Anda di halaman 1dari 12

Prosiding NCIET Vol.

3 (2022)
3rd National Conference of Industry, Engineering and Technology 2022,
Semarang, Indonesia.

ANALISIS RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DAN


LIFTING INDEX (LI) PADA FREKUENSI KEGIATAN PENGANGKATAN
PROSES PERACIKAN PT. AKASHI WAHANA INDONESIA

Ampala Khoryanton1)*, Padang Yanuar2), dan Fadia Jauza Haniyah3)


1
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof Soedarto S.H., Tembalang, Semarang, 50275
E-mail : fadiahaniyah@gmail.com

Abstrak

PT. Akashi Wahana Indonesia merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang otomotif dengan produk
utama transmisi manual dan steering gear. Proses penting dalam proses produksi transmisi manual adalah
assembly transmisi. Terdapat kegiatan pengangkatan dalam proses peracikan part untuk proses assembly,
kegiatan pengangkatan tersebut dilakukan sebanyak 4 kali bolak-balik. Pemecahan masalah yang dilakukan
yaitu melakukan perubahan metode pada proses peracikan agar kegiatan pengangkatan berkurang sehingga
operator tidak perlu bolak-balik. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perubahan metode proses peracikan
untuk mengurangi frekuensi pengangkatan yang dilakukan oleh operator. Metode penelitian yang digunakan
adalah Root Cause Analysis. Parameter pengujian Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI)
adalah variabel RWL dan massa basket supply part menggunakan metode lama dan metode baru yang
dilakukan terhadap 7 responden. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan metode proses peracikan dapat
mengurangi nilai LI dari 4,288 menjadi 2,096.
Kata Kunci : Material Handling; Recommended Weight Limit; Lifting Index; Pengangkatan;Assembly

PENDAHULUAN
PT. Akashi Wahana Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri komponen otomotif yang memproduksi transmisi assy manual, steering gear assy,
part engine dan part machining. PT. Akashi Wahana Indonesia berfokus pada produksi
Transmisi Front Engine Front Drive, Transmisi Front Engine Rear Drive dan Power
Steering yang merupakan salah satu komponen utama dalam kendaraan roda empat. PT.
Akashi Wahana Indonesia memiliki 4 departemen produksi salah satunya departemen
produksi 1 (line assembly transmission) yang terdiri dari assembly FF dan FR.

A. 267
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Proses peracikan merupakan istilah dari proses operasi persiapan komponen-


komponen yang dibutuhkan untuk proses assembly di line assembly transmisi di PT. Akashi
Wahana Indonesia. Proses ini dilakukan dengan menyusun komponen-komponen pada
container yang disediakan agar memudahkan operator saat pengambilan komponen proses
assembly. Dalam proses peracikan komponen-komponen yang dibutuhkan disusun sesuai
dengan jumlah komponen yang dibutuhkan dalam setiap satu unit transmisi yang akan
dilakukan proses assembly.

Penelitian lain terkait Recommended Weight limit (RWL) dan Lifting index (LI)
sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Anggraini, D. A., et. al. (2016) dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode
Recommended weight limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk”. Penelitian
tersebut membahas tentang metode Recommended weight limit (RWL) untuk menganalisis
terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban, dan
merekomendasikan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan
cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Sanjaya, A. A., et. al. (2002) dalam penelitiannya yang berjudul
“Aplikasi Recommended weight limit (RWL) dalam Perbaikan Cara Pengangkatan”.
Penelitian tersebut membahas tentang perubahan cara kerja pengangkatan yang dilakukan di
CV. X. Adapun cara kerja yang diusulkan adalah cara pengangkatan dimana beban yang
diangkat harus diletakkan dekat tubuh pekerja.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan pengujian pada
metode pengangkatan proses peracikan seperti yang terlihat pada Gambar flow chart metode
penelitian. Dimulai dengan melakukan identifikasi masalah yang terjadi, selanjutnya
dilakukan studi literatur dengan mencari referensi pada artikel, jurnal, atau buku. Kemudian
dilakukan pengujian RWL, dari proses pengujian dihasilkan data varibel RWL yang
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai LI. Setelah didapatkan nilai LI
dapat ditarik kesimpulan dari pengujian yang dilakukan.

A. 268
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Gambar 1. Flow Chart Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Masalah

Metode proses peracikan di line assembly transmisi FF menggunakan manual


material handling. Proses peracikan ini dilakukan di pos setting line assembly transmisi FF
dengan cara mengambil part yang dibutuhkan untuk proses assembly pada rak pos setting
dan disusun pada basket, setelah semua part yang dibutuhkan tersusun kemudian basket
tersebut diletakkan pada dolly untuk dilakukan proses assembly selanjutnya. Proses
peracikan ini membutuhkan kegiatan pengangkatan sebanyak 4 kali pengangkatan oleh
operator. Hal ini dianggap kurang efektif dikarenakan operator harus bolak-balik saat
mengambil part pada rak pos setting dengan melakukan kegiatan pengangkatan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, solusi pemecahan masalah yang


diberikan yaitu melakukan perubahan metode pada proses peracikan. Proses peracikan
dipindahkan ke warehouse dan part yang ada di line assembly transmisi FF dipusatkan pada
warehouse saja. Kegiatan pengangkatan menjadi dilakukan sebanyak 2 kali saja yaitu pada
saat proses pengambilan basket pada trolley dan pengembalian basket pada trolley.
Perubahan metode ini bertujuan untuk menurunkan nilai LI sehingga dapat mengurangi
risiko cidera pada operator yang bekerja.

A. 269
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Studi Literatur

Aktivitas pengangkatan adalah aktivitas yang termasuk dalam kategori kerja berat.
Cara pengangkatan adalah salah satu faktor yang sangat penting pada aktivitas
pengangkatan. Dan resiko yang dapat terjadi apabila cara pengangkatan yang dilakukan
salah adalah terjadi beban yang sangat berat pada otot, robeknya intervertebral discs dan
gangguan pada punggung pekerja (Grandjean, 1982). Recommended weight limit (RWL)
didefinisikan untuk serangkaian kondisi tugas tertentu sebagai berat beban yang dapat
dilakukan oleh hampir semua pekerja sehat selama periode waktu tertentu (8 jam per hari)
tanpa peningkatan risiko gangguan muskulesketal terkait pengangkatan (Sanjaya A. A.,
2002). RWL dirumuskan sebagai berikut :

𝑅𝑊𝐿 = 𝐿𝐶 𝑥 𝐻𝑀 𝑥 𝑉𝑀 𝑥 𝐷𝑀 𝑥 𝐴𝑀 𝑥 𝐹𝑀 𝑥 𝐶𝑀Keterangan:
LC = Konstanta beban AM = Pengali asimetris
HM = Pengali horizontal FM = Pengali frekuensi
VM = Pengali vertikal CM = Pengali coupling
DM = Pengali jarak

Gambar 2. Posisi Tangan Horizontal dan Gambar 3. Posisi Asimetris


Vertikal
Variabel untuk menghitung pengali horisontal adalah Horisontal Location. Lokasi
Horizontal (H) diukur dari pergelangan kaki bagian dalam ke titik yang diproyeksikan di
lantai tepat di bawah titik tengah genggaman tangan. Variabel untuk menghitung pengali
vertikal adalah Vertical Location. Lokasi Vertikal (V) didefinisikan sebagai ketinggian

A. 270
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

vertikal tangan di atas lantai. V diukur secara vertikal dari lantai ke titik tengah antara
genggaman tangan. Variabel untuk menghitung jarak adalah Vertical Travel Distance. Jarak
Perjalanan Vertikal (D) didefinisikan sebagai jarak perjalanan vertikal tangan antara asal dan
tujuan pengangkatan. Variabel untuk menghitung pengali asimetris adalah Asymmetric
Angle. Sudut Asimetris(A) didefinisikan sebagai sudut antara garis asimetris dan garis
tengah sagital.

Tabel 1. Tabel Pengali Frekuensi


Work Duration
Frequency
Lifts/min = 1 hour > 1 but = 2 hours > 2 but = 8 hours
V < 30 V = 30 V < 30 V = 30 V < 30 V = 30
=0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85

0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81

1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75

2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65

3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55

4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45

5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35

6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27

7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22

8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18

9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15

10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13

11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00

12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00

13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00

14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00

15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00

>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

A. 271
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Variabel yang digunakan untuk menghitung pengali frekuensi adalah Lifting


Frequency . Frekuensi Angkat (F) mengacu pada jumlah rata-rata pengangkatan yang
dilakukan per menit, yang diukur selama periode 15 menit.

Untuk menentukan nilai pengali coupling, terlebih dahulu harus ditentukan klasifikasi
dari coupling suatu pengangkatan. Klasifikasi coupling ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Coupling


Bagus (Good) Sedang (Fair) Jelek (Poor)
Kontainer dengan desain
Kontainer dengan desain kurang optimal, tidak
Kontainer dengan desain
optimal, seperti: box, peti beraturan, berukuran
optimal.
kayu, dll. sangat besar, sulit untuk
dipegang, dll.

Kontainer dengan suatu Kontainer dengan suatu


pegangan yang nyaman, pegangan yang mana tangan
dapat dengan mudah dapat ditekuk dengan sudut
memegang permukaan. sekitar 900

Basket supply part masuk dalam klasifikasi bagus (good) karena merupakan desain
container yang optimal dan dilengkapi dengan pegangan (handle) yang dirancang agar
mudah memindahkan barang.

Tabel 3. Tabel Pengali Coupling


Pengali Coupling
Tipe Coupling
V < 75 cm V > 75 cm
Good 1.00 1.00

Fair 0.95 1.00

Poor 0.90 0.90

Metode RWL hanya dapat digunakan untuk perhitungan pengangkatan dengan


menggunakan dua tangan. Kemudian untuk menentukan nilai dari pengali sesuai Tabel 4.
Selain itu, metode interpolasi digunakan apabila nilai dari sebuah variabel tidak tersedia di

A. 272
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

dalam tabel.

Tabel 4. Komponen Pembentuk Persamaan RWL


Komponen Metrik

LC (Konstanta beban) 23 kg

HM (Pengali horizontal) 25
𝐻
VM (Pengali vertikal) 1 − (0,003 × |𝑉 − 75|)
4,5
DM (Pengali jarak) 0,82 + ( )
𝐷
AM (Pengali asimetris) 1 − (0,0032 × 𝐴)

FM (Pengali frekuensi) Tabel 2.6

CM (Pengali coupling) Tabel 2.7

Lifting index (LI) adalah sebuah variabel yang menyatakan estimasi relatif tegangan
fisik dari sebuah aktivitas pengangkatan. Semakin besar nilai LI, semakin besar pula tingkat
resiko untuk mendapatkan cidera pada sebuah aktivitas pengangkatan. Adapun rumus LI
adalah:

𝐿𝑊
𝐿𝐼 =
𝑅𝑊𝐿

Keterangan:
LW = Load weight/beban yang diangkat
RWL = Recommended weight limit

Pengujian

Sebelum pengujian RWL, dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pengukuran variabel-variabel pendukung seperti yang
telah dijelaskan pada tinjauan pustaka. Pengukuran variabel-variabel RWL dengan metode
dan basket lama terhadap 7 responden yang merupakan operator yang bekerja pada line
assembly transmisi FF. Tabel 5 menunjukkan data tinggi badan dan berat badan responden,
serta Tabel 6. menunjukkan data pengukuran variabel RWL sebelum improvemet.

A. 273
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Tabel 5. Data Tinggi Badan dan Berat Badan Responden


Responden Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg)

A 176 85

B 167 78

C 173 80

D 177 78

E 176 81

F 175 84

G 175 80

Tabel 6. Data Pengujian Menggunakan Metode Lama


Responden L H V D A F G

A 14,5 30 120 70 180 4 Baik

B 14,5 30 110 70 180 4 Baik

C 14,5 30 120 70 180 4 Baik

D 14,5 30 120 70 180 4 Baik

E 14,5 30 120 70 180 4 Baik

F 14,5 30 120 70 180 4 Baik

G 14,5 30 120 70 180 4 Baik

4.1 Data Pengujian Setelah Improvemet


Pengukuran variabel-variabel RWL dengan metode dan basket baru terhadap 7
responden yang sama dengan pengujian sebelumnya. Tabel 7 menunjukkan data pengukuran
variabel RWL setelah improvemet.

A. 274
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Tabel 7. Data Pengujian Menggunakan Metode Baru


Responden L H V D A F G

A 14,5 30 120 55 90 2 Baik

B 14,5 30 110 55 90 2 Baik

C 14,5 30 120 55 90 2 Baik

D 14,5 30 120 55 90 2 Baik

E 14,5 30 120 55 90 2 Baik

F 14,5 30 120 55 90 2 Baik

G 14,5 30 120 55 90 2 Baik

Analisis Hasil Pengujian


Analisis Recommended Weight Limit (RWL)
Perhitungan analisis RWL dan LI menggunakan data yang tertera pada Tabel 6 dan
7 dengan rumus pada Tabel 4, kemudian RWL dihitung menggunakan rumus RWL dan LI.

Tabel 8 Hasil Perhitungan RWL dan LI Sebelum Improvemet


Res LC HM VM DM AM FM CM RWL LI

A 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309


B 23 0,83 0,895 0,884 0,424 0,45 1 2,882 4,164
C 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309
D 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309
E 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309
F 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309
G 23 0,83 0,865 0,884 0,424 0,45 1 2,785 4,309
Total 19,593 30,015
Rata-rata 2,799 4,288
LW (beban yang diangkat) = 12 kg

A. 275
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

a. Recommended weight limit (RWL) dan Limit Index (LI) Setelah Improvemet
Tabel 9. Hasil Perhitungan RWL dan LI Setelah Improvemet
Res LC HM VM DM AM FM CM RWL LI
A 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
B 23 0,83 0,895 0,901 0,712 0,65 1 7,124 2,035
C 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
D 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
E 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
F 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
G 23 0,83 0,865 0,901 0,712 0,65 1 6,886 2,106
Total 48,438 14,670
Rata-rata 6,920 2,096
LW (beban yang diangkat) = 14,5 kg

Data pada Tabel 8 dan 9 dapat dibuat grafik perbandingan nilai Lifting index (LI)
sebelum dan setelah perubahan metode proses peracikan. Gambar 5.1 menunjukkan grafik
perbandingan Lifting index (LI).

Ni l ai L i f t i ng Index (LI)
5,000 4,309 4,309 4,309 4,309 4,309 4,309
4,500 4,164
4,000
Lifting Index (LI)

3,500
3,000
2,500 2,106 2,035 2,106 2,106 2,106 2,106 2,106
2,000
1,500
1,000
0,500
0,000
1 2 3 4 5 6 7
Pengujian

Sebelum Improvement Setelah Improvement

Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai Lifting index (LI)

Pengambilan data sebelum improvemet diambil dari proses peracikan yang masih
menggunakan metode lama dan basket supply part lama, dapat disebut sampel 1. Data
setelah improvemet diambil menggunakan metode baru dan basket supply part baru, dapat

A. 276
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

disebut sampel 2. Setiap sampel tersebut dilakukan satu kali pengujian proses peracikan
terhadap 7 responden yang merupakan operator di line assembly transmisi FF, kemudian
dilakukan perbandingan kedua sampel tersebut. Pengujian dapat dikatakan berhasil apabila
terjadi penurunan nilai Lifting index (LI). Semakin besar nilai LI maka semakin besar pula
tingkat risiko untuk mengalami cidera pada aktivitas pengangkatan. Berdasarkan Gambar 4
dapat dilihat nilai LI setelah dilakukannya improvemet lebih rendah daripada nilai LI
sebelum improvemet, yang berarti bahwa setelah dilakukannya improvemet dapat
menurunkan nilai LI dan dapat mengurangi risiko cidera pada aktivitas pengangkatan.

KESIMPULAN
Perubahan metode pada proses peracikan dengan menggunakan basket supply part
memberikan dampak penurunan nilai Lifting Index (LI). Nilai LI sebelum dilakukan
perubahan metode adalah 4,288 dan setelah terjadi perubahan metode nilai LI adalah 2,096.
Nilai penurunan tersebut membuktikan bahwa perubahan metode proses peracikan yang
dilakukan berhasil mengurangi risiko cidera pada proses pengangkatan yang dilakukan
operator.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. A., & Daus, R. A. (1970). Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan
Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk.
Jurnal Surya Teknika, 2(04), 49–55. https://doi.org/10.37859/jst.v2i04.208
Khurmi, R. S., & Gupta, J. K. (2005). A Textbook of Machine Design (S.I. Units). 42(3),
1230. https://doi.org/10.1177/002743215604200324
Ladjamudin, A.-B. bin. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.
Mashabai, I., Adiasa, I., & Ardiansyah, S. (2021). ANALISIS MATERIAL
HANDLINGPADA PEKERJAAN PEMBUATAN PAVING BLOK DI SURYA
TAMA BETON. JITSA Jurnal Industri & Teknilogi Samawa, 2, 32–37.
Ruchiyat, A., Anhar, M., Yusuf, Y., & Polonia, B. S. E. (2019). The Effect Of Heating
Temperature On The Hardness, Microstructure And V-Bending Spring Back Results
On Commercial Steel Plate. Journal of Applied Engineering and Technological
Science (JAETS), 1(1), 1–16. https://doi.org/10.37385/jaets.v1i1.10
Sofyan, A. (2016). Manajemen Operasi Produksi Edisi 3. In PT. Raja Grofindo Persada.
Jakarta.

A. 277
Ampala Khoryanton, dkk / NCIET Vol. 3 (2022) A267-A278

Sumarji. (2011). Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tipe Ss 304 Dan Ss
201 Menggunakan Metode U-Bend Test Secara Siklik Dengan Variasi Suhu Dan Ph.
Jurnal ROTOR, 4(1), 1–8.
Tarumasely, Y. (2020). Perbedaan Hasil Belajar Pemahaman Konsep Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Berbasis Self Regulated Learning. Jurnal Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 8(1), 54–65. https://doi.org/10.47668/pkwu.v8i1.67
Tschaetsch, H. (2005). Metal Forming Practise. In Metal Forming Practise. Springer-
Verlag Berlin Heidelberg.
Ziegel, E. R., & Tague, N. (1995). The Quality Toolbox. In Technometrics (Vol. 37, Issue
4). https://doi.org/10.2307/1269755

A. 278

Anda mungkin juga menyukai