Anda di halaman 1dari 30

PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI

Yonata Hema Jwalita


4416210071

Dio Panji Rizki Milla Miranti


4416210030 Nama Kelompok
4416210047

Aditya Alvin Romli


4416210007
MODUL 1 PETA-PETA KERJA DAN PENGUKURAN WAKTU
KERJA

LATAR BELAKANG

Suatu pekerjaan dikatakan diselesaikan secara


efektif apabila waktu penyelesaiannya berlangsung
optimal dengan tingkat produktivitas yang tinggi
berdasarkan beban kerja pekerjaan yang
bersangkutan.
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk
menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang
operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang
spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal
dalam lingkungan kerja yang terbaik.
Sedangkan Peta kerja merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk menganalisa kerja
keseluruhan dimana dalam peta kerja ini suatu
keadaan nyata dapat diungkapkan dan dijadikan
sebagai metode untuk menganalisa proses kerja
yang berlangsung.
 Apakah proses kerja yang dilakukan di masing-masing staiun
kerja telah efisien ?
 Bagaimana cara menentukan pengukuran kerja yang efektif
sesuai dengan metode yang dilakukan ?
 Bagaimana cara menentukan waktu baku serta waktu normal
RUMUSAN MASALAH yang ada di setiap stasiun kerja ?
 Bagaimana memperbaiki urutan proses berdasarkan peta
kerja ?
 Bagaimana peta tangan kanan dan tangan kiri dapat
digunakan sebagai metode dalam perakitan yang dilakukan
serta bagaimana menentukan waktu siklus untuk setiap stasiun
kerja ?

 Mengetahui proses kerja yang dilakukan di setiap stasiun


kerja telah efektif.
 Mengetahui cara menentukan pengukuran kerja yang efektif
TUJUAN PRAKTIKUM sesuai metode yang ada.
 Mengetahui cara menentukan waktu baku serta waktu siklus
yang terdapat disetiap stasiun kerja.
 Mengetahui urutan proses berdasarkan informasi yang
didapat dari peta kerja.
 Mengetahui cara menentukan peta tangan kanan dan peta
tangan kiri serta waktu siklus di tiap stasiun kerja berdasarkan
perhitungan yang dilakukan.
STUDI PUSTAKA

Menurut Wignjosoebroto (2003), Menurut Sutalaksana (2006), peta kerja keseluruhan


terdapat beberapa perhitungan ialah peta kerja yang digunakan untuk menganalisis
dalam melakukan pengukuran suatu kegiatan kerja yang bersifat keseluruhan
waktu pada proses peta kerja, umumnya melibatkan sebagian besar atau semua
diantaranya yaitu :
fasilitas produksi yang diperlukan dalam membuat
suatu produk tertentu. Peta ini menggambarkan
keseluruhan atau sebagian besar proses beserta
karakteristiknya

Menurut Sutalaksana (2006) Peta kerja setempat


adalah peta kerja yang menggambarkan kegiatan
kerja hanya pada bagian atau proses kerja tertentu.
Peta kerja setempat digunakan untuk menganalisa
dan memperbaiki proses kerja yang ada dalam suatu
setasiun kerja, sehingga dihasilkan hasil yang
optimal
METODE PERHITUNGAN

Berdasarkan contoh data tersebut


lalu dihitung nilai rata-rata, standar
deviasi serta BKA dan BKB nya,
selanjutnya dalam perhitungan ini
praktikan menghitung waktu siklus,
waktu normal dan waktu baku dari
data yang telah didapatkan
ANALISIS

Kondisi Sekarang :
Dilihat dari peta tangan kanan dan tangan kiri pada stasiun kerja 1,
operator 1 lebih dominan menggunakan tangan kanan, hal tersebut
menyebabkan terjadinya penumpukan waktu kerja pada tangan
kanan, sehingga proses perakitan menjadi kurang efisien, jika
penggunaan tangan kanan yang lebih dominan akan menimbulkan
resiko cedera akibat kelelahan pada tangan kanan tersebut.
Usulan :
Seharusnya operator 1 dapat menggunakan tangan kanan dan
tangan kirinya dengan seimbang, sehingga waktu proses perakitan
dapat lebih efisien dan lebih efektif sehingga waktu yang tersedia
tidak terbuang sia-sia.

Kondisi sekarang :
Pada kondisi ini setiap stasiun kerja memiliki komponen yang
berbeda-beda sehingga menyebabkan terjadi kendala pada waktu
penyelesaian, karena operator belum memahami komponen-
komponen tersebut, waktu yang digunakan menjadi lebih lama.
Kondisi usulan :
Pada kondisi ini waktu penyelesaian menjadi lebih cepat
dikarenakan operator sudah cukup memahami komponen-
komponen yang akan dirakit, sehingga berpengaruh pada waktu
penyelesaian.
KESIMPULAN & SARAN

 Hasil penelitian yang telah dilakukan


disetiap stasiun kerja dapat diketahui
bahwa Dari data yang didapatkan pada
faktor penyesuaian dapat disimpulkan
 Bagi praktikan sebelum melakukan
bahwa proses kerja dalam masing-masing praktikum sebaiknya memahami terlebih
stasiun kerja telah memenuhi syarat serta dahulu langkah perakitan lego truck dengan
dapat dikatakan efisien buku panduan yang disediakan.
 Dalam praktikum yang dilakukan di  Bagi Lab PSKE dalam pelaksanaan praktikum
modul 1 ini dapat diketahui bahwa untuk sebaiknya jarak antara stasiun kerja tidak
menentukan pengukuran kerja yang terlampau jauh agar benda kerja yang akan
efektif dapat digunakan 2 cara yaitu diteruskan ke stasiun kerja berikutnya tidak
pengukuran kerja langsung dan terhambat.
pengukuran kerja tidak langsung.  Bagi Perusahaan sebaiknya dalam melakukan
Dalam praktikum yang dilakukan ini perakitan setiap divisi melakukan koordinasi
cara memperbaiki urutan proses berkaitan dengan baik agar waktu kerja tidak terhambat
dengan peta kerja dapat dilakukan dengan serta mengganggu jalannya sistem operasi.
2 cara yakni dengan peta kerja
keseluruhan ataupun peta kerja setempat.
MODUL 2
ANTROPOMETRI

LATAR BELAKANG

Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan


dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk, dan
kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain (Stevenson, 1989). Antropometri sangat berkaitan dengan ukuran
dimensi tubuh manusia, dua hal diantaranya merupakan dimensi benda-
benda yang berinteraksi dengan pekerja dan lingkungan kerjanya,
dimensi tubuh manusia lainnya, diantaranya meliputi daerah ukuran,
kecepatan, kekuatan dan aspek lainnya dari gerakan tubuh manusia. Ciri-
ciri fisik seperti dimensi volume dan berat tubuh manusia yang dipelajari
dalam antropometri..
PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PRAKTIKUM

 Apa saja metode yang digunakan


 Memahami cara mengaplikasikan
dalam pengaplikasian pengukuran
metode pengukuran antropometri dalam
antropometri dalam perancangan
perancangan sistem kerja.
sistem kerja?
 Mengetahu hubungan antara
 Apa hubungan antara antropometri
antropometri dan ergonomi dalam
dan ergonomi dalam perancangan
pengetahuan yang berkaitan dengan
sistem kerja?
perancangan sistem kerja.
 Bagaimana cara mengidentifikasi
 Memahami cara mengidentifikasikan
data-data dimensional manusia yang
data-data dimensional manusia yang
dibutuhkan dalam merancang stasiun
dibutuhkan dalam merancang stasiun
kerja?
kerja.
 Bagaimana mengaplikasikan data
 Menganalisis rancangan benda kerja
antropometri kedalam sebuah bentuk
yang akan dibuat berdarkan data
desain benda kerja?
antropometri sehingga sesuai dengan
 Bagaimana rancangan yang sesuai
kebutuhan pengguna.
untuk tongkat penyanngga agar
 Memahami perancangan produk
pemakai merasa nyaman ketika
tongkat penyangga yang akan di buat.
menggunakannya?
STUDI PUSTAKA

Antropometri terbagi menjadi 2 yaitu


antropometri statis dan antropometri
dinamis
 Antropometri Statis Adalah ilmu
antropometri yang mempelajari tentang
ciri-ciri fisik luar manusia dalam
keadaan diam untuk posisi yang telah
ditentukan atau dibakukan, dimana
pengukuran dilakukan pada tubuh
manusia yang diam atau dengan posisi
statis
 Antropometri Dinamis Adalah ilmu
antropometri yang mempelajari
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia
dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melakukan kegiatan.
METODE PERHITUNGAN

Dalam metode
perhitungan ini
didapati 1 contoh
perhitungan yakni
TDT (Tinggi Duduk
Tegak) dengan
rumus dan cara
sebagai berikut :
ANALISIS

Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur


jarak vertical dari permukaan alas duduk sampai
ujung atas kepala. Subjek duduk dengan memandang
lurus kedepan dan lutut membentuk siku-siku
Dalam hal ini didapati P5 dengan nilai (79,75) P10
dengan nilai (80,5) P90 dengan nilai (89,206) P95 dengan
nilai (90,75)
Yang digunakan sebaiknya persentil 90 (P90) (89,206).
Dengan tujuan memberikan kesempatan pada sampel
data yang memiliki tinggi siku rata-rata
KESIMPULAN DAN SARAN

Antropometri dan ergonomi sangat


berpengaruh terhadap perancangan
sistem kerja, dikarenakan dalam Untuk membuat produk tongkat
melakukan perancangan sistem kerja, penyangga harus memperhatikan
harus memperhatikan aspek-aspek perhitungan antropometri terutama
antropometri dan ergonomi guna pada perhitungan persentil dari data
menciptakan rancangan sistem kerja yang di dapat agar produk yang akan di
yang sesuai dengan pekerja, agar pekerja buat lebih ergonomis serta Perlu
tersebut merasa lebih nyaman ketika dilakukan perancangan dan
melakukan pekerjaannya. pengembangan lebih lanjut terhadap
Dalam perancangan sistem kerja data- rancangan tongkat penyangga, agar
data dimensional manusia dapat dapat memberikan kenyamanan lebih
diidentifikasi melalui pengukuran kepada para pemakai.
antropometridan kemudian dilakukan
perhitung an terhadap data yang telah
didapatkan
MODUL 3
PENGINDERAAN DAN INFORMASI

LATAR BELAKANG

Informasi biasanya berkaitan dengan penginderaan


manusia, mata sangat berpengaruh dalam menangkap
sebuah informasi. Sebagai manusia kita sangat
membutuhkan suatu informasi dalam aktivitas sehari-hari,
hal ini bertujuan agar kita dapat beraktivitas dengan lancar.
Maka dari itu, penginderaan sangat berpengaruh dalam
menangkap sebuah informasi.
Display dapat juga diartikan sebagai alat peraga yang dapat
menyampaikan informasi kepada organ tubuh manusia
dengan berbagai macam cara. Maka sebaiknya display
dirancang dengan sebaik mungkin agar informasi yang
akan disampaikan dapat lebih mudah dipahami sehingga
tidak akan memunculkan kesalahan dari manusia yang
membacanya.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PRAKTIKUM

 Mengetahui metode yang


 Apa saja metode yang digunakan
digunakan dalam pengukuraan
dalam pengukuran penginderaan
penginderaan yang sesuai dengan
dan informasi?
tujuan praktikum.
 Bagaimana mengetahui manfaat
 Memahami manfaat penginderaan
penginderaan serta informasi dalam
dan informasi yang baik untuk dapat
praktikum ini?
diimplementasikan dalam sistem
 Bagaimana cara memahami
kerja.
rancangan penginderaan yang baik
 Mengetahui manfaat kontras
dalam sistem kerja?
warna dan dimensi objek yang baik
 Apa saja masalah yang sering
dalam perencanaan sistem kerja.
terjadi dalam penginderaan dan
 Mendapatkan pengertian serta
infornasi?
pengetahuan yang baik dalam proses
penginderaan untuk dapat
diterapkan dalam sistem kerja.
DASAR TEORI

Menurut Nurmianto (2003) Display sebagai bagian dari informasi


serta keilmuan memiliki peranan penting dalam membantu
memberikan informasi yang sesuai kepada pekerja, oleh karena itu
sudah semestinya display memiliki kelebihan serta kekurangannya
masing-masing

Kelebihan Display
Dapat
Kekurangan Display
memberikan
 Memungkinkan
dimensi yang terjadi reaksi atau
berbeda diantara persepsi yang salah
benda kerja satu pada pembaca
dengan yang lain Metode yang tidak
Dapat berguna bagi
mengurangi penderita buta
warna.
tingkat kesalahan
yang mungkin
terjadi
METODE PERHITUNGAN

ANALISIS

Jadi, dari hasil perhitungan evaluasi


rancangan perbaikan terhadap teks
yang tidak ergonomis sebaiknya tinggi
terhadap teks sejauh 12 mm, lebar
huruf sebesar 8 mm, tebal huruf
sebesar 2 mm, jarak antara kata sejauh
8 mm, dan jarak antara huruf sejauh 6
mm.
KESIMPULAN DAN SARAN

Masalah yang sering terjadi adalah


kesalahan dalam mengartikan
 Sebaiknya ketika melalukan uji
informasi, contohnya adalah
atau tes penginderaan mata
informasi yang diterima tidak jelas,
dilakukan di suatu ruangan yang
maka diperlukan perbaikan dalam
memiliki pencahayaan yang stabil.
perancangan informasi tersebut.
Sehingga, hasil pengujian menjadi
Perbaikan perancangan informasi
lebih akurat.
tersebut dapat dilakukan dengan
 Dalam melakukan uji coba
cara memperhatikan ukuran huruf
display harus memperhatikan
yang digunakan, kontras warna
cahaya ruangan agar dapat terlihat
yang sesuai, dan juga peletakan
jelas.
informasi pada tempat-tempat
yang tepat, sehingga informasi
dapat tersampaikan dengan baik
MODUL 4

PENGUKURAN BEBAN FISIK KERJA

LATAR BELAKANG

Metode pengukuran denyut jantung merupakan salah satu metode yang


dapat digunakan dalam pengukuran beban kerja. Metode pengukuran
denyut jantung ini merupakan cara yang paling mudah dalam
pengukuran beban kerja fisik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan biomekanika. Biomekanika merupakan salah
satu dari empat bidang penelitian informasi ergonomi yang meneliti
mengenai kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya
fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari cara kerja serta peralatan
yang harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia
ketika melakukan aktivitas tersebut
 Bagaimana cara melakukan perhitungan
RUMUSAN MASALAH beban fisik kerja dengan pendekatan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat ?
 Bagaimana cara melakukan perhitungan
beban kerja yang direkomendasikan untuk
pekerja?
 Bagaimana cara menentukan resiko beban
kerja yang diterima oleh pekerja dengan
pendekatan biomekanika?

TUJUAN PRAKTIKUM  Melakukan perhitungan beban kerja fisik kerja


dengan pendekatan kecepatan denyut jantung
pada saat istirahat.
 Melakukan perhitungan tingkat beban kerja
yang direkomendasikan untuk pekerja.
 Menentukan tingkat resiko beban kerja yang
diterima oleh pekerja dengan pendekatan
biomekanika
STUDI PUSTAKA
Menurut Hayasi (1997),secara
umum jenis kerja dibedakan
menjadi dua bagian yaitu kerja
fisik (otot) dan kerja mental.
Pada kerja mental pengeluaran
energi relatif kecil dibandingkan
dengan kerja fisik dimana pada
kerja fisik ini manusia akan
menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart rate,
temperature tubuh dan
perubahan senyawa kimia dari
tubuh.
METODE PERHITUNGAN

Data praktikan yang telah


didapatkan berdasarkan
hasil praktikum yang
dilakukan pada
perhitungan pertama dan
kedua dimana praktikan
pertama masih
menyisakan waktu
istirahat 1,878 menit
masih selanjutnya
dihitung dengan
menggunakan rumus
serta perhitungan sebagai
berikut :
ANALISIS

180
160
160 148
140 132

Denyut Jantung
120

(Denyut/Menit)
120 108
100 82
80 Xkerja
60 Xistirahat
40
20
0
3 5 6
Waktu Kerja (Menit)

Percobaan pertama dilakukan dengan waktu kerja selama 3


menit, dimana praktikan 1 melakukan pengukuran beban
kerja dengan menggunakan treadmill yang menghasilkan
kecepatan denyut jantung sebesar 132 denyut/menit dengan
energi yang dikeluarkan sebesar 7,000 Kkal/menit. Setelah
dilakukan istirahat selama 2 menit, kecepatan denyut jantung
menjadi 82 denyut/menit dengan energi yang dikeluarkan
sebesar 3,098 Kkal/menit. Selanjutnya konsumsi energi yang
dibutuhkan oleh Aditya Alvin adalah sebesar 3,902
Kkal/menit dan waktu istirahat yang dibutuhkan adalah
selama 0,122 menit yang berarti 0 menit 12 detik.
KESIMPULAN DAN SARAN

tingkat beban kerja fisik dihitung


dengan menggunakan metode
denyut jantung, pada praktikan  Sebelum melakukan praktikum
pertama yang berlari di atas sebaiknya kondisi fisik praktikan
treadmill dengan waktu kerja dalam keadaan sehat sehingga
selama 3 menit didapatkan kondisi denyut jantungnya lebih
kecepatan denyut jantung stabil pada saat dilakukannya
sebanyak 132 denyut/menit pengukuran.
dengan energi yang dikeluarkan  Sebaiknya praktikan melakukan
sebesar 7,000 Kkal/menit. Dari percobaan dengan gerakan yang
praktikum ini, dapat diketahui konstan sehingga pengeluaran
kebutuhan konsumsi energi yang energi yang terbuang tidak terlalu
diperlukan praktikan pertama banyak.
dalam waktu kerja selama 3
menit adalah sebesar 3,902
Kkal/menit
MODUL 5
LINGKUNGAN KERJA

LATAR BELAKANG

Manusia akan mampu melaksanakan aktivitasnya


dengan baik jika didukung oleh kondisi lingkungan
kerja yang baik, maka hasil yang optimal akan lebih
mudah untuk dicapai. Lingkungan kerja yang baik
dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang aman,
sehat dan nyaman. Lingkungan kerja mempunyai
kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan
kinerja para pekerja.
Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat dapat
menyebabkan para pekerja lebih mudah merasakan
stres, dan juga penurunan semangat untuk
melakukan pekerjaan. Lingkungan kerja yang
nyaman tentunya akan mendorong terciptanya
tingkat produktivitas.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PRAKTIKUM

Dengan melihat latar belakang


dan tujuan yang ada berkaitan
dengan suhu serta kebisingan  Untuk mengetahui tingkat
maka didapatkan rumusan kebisingan serta suhu yang
masalah yakni bagaimana baik dalam lingkungan kerja
pengaruh paparan kebisingan tanpa mengurangi tingkat
serta suhu yang tidak normal produktivitas kerja.
mempengaruhi produktivitas  Untuk mengetahui apakah
seorang pekerja, serta untuk pengaruh kebisingan serta suhu
mengetahui apakah tingkat yang tidak normal
kebisingan yang buruk dan dilingkungan kerja dapat
suhu yang tidak normal secara mempengaruhi memori jangka
langsung mempengaruhi pendek seseorang.
memori jangka pendek
seseorang
DASAR TEORI

Terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi kondisi lingkungan fisik kerja,
diantaranya adalah :
 Temperatur atau suhu pada tubuh manusia
selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit
fluktuasi sekitar 37 derajat celcius terdapat
pada otak, jantung dan bagian dalam perut
yang disebut dengan suhu tubuh (core
temperature).
 Pencahayaan merupakan salah satu faktor
penting dalam perancangan ruang maupun
faktor penentu lingkungan fisik kerja yang
nyaman
 Kebisingan Menurut Soemonegara (1975),
penyakit akibat kerja dapat digolongkan
dengan beberapa jenis yaitu fisik, kimia,
infeksi, fisiologis dan mental psikolgis
METODE PERHITUNGAN

Berdasarkan data
yang didapatkan
praktikan salah
satu contohnya
yaitu Perhitungan
terhadap suhu
panas, didapati
rumus serta
metode
perhitungan
sebagai berikut :
ANALISIS

Berdasarkan hasil pengolahan data pada BAB III dapat


diketahui tingkat produktivitas praktikan perbedaan antara
suhu normal, suhu panas dan kebisingan. Untuk menentukan
tingkat perbedaan antara suhu pada praktikum ini dilakukan
dalam dua kondisi yaitu, pada saat suhu normal yang dimulai
pada suhu 25°C dan pada saat suhu panas yang dimulai pada
suhu 30°C. Hasil analisa yang diperoleh sebagai berikut.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa antara


suhu normal dan suhu panas mempunyai nilai F
adalah sebesar 0,214.Pada perhitungan ini,
digunakan nilai α sebesar 0,05. Lalu dilakukan
pengujian terhadap tabel F, dan pada tabel F0,05(1;28)
diperoleh nilai sebesar 4,20
KESIMPULAN SARAN

Pada praktikum Modul V ini percobaan


dilakukan dengan cara pengujian short
term memori dimana praktikan
melakukan percobaan tingkat memori
jangka pendek tersebut pada keadaan  Sebaiknya praktikan yang melakukan
suhu normal, suhu panas dan tingkat percobaan ini berada dalam keadaan
kebisingan, pada tingkat kebisingan sehat agar terhindar dari pengaruh
bising dan tingkat suhu sebesar 30°C negatif yang ditimbulkan dari tingkat
praktikan tersebut mendapatkan nilai suhu panas dan tingkat kebisingan.
number of error yang cukup banyak,  Sebaiknya pada percobaan tingkat
untuk tingkat suhu percobaan dilakukan suhu panas, suhu pada lingkungan kerja
oleh praktikan dimana praktikan telah disesuaikan agar percobaan yang
tersebut mendapatkan nilai number of dilakukan tidak memakan waktu yang
error sebanyak 7. Dan pada percobaan lama.
tingkat kebisingan dilakukan praktikan
dimana praktikan tersebut mendapatkan
nilai number of error sebanyak 5.

Anda mungkin juga menyukai