Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN


ACARA VI
PENGUKURAN KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANG

Disusun oleh :

Nama : Rakha Haykal Alfaridzi


NIM : 19/446812/TP/12615
Co. Ass : Nizar Maulana Malik

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar
biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya
menjadi lebih baik. Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan
dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu
kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana,
kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang kompleks.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor
secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian contohnya
mesin pengolahan tanah dahulunya menggunakan tenaga hewan sekarang
menggunakan mesin seperti traktor. Traktor berfungsi dalam pengolahan tanah.
Kemampuan untuk mengolah tanahnya berdasarkan pada kapasitas kerja dan waktu
kerja efektif yang mampu dilakukan oleh traktor tersebut. Oleh karena itu dilakukan
praktikum tentang pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja lapang yang dapat
dilakukan oleh traktor. Harapannya praktikan dapat mengetahui kinerja traktor,
mengukur kapasitas lapang, dan analisis kelayakan ekonomis, dan lain-lain.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari kinerja
(performance) alat mesin pengolah tanah secara mekanis ditinjau dari aspek teknik
kerekayasaan, teknik operasional, dan aspek ekonomisnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini praktikan dapat mempertimbangkan
kapasitas kerja, kualitas dan efisiensi alat/mesin tersebut serta biaya operasinya
sebelum melakukan kegiatan pertanian.
BAB II
DASAR TEORI

Traktor merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian.


Biasanya traktor digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor ini
merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan juga untuk tenaga
penggerak (Tobing, 2011).
Pengolahan tanah merupakan bagian proses terberat dari keseluruhan proses
budidaya tanaman. Pada proses pengolahan tanah energi yang diserap adalah 1/3 dari
energi yang dibutuhkan untuk seluruh bagian kegiatan budidaya tanaman. Konsumsi
energi dan mutu hasil pengolahan tanah sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan
tanah. Agar cara pengolahan tanah dapat berhasil guna, maka faktor teknis yang
menentukan ekonomi penggunaan daya dan alat atau mesin pertanian perlu
dipertimbangkan. Faktor teknis tersebut adalah penentuan kapasitas lapang alat atau
mesin pertanian yang digunakan. Kapasitas kerja lapang (field operation) adalah
penggunaan daya dan alat/mesin yang berhubungan dengan “lapang” (field). Kerja
lapang meliputi pembukaan lahan, penggarapan tanah, tanaman, penyiangan,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan hasil (Dahono, 1997).
Pengiraan kapasitas lapang efektif menggunakan satuan menit per hektar atau
jam per hektar, yang merupakan besarnya waktu teoritis per hektar ditambah waktu per
hektar yang diperlukan untuk belok ditambah waktu perhektar yang diperlukan untuk
“fungsi-fungsi penunjang”. Item-item ini diukur dan diperkirakan secara individual
lalu dijumlahkan. Beberapa parameter yang digunakan untuk menilai mutu kerja
ataupun karakteristik kerja alat pengolahan tanah antara lain yaitu kedalaman
pengolahan, tingkat penghancuran bongkah tanah dan tingkat kegemburan, serta
bentuk akhir permukaan tanah setelah pengolahan. (Irwanto, 1980).
Kapasitas kerja suatu alat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kerja suatu
alat atau mesin memberikan hasil (hektar, kilogram, liter) per satuan waktu. Jadi
kapasitas kerja pengolahan tanah adalah berapa hektar kemampuan suatu alat dalam
mengolah tanah per satuan waktu, sehingga satuannya adalah hektar per jam atau jam
per hektar atau hektar per jam per HP traktor (Suastawa et al., 2000).
Biaya pengoperasian merupakan biaya yang terdiri dari biaya investasi dan
biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan
usaha dalam jumlah yang besar. Sedangkan, biaya operasional adalah biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengerjaan yang menggunakan indikator biaya bahan
baku, upah tenaga kerja langsung, dan pemeliharaan (Murti et al., 2016).
BAB III
METODE PENILITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Traktor (traktor mini)
2. Bajak Singkal
3. Patok Besi
4. Stopwatch
5. Rollmeter

3.2 Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini adalah disiapkan alat dan bahan, kemudian
digandengkan traktor dan implemennya, kemudian dipasangkan 4 patok sebagai bahan
lintasan lurus dan 4 patok sebagai batas belok. Kemudian, ditentukan panjang dan lebar
lahan yang akan diolah, lalu dihidupkan traktor dan ditempatkannya pada pojok lahan
olahan. Lalu, diatur posisi bajak sesuai lebar kerja. Setelah semua prosedur dilakukan,
dilakukan pencatatan terhadap waktu (kerja,lurus,belok), kedalaman kerja, lebar kerja
(aktual & teoritis), dan jumlah putaran roda belakang traktor.

3.3 Cara Analisa Data


3.3.1. Efisiensi
a) Efisiensi Lapang
b) Efisiensi dengan mempertimbangkan waktu kehilangan
3.3.2 Biaya per tahun
a) Fixed cost
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan dan Analisa Data


Hasil pengamatan yang tetdapat di praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Lebar kerja teoritis (W1) (m) 35 cm


Lebar kerja aktual (W2) (m)
no sisa lebar kerja lebar kerja
1 7,7 0,3
2 7,45 0,25
3 7,15 0,3
4 6,7 0,45
5 6,4 0,3
6 6,15 0,25
7 5,8 0,35
8 5,5 0,3
9 5,15 0,35
10 4,7 0,45
11 4,4 0,3
12 4 0,4
13 3,7 0,3
14 3,45 0,25
15 3,2 0,25
16 2,8 0,4
17 2,4 0,4
18 2,1 0,3
19 1,8 0,3
20 1,65 0,15
21 1,35 0,3
22 1,15 0,2
23 0,9 0,25
24 0,6 0,3
25 0,3 0,3
26 0 0,3
Tabel 4.1 Data Lebar Kerja
diameter roda (m) 80 cm 0,8
no roda kanan roda kiri
1 11 14
2 13 11
3 10 12
4 10 13
5 11 14
6 12 13
7 12 12
8 12 14
9 11 10
10 13 13
11 13 11
12 10 13
13 11 10
14 12 12
15 14 14
16 13 12
17 14 13
18 11 11
19 13 11
20 14 12
21 12 14
22 12 9
23 13 12
24 13 14
25 11 11
26 10 10
11,962 12,115
Tabel 4.2 Data slip roda
t2 t1
no waktu efektif (lurus) waktu tidak efektif (belok)
1 25 13
2 26 14
3 25 12
4 24 11
5 27 14
6 25 13
7 25 11
8 26 14
9 27 15
10 22 15
11 24 10
12 27 9
13 26 8
14 25 8
15 26 7
16 27 9
17 24 6
18 23 7
19 27 8
20 25 10
21 25 13
22 25 15
23 26 16
24 24 19
25 23 24
26 22 18
rerata 25,038 12,269
Tabel 4.3 Waktu Kerja
harga pembelian mesin (P) Rp.30.000.000 30000000
harga akhir (S) 3000000
umur ekonomis (N) 5 tahun 5
tingkat bunga modal (r) 12% 12
nilai pemeliharaan dan perbaikan (m) 5% 5
nilai gudang (h) 0,5% 0,5
nilai pajak (i) 3% 3
nilai asuransi (t) 4% 4
Tabel 4.4 Fixed cost data
Penyusutan 5400000
Bunga modal 1980000
Pemeliharaan dan perbaikan 1500000
Gudang 150000
Pajak 495000
Asuransi 1200000
Total biaya tetap per tahun 10725000
Rp10.725.000
Tabel 4.5 Fixed cost per tahun
bahan bakar 0,2 lt 0,2
minyak pelumas 0,4 lt 0,4
grease 60% minyak 0,6
daya motor (Pm) 10 hp 10
jam kerja per tahun (Wt) 1200 jam/tahun 1200
harga bahan bakar /liter (Fp) Rp.7.500 7500
harga minyak pelumas /liter (Op) Rp.35.000 35000
upah operator /orang /jam (Wop) Rp.30.000 30000
upah tenaga pembantu /orang /jam (Wi) Rp.15.000 15000
harga ban depan (Tp depan) Rp.2.000.000 2000000
harga ban belakang (Tp belakang) Rp.4.000.000 4000000
umur pakai ban (Nt) 2000 jam 2000
jumlah ban (n) 2
Tabel 4.6 Variabel cost data
bahan bakar 18000000
minyak pelumas 168000000
grease 100800000
operator 36000000
tenaga pembantu operator 18000000
ban depan 2400000
ban belakang 4800000
total biaya kerja per tahun 343200000
Rp343.200.000
Tabel 4.7 Biaya kerja per tahun
Total biaya operasional mesin per tahun 353925000 Rp353.925.000
Biaya operasional mesin per jam 294937,5 Rp294.938
Biaya operasional per satuan luas 4178281,25 Rp4.178.282
Tabel 4.8 Total biaya operasional mesin per tahun, per jam dan per satuan luas

Analisa Perhitungan:
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Efisiensi Lapang
a) Kapasitas Teoritis
Kt = W x V x 10-1
Kt = 0,35m x 5km/jam x 10-1 = 0,175ha/jam
b) Kapasitas Aktual
Ka = A/T
Ka = Kt x E
Ka = 0,02 / 0,283 = 0,071
c) Efisiensi
E = (Kt/Ka) x 100%
E = (0,175/0,071) X 100% = 40,336%
2) Efisiensi dengan mempertimbangkan waktu kehilangan
a) Waktu yang hilang karena tumpang tindih (L1)
L1 = (W1-W2/W1) x 100%
L1 = (0,35-0,307/0,35) X 100% = 0,121
b) Waktu yang hilang karna slip roda (L2)
L2 = (M1-M2/M1) x 100%L2 = (πDN –M/πDN) x100%
L2 = (πx0,8x12,038 –25/πx0,8x12,038) x 100% = 0,173c.
c) Waktu yang hilang karna belok (L3)
L3 = (T1/T) x 100%
L3 = (t1/t1+t2) x 100 %
L3 = (12,269/0,283) x 100% = 0,329
d) Waktu yang hilang karena pengaturan (L4)L4 = (T2/T) x 100%
L4 = (0/0,283) x 100% = 0
e) Efisiensi (E)
E = (1-L1)(1-L2)(1-L3-L4) x 100%
E = (1-0,121)(1-0,173)(1-0,329-0) x 100% = 48,776
3) Biaya per tahun
a) Fixed cost per tahun
1. Penyusutan
= P-S / N
= (30000000–3000000/5) = 5400000
2. Bunga Modal
= (r/100) x (P+S/2)
= (12/100) x (30000000+3000000/2)
= 1980000
3. Pemeliharaan dan perbaikan
= (m/100) x P
= (5/100) x 30000000
= 1500000
4. Gudang
= (h/100) x P
= (0,5/100) x 30000000 = 150000
5. Pajak
= (i/100)x(P+S/2)
= (3/100)x(30000000+3000000/2) = 495000
6. Asuransi
= (t/100) x P
= (4/100) x 30000000 = 1200000
7. Total biaya tetap per tahun(A)
=a+b+c+d+e+f
=5400000+1980000+1500000+150000+495000+1200000
= Rp10.725.000
b) Variable cost per tahun
1. Bahan bakar
= (0,020lt/HPjam)Pm xWt x Fp
=(0,020lt/HPjam)10x1200x7500
=18000000
2. Minyak pelumas
= (0,40𝑙𝑡/ 𝐻𝑃𝑗𝑎𝑚) 𝑃𝑚 𝑥 𝑊𝑡𝑥 𝑂𝑝
= (0,040lt/HPjam) 10 x 1200 x7500
= 168000000
3. 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒
= 60% x Minyak pelumas
= 60% x 168000000
= 100800000
4. Operator
= Wt x Wop
= 1200 x 30000 = 36000000
5. Tenaga Pembantu Operator
= Wt x Wi
= 1200 x 15000 = 18000000
6. 𝐵𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
= 𝑛 𝑥 𝑇𝑃 𝑥 𝑊𝑡 / 𝑁𝑡
= (2x 2000000 x 1200/2000) = 2400000
7. Total biaya tetap per tahun (B)
=a+b+c+d+e+f
=18000000+168000000+100800000+36000000+18000000+2400000+
4800000
= Rp343.200.000

4) Total biaya operasional mesin per tahun


= (A + B)
= (Rp10.725.000+ Rp343.200.000)
= Rp353.925.000/ tahun
5) Besarnya biaya operasional mesin per jam
= (A + B) / Wt
= (Rp10.725.000+ Rp343.200.000) / 1200
= Rp294.938/jam
6) Biaya operasional per satuan luas
= (A+B) Wt / Ka
=[(Rp10.725.000+ Rp343.200.000) / 1200] /0,071
= Rp. 4.178.282/ha
4.2 Pembahasan
Kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki
hasil (hektar, kg, lt) per satuan waktu. Kapasitas kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti ukuran bentuk petakan, keadaan traktor, keadaan tanah, dan lain-lain
(Mardinata and Zulkifli, 2014). Kapasitas lapang teoritis sebuah alat adalah kecepatan
penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya
memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi
100 % lebar kerja teoritisnya (Irwanto, 1980). Kapasitas lapang efektif adalah rerata
kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu
lapang total. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam.
Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang
efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif
dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk (%) (Suryanto and
Krisbiyantoro, 2020).
Efisiensi dipengaruhi oleh kapasitas lapang efektif dan teoritis. Kapasitas
lapang efektif dihitung dengan mengacu pada luas lahan hasil pengolahan dibagi
dengan waktu kerja traktor. Efisiensi juga dipengaruhi oleh waktu yang hilang karena
tumpang tindih, slip roda, belok dan pengaturan.
Hasil perhitungan yang didapatkan adalah efisiensi lapang mengacu pada
kapasitas teoritis sebesar 0,175ha/jam, kapasitas aktual sebesar 0,071 dan efisiensi
lapang 40,336%. Lalu, efisiensi dengan mempertimbangkan waktu kehilangan dengan
mengacu pada waktu yang hilang karena tumpang tindih (L1) sebesar 0,121, waktu
yang hilang karena slip roda sebesar 0,173, waktu yang hilang karena belok sebesar
0,329 waktu yang hilang karena pengaturan sebesar 0 sehingga menghasilkan efisiensi
dengan parameter tersebut sebesar 48,776. Fixde cost per tahun yang dihasilkan adalah
Rp10.725.000, Variable cost sebesar Rp343.200.000. Sehingga, menghasilkan total
biaya operasional mesin per tahun sebesar Rp353.925.000 per tahun, total biaya
operasional per jam (dibagi dengan 1200) sebesar Rp294.938 per jam, dan biaya
operasional per satuan luas (biaya operasional per jam dibagi dengan kapasitas aktual)
sebesar Rp4.178.282 per ha.
Berdasarkan pada jurnal terkait (Margana et al., 2017) bahwa hasil efisiensi
yang didapatkan pada praktikum ini adalah nilai efisiensi lapang yang dipengaruhi oleh
kapasitas lapang pengolahan tanah, karena efisiensi pengolahan tanah merupakan
perbandingan antara kapasitas lapang aktual dengan kapasitas lapang teoritis yang
dinyatakan dalam persen (%). Nilai kecepatan kerja dan lebar kerja pengolahan tanah
yang merupakan faktor penentu kapasitas kerja teoritis. Sehingga, semakin rendah
kecepatan, maka nilai kapasitas lapang teoritis (Kt) akan semakin rendah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kapasitas kerja suatu merupakan kemampuan kerja suatu alat atau mesin
memberikan hasil (hektar, kilogram, liter) per satuan waktu.
2. Kapasitas lapang teoritis adalah kemampuan kerja suatu alat di dalam
sebidang tanah ketika berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100% dan alat
tersebut bekerja dalam lebar maksimum (100%).
3. Kapasitas lapang efektif adalah rata-rata kerja dari alat di lapangan untuk
menyelesaikan suatu bidang tanah dengan luas lahan yang diolah dengan
waktu kerja total.
4. Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan
kapasitas lapang efektif.

5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Dahono., 1997. Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan. Bagian Proyek Pendidikan
Kejuruan Teknik IV, Jakarta

Irwanto, A.K., 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Mardinata, Z. and Zulkifli, Z., 2014. Analisis Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Bahan
Bakar Traktor Tangan Berdasarkan Variasi Pola Pengolahan Tanah,
Kedalaman Pembajakan dan Kecepatan Kerja. agriTECH, 34(3), pp.354-358.

Margana, C.C.E. and Putra, G.M.D., 2017. Performansi Traktor Tangan Roda Dua
Modifikasi Menjadi Roda Empat Multifungsi (Pengolahan Dan Penyiangan)
Untuk Kacang Tanah Di Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Ilmiah Rekayasa
Pertanian dan Biosistem, 5(1), pp.296-302.

Suastawa, I.N., Hermawan, W. and Sembiring, E.N., 2000. Konstruksi dan Pengukuran
Kinerja Traktor Pertanian. Teknik Pertanian FATETA IPB. Bogor.

Suryanto, J. and Krisbiyantoro, J., 2020. Analisis Kinerja Pembajakan Pada Variasi
Kecepatan Hand Traktor.

Tobing, T.F., 2011. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Traktor Tangan Power Tiller
Pada Pengolahan Tanah Di Desa Sibaganding Kabupaten Tapanuli Utara.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai