Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL

PENGUJIAN GEOMETRI KELAYAKAN MESIN BUBUT


KESELINDRISAN KELURUSAN POROS DAN PENGUKURAN
KERATAAN, KEKASARAN PERMUKAAN PRODUK PERMESINAN

Disusun oleh:

NAMA : Disman Pardede (5193121020)

Leonard Sihombing (5183121009)

Putra Pauji Saragih(5193321008)

Ario Gunawan Purba(5191121005)

Andrian Ricy Hutapea(5193121004)

MATA KULIAH : Pengujian Produk Permesinan (A)

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
Abstrak

Dalam pemakaian sehari-hari, mesin perkakas mengalami deformasi karena jepitan, pengaruh panas
dan deformasi karena gaya pemotongan. Oleh karena itu, dengan berjalannya waktu pada umumnya
karataeristik proses akan berubah. karena ketelitian perpindahan akan mempengaruhi ketelitian ukuran benda,
sedangkan ketelitian permukaan referensi, ketelitian putaran, spindle, dan ketelitian gerak linier akan
mempengaruhi gelombang permukaan dan kekasaran permukaan, serta ketelitian bentuk seperti ; kesejajaran,
ketegak-lurusan dan konsentrisitas dari benda kerja. Disamping itu ketelitian benda kerja juga dipengaruhi oleh
temperatur lingkungan/suhu ruangan, proses pemotongan, penjepitan benda kerja, pahat dan deformasi akibat
gaya pemotongan.

Pengujian meliputi pengukuran penyelarasan terhadap alas mesin dan eretan, pengukuran kesejajaran
gerak pindah kepala lepas relatif terhadap gerak pindah eretan, pengukuran ketelitian spindel utama, pengukuran
kesejajaran sumbu peluncur luar kepala lepas terhadap gerak eretan dan ketelitian poros pembawa karena
keming pada bantalan tekan. Pengukuran dari kelima jenis pengujian yang dapat dilakukan disebabkan
keterbatasan alat bantu ukur yang dapat menunjang pelaksanaan pengukuran lainnya. Nilai penyimpangan hasil
pengujian yang diperoleh dari pengujian akan dibandingkan dengan nilai penyimpangan yang diijinkan
berdasarkan standar yang sudah disepakati.

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kemajuan teknologi menuntut industri manufaktur untuk dapat memenuhi kebutuhan produk yang
berbentuk lebih rumit dan diproduksi lebih cepat. Secara tradisional, industri menggunakan subtractive
manufacturinguntuk membuat produk, dimana desain dipahat dari bongkahan padat material. Dalam pemakaian
sehari-hari, mesin perkakas mengalami deformasi karena jepitan, pengaruh panas dan deformasi karena gaya
pemotongan. Oleh karena itu, dengan berjalannya waktu pada umumnya karateristik proses akan berubah.
Perubahan ini bisa berupa pergeseran proses rata-rata (Average Process Level) atau variabilitas proses(Process
Variability). Pergeseran tingkat proses rata-rata mungkin disebabkan oleh keausan perkakas potong, sedangkan
pembesaran variabilitas proses biasanya diakibatkan karena perubahan sifat bahan benda kerja atau keausan
mesin. Pada saat proses akan menghasilkan produk yang kurang bagus, maka mesin harus dihentikan guna
dikoreksi (perkakas diganti atau disetel kembali). Untuk itu pengujian kelayakan terhadap suatu mesin perkakas
sangat diperlukan. Untuk mengetahui ketelitian geometrik mesin perkakas, maka perlu dilakukan pengujian
menurut prosedur yamg telah berlaku
LANDASAN TEORI

Mesin perkakas dapat didefinisikan sebagai mesin yang dapat mengubah energi mekanis menjadi energi thermis
guna mengdeformasikan dan selanjutnya memotong dan membentuk logam hingga mencapai ukuran dan
kualitas yang direncanakan. Mesin perkakas memotong logam dalam keadaan dingin, jadi tidak akan terjadi
perubahan struktur logam selama proses pemotongan tersebut. Pada tiap bengkel mesin kontruksi khususnya,
dan bengkel - bengkel pengerjaan logam pada umumnya akan selalu terdapat mesin bubut, karena mesin ini
banyak gunanya dalam pembuatan atau perbaikan peralatan. Mesin yang gerak utamanya berputar ini berfungsi
sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda tersebut dengan pahat penyayat.
Adapun pokok kerjanya ialah, bahwa benda kerja yang di bubut itu dalam keadaan berputar, sedangkan alat
penyayatnya bergerak mendatar atau melintang secara perlahan. Benda kerja tersebut dipasang pada alat jepit,
dan penjepit ini dipasang pada poros utama mesin tersebut

Pengukuran kesilindrisan juga dapat dilakukan untuk mengamati seberapa besar kemampuan suatu mesin
menghasilkan suatu produk dengan bentuk geometri serta ukuran toleransi dengan nilai tertentu. Pengukuran
kemampuan mesin untuk memperoleh benda kerja dengan bentuk geometri dan toleransi yang dihasilkan oleh
suatu peralatan menggunakan nilai kesilindrisan Kesilindrisan adalah suatu harga yang dapat dihitung
berdasarkan profil kebulatan relatif.
HASIL PENELITIAN

STUDI KASUS 1

PENGUJIAN KEBULATAN/KESELINDRISAN KELURUSAN POROS


MENGGUNAKAN DIAL GAUGE (JAM UKUR)

Gambar 1. Benda Kerja pengukuran kelurusan dan kebulatan sebuah Poros

Tabel 1.Pengukuran Kelurusan Dan Kebulatan Poros

Lokas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
i
I 0 - - - 0,10 0,13 0,16 0,05 0,06 0,16 0,06 -
0,11 0,08 0,08 0,07
II 0,03 - - - 0,13 0,05 0,15 0,12 0,01 0,05 0,09 0,03
0,07 0,06 0,08
III 0,04 - - - 0,20 0,09 0,01 0,17 0,10 0,01 0,05 0,13
0,04 0,01 0,05
IV 0,01 - - - 0,15 0,17 0,08 0,05 0,18 0,07 0 0,02
0,08 0,02 0,07
Grafik Pengukuran Kelurusan dan Kebulatan
Poros
Lokasi I II III IV
100%
80%
60%
40%
20%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
STUDI KASUS 2

PENGUKURAN KESIKUAN DAN KERATAAN PERMUKAAN DENGAN DIAL


INDICATOR (JAM UKUR)

0 1 2 3 4

Gambar 2. Benda kerja persegi Panjang (rectangular)

Tabel 2. Pengukuran kerataan dan kelurusan pada persegi Panjang (rectangular)

Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 0 0,15 0,15 0,46 0,70 0,86 0,04 0,17 0,46 0,60
II 0 0,30 0,45 0,71 0,30 0,43 0,57 0,81 0,23 0,41
III 0 0,12 0,22 0,25 0,30 0,43 0,46 0,48 0,52 0,50
IV 0 0,12 0,18 0,23 0,29 0,37 0,43 0,47 0,53 0,58
Grafik Pengukuran dan Kelurusan

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1 0.71 0.7 0.86 0.81
0.3 0.45
0.22 0.46
0.25
0.23 0.3
0.29 0.43
0.37 0.57
0.46
0.43 0.48
0.47 0.53
0.52
0.46
0.23 0.6
0.58
0.5
0.41
0 0.15
0.12 0.18
0.15 0.04 0.17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lokasi I II III IV
STUDI KASUS 3

UJI KELAYAKAN MESIN BUBUT DI WORKSHOP TEKNIK MESIN UNIMED


DENGAN MENGGUNAKAN KETELITIAN PENGUJIAN GEOMETRIK

Tabel 1. Pengambilan data dan penyelarasan (leveling) terhadap bed dan carriage

1. Pengambilan data penyelarasan terhadap bed dan carriage


PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Penyelarasan terhadap bed dan carriage
N Skema Macam Penyimpanga Hasil
o Pengujian n yang Pengujia
diijinkan n
G Kelurusan
1 pada arah
longitudina
l

G1. Kelurusan pada arah longitudinal


Posisi Arah Maju Arah Mundur Rata-rata skala
Kiri Kanan Kiri Kanan
0-2
2-4
4-6
8-10
Tabel 2. Pengambilan data kesejajaran gerak pindah tail-stock relatif terhadap
gerak pindah carriage
PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Penyelarasan terhadap bed dan carriage
No Skema Macam Penyimpa Hasil Keterangan
Pengujian ngan yang Pengujian (Diterima/
diijinkan Ditolak)
Pada
Bidang
horisontal
G2
Pada
bidang
vertikal

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-0.2

-0.4

-0.6

-0.8 Series1

-1

-1.2

-1.4

-1.6
Posisi Jarak Pembacaan Posisi Jarak Pembacaan (mm)
(mm) (mm)
Horisontal Vertikal Horisontal Vertikal
0 11
1 12
2 13
3 14
4 15
5 16
6 17
7 18
8 19
9 20
10 21

Tabel 3. Pengambilan data ketelitian spindel utama dan eksentrisitas spindel utama

PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Ketelitian Spindel Utama
N Skema Macam Penyimpang Hasil Keterangan
o Pengujia an yang Penguji (Diterima/
n diijinkan an Ditolak)
(mm)
G Kesalah
4 an
Aksial
Eksentrisitas spindel utama
N Skema Macam Penyimpang Hasil Keterangan
o Pengujia an yang Penguji (Diterima/
n diijinkan an Ditolak)
(mm)
G Kesalah
5 an putar
dari
senter
spindel -
nose

Pengukuran 1 0,002
Pengukuran 2 0
Pengukuran 3 0

Tabel 4. Pengambilan data simpang putar (run-out) penyenter

PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Simpang Putar (run-out) penyenter
N Skema Macam Penyimpanga Hasil Keterangan
o Pengujia n yang Pengujia (Diterima/
n diijinkan n Ditolak)
(mm)
G Pada
8 Bidang
horizonta
l
Pada
bidang
vertikal

Pengukuran 1 0,000
Pengukuran 2 0,001
Pengukuran 3 0,001

Tabel 5. Pengambilan data kesejajaran sumbu peluncur luar tail - stock


terhadap gerakan carriage
PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Simpang Putar (run-out) penyenter
N Skema Macam Penyimpanga Hasil Keterangan
o Pengujia n yang Pengujia (Diterima/
n diijinkan n Ditolak)
(mm)
G Pada
9 Bidang
horizont
al
Pada
bidang
vertikal

Horisontal Vertikal
Posisi Jarak Penyimpangan Posisi Jarak Penyimpangan
(mm) (mm) (mm) (mm)
0 0
1 1
2 2
3 3
4 4
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1 Series1

-2

-3

-4

-5
Tabel 6. Pengambilan data ketegaklurusan gerak transversal peluncur silang terhadap
Sumbu spindel utama dan ketelitian lead – screw karena keming pada bantalan tekan.

Penyimpangan yang diijinkan (mm)

No Skema Macam Penyimpang Hasil K


Pengujian an yang Pengujian e
diijinkan t
(mm) e
r
a
n
g
a
n
(
D
i
t
e
r
i
m
a
/
D
i
t
o
l
a
k
)
G9
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2

-0.4

-0.6

-0.8 Series1

-1

-1.2

-1.4

-1.6

PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN MESIN BUBUT ISO 1708
Ketelitian lead-screw karena keming pada bantalan tekan
Macam
No Skema
Pengujian
G10 Slip
aksial
periodik
STUDI KASUS 4

PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN PRODUK PEMESINAN

Capaian Pembelajaran.
Setelah mempelajari dan melakukan pengukuran kekasaran permukaan benda kerja hasil
pemesinan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pentingnya kehalusan permukaan dari suatu komponen dalam kaitannya
dengan kualitas produksi.
2. Mengukur kekasaran permukaan dengan alat dan cara yang tepat dan benar.
3. Menganalisis hasil pemeriksaan kekasaran permukaan.

Alat dan Bahan

Alat Ukur :
1. Roughneess
Bahan:
1. Poros

Gambar 1. Profil benda kerja dan lokasi pengukuran

Tabel 1. Pengukuran kekasaran permukaan pada sebuah poros

Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I 0,537 0,516 0,609 0,517 0,569 0,747 0,614 0,803 0,620 0,676
II 0,859 0,873 0,541 0,573 0,639 0,448 0,550 0,832 0,875 0,825
III
IV
Pengukuran Kekasaran Permukaan Produk
Permesinan

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3Lokasi 4 I 5 II6 7
III 8 IV 9 10

Anda mungkin juga menyukai