Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Geomatika 1 pengukuran dengan alat ukur sederhana.
Praktikum geomatika I bertujuan agar mahasiswa dapat mengukur situasi dengan
alat sederhana serta memiliki gambaran tentang kegunaan dan manfaat didalam
suatu pekerjaan di lapangan.
Penulis
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasikan
sebagai metode pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar pada
praktik pengukuran dan pemetaan ilmu ukur tanah.
V. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
VI. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja
profesional.
IX. Pembahasan
Pengukuran situasi dilakukan pada hari Kamis, 21 Februari 2019 di sekitar
bengkel finishing fakultas teknik Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan
alat utama yaitu selang, rambu ukur dan pita ukur. Praktikum sipat datar
sederhana ini prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar sederhana
di lapangan menggunakan selang air. Dalam praktikum ini ini akan membahas
tentang jarak datar antara satu titik dengan titik yang lainnya dan mengetahui
sudut miringnya sehingga diketahui beda tinggi antara satu titik dengan titik yang
lainnya. Pada pengukuran kemiringan, tingkat kemiringan tergorong tidak terlalu
curam karena tidak ada perbedaan kemiringan yang terlalu mencolok.
Setelah dilakukan pengukuran dengan alat ukur sederhana yaitu selang
plastik yang di isi air didapatkan data pengukuran pada titik 1 ke 2 tinggi air
belakang adalah 1,764 dan tinggi air muka adalah 1,34 beda tingginya adalah
0,424. pada titik 2 ke 3 tinggi air belakang adalah 1,875 dan tinggi air muka
adalah 1,428 beda tingginya adalah 0,447. Pada titik 3 ke 4 tinggi air belakang
adalah 0,873 dan tinggi air muka adalah 1,21 beda tingginya adalah -0,337. Pada
titik 4 ke 5 tinggi air belakang adalah 0,974 875 dan tinggi air muka adalah 0,532
beda tingginya adalah 0,442. Pada titik 5 ke 6 tinggi air belakang adalah 1,085
dan tinggi air muka adalah 0,614 beda tingginya adalah 0,471. Pada titik 6 ke 7
tinggi air belakang adalah 1,118 dan tinggi air muka adalah 0,622 beda tingginya
adalah 0,496. Pada titik 7 ke 8 tinggi air belakang adalah 0,475 dan tinggi air
muka adalah 1,037 beda tingginya adalah -0,562. Pada titik 8 ke 1 tinggi air
belakang adalah 0,481 dan tinggi air muka adalah 1,873 beda tingginya adalah –
1,392. Hasil beda tinggi dari kedelapan titik yaitu -0,011 dengan jarak 102,9 meter
dan koreksi beda tingginya adalah 0,011 dan beda tinggi terkoreksinya adalah 0.
Namun pengukuran beda tinggi menggunakan metode sipat datar sederhana ini
kurang teliti, karena tingkat ketelitiannya masih kurang. Berdasarkan data
lapangan tidak ada perbedaan yang signifikan antara titik satu dengan titik
lainnya. Penentuan beda tinggi dilakukan untuk menentukan perbandingan obyek
yang diukur antara titik satu dengan titik lainnya.
Jarak datar merupakan jarak yang diukur secara horizontal, penentuan
jarak datar bertujuan untuk mengetahui jarak suatu obyek pada titik tertentu tanpa
memperhatikan tingkat kemiringannya. Ketika seseorang hendak melakukan
pengukuran luas lahannya dan kemudian ingin membangun sebuah rumah atau
bangunan, maka orang tersebut harus menentukan tingkat kedataran bidang tanah
tersebut agar lantai rumah tidak miring ataupun bergelombang.
X. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Area sekitar bengkel finishing FT UNY masih tergolong landai.
2. Perhitungan dengan menggunakan alat selang plastik diisi air lebih
praktis dan mudah digunakan dibandingkan harus memanjat obyek
untuk menentukan beda tingginya.
XI. Saran
Dari praktikum yang telah kami lakukan di lapangan, banyak kendala-
kendala yang kami temui. Kendala-kendala tersebut karena adanya kesalahan-
kesalahan yang terjadi karena beberapa faktor seperti faktor alat, faktor manusia
dan faktor alam. Untuk itu kami menyampaikan saran kepada pembaca sebagai
masukan agar dalam praktik di lapangan bisa mengatasi kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara baik. Saran kami adalah untuk menghindari kesalahan karena faktor
alat terlebih dahulu terlebih dahulu melakukan pengecekan dan percobaan pada
alat yang akan digunakan tersebut secara layak. Untuk menghindari kesalahan
karena faktor manusia maka dibutuhkan keahlian yang lebih bagi operator alat.
Untuk menghindari kesalahan faktor alam maka kita harus memperhatikan cuaca
saat akan melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/329528511/Laporan-Pengukuran-Dengan-Alat-
Ukur-Sederhana-Kelompok-3-Kelas-d1