Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengolahan Data


4.1.1 Perhitungan Waktu Siklus
Waktu siklus dapat dihitung dari data peramalan siklus dimana peramalan
jumlah tamiya pada tahun 2023-2024 mencapai total 2.838 unit. Jumlah penjualan
tamiya pada tahun 2023-2024 per jam (dalam 286 hari kerja/tahun dan waktu
kerja selama 8 jam per hari) adalah:

Total Penjualan Tamiya = = 1,2403 unit/jam

Dengan asumsi efesiensi 100%, maka:

Waktu siklus = = 3600 detik/unit

Adapun waktu kegiatan pada setiap elemen kerja perakitan mobil tamiya
dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Waktu Elemen Kerja Pada Perakitan Tamiya
No Elemen Kerja Waktu (Detik)
1 Memasang tembaga 1 ke cover dinamo 8,35
2 Memasang tembaga 2 ke cover dinamo 4,15
3 Memasang cover ke dynamo 2,80
4 Memasang dinamo ke chasis 2,86
5 Memasang gardan ke chasis 5,45
6 Memasang gear belakang ke chasis 3,44
7 Memasang ass belakang ke chasis 8,28
8 Memasang ban belakang 1 ke velg 1 3,44
9 Memasang ban belakang 2 ke velg 2 2,46
10 Memasang roda belakang 1 ke ass belakang 3,40
11 Memasang roda belakang 2 ke ass belakang 2,20
12 Memasang gear depan ke chasis 2,65
13 Memasang ass depan ke chasis 2,77
14 Memasang ban depan 1 ke velg 3 2,08
15 Memasang ban depan 2 ke velg 4 2,88
16 Memasang roda 3 ke ass roda depan 2,43
17 Memasang roda 4 ke ass roda depan 2,25
18 Memasang tembaga on/off 6,15
19 Memasang switch on/off 2,38
Sumber: Pengumpulan Data

20
21

Tabel 4.1 Data Waktu Elemen Kerja Pada Perakitan Tamiya (Lanjutan)
No Elemen Kerja Waktu (detik)
20 Memasang cover depan 3,04
21 Memasang cover belakang 3,18
22 Memasang penutup baterai 4,22
23 Memasang body 2,65
24 Memasang pengunci 3,85
Total 87,36
Sumber: Pengumpulan Data

4.1.2 Perhitungan Work Center Secara Manual


4.1.2.1 Metode Constrain
Adapun perhitungan dengan menggunakan metode constraint adalah
sebagai berikut:
1. Precedence Diagram
Adapun Precedence Diagram constraint dapat dilihat pada Gambar 4.1
sebagai berikut:

Gambar 4.1 Precedence Diagram Perakitan Mobil Tamiya


Sumber: Pengumpulan Data

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dibuat Precedence Constraint seperti pada


Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Precedence Constraint
No Elemen Kerja Sebelum Sesudah
1 1 0 2
2 2 1 3
3 3 2 4
4 4 3 5
5 5 4 6,12
6 6 5 7
7 7 6 8
Sumber: Pengolahan Data
22

Tabel 4.2 Precedence Constraint (Lanjutan)


No Elemen Kerja Sebelum Sesudah
8 8 7 9
9 9 8 10
10 10 9 11
11 11 10 20
12 12 5 13
13 13 12 14
14 14 13 15
15 15 14 16
16 16 15 17
17 17 16 18
18 18 17 19
19 19 18 20
20 20 11,19 21
21 21 20 22
22 22 21 23
23 23 22 24
24 24 23 Finish
Sumber: Pengolahan Data
2. Zoning Constrain
Sesuai dengan pola aliran operasi dapat dibuat zoning constrain seperti
pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Zoning Constraint
Stasiun Kerja Keterangan
Elemen Kerja 1,2,3,4 Merupakan elemen kerja perakitan dinamo
Tamiya
Elemen Kerja 5 Merupakan elemen kerja perakitan bagian
gardan Tamiya
Elemen Kerja 6,7,8,9,10,11 Merupakan elemen kerja perakitan bagian
belakang Tamiya
Elemen Kerja Merupakan elemen kerja perakitan bagian
12,13,14,15,16,17, 18,19 depan Tamiya
Elemen Kerja Merupakan elemen kerja perakitan bagian
20,21,22,23,24 penutup Tamiya
Sumber: Pengolahan Data
23

Setelah dilakukan zoning constraint seperti pada Tabel 4.3 dapat dilakukan
pembentukan stasiun kerja berdasarkan metode kandidat terbesar yang
dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pembentukan Work Center
Elemen Kerja Waktu Kerja Jumlah Waktu Work Center
(Detik) (Detik)
1 8,35
2 4,15
3 2,80 18,16 I
4 2,86
5 5,45 5,45 II
6 3,44
7 8,28
8 3,44
9 2,46 23,22 III
10 3,4
11 2,2
12 2,65
13 2,77
14 2,08
15 2,88
23,59 IV
16 2,43
17 2,25
18 6,15
19 2,38
20 3,04
21 3,18
22 4,22
23 2,65 16,94 V
24 3,85
Sumber: Pengolahan Data

Setelah dilakukan pembentukan stasiun kerja berdasarkan metode zoning


constraint, selanjutnya dapat dihitung balance delay dan efisiensi dari
work center dengan rumus:
- ∑
D = x 100%

( )-
D = x 100%
24

D = x 100%

= 26%
Efisiensi dihitung dengan rumus:

E = x 100%

E = x 100%

E = 74%
Adapun gambar stasiun kerja dengan metode zoning constraint dapat
dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:

Work Work Work Work Work


Center I Center II Center III Center IV Center V
Gambar 4.2 Stasiun Kerja Dengan Metode Zoning Constrain
Sumber: Pengolahan Data

4.1.2.2 Metode Largest Candidate Rule (LCR)


Pembentukan work center dari diagram precedence dengan metode
Largest candidate Rule (LCR) dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Pengaturan Elemen Kerja Berdasarkan Waktu Terbesar
No Elemen Kerja Waktu Elemen
1 1 8,35
2 7 8,28
3 18 6,15
4 5 5,45
5 22 4,22
6 2 4,15
7 24 3,85
8 6 3,44
9 8 3,44
10 10 3,4
11 21 3,18
12 20 3,04
13 15 2,88
14 4 2,86
15 3 2,8
Sumber: Pengolahan Data
25

Tabel 4.5 Pengaturan Elemen Kerja Berdasarkan Waktu Terbesar


(Lanjutan)
No Elemen Kerja Waktu Elemen (Detik)
16 13 2,77
17 12 2,65
18 23 2,65
19 9 2,46
20 16 2,43
21 19 2,38
22 17 2,25
23 11 2,2
24 14 2,08
Sumber : Pengolahan Data

Dari precedence diagram pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.5 dapat dilakukan
pembentukan stasiun kerja berdasarkan metode aturan kandidat terbesar yang
dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Pembentukan Work Center
No Elemen kerja Pengecekan Elemen Waktu Jumlah
precedence
Work Center I
1 1 √ 8,35 8,35
Work Center II
2 7 √ 8,28 8,28
Work Center III
3 18 √ 6,15 6,15
Work Center IV
4 5 √ 5,45 5,45
Work Center V
5 22 √ 4,22 4,22
Work Center VI
6 2 √ 4,15
7 24 √ 3,85 8
Work Center VII
8 6 √ 3,44
9 8 √ 3,44 6,88
Work Center VIII
10 10 √ 3,4
11 21 √ 3,18 6,58
Sumber: Pengolahan Data
26

Tabel 4.6 Pembentukan Work Center (Lanjutan)


No Elemen kerja Pengecekan Elemen Waktu Jumlah
precedence
Work Center IX
12 20 √ 3,04 5,92
13 15 √ 2,88
Work Center X
14 4 √ 2,86 5,66
15 3 √ 2,8
Work Center XI
16 13 √ 2,77
17 12 √ 2,65 8,07
18 23 √ 2,65
Work Center XII
19 9 √ 2,46
20 16 √ 2,43 7,27
21 19 √ 2,38
Work Center XIII
22 17 √ 2,25
23 11 √ 2,2 6,53
24 14 √ 2,08
Sumber : Pengolahan Data
Setelah dilakukan pemebentukan satasiun kerja berdasarkan metode aturan
Largest Candidate Rule (LCR) selanjutnya dapat dihitung balance delay dan
efisiensi dari work center dengan rumus :
- ∑
D = x 100%

( )-
= x 100%

= 0,195209x 100%
= 20%

E = x 100%

= x 100%

= 0,80479 x 100%
= 80%
27

Gambar 4.3 Stasiun Kerja Dengan Metode Largest Candidate Rule (LCR)

4.1.2.3 Metode Region Approach (RA)


Adapun perhitungan metode region approach adalah sebagai berikut:
1. Precedence Diagram
Gambar precedence diagram yang memuat pembagian berdasarkan region
dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut:

6 7 8 9 10 11

1 2 3 4 5 20 21 22 23 24

12 13 14 15 16 17 18 19

Gambar 4.4 Pembagian Precedence Diagram


Sumber: Pengolahan Data
2. Menentukan elemen-elemen kerja masing-masing region
Berdasarkan Gambar 4.4 maka dapat ditentukan elemen-elemen kerja dari
masing-masing region. Elemen-elemen kerja untuk masing-masing region
dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Elemen-elemen Kerja untuk Masing-masing Region
Region Elemen Waktu Elemen Jumlah waktu (Detik)
Kerja (Detik)
I 1 8,35 8,35
II 2 4,15 4,15
III 3 2,80 2,80
IV 4 2,86 2,86
V 5 5,45 5,45
6 3,44
VI 12 2,65 6,09
VII 7 8,28
13 2,77 11,05
VIII 8 3,44
14 2,08 5,52
Sumber: Pengolahan Data
28

Tabel 4.7 Elemen-elemen Kerja untuk Masing-masing Region


(Lanjutan)
Region Elemen Waktu Elemen Jumlah Waktu
Kerja (Detik) (Detik)
IX 9 2,46 5,34
15 2,88
X 10 3,40 5,83
16 2,43
XI 11 2,20 4,45
17 2,25
XII 18 6,15 6,15
XIII 19 2,38 2,38
XIV 20 3,04 3,04
XV 21 3,18 3,18
XVI 22 4,22 4,22
XVII 23 2,65 2,65
XVIII 24 3,85 3,85
Sumber: Pengolahan Data
3. Modifikasi Tabel
Dari Tabel 4.7 dilakukan modifikasi penentuan stasiun kerja berdasarkan
region dengan metode region approach yang dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Modifikasi Tabel Pembentukan Work Center
Region Elemen Waktu Elemen Jumlah Waktu Work
Kerja (Detik) (Detik) Center
I 1 8,35 8,35 I
2 4,15
II 3 2,80 6,95 II
4 2,86
III 5 5,45 8,31 III
6 3,44
IV 12 2,65 6,09 IV
V 7 8,28 8,28 V
13 2,77
VI 9 2,46 8,11 VI
15 2,46
10 3,40
VII 16 2,43 7,03 VII
11 2,20
Sumber: Pengolahan Data
29

Tabel 4.8 Modifikasi Tabel Pembentukan Work Center (Lanjutan)


Region Elemen Kerja Waktu Elemen Jumlah Waktu Work
(Detik) (Detik) Center
VIII 17 2,25 2,25 VIII
IX 18 6,15 6,15 IX
X 19 2,38 X
20 3,04 5,42
XI 21 3,18 XI
22 4,22 7,4
XII 23 2,65 XII
24 3,85 6,5
Total 87,36 12
Sumber: Pengolahan Data
Kemudian dapat dihitungan balance delay dan efisiensi dari work center
dengan rumus:
- ∑
D = x 100%

-
D = x 100%

D = 0,12814x 100%
D = 13%
Efisiensi dihitung dengan rumus:

E = x 100%

E = x 100%

E = 87%

Gambar 4.5 Stasiun Kerja Dengan Metode Region Approach


30

4.1.2.4 Metode Rangked Positional Weight (RPW)


Adapun perhitungan metode rangked positional weight adalah sebagai
berikut:
1. Precedence Diagram
Hubungan antara elemen kerja dibuat dalam bentuk matriks, terdapat
hubungan dengan nilai -1, 0, dan +1. Hubungan precedence akan bernilai
+1 apabila hubungan elemen kerja yang hendak dihubungkan memiliki
hubungan maju dengan elemen kerja yang lain (hubungan depan). Akan
bernilai 0 apabila tidak ada hubungan antar elemen kerja dan bernilai -1
bila terjadi hubungan ke belakang (hubungan sebaliknya dari keterangan
nilai +1). Matriks precedence dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Matriks Precedence Diagram
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kerja

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 -1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 -1 -1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 -1 -1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 -1 -1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 -1 -1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 -1 -1 -1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 1 1 1 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 -1 -1 1 1 1 1
21 0 0 0 -1 0 -1 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1
Sumber: Pengolahan Data

2. Penentuan Bobot Setiap Elemen Kerja


Penentuan bobot untuk setiap elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 4.10
berikut:
31

Tabel 4.10 Penentuan Bobot untuk Setiap Elemen Kerja


Elemen Kerja Waktu Elemen (Detik) Bobot
1 8,35 23,61
2 4,15 15,26
3 2,80 11,11
4 2,86 8,31
5 5,45 8,1
6 3,44 23,22
7 8,28 19,78
8 3,44 11,5
9 2,46 8,06
10 3,4 5,6
11 2,2 5,24
12 2,65 23,59
13 2,77 20,94
14 2,08 18,17
15 2,88 16,09
16 2,43 13,21
17 2,25 10,78
18 6,15 8,53
19 2,38 5,42
20 3,04 16,94
21 3,18 13,9
22 4,22 10,72
23 2,65 6,5
24 3,85 3,85
Total 287,36
Sumber : Pengolahan Data
3. Penentuan Rangking Setiap Elemen Kerja
Menentukan bobot posisi untuk masing-masing elemen. Penentuan
rangking untuk setiap elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Penentuan Ranking untuk Setiap Elemen Kerja
Elemen Kerja Waktu Elemen (Detik) Bobot
1 8,35 23,61
12 2,65 23,59
6 3,44 23,22
13 2,77 20,94
7 8,28 19,78
14 2,08 18,17
Sumber : Pengolahan Data
32

Tabel 4.11 Penentuan Ranking untuk Setiap Elemen Kerja (Lanjutan)


Elemen Kerja Waktu Elemen (DetiK) Bobot
20 3,04 16,94
15 2,88 16,09
2 4,15 15,26
21 3,44 13,9
16 2,43 13,21
8 3,44 11,5
3 2,80 11,11
17 2,25 10,78
22 4,22 10,72
18 6,15 8,53
4 2,86 8,31
5 5,45 8,1
9 2,46 8,06
23 2,65 6,5
10 3,4 5,6
19 2,38 5,42
11 2,2 5,24
24 3,85 3,85
Total 287,36
Sumber : Pengolahan Data
4. Pembentukan Stasiun Kerja
Pembentukan stasiun kerja dengan menggunakan Metode Rangked
Positional Weight dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Pembentukan Work Center dengan Metode Rangked Positional
Weight
No Elemen kerja Pengecekan Elemen Waktu Jumlah
precedence (Detik)
Work Center I
1 1 √ 8,35 8,35
Work Center II
2 12 √ 2,65
6 √ 3,44 6,09
Work Center III
3 13 √ 2,77 2,77
Work Center IV
4 7 √ 8,28 8,28
Sumber: Pengolahan Data
33

Tabel 4.12 Pembentukan Work Center dengan Metode Rangked Positional


Weight
No Elemen kerja Pengecekan Elemen Jumlah
precedence Waktu (Detik)
Work Center V
5 14 √ 2,08
20 √ 3,04 5,12
Work Center VI
6 15 √ 2,88
2 √ 4,15 7,03
Work Center VII
7 21 √ 3,44
16 √ 2,43 5,87
Work Center VIII
8 8 √ 3,44
3 √ 2,80 6,24
Work Center IX
9 17 √ 2,25
22 √ 4,22 6,47
Work Center X
10 18 √ 6,15 6,15
Work Center XI
11 4 √ 2,86
5 √ 5,45 8,31
Work Center XII
12 9 √ 2,46
23 √ 2,65 5,11
Work Center XIII
13 10 √ 3,4
19 √ 2,38 5,78
Work Center XIV
14 11 √ 2,2
24 √ 3,85 6,05
Sumber : Pengolahan Data

Kemudian dapat dihitungan balance delay dan efisiensi dari work center
dengan rumus:
- ∑
D = x 100%
34

-
D = x 100%
(

D = 25%
Efisiensi dihitung dengan rumus:

E = x 100%

E = x 100%

E = 75%

Gambar 4.6 Stasiun Kerja Dengan Rangked Positional Weight

4.2 Analisis Data


4.2.1 Analisis Data Constraint
Metode pertama adalah metode zoning constraint, dimana metode ini
menggabungkan elemen-elemen kerja yang mempunyai kesamaan. Pada metode
ini diperoleh work center sebanyak 5 work center yang pertama terdiri dari
elemen 1,2,3 dan 4. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan dinamo
Tamiya. work center yang kedua terdiri dari elemen 5. Elemen ini merupakan
elemen kerja perakitan bagian gardan Tamiya. Work center ketiga terdiri dari
elemen kerja 6,7,8,9,10 dan11. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan
bagian belakang Tamiya. Work center keempat terdiri dari elemen kerja
12,13,14,15,16,17, 18 dan 19. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan
bagian depan Tamiya. Work center kelima terdiri dari elemen kerja 20,21,22,23
dan 24. Elemen ini merupakan elemen kerja perakitan bagian penutup Tamiya.
Pada metode constraint diperoleh 5 work center dengan balance delay sebesar
26% dan nilai efisiensi sebesar 74%.
35

4.2.2 Analisis Data Largest Candidate Rule (LCR)


Metode yang kedua adalah metode Largest Candidate Rule (LCR), dimana
metode ini mengurutkan waktu baku terbesar ke waktu baku terkecil, dengan
metode ini diperoleh 13 work centre diantaranya work center pertama terdiri dari
elemen kerja 1, work centre kedua terdiri dari elemen kerja 7, work centre ketiga
terdiri dari elemen kerja 18, work centre keempat terdiri dari elemen kerja 5, work
centre kelima terdiri dari elemen kerja 22, work centre keenam terdiri dari elemen
kerja 2 dan 24, work centre ketujuh terdiri dari elemen kerja 6 dan 8, work centre
kedelapan terdiri dari elemen kerja 10 dan 21, work centre kesembilan terdiri dari
elemen kerja 20 dan 15, work centre kesepuluh terdiri dari elemen kerja 4 dan 3,
work centre kesebelas terdiri dari elemen kerja 13, 12 dan 23, work centre
keduabelas terdiri dari elemen kerja 9, 16, dan 17, work centre ketigabelas terdiri
dari elemen kerja 17, 11 dan 14. Pada metode Largest Candidate Rule diperoleh
15 work center dengan balance delay sebesar 20% dan efisiensi sebesar 80%.

4.2.3 Analisis Data Region Approach (RA)


Metode yang ketiga adalah metode region approach (RA), dimana metode
ini membentuk beberapa region pada precedence diagram yang diberi garis lurus.
Pada etode ini elemen kerja disusun berdasrakan urutan precedence diagram,
dengan metode ini diperoleh 12 work center diantaranya work center pertama
terdiri dari elemen kerja 1, work center kedua terdiri dari elemen kerja 2 dan 3,
work center ketiga terdiri dari elemen kerja 4 dan 5, work center keempat terdiri
dari elemen kerja 6 dan 12, work center kelima terdiri dari elemen kerja 7, work
center keenam terdiri dari elemen kerja 13, 9 dan 15, work center ketujuh terdiri
dari elemen kerja 10,16 dan 11, work center kedelapan terdiri dari elemen kerja
17, work center kesembilan terdiri dari elemen kerja 18, work center kesepuluh
terdiri dari elemen kerja 19 dan 20, work center kesebelas terdiri dari elemen kerja
21 dan 22 dan work center keduabelas terdiri dari elemen kerja 23 dan 24. Pada
metode Region Approach diperoleh 12 work center dengan balance delay sebesar
13% dan nilai efisiensi sebesar 87%.
36

4.2.4 Analisis Data Ranked Positional Weight (RPW)


Metode yang keempat adalah metode Ranked Positional Weight (RPW).
Dimana metode ini mengurutkan bobot pada elemen kerja dari yang terbesar ke
yang terkecil dengan metode ini didiperoleh 14 work center diantaranya work
center pertama terdiri dari elemen kerja 1, work center kedua terdiri dari elemen
kerja 12 dan 6, work center ketiga terdiri dari elemen kerja 13, work center
keempat terdiri dari elemen kerja 7, work center kelima terdiri dari elemen kerja
14 dan 20, work center keenam terdiri dari elemen kerja 15 dan 2, work center
ketujuh terdiri dari elemen kerja 21 dan 16, work center kedelapan terdiri dari
elemen kerja 8 dan 3, work center kesembilan terdiri dari elemen kerja 17 dan 22,
work center kesepuluh terdiri dari elemen kerja 18, work center kesebelas terdiri
dari elemen kerja 4 dan 5, work center keduabelas terdiri dari elemen kerja 4,
work center ketigabelas terdiri dari elemen kerja 9 dan 23, work center
keempatbelas terdiri dari elemen kerja 10 dan 19 dan work center kelimabelas
terdiri dari elemen kerja 11 dan 24. Pada metode Ranked Positional Weight
diperoleh 14 work center dengan balance delay sebesar 25% dan nilai efisiensi
sebesar 75%.

4.2.5 Analisis Hasil


Berdasarkan pengolahan data, metode terbaik yaitu metode yang memiliki
nilai balance delay terkecil dan memiliki nilai efesiensi terbesar. Adapun nilai
balance delay terkecil didapat pada metode region approach (RA), dengan jumlah
work center yaitu 12 work center, nilai balance delay yaitu 13%, dan nilai
efesiensi pada metode region approach yaitu sebesar 87%.

Anda mungkin juga menyukai