Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GOEMATIKA I

PENGUKURAN DENGAN ALAT UKUR SEDERHANA


Pengukuran Sipat Datar Sederhana (Is Slang)
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomatika I

Dosen Pengampu:

Ir. Sunar Rochmadi, M.S.

Disusun Oleh:

Reza Damil Valevy (17505241001)

Sania Bilqisty Aulia R (17505241007)

Nurul Winda Ningsih (17505241024)

Muhammad Fani D (17505241025)

Miftahul Jannah (17505241030)

Ayu Dirgan Rahayu P (17505241034)

Rizki Adhi Saputro (17505241040)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Geomatika 1 pengukuran dengan alat ukur sederhana.
Praktikum geomatika I bertujuan agar mahasiswa dapat mengukur situasi dengan
alat sederhana serta memiliki gambaran tentang kegunaan dan manfaat didalam
suatu pekerjaan di lapangan.

Selesainya penulisan laporan ini semata-mata berkat bantuan dari berbagai


pihak yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu:

1. Ir. Sunar Rochmadi M.S., selaku dosen pengampu yang selalu


membimbing penulis.
2. Teman-teman satu kelompok yang memberikan bantuannya dan
masukannya dalam pembuatan laporan ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan dalam
proses praktikum geomatika ini sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Pembuatan laporan praktikum geomatika 1 ini tentunya masih banyak


kekurangan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya, jurusan teknik sipil dan semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, 27 Februari 2019

Penulis
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasikan
sebagai metode pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar pada
praktik pengukuran dan pemetaan ilmu ukur tanah.

II. Tujuan Khusus


Mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa mampu melakukan survei ke lapangan dengan tugas yang
diberikan.
2. Mahasiswa dapat menentukan letap patok-patok pengukuran dan
pengondisian dalam jumlah slag yang genap.
3. Mahasiswa mampu mematok rencana pematokan itu di lapangan

III. Kajian Teori


Pengukuran dengan laat ukur sederhana akan didapatkan pengukuran beda
tinggi dengan selang plastik. Sebenarnya pengukuran tersebut sama dengan
pengukuran beda tinggi dengan waterpass tangan, hanya saja selang plastik yang
digunakan harus memenuhi beberapa syarat yaitu diameter sepanjang plastik
sama, tidak bocor, tidak berlipat dan tidak ada gelembung udara.
Kegunaan pengukuran beda tinggi dengan selang plastik sama dengan
kegunaan pada pengukuran beda tinggi dengan alat waterpass tangan yaitu pada
hasil pengukuran diperlukan untuk perencanaan pekerjaan tanah yang antara lain
menentukan kedataran pondasi bangunan, galian dan timbunan. Pengukuran beda
tinggi keliling merupakan pengukuran beda tinggi dimana titik awal pengukuran
juga merupakan titik akhir pengukuran. Dengan diameter selisih tinggi/beda tinggi
antara titik awal dengan titik akhir haruslah sama dengan nol. Tetpi umumnya
tidak seperti itu , maka haru sada korelasi kegunaan pada pengukuran beda tinggi
denagn alat water pass tangan.
Metode sipat datar prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar
optis di lapaangan dengan rambu ukur. Hingga saat ini pengukuran beda tinggi
dengan menggunkaan metode sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran
beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal(KDV)
dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat
datar pergi dan pulang.
Maksud pengukuran tinggi adlah menentukan beda tinggi antara dua titik.
Beda tinggi H diketahui anatara titik A dan B, sedang tinggi titik A diketahui
sama dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi B Hb=Ha +H
yang diartikan dengan beda tinggi anatar titik A dan titik B.
Fungsi dari pengukuran beda tinggi, antara lain:
1. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
2. Merencanakan proyek-proyek konstruksi menurut evaluasi terencana.
3. Menghitung volume pekerjaan tanah
4. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
5. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara
umum.
Metode sipat datar prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar
sederhana dilapangan menggunakan selang air. Hingga saat ini, pengukuran beda
tinggi dengan menggunakan metode sipat datar sederhana masih merupakan cara
pengukuran beda tinggi yang kurang teliti. Sehingga ketelitian beda tinggi akan
lebih maksimal jika mengukur beda tingginya menggunakan alat sipat datar optis.
Maksud pengukuran tinggi adlah menentukan beda tinggi anatara dua titik. Beda
tinggi h diketahui antara dua titik a dan b, sedang tinggi titik A diketahui sama
dengan Ha dan titik B lebih tinggi dari titik A, maka tinggi titik B, Hb-Ha+h yang
diartikan dengan beda tinggi anatara titik A dan B adlah jarak antara dua bidang
nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang
lengkung, tetapi bila jarak antar titik-titik A dan B dapat dianggap sebgai bidang
yang mendatar. Tinggi titik pertama (h1) dapat didefinisikan sebagai koordinat
lokal ataupun terikat dengan titik yang lain yang telah diketahui fungsinya,
sedangkan selisih tinggi atau lebih dikenal dengan beda tinggi (h) dapat diketahui/
dapat diukur dengan menggunakan prinsip sipat datar.
Gambar 1. Sketsa pengukuran sipat datar dengan selang
(sumber internet)
IV. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Selang
2. Rambu ukur
3. Pita ukur

V. Butir-Butir Kunci
1. Semua garis diukur arahnya.
2. Garis yang ada jangan dianggap sejajar.
3. garis-garis yang berpotongan menyudut jangan dianggap siku-siku.
VI. Keselamatan Kerja
1. Pita ukur jangan sampai terinjak atau terlindas kendaraan.
2. Baut pada pita ukur jangan sampai lepas.
3. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja
profesional.

VII. Langkah Kerja


1. Menyiapkan peralatan yang digunakan.
2. Meninjau areal yang akan diukur dan membuat sket pengukuran.
3. Mengisi selang dengan air sampai tidak ada gelembung yang
terperangkap dalam selang.
4. Menentukan titik awal untuk memulai pengukuran.
5. Menandai titik awal dan titik berikutnya yang akan diukur beda
tingginya.
6. Menyamakan muka air pada selang pada kedua titik.
7. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran.

VIII. Hasil Pengukuran


Tabel 1. Hasil Pengukuran Sipat Datar Sederhana
Koreksi
Tinggi air (m) Beda Tinggi Jarak Beda Beda Tinggi Tinggi
nomer titik
(m) (m) Terkoreksi (m)
Muka Belakang Tinggi (m) (m)
1   1,764         135
      0,424 18,8 0,002 0,426  
2 1,34 1,875 135,426
      0,447 16 0,002 0,449
3 1,428 0,873   135,875
      -0,337 8,4 0,001 -0,336
4 1,21 0,974   135,539
      0,442 7,8 0,001 0,443
5 0,532 1,085   135,981
      0,471 14,1 0,002 0,473
6 0,614 1,118   136,454
      0,496 9,2 0,001 0,497
7 0,622 0,475   136,951
      -0,562 11,4 0,001 -0,561
8 1,037 0,481   136,390
      -1,392 17,2 0,002 -1,390
1 1,873       135,000
jumlah     -0,011 102,9 0,011 0,000  
Gambar 1.Gambar denah titik tinjau (nomer titik)

Gambar 1.gambar potongan memanjang

IX. Pembahasan
Pengukuran situasi dilakukan pada hari Kamis, 21 Februari 2019 di sekitar
bengkel finishing fakultas teknik Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan
alat utama yaitu selang, rambu ukur dan pita ukur. Praktikum sipat datar
sederhana ini prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar sederhana
di lapangan menggunakan selang air. Dalam praktikum ini ini akan membahas
tentang jarak datar antara satu titik dengan titik yang lainnya dan mengetahui
sudut miringnya sehingga diketahui beda tinggi antara satu titik dengan titik yang
lainnya. Pada pengukuran kemiringan, tingkat kemiringan tergorong tidak terlalu
curam karena tidak ada perbedaan kemiringan yang terlalu mencolok.
Setelah dilakukan pengukuran dengan alat ukur sederhana yaitu selang
plastik yang di isi air didapatkan data pengukuran pada titik 1 ke 2 tinggi air
belakang adalah 1,764 dan tinggi air muka adalah 1,34 beda tingginya adalah
0,424. pada titik 2 ke 3 tinggi air belakang adalah 1,875 dan tinggi air muka
adalah 1,428 beda tingginya adalah 0,447. Pada titik 3 ke 4 tinggi air belakang
adalah 0,873 dan tinggi air muka adalah 1,21 beda tingginya adalah -0,337. Pada
titik 4 ke 5 tinggi air belakang adalah 0,974 875 dan tinggi air muka adalah 0,532
beda tingginya adalah 0,442. Pada titik 5 ke 6 tinggi air belakang adalah 1,085
dan tinggi air muka adalah 0,614 beda tingginya adalah 0,471. Pada titik 6 ke 7
tinggi air belakang adalah 1,118 dan tinggi air muka adalah 0,622 beda tingginya
adalah 0,496. Pada titik 7 ke 8 tinggi air belakang adalah 0,475 dan tinggi air
muka adalah 1,037 beda tingginya adalah -0,562. Pada titik 8 ke 1 tinggi air
belakang adalah 0,481 dan tinggi air muka adalah 1,873 beda tingginya adalah –
1,392. Hasil beda tinggi dari kedelapan titik yaitu -0,011 dengan jarak 102,9 meter
dan koreksi beda tingginya adalah 0,011 dan beda tinggi terkoreksinya adalah 0.
Namun pengukuran beda tinggi menggunakan metode sipat datar sederhana ini
kurang teliti, karena tingkat ketelitiannya masih kurang. Berdasarkan data
lapangan tidak ada perbedaan yang signifikan antara titik satu dengan titik
lainnya. Penentuan beda tinggi dilakukan untuk menentukan perbandingan obyek
yang diukur antara titik satu dengan titik lainnya.
Jarak datar merupakan jarak yang diukur secara horizontal, penentuan
jarak datar bertujuan untuk mengetahui jarak suatu obyek pada titik tertentu tanpa
memperhatikan tingkat kemiringannya. Ketika seseorang hendak melakukan
pengukuran luas lahannya dan kemudian ingin membangun sebuah rumah atau
bangunan, maka orang tersebut harus menentukan tingkat kedataran bidang tanah
tersebut agar lantai rumah tidak miring ataupun bergelombang.

X. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan pada praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Area sekitar bengkel finishing FT UNY masih tergolong landai.
2. Perhitungan dengan menggunakan alat selang plastik diisi air lebih
praktis dan mudah digunakan dibandingkan harus memanjat obyek
untuk menentukan beda tingginya.

XI. Saran
Dari praktikum yang telah kami lakukan di lapangan, banyak kendala-
kendala yang kami temui. Kendala-kendala tersebut karena adanya kesalahan-
kesalahan yang terjadi karena beberapa faktor seperti faktor alat, faktor manusia
dan faktor alam. Untuk itu kami menyampaikan saran kepada pembaca sebagai
masukan agar dalam praktik di lapangan bisa mengatasi kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara baik. Saran kami adalah untuk menghindari kesalahan karena faktor
alat terlebih dahulu terlebih dahulu melakukan pengecekan dan percobaan pada
alat yang akan digunakan tersebut secara layak. Untuk menghindari kesalahan
karena faktor manusia maka dibutuhkan keahlian yang lebih bagi operator alat.
Untuk menghindari kesalahan faktor alam maka kita harus memperhatikan cuaca
saat akan melakukan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/329528511/Laporan-Pengukuran-Dengan-Alat-
Ukur-Sederhana-Kelompok-3-Kelas-d1

Anda mungkin juga menyukai