BAB I
PENDAHULUAN
3. Mampu merancang ulang desain stasiun kerja menggunakan persentil dan data antropometri yang ada.
Mulai
Tinjauan Pustaka
Identifikasi
Masalah
TAHAP PENDAHULUAN
Selesai
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.1 Analisis Postur Kerja dengan Metode RULA (Rapid Upper Limb Body Assessment)
Berikut adalah gambar analisis postur kerja dengan metola (Rapid Upper Limb Body Assessment)
RULA.
Analisis postur kerja dilakukan dengan menggunakan metode (Rapid Upper Limb Body Assessment)
RULA yaitu menggunakan tabel (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA. analisis RULA dapat
dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan posisi lengan atas, mendapat poin +4 karena membentuk sudut 1200. Bahu dinaikkan
maka +1. Jadi nilai tahap 1 sebesar 5 poin.
2. Menentukan posisi lengan bawah, posisi pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena membentuk
sudut 300 dari lengan atas.
3. Menentukan posisi pegerlangan tangan, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena tangan
menekuk kebawah sebesar 120 dan +1 karena menekuk ke kiri sedikit. Jadi poin pergelangan tangan
sebesar +3.
4. Menentukan poin puntiran pergelangan tangan +1 karena memuntir sedikit.
5. Lihat pada tabel A pada gambar 1.4 dan mendapatkan skor A sebesar 6.
6. Nilai penggunaan otot +1 karena bekerja 4 kali selama 1 menit.
7. Beban yang dialami mendapatkan poin +0 karena beban kurang dari 2kg.
8. Tambahkan nilai skor A, nilai penggunaan otot, dan nilai beban untuk mencari nilai skor tabel C. Skor A
+ Nilai penggunaan otot + Nilai beban yang diterima = 6 + 1 + 0 = 7
9. Menentukan posisi leher, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +4 karena leher menekuk ke belakang.
10. Posisi leher dengan sudut 180 ke arah belakang.
11. Posisi punggung atas lurus dengan tulang belakang.
12. Kaki mendapatkan pijakan.
13. Beban dibawah 2kg.
Dari analisa gambar diatas dapat dilakukan analisis postur kerja menggunakan metode (Rapid
Upper Limb Body Assessment) RULA.
MODUL I DESAIN ERGONOMI
Dari gambar 2.1 dapat diketahui bahwa skor (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA adalah 7
poin, yang artinya postur kerja yang dilakukan tidak aman, sehingga harus ada sebuah perbaikan pada
desain, yang menjadi fokus utama dalam permasalahan ini yaitu pada letak meja tambal ban yang terlalu
rendah sehingga membuat kaki pekerja menekuk dan punggung membungkuk.
D3 Dimensi tinggi bahu pada posisi berdiri D21 Dimensi tebal perut dalam posisi duduk
Dimensi panjang lengan atas dalam posisi
D4 Dimensi tinggi siku pada posisi berdiri D22
duduk
Dimensi panjang lengan bawah dalam posisi
D5 Dimensi tinggi pinggul pada posisi berdiri D23
duduk
Dimensi panjang rentang tangan ke depan
D6 Dimensi tinggi tulang ruas pada posisi berdiri D24
dalam posisi berdiri
Dimensi panjang bahu – genggaman tangan ke
D7 Dimensi tinggi ujung jari pada posisi berdiri D25
depan dalam posisi berdiri
D8 Dimensi tinggi dalam posisi duduk D26 Dimensi panjang kepala
D9 Dimensi tinggi mata dalam posisi duduk D27 Dimensi lebar kepala
D10 Dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk D28 Dimensi panjang tangan
D11 Dimensi tinggi siku dalam posisi duduk D29 Dimensi lebar tangan
D12 Dimensi tebal paha dalam posisi duduk D30 Dimensi panjang kaki
D13 Dimensi panjang lutut dalam posisi duduk D31 Dimensi lebar kaki
Dimensi panjang rentangan tangan ke samping
Dimensi panjang popliteal dalam posisi
D14 D32 dalam posisi berdiri
duduk
Dimensi panjang rentangan siku dalam posisi
D15 Dimensi tinggi lutut dalam posisi duduk D33
berdiri
Dimensi panjang genggaman tangan ke atas
D16 Dimensi tinggi popliteal dalam posisi duduk D34
dalam posisi berdiri
Dimensi panjang genggaman tangan ke atas
D17 Dimensi lebar sisi bahu dalam posisi duduk D35
dalam posisi duduk
Dimensi lebar bahu bagian atas dalam posisi Dimensi panjang genggaman tangan ke depan
D18 D36
duduk dalam posisi berdiri
Sumber: Antropometri Indonesia
(2-1)
Berikut merupakan tabel rumus perhitungan persentil untuk data berdistribusi normal:
Tabel 1.2 Formula Persentil
Dimana:
= rata-rata
σ = standard deviasi
Contoh perhitungan persentil dari data pengukuran tubuh manusia yang berdistribusi normal adalah
sebagai berikut:
Perhitungan Standar Deviasi:
Diketahui:
∑ X = 11445.5
∑X2 = 1929147.19
c. Percentile 50th =X
= 168.31 cm
Persentil ke-50 akan menunjukkan 50% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 168,31 cm
Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia.
Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri pria yang ditunjukkan pada tabel 2.3:
Tabel 2.3 Persentil Tubuh Pria
Standar Persentil
Dimensi Rata-rata
Deviasi 5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D1 168,31 6,33 157,94 160,21 168,32 176,42 178,70
D2 157,07 6,37 146,63 148,92 157,08 165,24 167,53
D3 140,41 6,56 129,65 132,02 140,42 148,82 151,18
D4 104,50 5,50 95,48 97,46 104,50 111,54 113,52
D5 61,58 4,12 69,54 70,74 61,59 79,27 80,47
Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia.
Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri wanita yang ditunjukkan pada tabel 2.4:
Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita
Standar Persentil
Dimensi Rata-rata
Deviasi 5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D1 156,64 4,72 148,90 150,60 156,64 162,67 164,37
D2 144,98 5,17 136,51 138,37 144,98 151,60 153,46
D3 130,16 4,48 122,82 124,43 130,16 135,89 137,50
D4 97,25 4,26 90,26 91,79 97,25 102,70 104,23
D5 89,59 5,45 80,66 82,62 89,59 96,56 98,52
D6 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64
D7 58,74 3,64 52,77 54,08 58,74 63,40 64,71
D8 81,02 4,31 73,96 75,51 81,02 86,54 88,09
Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita (lanjutan)
Standar Persentil
Dimensi Rata-rata
Deviasi 5-th 10-th 50-th 90-th 95-th
D9 70,44 3,85 64,12 65,51 70,44 75,37 76,76
D10 56,25 2,90 51,49 52,53 56,25 59,97 61,01
D11 67,26 3,89 60,87 62,28 67,26 72,24 73,64
D12 13,26 1,84 10,23 10,90 13,26 15,62 16,28
D13 57,18 2,73 52,70 53,68 57,18 60,68 61,66
D14 47,17 2,22 43,53 44,33 47,17 50,00 50,80
D15 50,36 2,86 45,68 46,71 50,36 54,02 55,05
D16 39,12 3,02 34,17 35,26 39,12 42,99 44,08
D17 41,55 3,25 36,23 37,40 41,55 45,71 46,88
MODUL I DESAIN ERGONOMI
Dari perhitungan persentil didapatkan Percentile 5thsebesar 158 cmyang berarti 5% persendaripopulasi
yang memiliki D1 kurangdariatausamadengan158 cm. Ukuran persentil ini dapat digunakan untuk ukuran
ekstrim.Tabel persentil diatas dapat digunakan untuk menyesuaikan persentil mana yang bisa diterapkan
pada desain stasiun kerja yang dibuat, misal persentil 50 digunakan untuk ukuran rata-rata orang yang bisa
menggunakannya.
(D33)
Panjang Diameter Handle
Heandle untuk melakukan pengepressan terlalu lebar sehingga
4 Telapak Tangan MesinTambal
genggaman untuk handle kurang kuat
(D28) Ban
JarakAntara
Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas
Handle
5 TinggiBahu (D3) untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga
MesinTambal
dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang
Ban ke Tanah
Tinggi tempat spirtus ke tanah diukur dari persentil 50th dari tinggi siku karena untuk memasukkan dan
mengeluarkan spirtus diperlukan tinggi yang sejajar dengan siku. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja
yang menggunakan alas kaki.
Lebar Meja diukur dari dimensi panjang tangan ke depan karena panjang jangkauan tangan ke depan
menentukan lebar meja yang diperlukan. Persentil 95th digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak
peralatan di atas meja. Allowance -10cm diperlukan karena tubuh tidak menempel langsung dengan meja,
namun berjarak sekitar 10cm
Lebar tempat air ditentukan dari persentil 95th panjang rentangan ke siku agar nyaman saat tubuh
mengecek kebocoran ban dan mencuci tangan dan mengakomodasi seluruh gerakan tangan.
Diameter handle mesin Tambal Ban diukur dari persentil 50th panjang tangan agar nyaman saat
tangan memegang dan mengoperasikan handle. Allowance -1cm diberikan untuk memungkinkan operator
yang menggunakan aksesoris.
Jarakantara handle mesinTambal Ban ketanahditentukandaripersentil 50thtinggibahu agar nyaman
saat tangan memegang dang mengoperasikan handle. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja yang
menggunakan alas kaki.
MODUL I DESAIN ERGONOMI
MODUL I DESAIN ERGONOMI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pengukuran antropometri dilakukan menggunakan 36 dimensi tubuh, dimana ke 36 dimensi tersebut
digunakan dalam perancangan desain produk, dengan mempertimbangkan jenis kelamin, dan umur.
Pengukuran ini menggunakan perhitungan persentil 5, 10, 50, 90, dan 95, yang dalam penggunaan
persentil tersebut disesuaikan dengan desain yang akan dibuat.
2. Pengaplikasian data antropometri ini salah satunya dapat diterapkan pada alat kerja tambal ban, dimana
pada alat ini terdapat beberapa ukuran dimensi produk yang berpotensi memberikan cidera pada
pengguna. Perbaikan tersebut meliputi 5 dimensi antropometri yaitu memperbaiki tinggi tempat spirtus
ke tanah ,jarak handle mesin tambal ban ke ujung meja,lebar tempat air,diameter handle mesin tambal
ban,jarak antara handle mesin tambal ban ke tanah sehingga setelah dilakukan perbaikan tersebut
pekerja dapat melakukan tugasnya lebih optimal.
3.2 Saran
Saran diperuntukkan bagi asisten, laboratorium, dan atau praktikum agar laporan bisa menjadi lebih
baik.