Anda di halaman 1dari 22

STASIUN KERJA DAN SIKAP KERJA DUDUK BERDIRI

BERGANTIAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


KERJA PENYETRIKA DI LAUNDRY
ADINDA DEWI SEPTIANA F.131.16.0011
AYU ANJASWATI F.131.16.0014
LATAR BELAKANG

Di perkotaan, industri rumah tangga laundry berkembang sangat pesat -> disebabkan
tingkat kesibukan warga kota sangat tinggi

Di Bali, perkembangan industri ini juga disebabkan karena industri pariwisata yang di
antaranya hotel dan restaurant yang tidak mempunyai laundry sendiri melimpahkan
pekerjaan tersebut ke industri-industri kecil yang mengelola laundry.
LATAR BELAKANG
Dari survei pendahuluan
Proses kerja menyetrika merupakan pekerjaan yang
paling melelahkan
Penyebab :

Penyetrika bekerja dengan sikap statis

Sarana kerja tidak sesuai dengan


antropometri pemakainya

Suhu lingkungan cukup panas

Bersifat montoni sehingga lebih sesuai


dikerjakan oleh wanita (Grandjean, 1993)
TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui pengaruh

perbaikan stasiun kerja dan sikap

kerja penyetrika di industri rumah

tangga laundry terhadap beban kerja,

keluhan subjetif dan produktivitas

kerja.
MANFAAT PENELITIAN

Dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi 01 02


01 pengembangan penelitian lain di kemudian hari
60% 50%
Diperoleh desain stasiun kerja dan sikap kerja yang

02 sesuai untuk pekerjaan menyetrika dalam upaya


meningkatkan produktivitas kerja
03

Dapat memberikan informasi kepada para pengelola


80%
03 industri rumah tangga laundry dan tenaga kerja
untuk dapat menerapkan cara-cara ini.
METODE PENELITIAN

Treatment by Pola Pre-post test Menggunakan (satu) kelompok kontrol


Subjects Design control group design dan (dua) kelompok perlakuan
1 Kelompok kontrol (P0) subjek bekerja dengan cara lama: menyetrika
menggunakan lantai sebagai landasan kerja dengan sikap kerja
duduk di lantai.

2 Kelompok perlakuan 1 (P1) subjek bekerja menyetrika dengan


perlakuan intervensi penggunaan stasiun kerja berupa meja setrika
sesuai antropometri penyetrika, sehingga sikap kerja menjadi berdiri

3 Kelompok perlakuan 2 (P2) subjek bekerja menyetrika dengan


perlakuan intervensi penggunaan stasiun kerja berupa meja dan kursi
sadel sesuai antropometri penyetrika, sehingga sikap kerja menjadi
duduk-berdiri bergantian
Washing Out dari masing-
1 masing perlakuan diberikan
selama 2 hari.
Besar sampel untuk penelitian
intervensi (trial) dihitung 2
berdasarkan rumus Colton (1974)
Dari hasil perhitungan didapatkan
3 jumlah sampel sebesar 8 orang
subjek untuk 3 perlakuan
Teknik penentuan sampel adalah
4
Simple random sampling
1
LANGKAH
REDESAIN
IDENTIFIKASI MASALAH ERGONOMI
SIKAP KERJA DUDUK BERSILA DI

LANTAI

Ditemukan
Tiga Pola
SIKAP KERJA DUDUK DI KURSI
Kerja Yang
Tidak Sesuai

SIKAP KERJA BERDIRI

MENGGUNAKAN MEJA
2
LANGKAH
REDESAIN
REDESAIN STATUS KERJA ERGONOMIS
REDESAIN STASIUN KERJA DAN SIKAP KERJA BERDIRI

Meja setrika didesain sesuai antropometri penyetrika


sebagai landasan menyetrika sehingga sikap tubuh Kursi sadel menggunakan tiga kaki
saat menyetrika menjadi berdiri alamiah
“ “ “
“ “ “
Redesain stasiun kerja dan sikap kerja duduk-berdiri bergantian

menyetrika dengan menggunakan meja setrika sebagai landasan kerja kursi sadel sebagai tempat
duduk atau berdiri dengan 3 kaki yang dapat disetel turun naik dengan rentangan ketinggian antara 66-80 cm
3
LANGKAH
REDESAIN
MELAKUKAN PENGOLAHAN DAN
ANALISIS HASIL PERBAIKAN STASIUN
KERJA
Pengolahan data hasil pengukuran dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 10.0 for windows

Untuk menganalisis data hasil penelitian akan digunakan statistik


inferensial (Talogo, 1985; Nazir, 1988).

Uji Kolmogorov- Uji t-paired, untuk menguji Uji oneway ANOVA, untuk menguji Selanjutnya untuk
Smirnov (K-S), perbedaan kemaknaan perbedaan rerata dari ketiga mengetahui perbedaan
untuk menguji rerata antara pre-post test kelompok perlakuan antara pre kemaknaan rerata dari
normalitas data dari masing-masing test-pre test dan post test-post test variabeltergantung antara
dari variabel kelompok perlakuan, pada serta beda antara pre-post test kelompok perlakuan yang
tergantung, pada tingkat kemaknaan (α=0,05) pada tingkat kemaknaan (α=0,05) satu dengan kelompok
tingkat kemaknaan yang meliputi variabel yang meliputi variabel denyut nadi, perlakuanyang lainnya
(α=0,05). denyut nadi dan total skor total skor keluhan subjektif dan dilakukan uji Post Hoc-LSD
keluhan subjektif hasil kerja dan produktivitas kerja pada tingkat kemaknaan
(α=0,05)
HASIL PENELITIAN
Lingkungan Kerja

Tabel 1.1 Data Mikroklimat Tempat Penyetrikaan di Laundry


P0 P1 P2
No Parameter p-Value
Rerata SB Rerata SB Rerata SB
1 Suhubasah (°C) 27,52 0,38 27,56 0,64 27,52 0,26 0,987

2 Suhukering (°C) 30,92 0,51 30,88 0,36 30,48 0,54 0,305

3 Suhuradiasi (°C) 31,52 0,39 31,46 0,18 31,80 0,68 0,489

4 Kelembaban (%) 76,80 3,35 78,00 2,35 79,20 2,05 0,945

Kecepatanudara (
5 0,14 0,03 0,16 0,04 0,17 0,02 0,385
m/det)
6 ISBB (°C) 28,70 0,29 28,76 0,48 28,68 0,38 0,443

7 Penerangan (luks) 320 40 292 29 297 16 0,323

Dari uji one way ANOVA ternyata mikroklimat dari ketiga perlakuan tidak signifikan (p>0,05).
LINGKUNGAN KERJA

Suhu Udara
Kelembaban Udara
Kecepatan Udara
Intensitas penerangan
BEBAN KERJA
Tabel 12.2 Data Denyut Nadi Istirahat; Denyut Nadi Kerja; Nadi Kerja % CVL

P0 P1 P2
No Variabel n p-Value
Rerata SB Rerata SB Rerata SB

1 Denyutnadiistirahat (dpm) 8 76,89 4,69 75,80 3,19 78,65 4,34 0,395

2 Denyutnadikerja (dpm) 8 101,39 6,25 102,71 6,79 96,84 2,68 0,109

3 Nadikerja (dpm) 8 24,49 6,83 26,91 7,54 18,18 3,03 0,027

4 (%) CVL 8 26,76 9,42 28,71 5,96 20,13 2,44 0,041

Menyetrika dengan sikap berdiri mempunyai nadi kerja yang paling besar dibandingkan dengan sikap
kerja lainnya.
KELUHAN SUBJEKTIF
Tabel 1.3 HasilAnalisis Total Skor (MSD’s) Pre dan Post Test serta
Perbedaan Total Skor MSD, Pre-Post Test dariketigaPerlakuan

P0 P1 P2
No Variabel n p-Value
Rerata SB Rerata SB Rerata SB

1 Total skor MSD’s pre 8 29,87 1,36 29,50 1,60 28,75 1,16 0,277

2 Total skor MSD’s post 8 50,50 7,42 49,62 8,42 37,62 4,07 0,002

PerbedaanSkor MSD’s
3 8 20,62 7,31 20,12 7,57 8,87 4,36 0,002
pre-post
PRODUKTIVITAS KERJA

P0 P1 P2

No Variabel n p-Value
Rerata SB Rerata SB Rerata SB

1 Hasilkerja (potong/jam) 8 15,21 2,03 18,64 2,25 22,50 3,12 0,000

2 Produktivitaskerja 8 0,68 0,25 0,73 0,18 1,26 0,23 0,000


Penurunan landasan molen Intervensi ergonomi dengan
sesuai ukuran tubuh pekerja dan biaya yang relatif murah dapat
pemberian peneduh telah menekan resiko sakit akibat
menurunkan beban kerja, kerja dan memberikan
keluhan otot skeletal dan keuntungan yang cukup besar

SIMPULAN kelelahan, yang pada akhirnya


meningkatkan produktivitas
baik bagi pekerja maupun unsur
manajemen
pengadukan spesi beton secara
tradisional
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai