dengan 142.64.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 90 > 89 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Ditetapkan Oleh Para Mean 20,58 ,173
Pemimpin (x1.1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,24
Mean Upper Bound 20,92
5% Trimmed Mean 20,63
Median 20,00
Variance 6,137
Std. Deviation 2,477
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,077 ,170
Kurtosis ,156 ,338
5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 20,24 sampai dengan 20,92.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Menjadi Kesepakatan Mean 21,25 ,165
Bersama (x1.2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 20,93
Mean Upper Bound 21,58
5% Trimmed Mean 21,30
Median 20,00
Variance 5,553
Std. Deviation 2,356
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,038 ,170
Kurtosis ,166 ,338
410
5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 20.93 sampai dengan 21.58.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1)
Interval kelas
maksimal.
411
Descriptives
Statistic Std. Error
Menjadi Tolak Ukur Mean 16,57 ,138
Terhadap Cara Pandang 95% Confidence Interval for Lower Bound 16,29
(x1.3) Mean Upper Bound 16,84
5% Trimmed Mean 16,58
Median 16,00
Variance 3,884
Std. Deviation 1,971
Minimum 10
Maximum 20
Range 10
Interquartile Range 3
Skewness ,097 ,170
Kurtosis -,295 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 16,29 sampai dengan 16,84.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 12 > 11 ( selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Dikembangkan Menjadi Mean 21,74 ,153
Nilai-nilai (x1.4) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,44
Mean Upper Bound 22,04
5% Trimmed Mean 21,80
Median 21,00
Variance 4,783
Std. Deviation 2,187
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,261 ,170
Kurtosis ,779 ,338
413
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,44 sampai dengan 22,04.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 (selisih 1)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Disosialisasikan (x1.5) Mean 20,21 ,210
95% Confidence Interval for Lower Bound 19,80
Mean Upper Bound 20,63
5% Trimmed Mean 20,34
Median 20,00
Variance 9,032
Std. Deviation 3,005
Minimum 11
Maximum 25
Range 14
Interquartile Range 5
Skewness -,336 ,170
Kurtosis ,031 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,80 sampai dengan 20,63.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 = 15 ( selisih 0)
Interval kelas
Descriptives
Statistic Std. Error
Monitoring Dalam Mean 20,17 ,179
Implementasinya (x1.6) 95% Confidence Interval for Lower Bound 19,81
Mean Upper Bound 20,52
5% Trimmed Mean 20,18
Median 20,00
Variance 6,580
Std. Deviation 2,565
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness ,157 ,170
Kurtosis -,152 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,81 sampai dengan 20,52.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1)
Interval kelas
dalam Implementasinya.
Descriptives
Statistic Std. Error
Dilakukan Evaluasi Dalam Mean 20,23 ,178
Pelaksanaannya (x1.7) 95% Confidence Interval for Lower Bound 19,88
417
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 19,88 sampai dengan 20,58.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1)
Interval kelas
Pelaksanaannya
2 16.5 – 20.5 Cukup maksimal 19.88 – 20.58 Kecenderungannya
Dilakukan Evaluasi cukup maksimal
dalam Dilakukan Evaluasi
Pelaksanaannya dalam Pelaksanaannya
3 21.5 – 25.5 Telah maksimal
Dilakukan Evaluasi
dalam
Pelaksanaannya
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari hasil uji hipotesis kedua tentang
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Kedua tentang Kecenderungan
Implementasi Budaya IFGF (X1)
Kecenderungan Variabel dan
No Hasil Penelitian
Indikator:
1. Implementasi Budaya IFGF Implementasi Budaya IFGF cenderung
(X1) cukup maksimal secara signifikan pada
a<0,05
2. Ditetapkan Oleh Para Ditetapkan Oleh Para Pemimpin cenderung
Pemimpin (x1.1) cukup maksimal secara signifikan pada
a<0,05
3. Menjadi Kesepakatan Bersama Menjadi Kesepakatan Bersama cenderung
(x1.2) telah maksimal secara signifikan pada
a<0,05
4. Menjadi Tolak Ukur Terhadap Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang
Cara Pandang (x1.3) cenderung cukup maksimal secara
signifikan pada a<0,05
5. Dikembangkan Menjadi Nilai- Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai
nilai (x1.4) cenderung telah maksimal secara signifikan
pada a<0,05
6. Disosialisasikan (x1.5) Disosialisasikan cenderung cukup
maksimal secara signifikan pada a<0,05
7 Monitoring Dalam Monitoring Dalam Implementasinya
Implementasinya (x1.6) cenderung cukup maksimal secara
signifikan pada a<0,05
419
IFGF (X1) cenderung Cukup Maksimal terbukti karena hasil analisa data
menyatakan demikian.
3. Uji Hipotesis 3
Descriptives
Statistic Std. Error
Kepemimpinan Mean 85,23 ,593
Intergenerasional (X2) 95% Confidence Interval for Lower Bound 84,06
Mean Upper Bound 86,40
5% Trimmed Mean 85,41
Median 84,00
Variance 72,187
Std. Deviation 8,496
Minimum 48
Maximum 100
Range 52
Interquartile Range 11
Skewness -,390 ,170
Kurtosis 1,966 ,338
peneliti dalam 3 (tiga) kategori yaitu: (a) kurang maksimal; (b) Cukup Maksimal; (c)
telah Maksimal.
420
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 84,06 sampai dengan 86,40.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 54 > 53 (selisih 1)
Interval kelas
Kepemimpinan Intergenerasional .
421
Descriptives
Statistic Std. Error
Memiliki Misi Yang Jelas Mean 21,32 ,164
(x2.1) 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,00
Mean Upper Bound 21,65
5% Trimmed Mean 21,40
Median 21,00
Variance 5,533
Std. Deviation 2,352
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 3
Skewness -,255 ,170
Kurtosis ,717 ,338
5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 21,00 sampai dengan 21,65.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1 )
Interval kelas
Jelas (x2.1) kecenderungannya dalam kondisi telah maksimal Memiliki Misi yang
Jelas.
Descriptives
Statistic Std. Error
Mampu Berkolaborasi (x2.2) Mean 21,35 ,176
95% Confidence Interval for Lower Bound 21,00
Mean Upper Bound 21,69
5% Trimmed Mean 21,47
Median 20,00
Variance 6,316
Std. Deviation 2,513
Minimum 11
Maximum 25
Range 14
Interquartile Range 4
Skewness -,398 ,170
Kurtosis 1,249 ,338
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 21,00 sampai dengan 21,69.
423
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 = 15 ( selisih 0)
Interval kelas
Berkolaborasi.
Descriptives
Statistic Std. Error
Melakukan Mentoring (x2.3) Mean 20,94 ,177
95% Confidence Interval for Lower Bound 20,59
Mean Upper Bound 21,29
424
5%, dan dihasilkan lower and upper bound antara 20,59 sampai dengan 21,29.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 ( selisih 1 )
Interval kelas
2 16.5-20.5 Melakukan
Mentoring cukup
maksimal
3 21.5-25.5 Melakukan 5% trimmed Melakukan Mentoring
Mentoring telah mean 21.07 telah maksimal
maksimal
maksimal.
Descriptives
Statistic Std. Error
Membangun Budaya Respek Mean 21,62 ,161
(x2.4 95% Confidence Interval for Lower Bound 21,31
Mean Upper Bound 21,94
5% Trimmed Mean 21,73
Median 21,00
Variance 5,295
Std. Deviation 2,301
Minimum 12
Maximum 25
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -,571 ,170
Kurtosis 1,796 ,338
5%, dan diHasilkan lower and upper bound antara 21,31 sampai dengan 21,94.
i=R
k
Kontrol: ik > R + 1
o 15 > 14 (selisih 1)
Interval kelas
Budaya Respek.
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari hasil uji hipotesis ketiga tentang
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Ketiga tentang Kecenderungan Kepemimpinan
Intergenerasional (X2)
Kecenderungan Arah dalam
No Hasil Penelitian
Hal:
427
4. Uji Hipotesis 4
1) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Implementasi Budaya IFGF (X1)
dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
Correlations
316
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
428
Suksesi Implementasi
Kepemimpinan Budaya IFGF
di IFGF (Y) (X1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .793**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Implementasi Budaya IFGF Pearson Correlation .793 1
(X1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,793 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya
adalah kuat. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis keempat
adalah terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05
IFGF (Y).
(X1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel
dibawah ini.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,793 ,628 ,627 7,110
429
IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYX1 sebesar 0,793
Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 62,7%.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17347,808 1 17347,808 343,192 ,000b
Residual 10261,314 203 50,548
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Implementasi Budaya IFGF (X1)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 41,880 5,117 8,185 ,000
Implementasi Budaya IFGF ,670 ,036 ,793 18,525 ,000
(X1)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
Budaya IFGF (X1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) digambarkan melalui
dengan variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) melalui 1 (satu) program atau 1
(satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 0,670
kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di
signifikan.
hipotesa keempat yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
Implementasi Budaya IFGF (X1) terhadap Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dalam
2) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1)
Correlations
Suksesi Ditetapkan oleh
Kepemimpinan Para Pemimpin
di IFGF (Y) (x1.1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .592**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Ditetapkan oleh Para Pearson Correlation .592 1
Pemimpin (x1.1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Para Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan
nilai Pearson Correlation sebesar 0,592 dan nilai signifikansi α adalah 0,000 atau
431
dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel intepretasi koefisien
korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang. Dari hasil ini
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α
< 0,05 antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi
Pemimpin (x1.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,592a ,351 ,348 9,397
a. Predictors: (Constant), Ditetapkan Oleh Para Pemimpin (x1.1)
Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.1 sebesar 0,592
keeratan hubungan antara indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) dengan
Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
sebesar 34,8%.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9683,890 1 9683,890 109,668 ,000b
432
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 78,981 5,505 14,347 ,000
Ditetapkan Oleh Para Pemimpin 2,781 ,266 ,592 10,472 ,000
(x1.1)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel
IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 78.981 + 2.781x 1.1. Artinya, jika Suksesi
Pemimpin (x1.1) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.781 kali dari kondisi sekarang. Sedang
Correlations
Ditetapkan Oleh
Suksesi Para Pemimpin
Control Variables Kepemimpinan (Y) (x1.1)
Menjadi Tolak Ukur Suksesi Correlation 1,000 ,418
433
indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x 1.3) yang dihasilkan rYx1.1.3.
sebesar 0,418.
sumbangan indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x 1.1) terhadap variabel Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap
3) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)
Correlations
Suksesi Menjadi
Kepemimpinan Kesepakatan
di IFGF (Y) Bersama (x1.2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .602**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Menjadi Kesepakatan Pearson Correlation .602** 1
Bersama (x1.2) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
434
di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,602 dan nilai signifikansi
α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat .
Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan pada α < 0,05 antara indikator Menjadi Kesepakatan bersama (x1.2)
bersama (x1.2) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,602 ,363 ,359 9,311
a. Predictors: (Constant), Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)
Bersama (x1.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.2 sebesar 0,602
sebesar 35,9%.
435
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10011,064 1 10011,064 115,481 ,000b
Residual 17598,058 203 86,690
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Menjadi Kesepakatan Bersama (x1.2)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 73,037 5,915 12,347 ,000
Menjadi Kesepakatan 2,973 ,277 ,602 10,746 ,000
Bersama (x1.2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan
meningkat 2.973 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear
436
Correlations
Menjadi
Suksesi Kesepakatan
Kepemimpina Bersama
Control Variables n (Y) (x1.2)
Monitoring Dalam Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,414
Implementasinya (x1.6) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Menjadi Kesepakatan Correlation ,414 1,000
Bersama (x1.2) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0
0,414.
4) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)
Correlations
437
Menjadi Tolak
Suksesi Ukur Terhadap
Kepemimpinan Cara Pandang
di IFGF (Y) (x1.3)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .648**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Menjadi Tolak Ukur Pearson Correlation .648 1
Terhadap Cara Pandang Sig. (2-tailed) .000
(x1.3) N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,648 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap
Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan
tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator Menjadi
Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF
(Y).
Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,648 ,420 ,417 8,883
a. Predictors: (Constant), Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang
(x1.3)
Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.3
sebesar 0,648 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang
Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.417
Artinya sumbangan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11590,869 1 11590,869 146,892 ,000b
Residual 16018,253 203 78,908
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,860 5,264 13,840 ,000
Menjadi Tolak Ukur 3,825 ,316 ,648 12,120 ,000
Terhadap Cara Pandang
(x1.3)
439
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear
di sampel indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) dengan
indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) melalui 1 (satu) program
atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat
3.825 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai
Correlations
dikontrol oleh indikator Ditetapkan oleh Para Pemimpin (x1.1) yang dihasilkan rYx1.3.1
sebesar 0,512.
sumbangan indikator Menjadi Tolak Ukur Terhadap Cara Pandang (x1.3) terhadap
5) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Dikembangkan Menjadi Nilai-Nilai (x1.4)
Correlations
Suksesi Dikembangkan
Kepemimpinan Menjadi Nilai-
di IFGF (Y) Nilai (x1.4)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .691**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Dikembangkan Menjadi Pearson Correlation .691 1
Nilai-Nilai (x1.4) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,691 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
441
nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat
korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator Dikembangkan
Nilai-nilai (x1.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,691a ,478 ,476 8,425
a. Predictors: (Constant), Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4)
Menjadi Nilai-Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.4
sebesar 0,691 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang
Nilai (x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 0.476. Artinya
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13199,623 1 13199,623 185,955 ,000b
Residual 14409,499 203 70,983
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Dikembangkan Menjadi Nilai-nilai (x1.4)
442
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56,273 5,892 9,551 ,000
Dikembangkan Menjadi 3,678 ,270 ,691 13,637 ,000
Nilai-nilai (x1.4)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
IFGF (Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel
IFGF (Y) digambarkan melalui Ŷ = 56.273 + 3.678x 1.4. Artinya, jika Suksesi
Nilai-Nilai (x1.4) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi
Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 3.678 kali dari kondisi sekarang.
Correlations
Dikembangka
Suksesi n Menjadi
Kepemimpina Nilai-nilai
Control Variables n (Y) (x1.4)
Monitoring Dalam Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,584
Implementasinya (x1.6) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
443
(x1.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh
0,584.
6) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Disosialisasikan (x1.5)
Correlations
Suksesi
Kepemimpinan Disosialisasikan
di IFGF (Y) (x1.5)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .653**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Disosialisasikan (x1.5) Pearson Correlation .653** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,653 dan nilai signifikansi α adalah
444
0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α
< 0,05 antara indikator Disosialisasikan (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF
(Y).
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah
ini.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,653a ,426 ,423 8,837
a. Predictors: (Constant), Disosialisasikan (x1.5)
dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.5 sebesar 0,653 adalah memiliki
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11756,980 1 11756,980 150,558 ,000b
Residual 15852,142 203 78,089
445
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 85,157 4,207 20,242 ,000
Disosialisasikan (x1.5) 2,526 ,206 ,653 12,270 ,000
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
Sedang kondisi di populasi digambarkan melalui hasil t sebesar 5.074
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
populasi positif.
(satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.526
kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di
signifikan.
Correlations
Suksesi
Kepemimpina Disosialisasik
Control Variables n (Y) an (x1.5)
Menjadi Kesepakatan Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,468
446
di IFGF (Y) akibat dikontrol indikator Menjadi Kesepakatan Bersama (x 1.2) sebesar
21,90% .
7) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Monitoring dalam Implementasinya (x1.6)
Correlations
Monitoring
Suksesi dalam
Kepemimpinan Implementasiny
di IFGF (Y) a (x1.6)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .602**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Monitoring dalam Pearson Correlation .602** 1
Implementasinya (x1.6) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
447
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,602 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator
(Y).
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,602a ,362 ,359 9,314
a. Predictors: (Constant), Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6)
Implementasinya (x1.5) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.6 sebesar
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9998,429 1 9998,429 115,253 ,000b
Residual 17610,693 203 86,752
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Monitoring Dalam Implementasinya (x1.6)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 81,183 5,168 15,710 ,000
Monitoring Dalam 2,729 ,254 ,602 10,736 ,000
Implementasinya (x1.6)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
IFGF (Y) akan meningkat 2.729 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi
regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 115.253 dengan nilai
Correlations
Monitoring
Suksesi Dalam
Kepemimpina Implementasi
Control Variables n (Y) nya (x1.6)
Dikembangkan Menjadi Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,441
Nilai-nilai (x1.4) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Monitoring Dalam Correlation ,441 1,000
Implementasinya (x1.6) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0
(x1.6) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) ditunjukkan setelah dikontrol oleh
0,441.
8) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Dilakukan Evaluasi dalam Pelaksanaannya (x1.7)
Correlations
450
Dilakukan
Suksesi Evaluasi Dalam
Kepemimpinan Pelaksanaannya
di IFGF (Y) (x1.7)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .678**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Dilakukan Evaluasi Dalam Pearson Correlation .678 1
Pelaksanaannya (x1.7) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,678 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara indikator
IFGF (Y).
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,678 ,460 ,457 8,570
a. Predictors: (Constant), Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya
(x1.7)
Hasil analisis hubungan di sampel antara indikator Dilakukan Evaluasi
dalam Pelaksanaannya (x1.7) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx1.7
sebesar 0,678 adalah memiliki hubungan yang kuat. Determinasi varians yang
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12699,681 1 12699,681 172,913 ,000b
Residual 14909,441 203 73,446
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Dilakukan Evaluasi Dalam Pelaksanaannya (x1.7)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 73,478 4,809 15,280 ,000
Dilakukan Evaluasi 3,102 ,236 ,678 13,150 ,000
Dalam Pelaksanaannya
(x1.7)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
452
(x1.7) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan
di IFGF (Y) akan meningkat 3.102 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi
regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 172.913 dengan nilai
Correlations
Dilakukan
Evaluasi
Suksesi Dalam
Kepemimpina Pelaksanaan
Control Variables n (Y) nya (x1.7)
Dikembangkan Menjadi Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,527
Nilai-nilai (x1.4) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Dilakukan Evaluasi Correlation ,527 1,000
Dalam Pelaksanaannya Significance (2- ,000 .
(x1.7) tailed)
df 202 0
variabel Implementasi Budaya IFGF (X1) dan dengan 7 (lima) Indikator x1.1 – 1.7
Tabel 4.7
Summary Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel X1 dan
Indikator x1.1 – 1.7
Implementasi Budaya IFGF (X1) dan 7 (lima) Indikator x1.1 – 1.7 masing-masing dapat
Gambar 4.1
Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan Variabel Implementasi
Budaya IFGF (X1) dan 7 (tujuh) Indikator x1.1-1.7
sebesar 47,60%.
455
5. Uji Hipotesis 5
Correlations
Suksesi Kepemimpinan
Kepemimpinan Intergenerasion
di IFGF (Y) al (X2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .673**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Kepemimpinan Pearson Correlation .673** 1
Intergenerasional (X2) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kepemimpinan di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,673 dan
nilai signifikansi α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika
dilihat pada tabel intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat
317
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
456
tingkat korelasinya adalah kuat . Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara variabel
Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis kelima adalah terbukti
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada α < 0,05 antara variabel
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,673 ,452 ,450 8,630
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
Intergenerasional (X2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu r YX2 sebesar
sebesar 45%.
457
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12491,075 1 12491,075 167,726 ,000b
Residual 15118,047 203 74,473
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 57,724 6,091 9,477 ,000
Kepemimpinan ,921 ,071 ,673 12,951 ,000
Intergenerasional (X2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan
hipotesa kelima yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
2) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)
Correlations
Suksesi Memiliki Misi
Kepemimpinan yang Jelas
di IFGF (Y) (x2.1)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .606**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Memiliki Misi yang Jelas Pearson Correlation .606 1
(x2.1) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di
IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,606 dan nilai signifikansi α
adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan variabel
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari
hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan pada α < 0,05 antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan
Untuk melihat keeratan hubungan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x2.1)
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah
ini.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,606a ,367 ,364 9,281
a. Predictors: (Constant), Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)
Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.1 sebesar 0,606
keeratan hubungan antara indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan Suksesi
Misi yang Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) sebesar 36,4%.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10124,341 1 10124,341 117,545 ,000b
Residual 17484,781 203 86,132
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Memiliki Misi Yang Jelas (x2.1)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,362 5,925 12,212 ,000
460
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
Memiliki Misi yang Jelas (x2.1) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
IFGF (Y) ditingkatkan dengan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) melalui 1
(satu) program atau 1 (satu) treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
akan meningkat 2.995 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear
Correlations
Suksesi Memiliki Misi
Kepemimpina Yang Jelas
Control Variables n (Y) (x2.1)
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,389
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Memiliki Misi Yang Jelas Correlation ,389 1,000
(x2.1) Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0
461
Hubungan murni terbesar indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) dengan
sumbangan indikator Memiliki Misi yang Jelas (x 2.1) terhadap variabel Suksesi
sebesar 15,13%.
3) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2)
Correlations
Suksesi Mampu
Kepemimpinan Berkolaborasi
di IFGF (Y) (x2.2)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .612**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**
Mampu Berkolaborasi (x2.2) Pearson Correlation .612 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,612 dan nilai signifikansi α
adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah kuat . Dari
462
hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan pada α < 0,05 antara indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) dengan Suksesi
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah
ini.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,612a ,375 ,372 9,223
a. Predictors: (Constant), Mampu Berkolaborasi (x2.2)
(x2.2) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.2 sebesar 0,612 adalah
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10342,616 1 10342,616 121,597 ,000b
Residual 17266,506 203 85,057
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Mampu Berkolaborasi (x2.2)
463
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 75,740 5,522 13,715 ,000
Mampu Berkolaborasi 2,833 ,257 ,612 11,027 ,000
(x2.2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator Mampu
dengan indikator Mampu Berkolaborasi (x2.2) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)
treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.833 kali dari
kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi
Correlations
Suksesi Mampu
Kepemimpina Berkolaborasi
Control Variables n (Y) (x2.2)
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,385
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Mampu Berkolaborasi Correlation ,385 1,000
(x2.2) Significance (2- ,000 .
tailed)
464
df 202 0
sebesar 14,82%.
4) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Melakukan Mentoring (x2.3)
Correlations
Suksesi Melakukan
Kepemimpinan Mentoring
di IFGF (Y) (x2.3)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .556**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Melakukan Mentoring (x2.3) Pearson Correlation .556** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,556 dan nilai signifikansi α
adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
465
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang . Dari
hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan pada α < 0,05 antara indikator Melakukan Mentoring (x2.3) dengan Suksesi
dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui tabel di bawah
ini.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,556a ,310 ,306 9,690
a. Predictors: (Constant), Melakukan Mentoring (x2.3)
(x2.3) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYx2.3 sebesar 0,556 adalah
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8547,291 1 8547,291 91,025 ,000b
Residual 19061,831 203 93,901
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Melakukan Mentoring (x2.3)
466
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 82,703 5,650 14,638 ,000
Melakukan Mentoring 2,556 ,268 ,556 9,541 ,000
(x2.3)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
populasi positif.
dengan indikator Melakukan Mentoring (x2.3) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)
treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.556 kali dari
kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi
Correlations
Suksesi Melakukan
Kepemimpina Mentoring
Control Variables n (Y) (x2.3)
Membangun Budaya Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,293
Respek (x2.4 (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Melakukan Mentoring Correlation ,293 1,000
467
5) Uji Korelasi dan Signifikansi antara Variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan indikator Membangun Budaya Respek (x2.4)
Correlations
Suksesi Membangun
Kepemimpinan Budaya Respek
di IFGF (Y) (x2.4)
Suksesi Kepemimpinan di Pearson Correlation 1 .584**
IFGF (Y) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
Membangun Budaya Respek Pearson Correlation .584** 1
(x2.4) Sig. (2-tailed) .000
N 205 205
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
di IFGF (Y) dihasilkan nilai Pearson Correlation sebesar 0,584 dan nilai signifikansi
468
α adalah 0,000 atau dapat dikatakan signifikansi pada α < 0,05. Jika dilihat pada tabel
intepretasi koefisien korelasi dari Sugiyono di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan variabel
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan tingkat korelasinya adalah sedang . Dari
hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan pada α < 0,05 antara indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) dengan
Respek (x2.4) dengan variabel Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) diteliti melalui
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,584 ,341 ,338 9,469
a. Predictors: (Constant), Membangun Budaya Respek (x2.4
Respek (x2.4) dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu r Yx2.4 sebesar 0,584
sebesar 33,80%.
469
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9409,248 1 9409,248 104,950 ,000b
Residual 18199,874 203 89,655
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Membangun Budaya Respek (x2.4
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 72,394 6,265 11,555 ,000
Membangun Budaya 2,952 ,288 ,584 10,245 ,000
Respek (x2.4
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,000<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
(Y) di populasi positif. Adapun persamaan garis regresi linear di sampel indikator
indikator Membangun Budaya Respek (x2.4) melalui 1 (satu) program atau 1 (satu)
treatment, maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 2.952 kali dari
kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi regresi linear sebagai gambaran di populasi
Correlations
Suksesi Membangun
Kepemimpina Budaya
Control Variables n (Y) Respek (x2.4
Melakukan Mentoring Suksesi Kepemimpinan Correlation 1,000 ,357
(x2.3) (Y) Significance (2- . ,000
tailed)
df 0 202
Membangun Budaya Correlation ,357 1,000
Respek (x2.4 Significance (2- ,000 .
tailed)
df 202 0
sebesar 12,74%.
471
Tabel 4.8
Summary Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) dengan variabel Kepemimpinan
Intergenerasional (X2) dan Indikator x2.1 – 2.4
Gambar 4.2
Hubungan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
dengan Variabel Kepemimpinan Intergenerasional
(X2) dan 4 (empat) Indikator x2.1 – 2.4
6. Uji Hipotesa 6
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,803 ,645 ,641 6,966
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2),
Implementasi Budaya IFGF (X1)
dengan Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) yaitu rYX 1X2 sebesar 0,803 adalah
318
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Bandung:
ALFABETA, 2007), 214.
474
sebesar 64,1%.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 17806,830 2 8903,415 183,476 ,000b
Residual 9802,292 202 48,526
Total 27609,122 204
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Intergenerasional (X2), Implementasi Budaya IFGF (X1)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36,377 5,323 6,834 ,000
Implementasi Budaya ,551 ,053 ,651 10,466 ,000
IFGF (X1)
Kepemimpinan ,262 ,085 ,191 3,076 ,002
Intergenerasional (X2)
a. Dependent Variable: Suksesi Kepemimpinan (Y)
dengan nilai signifikan pada 0,002<0,05 adalah signifikan. Jadi hubungan antara
IFGF (Y) akan meningkat 0,813 kali dari kondisi sekarang. Sedang uji signifikansi
regresi linear sebagai gambaran di populasi dihasilkan F sebesar 183,476 dengan nilai
hipotesa keenam yang berbunyi Secara Bersama-sama terdapat hubungan yang positif
62,7%
X1 ( Implementasi
Budaya IFGF)
Y (Suksesi
Kepemimpinan di
64,1%
IFGF)
X2 ( Kepemimpinan
Intergenerasional)
45%
Gambar 4.3
Hubungan yang positif dan signifikansi Implementasi
Budaya IFGF(X1) dan Kepemimpinan Intergenerasional (X2)
secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama terhadap
Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y)
476
7. Uji Hipotesis 7
dengan menetapkan Prunning yaitu Depth sebesar 2; Parent sebesar 2 dan Child
dihubungkan dengan Implementasi Budaya IFGF (X1) sebagai variabel bebas melalui
14,509 kali
Ditetapkan 56,614 kali
oleh Para
Pemimpin
(x1.1) Disosialisasikan
(x1.5) Suksesi
Kepemimpinan
di IFGF (Y)
Gambar 4.4
Indikator Disosialisasikan (x1.5)
adalah indikator yang Paling Dominan mempengaruhi Suksesi Kepemimpinan di
IFGF (Y)
indikator atau aspek yang paling dominan mendorong atau berpengaruh langsung,
8. Uji Hipotesis 8
dengan menetapkan Prunning yaitu Depth sebesar 2; Parent sebesar 2 dan Child
sebesar 1, dengan tujuan untuk menemukan variable moderator yang paling dominan
Usia (X4)
2,271 kali
Gambar 4.5
Variabel Moderator Region Tempat Melayani (X5)
adalah variabel moderator yang Paling Dominan Membentuk Suksesi Kepemimpinan
di IFGF (Y)
moderator Region Tempat Melayani (X5) sangat dipengaruhi oleh variabel moderator
Pelayanan (X5), maka Suksesi Kepemimpinan di IFGF (Y) akan meningkat 7,935 kali
di IFGF (Y) sebagai varibel terikat adalah variabel moderator Regional Tempat
kategori / Group yaitu 1 sampai 15, namun karena jumlah responden pada kategorial
ada yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terdeteksi / teranalisa oleh sistem SPSS
sebelumnya 1 dan 2.
3,4,6,7,8,12,13,14,15.
Group 4 terdiri dari group Oceania ( Australia dan New Zealand ) dengan
Group 5 terdiri dari negara2 Eropa dgn penomoran sebelumnya 9 dan 10.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Asia (2)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Asia 162 135,41 11,959 ,940
nilai hasil Group benua Amerika adalah sebanyak 19 responden dan Group Asia
sebanyak 162 responden. Nilai rata-rata atau Mean untuk Group Amerika sebesar
140,21 dan Mean untuk Group Asia sebesar 135,41. Dengan demikian secara
deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Group Amerika
variance dengan nilai F sebesar 0,071 dengan sig. 0,791>0,05, maka varian data group
homogen, maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples Test” pada
bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar 0,097 > 0,05
maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sampel t-test
bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group wilayah Pelayanan
(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Asia ada
perbedaan.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Afrika (3)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Africa 15 134,27 6,861 1,771
dan Group Region Tempat Melayani Afrika sebanyak 15 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan
485
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Afrika sebesar 134,27. Dengan
demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil
variance dengan nilai F sebesar 3,124 dengan sig. 0,087>0,05, maka varian data group
Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai
Sig. (2 tailed) sebesar 0,076 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)
Afrika.
486
(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Afrika ada
perbedaan.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981
dan Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan
demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal 1,211 ,282 - 25 ,258 -5,039 4,353 - 3,925
Kepemimpina variance 1,158 14,004
n (Y) s
assumed
Equal - 17,161 ,214 -5,039 3,902 - 3,187
variance 1,291 13,266
s not
assumed
variance dengan nilai F sebesar 1,211 dengan sig. 0,282>0,05, maka varian data group
Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai
Sig. (2 tailed) sebesar 0,258 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)
Oceania.
(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Ocenia ada
perbedaan.
488
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Amerika (1) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Amerika 19 140,21 10,978 2,518
(Y) Eropa 1 148,00 . .
dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 140,21 dan
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 148,00. Dengan
demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . -,69 18 ,498 -7,789 11,263 -31,452 15,873
Kepemimpinan variances 2
(Y) assumed
Equal . . . -7,789 . . .
variances
not
assumed
variance dengan nilai F sebesar ….. dengan sig. ……>0,05, maka varian data group
Karena ………… maka pengambilan dasar tabel output “ Independent Samples Test”
pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar 0,498 >
0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sampel
t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region Tempat
(Y) - Group wilayah pelayanan Amerika dan wilayah pelayanan Eropa ada
perbedaan.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Afrika (3)
Group Statistics
490
nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan
Group Region Tempat Melayani Afrika sebanyak 15 responden. Nilai rata-rata atau
Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk
Group Region Tempat Melayani Afrika sebesar 134,27. Dengan demikian secara
deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat
variance dengan nilai F sebesar 3,490 dengan sig. 0,063>0,05, maka varian data group
491
Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai
Sig. (2 tailed) sebesar 0,715 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata)
Afrika.
(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Afrika ada perbedaan.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Asia 162 135,41 11,959 ,940
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981
nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan
Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata atau
Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk
Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan demikian secara
deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat
variance dengan nilai F sebesar 1,463 dengan sig. 0,228>0,05, maka varian data group
Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai
Sig. (2 tailed) sebesar 0,023 < 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sampel t-test bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
( nyata) antara Group Region Tempat Melayani A s i a dan Region Tempat Melayani
Oceania.
(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Ocenia tidak ada
perbedaan.
493
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Asia (2) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Asia 162 135,41 11,959 ,940
(Y) Eropa 1 148,00 . .
nilai hasil Group Region Tempat Melayani A s i a adalah sebanyak 162 responden dan
Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata atau
Mean untuk Group Region Tempat Melayani A s i a sebesar 135,41 dan Mean untuk
Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian secara
deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region Tempat
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . - 161 ,296 -12,586 11,996 - 11,104
Kepemimpinan variances 1,049 36,277
(Y) assumed
Equal . . . -12,586 . . .
variances
not
assumed
variance dengan nilai F sebesar ………… dengan sig. ……..>0,05, maka varian data
adalah adalah ……….. ( tidak terdeteksi krn responden Region Eropa hanya 1 )
Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar
0,296 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent
sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region
(Y) - Group wilayah pelayanan Asia dan wilayah pelayanan Eropa ada perbedaan.
495
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Afrika (3) terhadap
Region Tempat Melayani Oceania (4)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Error
(X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Africa 15 134,27 6,861 1,771
(Y) Oceania 8 145,25 8,430 2,981
dan Group Region Tempat Melayani Oceania sebanyak 8 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 134,27 dan
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Oceania sebesar 145,25. Dengan
demikian secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal ,048 ,829 - 21 ,003 -10,983 3,249 - -
Kepemimpina variance 3,381 17,740 4,227
n (Y) s
assumed
Equal - 12,065 ,008 -10,983 3,467 - -
variance 3,168 18,533 3,433
s not
assumed
variance dengan nilai F sebesar 0,048 dengan sig. 0,829>0,05, maka varian data group
Independent Samples Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai
Sig. (2 tailed) sebesar 0,003 < 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji independent sampel t-test bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
Melayani O c e a n i a .
(Y) - Group wilayah pelayanan Afrika dan wilayah pelayanan Ocenia tidak ada
perbedaan.
497
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Afrika (3) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)
Group Statistics
Tempat Melayani Std. Std. Error
(X5) N Mean Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Africa 15 134,27 6,861 1,771
(Y) Eropa 1 148,00 . .
dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 134,27 dan
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian
secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region
95%
Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . - 14 ,073 -13,733 7,086 -28,930 1,464
Kepemimpinan variances 1,938
(Y) assumed
Equal . . . -13,733 . . .
variances
not
assumed
variance dengan nilai F sebesar …….. dengan sig. …………..>0,05, maka varian data
adalah adalah ……….( tidak terdeteksi krn responden Region Eropa hanya 1 ) .
Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar
0,073 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent
sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara Group Region
(Y) - Group wilayah pelayanan Afrika dan wilayah pelayanan Eropa ada perbedaan.
Analisa Uji Beda Group Region Tempat Melayani Oceania (4) terhadap
Region Tempat Melayani Eropa (5)
Group Statistics
499
Std. Error
Tempat Melayani (X5) N Mean Std. Deviation Mean
Suksesi Kepemimpinan Oceania 8 145,25 8,430 2,981
(Y) Eropa 1 148,00 . .
dan Group Region Tempat Melayani Eropa sebanyak 1 responden. Nilai rata-rata
atau Mean untuk Group Region Tempat Melayani A m e r i k a sebesar 145,25 dan
Mean untuk Group Region Tempat Melayani Eropa sebesar 148,00. Dengan demikian
secara deskriptif statistik terdapat perbedaan rata-rata (Mean) nilai hasil Region
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Suksesi Equal . . -,30 7 ,767 -2,750 8,942 -23,894 18,394
Kepemimpinan variances 8
(Y) assumed
Equal . . . -2,750 . . .
variances
not
assumed
variance dengan nilai F sebesar ……….. dengan sig. ………>0,05, maka varian data
adalah adalah …….. ( tidak terdeteksi karena responden Region Eropa hanya
Test” pada bagian “Equal Variance assumed” ditemukan nilai Sig. (2 tailed) sebesar
0,767 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji independent
sampel t-test bahwa ada perbedaan yang signifikan ( nyata) antara Group Region
(Y) - Group wilayah pelayanan Oceania dan wilayah pelayanan Eropa ada
perbedaan.
Dari hasil uji beda atas Moderator Region Tempat Melayani (X 5) di atas,
E. PEMBAHASAN
a. Sebagai ringkasan dari Analisa hasil penelitian di atas adalah sebagai berikut:
maksimal.
4) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Implementasi Budaya IFGF
Melayani (X5), dibandingkan dengan variabel Usia (X3) dan Pendidikan (X4) dan
5. Pdt. Martha Yuwono selaku Ketua Region 14. (Sulawesi, Maluku dan Papua)
6. Pdt. Abraham Yuwono selaku gembala IFGF Menado dan yang sudah masuk ke
7. Pdt. Jusak Karijanto sebagai Pendeta yang baru saja mengalami emeritus.
Dan dari hasil diskusi tersebut didapatkan hasil seperti di bawah ini:
terhadap Suksesi Kepemimpinan (Y). Namun dalam penelitian juga ditemukan bahwa
Implementasi Budaya IFGF (X1) itu sendiri cenderung cukup maksimal, sementara
tersebut dengan pemikiran bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa alasan: 1) Bagi
Gereja IFGF suksesi masih merupakan hal yang baru; 2) Pada saat penelitian ini
dibuat masih sedikit yang sudah melakukan suksesi kepemimpinan; 3) Masih terdapat
dianggap bahwa hal tersebut adalah hanya merupakan tugas DPW dan bukan tugas
gembala tersebut. 4) Saat ini banyak pemimpin gereja yang masih baru, sehingga
masih banyak yang belum memahami tentang budaya IFGF dengan baik. 5) Atau bisa
jadi dikarenakan region yang berbeda akan memberikan hasil yang juga berbeda.
504
semuanya memahami AD/ART IFGF. Situasi ini didukung oleh hasil penelitian yang
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari semua indikator tersebut yang paling
dominan adalah disosialisasikannya Budaya IFGF, maka patut diduga memang hal ini
Semua pemimpin di dalam diskusi ini setuju bahwa tidak mudah untuk
mensosialisasikan budaya IFGF, namun berbagai cara tetap dilakukan agar semua
gemabala dan pendeta di IFGF dapat memahaminya dengan baik. Meskipun untuk
setiap hal yang akan diangkat itu perlu disosialisasikan berulang kali.
budaya masih cukup maksimal, juga perlu diingat bahwa Budaya IFGF itu tentunya
sangat luas sementara masalah suksesi kepemimpinan hanya salah satunya saja, jadi
bisa saja persepsi tentang implementasi budaya IFGF itu masih lemah, sedang untuk
kepemimpinan di Gereja IFGF masih lebih banyak yang dibawah rata-rata, bisa
diduga bahwa suksesi kepemimpinan yang sudah terjadi saat ini lebih karena instruksi
atau dipaksakan atau karena alasan lain, tetapi bukan karena kesadaran dan inisiatif
Namun demikian teladan yang dilakukan oleh founder IFGF yaitu Ps.
generasi selanjutnya yaitu Ps. Sammy Hartanto dapat dipandang sebagai suatu hal
505
yang baik yang dapat diteladani oleh para pemimpin yang lain. Jadi artinya budaya itu
memang perlu diimplementasikan secara nyata dimulai dari level paling atas untuk
yang seharusnya sudah emeritus namun belum melaksanakannya. Dan alasan yang
serupa muncul, yaitu mengenai apa yang harus dilakukan setelah emeritus dan alasan
di gereja-gereja yang sudah besar dan berlokasi di kota-kota besar saja. Karena
sosialisasi mengenai budaya IFGF sudah dilakukan secara intensif dan menyeluruh ke
seluruh region yang ada. Hanya saja diakui bahwa memang perlu melakukannya
berulang-ulang agar mereka dapat memahaminya dengan tepat. Untuk itulah mengapa
DPP sendiri melakukan program Huddle atau pertemuan dengan para pemimpin
Peran DPW dalam hal ini juga sangat besar. Sebagai yang berwenang
untuk mengawasi segala yang terjadi di dalam gereja-gereja di dalam region yang
dipimpinnya sekaligus juga sebagai kepanjangan tangan dari DPP, maka peran DPW
inilah yang menjadi ujung tombak di dalam mensosialisasikan budaya IFGF. DPW
dapat menyampaikan budaya tersebut secara lisan dan juga di berbagai kesempatan
atau pertemuan yang diadakan secara rutin. Hanya saja jika berbicara tentang
evaluasi secara berkala. Dan hal ini diakui oleh semua pemimpin tersebut sebagai
suatu masalah yang perlu lebih diperhatikan untuk dapat membentuk para pemimpin
Tempat Melayani (X5), dibandingkan dengan variabel Usia (X3) dan Pendidikan (X4)
Dari uji beda yang dilakukan maka didapatkan hasil rata-rata Region
bahwa kelompok 5 – benua Eropa (9,10) memiliki rata-rata paling besar, diikuti
Dari hasil uji beda tersebut ditemukan adanya perbedaan di antara region-
budaya setiap negara dan daerah tentu akan memberikan dampak yang berbeda; 2)
perbedaan status pendeta yang menggembalakan (antara pdt dan pdm atau pdp tentu
dampak yang berbeda; 4) Ketua DPW setiap region yang berbeda akan memberi
menjadi topik yang perlu dibicarakan dengan serius mengingat dalam waktu 5 tahun
ke depan akan banyak pemimpin yang mengalami emeritus dan mau tidak mau akan
pendeta tersebut di dalam menghadapi musim yang baru. Karena banyak pendeta
yang selama ini melayani penuh waktu sehingga dikuatirkan akan merasa bingung
masukan dan membantu menemukan exit way yang tepat bagi mereka sehingga proses
Yang kedua tentunya dalam mencari dan menemukan kandidat yang tepat
untuk dikader secara bertahap untuk akhirnya menjadi penerus dari gembala
sebelumnya. Walaupun ini merupakan tugas dari gembala yang bersangkutan, namun
akan lebih baik jika DPW juga dapat membantu dalam melakukan assessment kepada
para pemimpin yang ada di dalam gereja tersebut sehingga ditemukan kandidat yang
menjadi kekuatiran dari para pemimpin yang sudah dan yang akan mengalami
emeritus. Khususnya bagi para pendeta yang melayani secara penuh waktu. Ada
kekuatiran tentang bagaimana kehidupan mereka setelah emeritus tersebut. Dan ada
508
dalam gereja yang sebelumnya mereka pimpin. Masalah-masalah ini tentunya perlu
berkenaan dengan emeritus tersebut agar dapat membuat budaya IFGF tersebut
lebih jelas untuk akhirnya dapat membuat kesimpulan atas seluruh penelitian ini dan
mencoba memberikan usulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi Gereja IFGF