OIML R 111-1. 2004. WEIGHTS OF CLASSES E1, E2, F1, F2, M1, M1–2,
M2, M2–3 AND M3. PART 1: METROLOGICAL AND TECHNICAL
REQUIREMENTS.
RUANG LINGKUP
Timbangan Elektronik
Perubahan arus listrik akibat perubahan posisi pan ketika dipasang
beban, akan dikompensasikan secara digital menjadi bobot terukur
pada timbangan.
RUANG LINGKUP
Komparator Massa
Prinsip kerja komparator massa sama dengan timbangan
elektronik, akan tetapi di dalamnya sudah terdapat built-in mass
untuk mempertahankan beban tetap.
Komparator massa digunakan untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi.
RUANG LINGKUP
Timbangan
Komparator Massa
Elektronik
PRINSIP KALIBRASI
𝐶𝑖 = 𝑚𝑖 − (𝑟𝑖 − 𝑍𝑖 )
Dimana :
Ci = Koreksi skala ke i
mi = Nilai massa standar ke i
𝑟𝑖 = rata-rata dua pembacaan dengan beban ke i
𝑍𝑖 = rata-rata dua pembacaan titik nol (zero)
PERSYARATAN KALIBRASI
(Suhu)
Suhu ruang kalibrasi harus dijaga stabil, nilai aktual suhu tidak
begitu penting.
Fluktuasi suhu dapat mengakibatkan gangguan pada proses
penimbangan.
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan pada mekanika
timbangan, yang berujung pada perubahan drift dan kadang juga
dapat merubah sensitivitas timbangan.
Rekomendasi suhu ruangan kalibrasi massa pada rentang 20 ~
23 oC, dengan fklutuasi suhu ± 1 oC per jam, maksimum 2 oC.
(NIST, HB 143)
PERSYARATAN KALIBRASI
(Kelembapan)
Meja harus terletak diatas tiang tanpa lapisan anti getaran, lembaran
timah hitam atau timah putih dapat digunakan.
Tiang harus terpisah dengan tiang lainnya, jadi satu timbangan
terletak di antara dua tiang.
Tinggi tiang penyangga minimal 80 cm.
Meja timbang harus berada di dalam ruang yang bebas dari getaran
yang disebabkan oleh mesin, kendaraan yang melintas dan
sebagainya. Kebanyakan getaran merambat melalui lantai, dan bila
ini terjadi maka harus dibuat meja terpisah dari lantai yaitu dibuat
pondasi yang dalam sekitar satu meter, dan pastikan pondasi
terpisah dari lantai (sekat sisi tiang)
PROSEDUR KALIBRASI
PERALATAN KALIBRASI:
5. Catat suhu, kelembaban, dan tekanan udara dalam ruang pada awal
dan akhir kalibrasi.
6. Aturlah kedudukan timbangan agar benar-benar terletak secara
mendatar.
7. Sesuaikan label untuk identifikasi timbangan yang akan dikalibrasi.
8. Bacalah buku petunjuk penggunaan neraca yang akan dikalibrasi.
1. Persiapan Kalibrasi
𝑥𝑖 : nilai beban ke – i
𝑥 : rata-rata nilai beban ;
𝑛 : banyaknya ulangan
selisih : rata-rata pembacaan dikurangai rata-rata nol
3. Kemampuan Daya
Ulang Pembacaan
𝐶𝑖 = 𝑚𝑖 − (𝑟𝑖 − 𝑍𝑖 )
Dimana :
Ci = Koreksi skala ke i
mi = Nilai massa standar ke i
𝑟𝑖 = rata-rata dua pembacaan dengan beban ke i
𝑍𝑖 = rata-rata dua pembacaan titik nol (zero)
5. Pengaruh Pembebanan
Tak Sentris
𝑝1 + 𝑝2 + 𝑝3 + 𝑝4 − 𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3 + 𝑞4
𝐻𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 =
4
7. Limit of Performance (LOP)
Dengan:
SD = standar deviasi maksimum timbangan
𝐶𝑚𝑎𝑥 = nilai absolut koreksi maksimum
penyimpangan pembacaan
U(Cmax) = ketidakpastian bentangan pada saat
koreksi maksimum Cmax
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI
u = SD maks / 10
Bila menggunakan anak timbangan standar lebih dari 1 maka nilai u baku standar
merupakan penjumlahan dari masing-masing u std anak timbangan yang
digunakan.
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI
u = 1 /2 x resolusi timbangan
3
1 1
𝑢(𝐴𝐵) = 𝜌𝑎 − 0.0012 − 𝑀
𝜌𝑇 𝜌𝑅
dengan:
u(AB) = ketidakpastian Bouyancy (Air Bouyancy) (g)
ρT = densitas massa standar uji (g/cm3)
ρR = densitas massa standar referensi (g/cm3)
M = massa konvensional massa standar (g)
ρa = densitas udara pada saat penimbangan yang dihitung berdasarkan rumus:
PERHITUNGAN
KETIDAKPASTIAN KALIBRASI
TERIMA KASIH