Anda di halaman 1dari 47

Aljabar Training & Consulting

PT Aljabar Anugrah Selaras

TEKNIK KALIBRASI TIMBANGAN


BIODATA
Nama Denar Zuliandanu
Certified Instructor of ITM 045 00721 2019
BNSP
Alamat Babakan Lio RT 003 RW 009, kelurahan Balumbang
Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor
No. HP/Email 081399133817 / denarzuliandanu@gmail.com
Pendidikan S1 Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB)
S2 Kimia Universitas Indonesia (UI)
Pengalaman Mengajar 2014 – sekarang, bidang Lab Kalibrasi dan Lab Uji
Pengalaman Akreditasi PT Samator Gas Indonesia (2021) - Lead
Fasilitator/Konsultan Akreditasi PT Mitra Stania Prima (2021) - Lead
Akreditasi PT Multi Teraindo (2020) - Lead
Akreditasi Lab Teknologi Pangan – Universitas
Pasundan (2020) –Lead
Akreditasi PT Analitika Kalibrasi Laboratorium (2020)
– Lead
Akreditasi PT Sarana Inti Pratama (2018) - Lead
Akreditasi Lab Teknik Kimia POLNES (2019)
Akreditasi Lab Kalibrasi PT Kalibrate (2019)
REFERENSI

THE CALIBRATION OF WEIGHTS AND BALANCES 3RD ED. 2010, EDWIN


C. MORRIS AND KITTY M. K. FEN

JCGM 100:2008: EVALUATION OF MEASUREMENT DATA, GUIDE TO


THE EXPRESSION OF UNCERTAINTY IN MEASUREMENT.

OIML R 111-1. 2004. WEIGHTS OF CLASSES E1, E2, F1, F2, M1, M1–2,
M2, M2–3 AND M3. PART 1: METROLOGICAL AND TECHNICAL
REQUIREMENTS.
RUANG LINGKUP

Pedoman ini digunakan untuk kalibrasi timbangan, utamanya


kalibrasi timbangan elektronik (analitik).
Untuk timbangan mekanik, terdapat beberapa parameter
penimbangan yang berbeda, sehingga harus terdapat beberapa
penambahan cara kalibrasi.
Jenis timbangan berdasarkan prinsip kerjanya dibagi menjadi 3:
1. Timbangan Mekanik
2. Timbangan Elektronik
3. Komparator Massa
RUANG LINGKUP

Timbangan Mekanik terdiri atas:


1. Timbangan Pan Tunggal (2 mata pisau)
2. Timbangan Pan Ganda (3 mata pisau)
3. Timbangan Pegas

Timbangan Elektronik
Perubahan arus listrik akibat perubahan posisi pan ketika dipasang
beban, akan dikompensasikan secara digital menjadi bobot terukur
pada timbangan.
RUANG LINGKUP

Komparator Massa
Prinsip kerja komparator massa sama dengan timbangan
elektronik, akan tetapi di dalamnya sudah terdapat built-in mass
untuk mempertahankan beban tetap.
Komparator massa digunakan untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi.
RUANG LINGKUP

Timbangan Mekanik Timbangan Mekanik Timbangan Mekanik


Pan Tunggal Pan Ganda Pegas
RUANG LINGKUP

Timbangan
Komparator Massa
Elektronik
PRINSIP KALIBRASI

Mengestimasi koreksi yang diberikan oleh suatu timbangan


dengan cara melakukan perbandingan langsung.
Ketidakpastian Anak Timbangan Standar ≤ 1/3 |e| (OIML
R076:2006)
Nilai MPE ≤ 1/3 |e|
Proses kalibrasi timbangan ini dengan cara meletakan beban
(anak timbang) di atas pan dan mengetahui kemampuan baca
timbangan. Hasil pembacaan timbangan kemudian dibandingkan
terhadap nilai benar beban (sertifikat) untuk mengetahui nilai
koreksi.
PRINSIP KALIBRASI

Kalibrasi timbangan mencakup 3 fungsi penting:

1. Memberikan koreksi terhadap pembacaan timbangan yang


diperlukan untuk mengestimasi nilai benar dari beban yang diberikan di
atas pan.
2. Memberikan informasi mengenai daya ulang pembacaan
(repeatability of reading) yang memungkinkan pengguna untuk
melakukan pemeriksaan secara efektif antar kalibrasi.
3. Memberikan informasi kepada pengguna timbangan mengenai
keterbatasan timbangan, termasuk pembebanan tak dipusat dan
histerisis.
PRINSIP KALIBRASI

Nilai koreksi pembacaan timbangan diberikan dengan persamaan


berikut:

𝐶𝑖 = 𝑚𝑖 − (𝑟𝑖 − 𝑍𝑖 )

Dimana :
Ci = Koreksi skala ke i
mi = Nilai massa standar ke i
𝑟𝑖 = rata-rata dua pembacaan dengan beban ke i
𝑍𝑖 = rata-rata dua pembacaan titik nol (zero)
PERSYARATAN KALIBRASI
(Suhu)

Suhu ruang kalibrasi harus dijaga stabil, nilai aktual suhu tidak
begitu penting.
Fluktuasi suhu dapat mengakibatkan gangguan pada proses
penimbangan.
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan pada mekanika
timbangan, yang berujung pada perubahan drift dan kadang juga
dapat merubah sensitivitas timbangan.
Rekomendasi suhu ruangan kalibrasi massa pada rentang 20 ~
23 oC, dengan fklutuasi suhu ± 1 oC per jam, maksimum 2 oC.
(NIST, HB 143)
PERSYARATAN KALIBRASI
(Kelembapan)

Nilai aktual relatif tidak penting, akan tetapi kelembapan ruangan


perlu dijaga agar tidak terjadi kondensasi udara.
Nilai kelembapan relatif yang disarankan berada pada rentang 40
~ 60%, dengan fluktuasi yang diizinkan ± 10% per 4 jam (NIST,
HB 143)
PERSYARATAN KALIBRASI
(Tekanan Udara)

Tekanan udara di dalam ruang timbang akan mengikuti tekanan


lingkungan, oleh sebab itu sangat diperlukan untuk membuat
ruangan benar-benar rapat.
Pada ruangan berpendingin (AC) tekanan udara sedikit lebih tinggi
dari tekanan udara biasa (sekitar 40 Pa), ketika pintu di buka ruang
akan mengalami kehilangan tekanan yang dapat mengganggu
timbangan.
Tekanan yang hilang ini bisa dikurangi dengan membuat ruang
sekat atau mengunci pintu pada saat menimbang.
PERSYARATAN KALIBRASI
(Aliran Udara)

Selain perubahan suhu, aliran udara dapat mengganggu


pembacaan timbangan.
Aliran udara akan terjadi secara signifikan disebabkan oleh
perbedaan suhu.
Perbedaan suhu dapat terjadi karena suhu tubuh operator yang
duduk dihadapan timbangan atau tangan yang diletakan disebelah
timbangan.
Perlu dijaga stabilitas suhu antara timbangan, ruangan, dan
operator.
PERSYARATAN KALIBRASI
(Aliran Udara)

Hasil penelitian menunjukan bahwa apabila perbedaan suhu bisa


dikurangi 1-2 oC antara permukaan atas dan bawah timbangan,
maka aliran udara dapat dikurangi.
Hembusan udara dengan kecepatan 4.6 cm/detik yang menerpa
pinggan/pan dengan luas 78 cm2 (diameter 10 cm) menghasilkan
tenaga yang setara dengan 1 mg pada pinggan/pan.
Diperlukan penghalang atau penyekat agar aliran udara tidak
langsung mengenai pinggan timbangan.
PERSYARATAN KALIBRASI
(Getaran)

Semua timbangan sangat rentan terhadap getaran dari tingkat


vibrasi kecil maupun besar.
Sedikit getaran dapat mengakibatkan kerusakan pada pisau
penyangga timbangan dan mengaburkan sistem optik.
Cara mengatasi masalah getaran sangat efektif dengan membuat
meja timbang yang kokoh dalam ruang yang bebas dari getaran.
Dapat digunakan batu granit sebagai dasar meja timbang dan
kaki-kaki meja diisolasi dengan karet sehingga getaran akibat
pergerakan di lantai tidak merambat ke meja timbang.
PERSYARATAN KALIBRASI
(Meja Timbang)

Meja timbang harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai


berikut:
Bahan meja terbuat dari salah satu bahan, antara lain: marmer,
granite, atau keramik dengan ketebalan minimum 40 mm. Bahan
meja tidak boleh terbuat dari material yang dibuat dengan proses
press (tekanan) seperti kaca/ plastic untuk menghindari efek
magnetik (elektrostatic).
Meja ditunjang oleh tiang yang terpisah, langsung menyentuh tanah,
tidak ada penyekat; lantai tidak boleh terbuat dari kayu, tidak boleh
dilapisi karpet yang paramagnetik; lantai yang dibuat harus lantai
dasar.
PERSYARATAN KALIBRASI
(Meja Timbang)

Meja harus terletak diatas tiang tanpa lapisan anti getaran, lembaran
timah hitam atau timah putih dapat digunakan.
Tiang harus terpisah dengan tiang lainnya, jadi satu timbangan
terletak di antara dua tiang.
Tinggi tiang penyangga minimal 80 cm.
Meja timbang harus berada di dalam ruang yang bebas dari getaran
yang disebabkan oleh mesin, kendaraan yang melintas dan
sebagainya. Kebanyakan getaran merambat melalui lantai, dan bila
ini terjadi maka harus dibuat meja terpisah dari lantai yaitu dibuat
pondasi yang dalam sekitar satu meter, dan pastikan pondasi
terpisah dari lantai (sekat sisi tiang)
PROSEDUR KALIBRASI

PERALATAN KALIBRASI:

• Anak timbang standar (1 set)


• Termohigrometer
• Barometer
• Sarung tangan dan pinset
• Lembar kerja kalibrasi timbangan
• Alat bantu hitung (komputer atau kalkulator)
PERALATAN KALIBRASI
1. Persiapan Kalibrasi

1. Neraca analitik ditempatkan/dikondisikan di dalam ruangan selama 30


menit hingga memberikan penunjukkan yang stabil
2. Anak timbang ditempatkan di ruang yang sama dengan tempat
neraca disimpan untuk pengkondisian awal.
3. Bersihkan timbangan elektronik yang akan dikalibrasi dari kotoran dan
debu.
4. Catat nomor kalibrasi dan spesifikasi alat yang akan dikalibrasi pada
lembar kerja kalibrasi.
1. Persiapan Kalibrasi

5. Catat suhu, kelembaban, dan tekanan udara dalam ruang pada awal
dan akhir kalibrasi.
6. Aturlah kedudukan timbangan agar benar-benar terletak secara
mendatar.
7. Sesuaikan label untuk identifikasi timbangan yang akan dikalibrasi.
8. Bacalah buku petunjuk penggunaan neraca yang akan dikalibrasi.
1. Persiapan Kalibrasi

MSL Technical Guide 25 Calibrating Balance


2. Adjustment

Hampir semua timbangan elektronik bisa di-adjustment ketika


diperlukan untuk mengeset skala terhadap gravitasi lokal.
Pada buku manual timbangan sering disebut sebagai “kalibrasi”.
Padahal adjustment disini mengacu pada penyetingan sensitivitas
(sensitivity adjustment).
Adjustment bisa dilakukan automatis, semi-automatis, atau manual.
Adjusment bisa juga diaktifkan ketika timbangan dinyalakan, atau
hanya akan terjadi ketika dipicu oleh user.
Direkomendasikan untuk “memeriksa” timbangan dengan
menempatkan anak timbang pada beban mendekati maksimum sekali
atau dua kali
2. Adjustment

1. Periksa pembacaan timbangan dengan menempatkan anak timbang


mendekati skala penuh sebanyak satu atau dua kali.
2. Adjustment mengikuti petunjuk teknis penggunaan neraca pada buku
manual alat.
3. Jika petunjuk teknis tidak ada, nol-kan timbangan dengan pinggan kosong.
4. Tempatkan massa standar (disarankan mendekati skala maksimum) pada
pinggan. Lalu adjust timbangan sampai menunjukkan nilai massa yang
diketahui.
5. Angkat massa dan cek bahwa zero timbangan tidak berubah signifikan.
6. Jika zero timbangan berubah, ulangi adjustment.
3. Kemampuan Daya
Ulang Pembacaan

1. Pengukuran daya ulang pembacaan menggunakan satu anak timbang (bukan


gabungan beberapa anak timbang) lebih disarankan pada tahapan ini.
2. Tekan tombol “reset” untuk menghasilkan pembacaan nol yang dicatat sebagai
Z1
3. Letakkan massa standar 50% (atau sesuai permintaan pelanggan) kapasitas
timbangan pada pan neraca, lalu catat penunjukkan timbangan sebagai M1=1
(ulangan 1).
4. Keluarkan massa standar dari pan dan catat penunjukkan timbangan sebagai
Z1=2 (ulangan 2) tanpa me-nol-kan timbangan.
5. Letakkan kembali massa standar 50% kapasitas timbangan pada pan neraca,
lalu catat penunjukkan timbangan sebagai M1=2.
3. Kemampuan Daya
Ulang Pembacaan

6. Ulangi minimal 10 set pembacaan.


7. Lakukan juga dengan massa standar 100% (atau sesuai permintaan pelanggan)
kapasitas timbangan.
8. Hitung hasil pembacaan dengan persamaan di bawah ini:

Standar deviasi (SD):


𝑛(𝑥 −𝑥)2
1 𝑖
𝑆𝐷 = (𝑛−1)

𝑥𝑖 : nilai beban ke – i
𝑥 : rata-rata nilai beban ;
𝑛 : banyaknya ulangan
selisih : rata-rata pembacaan dikurangai rata-rata nol
3. Kemampuan Daya
Ulang Pembacaan

9. Standar deviasi terkecil yang diambil adalah 0.41 x resolusi neraca.

10.Hitung perbedaan maksimum di antara dua pengukuran berurutan


(maximum difference between succesive measurement) dengan cara
mencari selisih terbesar antara setiap pengulangan pengukuran daya
ulang pembacaan.
4. Penyimpangan Skala
Nominal (Koreksi)

1. Tekan tombol “reset” untuk menghasilkan pembacaan nol dan catat


sebagai Z.
2. Letakan massa standar (misal 10% kapasitas timbangan/sesuai permintaan
pelanggan) pada neraca, lalu catat pembacaan sebagai M.
3. Angkat massa M sesaat, lalu letakan kembali pada pinggan dan catat
kembali pembacaan M.
4. Keluarkan massa standar dari pinggan, dan catat pembacaan Z.
5. Ulangi langkah di atas untuk massa standar lainnya minimal 10 titik
pembacaan (misal 20%, 50%,70% dan lainnya).
6. Pada tahap ini boleh digunakan gabungan beberapa anak timbang. Posisi
anak timbang yang besar sedekat mungkin dengan pusat pinggan
7. Selama proses tersebut, timbangan jangan di nol-kan
4. Penyimpangan Skala
Nominal (Koreksi)

Hitung nilai koreksi (C) sesuai persamaan berikut:

𝐶𝑖 = 𝑚𝑖 − (𝑟𝑖 − 𝑍𝑖 )

Dimana :
 Ci = Koreksi skala ke i
 mi = Nilai massa standar ke i
 𝑟𝑖 = rata-rata dua pembacaan dengan beban ke i
 𝑍𝑖 = rata-rata dua pembacaan titik nol (zero)
5. Pengaruh Pembebanan
Tak Sentris

1. Tekan tombol “reset” untuk menghasilkan pembacaan nol,


2. Saran menggunakan 1 anak timbangan bukan gabungan beberapa
anak timbangan
3. Letakan massa standar berkisar 1/3 atau 1/2 skala penuh timbangan
di pusat pan timbangan (posisi A pada gambar di bawah ini),
kemudian catat penunjukkan timbangan, lalu keluarkan anak
timbangan
4. Ulangi pada posisi lain, yaitu B, C, D, dan E.
5. Pengaruh Pembebanan
Tak Sentris

Pengaruh penyimpanan pada pinggan


Tengah = nol (sesuai dengan desimal kemampuan terkecil timbangan)
Depan = pembacaan beban di depan - beban di tengah
Belakang = pembacaan beban di belakang- beban di tengah
Kiri = pembacaan beban di kiri - beban di tengah
Kanan = pembacaan beban di kanan - beban di tengah

Hitung selisih maksimum


Selisih maksimum = nilai beban terbesar - nilai beban terkecil
6. Histerisis

1. Tekan tombol “reset” untuk menghasilkan pembacaan nol.


2. Letakan massa standar M, berkisar 1/3 atau ½ skala penuh timbangan, catat
pembacaan sebagai, p1.
3. Tambahkan ekstra beban M’ sehingga pembacaan timbangan mendekati skala
penuh.
4. Angkat ekstra beban M’ dan baca timbangan dengan massa standar M masih di
atas pinggan, q1.
5. Angkat semua beban pada pinggan, kemudian letakan kembali massa standar M
dan M’.
6. Angkat ekstra beban M’ dan baca timbangan dengan massa standar M masih di
atas pinggan, q2.
7. Angkat semua beban dari pinggan, letakan kembali massa standar M dan catat
pembacaan, p2.
6. Histerisis

8. Angkat semua beban dari pinggan.


9. Ulangi langkah-langkah di atas sehingga didapatkan dua set
pembacaan yakni p3,q3, q4, dan p4.
10.Histerisis dihitung berdasarkan rumus berikut:

𝑝1 + 𝑝2 + 𝑝3 + 𝑝4 − 𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3 + 𝑞4
𝐻𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 =
4
7. Limit of Performance (LOP)

LOP = 2.26 SD(max) + 𝐶𝑚𝑎𝑥 + U(Cmax)

Dengan:
 SD = standar deviasi maksimum timbangan
 𝐶𝑚𝑎𝑥 = nilai absolut koreksi maksimum
penyimpangan pembacaan
 U(Cmax) = ketidakpastian bentangan pada saat
koreksi maksimum Cmax
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Sumber Komponen Ketidakpastian


Ketidakpastian ulangan pengukuran (repeat)
Ketidakpastian standar massa
Ketidakpastian resolusi
Ketidakpastian buoyancy udara
Ketidakpastian drift
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

 Ketidakpastian Baku Ulangan Pengukuran (repeat)

u = SD maks / 10

SD maks = standar deviasi maksimum dari 2 titik pembacaan.


Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari 0.41 x resolusi neraca, nilai
ketidakpastian repeat yang digunakan adalah ± 0.41 x resolusi neraca.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Standar Massa


u = Uexp / k
dimana :
u = ketidakpastian baku anak timbangan standar
Uexp = ketidakpastian yang diperluas standar anak timbangan dari sertifikat
k = 2 ( pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat bebas tak terhingga)

Bila menggunakan anak timbangan standar lebih dari 1 maka nilai u baku standar
merupakan penjumlahan dari masing-masing u std anak timbangan yang
digunakan.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

 Ketidakpastian Baku Resolusi

u = 1 /2 x resolusi timbangan
3

Merupakan semi range dari sensitivitas alat atau kemampuan pembacaan


skala alat yang dikalibrasi.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Bouyancy Udara


Ketidakpastian bouyancy udara dihitung berdasarkan data kondisi lingkungan saat
penimbangan dengan persamaan berikut:

1 1
𝑢(𝐴𝐵) = 𝜌𝑎 − 0.0012 − 𝑀
𝜌𝑇 𝜌𝑅
dengan:
u(AB) = ketidakpastian Bouyancy (Air Bouyancy) (g)
ρT = densitas massa standar uji (g/cm3)
ρR = densitas massa standar referensi (g/cm3)
M = massa konvensional massa standar (g)
ρa = densitas udara pada saat penimbangan yang dihitung berdasarkan rumus:
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Densitas udara (ρa) (g/cm3) = [0.34848 p - 0,009(rh)*exp(0,061t)]/(273.15 + t)


keterangan:
p = Tekanan udara dalam mbar/hPa
rh = Kelembaban udara relatif dalam %
t = Suhu ruangan dalam derajat celcius

Ketidakpastian buoyancy udara dapat juga diasumsikan sebesar 1 ppm x


massa standar dan memiliki distribusi segi empat.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Terkadang buoyancy udara dapat diabaikan, tetapi kadang juga


dapat memberikan kesalahan pengukuran yang besar.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

Ketidakpastian Baku Drift


Drift standar anak timbang diperoleh dari hasil analisis drift berdasarkan data
hasil kalibrasi beberapa kali dengan asumsi mempunyai distribusi segi
empat, maka:
u = drift / 3
Untuk anak timbang standar yang baru (1 kali kalibrasi) maka drift sebagai
berikut:
8% 𝑥 𝑀𝑃𝐸
u=
1
Dengan derajat bebas (v) = 4
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI

 Ketidakpastian baku gabungan:


𝑢𝐶 = u2 rep + u2 at + u2 res + u2 𝐴𝐵 + u2 d

 Derajat kebebasan efektif sesuai persamaan:


𝑢𝑐 4
veff =
𝑢𝑟𝑒𝑝 4 𝑢𝑎𝑡 4 𝑢𝑟𝑒𝑠 4 𝑢𝐴𝐵 4 𝑢𝑑 4
𝑣𝑟𝑒𝑝 + 𝑣𝑎𝑡 + 𝑣𝑟𝑒𝑠 + 𝑣𝐴𝐵 + 𝑣𝑑

 Ketidakpastian bentangan U95:


𝑈 95 = 𝑘. 𝑢𝐶
 Nilai faktor cakupan (k) dari tabel t-Student’s dengan tingkat kepercayaan 95%.
Aljabar Training & Consulting
PT Aljabar Anugrah Selaras

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai