NERACA
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda.
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya
adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi
pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N).
Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan.
neraca Ohauss
neraca digital.
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur
dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi
anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau
mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-
masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan
setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja
tuas.
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan.
Lengan depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, …, 100g.
Sedangkan lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain
dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9
g sedangkan skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1. Lengan depan
2. Lengan belakang
3. System magnetic
4. Penggeser anak timbangan
5. Venier
6. Kait
7. Skala
8. Lekuk
9. Wadah
10. Alas
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,…..,
10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1
gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala
dari 0,100, 200, ………, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala
0, 10, 20, …, 100 gr.
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk
di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan
sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan
neraca ohaus, antara lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang,
dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke
kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar;
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang
kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0; dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.
Neraca digital
Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan
untuk menimbang bahan yang akan digunakan.
Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi
fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang.
Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul
ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010).
Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan
dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual,
neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital
lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan)
(Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan
biasanya tidak dipergunakan pad reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia
dan lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk
membuat larutan atau akan direaksikan.
Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang dapat digunakan
seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang
Menimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang
dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan sukar untuk dibilas. Pada
penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang masuk ke dalam tempat yang
diinginkan bukan pada tempat menimbang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini adalah:
• Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan
neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
• Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan
• Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca
(terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca
dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi
timbangan dikembalikan seperti semula
Kalibrasi
a. Pengontrolan Neraca Digital
Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah
terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr.
Timbangan/Neraca digital, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur.
Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas
temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin)
sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar
tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak
dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen
(supplier).
b. Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal
dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena
itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30
menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol”
harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang menggunakan
timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan
baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus
dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
c.Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan
menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas
(tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan
dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak,
campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan
setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
Prosedur pengoperasian neraca analitik digital yang harus diharus diketahui dan
harus dilakukan dalam mengoprasikan neraca digital sebelum hingga setelah
penimbangan:
1. Keadaan neraca harus siap pakai
2. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)
3. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
4. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
5. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
6. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
7. Melaporkan hasil penimbangan
8. Mengembalikan neraca pada keadaan semula
Proses Pengukuran
Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan
tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Guna : Jenis neraca ini digunakan untuk mengukur massa benda misalnya emas,
batu, dan kristal benda.
Batas ketelitian alat ini : 0,1 gr.
2. Anak timbang
3. Jarum indikator
Guna :Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda dan biasanya digunakan
oleh pedagang.
a. Kategori I :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kadar komponen
utama dalam bahan baku obat dan sediaan obat jadi atau bahan
aktif lainnya seperti pengawet
b. Kategori II :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan cemaran dalam
bahan baku obat atau hasil degradasinya dalam sediaan obat jadi
c. Kategori III :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kinerja dan
kualitas sediaan obat jadi, seperti uji disolusi dan uji pelepasan
obat (Gandjar, 2007).
Parameter Validasi Metode Analisis
a. Akurasi
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Accuracy dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis
sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan
analisis. Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan
peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,
pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur
(Gandjar, 2007).
Accuracy dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-
placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method)
(Riyadi, 2009). Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat
sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Dalam metode simulasi, sejumlah
analit bahan murni ditambahkan ke dalam plasebo, lalu campuran tersebut
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang ditambahkan
(kadar yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel
plasebo (eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah analit dengan
konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit yang
diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi (Riyadi,
2009).
b. Presisi
Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi diperoleh dari metode
kuadrat terkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan ini akan menghasilkan koefisien
korelasi (r). Koefisien korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas
suatu metode analisis. Penetapan linearitas minimum menggunakan lima
konsentrasi yang berbeda. Nilai koefisien korelasi yang memenuhi persyaratan
adalah lebih besar dari 0.9970 (ICH, 1995). Linearitas juga dapat diketahui dari
kemiringan garis, intersep, dan residual (Ermer & Miller 2005).
d. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah
kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara
cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin
ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang
dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa
asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang
tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan. Penyimpangan
hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika
cemaran dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat
diperoleh, maka selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara
menganalisis sampel yang mengandung cemaran atau hasil uji urai
dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode
lain untuk pengujian kemurnian seperti kromatografi, hhanalisis
kelarutan fase, dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat
kesesuaian kedua hasil analisis tersebut merupakan ukuran
selektivitas (Riyadi, 2009).
e. Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi
Asetaminofen
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan para-aminophenol memiliki
khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah.
Parasetamol merupakan analgesik non-opioid sering dicoba pertama untuk
pengobatan gejala berbagai tipe sakit kepala termasuk migrain dan sakit kepala
tipe tensi.
4’- hidroksiasetanilida
1 Beaker glass
2 Bulb pipet
3 Labu Ukur
5 Neraca Analitik
6 Spektrofotometer UV
7 Volume pipet
Bahan
1. Etanol 95%
2. Tablet parasetamol
V. Prosedur
Dipipet 2 ml larutan parasetamol 1000 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 20
ml. Kemudian di-add etanol hingga tanda batas dan diperoleh konsetrasi 100 ppm.
Larutan tersebut dikocok hingga homogen.
2. Uji LOD ,8415 ppm
Dipipet 0,17 ml larutan parasetamol 100 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur
20 ml. Kemudian di-add etanol hingga tanda batas dan diperoleh konsetrasi 0,8415
ppm. Larutan tersebut dikocok hingga homogen.
Dipipet 0,56 ml larutan parasetamol 100 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur
20 ml. Kemudian di-add etanol hingga tanda batas dan diperoleh konsetrasi 2,8052
ppm. Larutan tersebut dikocok hingga homogen.
= 500 mg/ 50 ml
= 10000 ppm
1. 12 ppm
V = 0.6 ml
2. 10 ppm
V = 0.5 ml
3. 8 ppm
Nilai absorbansi
Absorbansi
Konsentrasi
I II III Rata- rata
1. 8 ppm
x = 8,800 ppm
2. 10 ppm
x = 11,126 ppm
3. 12 ppm
x = 13,047 ppm
Persen recovery
Keterangan :
b = konsentrasi contoh
1. 8 ppm
= x 100 % = 110 %
2. 10 ppm
= x 100 % = 111,26 %
3. 12 ppm
= x 100 % = 108,725 %
Dari hasil yang diperoleh, nilai ini masih dapat diterima akurasinya karena
menurut (AOAC, 1998), secara umum nilai akurasi yang dapat diterima sebesar 80-
120%.
Jumlah parasetamol dalam tablet 0,63336 gram adalah 0,5000 gram atau 500 mg
V1 x N1 = V2 X N2
V1 x 1995,6 = 25 ml x 6 ppm
Hasil Absorbansi
SD = = = 3,713
Perhitungan RSD
RSD = = 0,0367
Perhitungan CV
1 – ( 0,5 X 6 )
CV (%) = 0,66 X 2 = 0,165 %
0,4 4
0,6 6
0,8 8
1,0 10
1,2 12
Pengukuran Absorbansi
Konsentrasi A1 A2 A3 A4 A5 A6
(ppm)
Linearitas
Pengukur R a b
an
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 2 mL
- 40 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 1 mL
1. 2,5 mL 0 22,5 mL 25 mL
2. 2,5 mL 1 mL 21,5 mL 25 mL
3. 2,5 mL 2 mL 20,5 mL 25 mL
4. 2,5 mL 3 mL 19,5 mL 25 mL
5. 2,5 mL 4 mL 18,5 mL 25 L
- 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 2,5 mL
- 200 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 1 mL
- 400 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 2 mL
- 600 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 3 mL
- 800 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 4 mL
Pengenceran :
- 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 0,4 mL
- 6 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
- 8 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 0,8 mL
- 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 1 mL
- 12 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 1,2 mL
Konsent Absorbansi
rasi
A1 A2 A3 A4 A5 A6
(ppm)
- y = 0,07032 x – 0,09254
r2 = 0,9971
- y = 0,07016 x – 0,091152
r2 = 0,99703
- y = 0,07003 x – 0,08988
r2 = 0,99677
- y = 0,069985 x – 0,08972
r2 = 0,99712
- y = 0,070155 x – 0,09076
r2 = 0,997132
- y = 0,070075 x – 0,09078
r2 = 0,99714
y = 0,070120833 x – 0,0908053
No. A1 A2 A3 Rata-rata A
y = 0,070120833 x – 0,0908053
x=
1. x = = 5,66 ppm
2. x = = 5,81 ppm
3. x = = 5,76 ppm
4. x = = 6,61 ppm
5. x = = 5,99 ppm
o. Perhitungan % Recovery
% recovery = x 100 %
1.
2.
3.
4.
5.
Pengenceran stock
M1 x V1 = M2 x V2
1000 x V1 = 100 x 20
V1 = 2 mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 x V1 = 0.8415 x 20
V1 = 0.1683 mL
Pengenceran larutan uji LOQ
M1 x V1 = M2 x V2
100 x V1 = 2.8052 x 20
V1 = 0.56104 mL
Pipet sejumlah volume larutan induk dan diencerkan kedalam labu hingga
diperoleh konsentrasi 10 um/mL . setelah itu ukur serapannya dengan
spektrofotometer untuk menentukan panjang gelombang maksimum. Setelah
dianalisis dengan spektrofotometer didapatkan panjang gelombang maksimum
untuk paracetamol adalah 243 nm. Berdasarkan literature, panjang gelombang
paracetamol 245 nm. Sehingga hasil dari praktikum tersebut masih sesuai dengan
panjang gelombang maksimum sebenarnya karena hasilnya tidak terlalu jauh
berbeda. Setelah itu, membuat kurva kalibrasi berdasarkan data panjang
gelombang maksimum yang diperoleh, dibuat lima seri konsentrasi larutan dari
larutan induk dengan menggunakan rumus Lambert Beer. Untuk membuat lima seri
konsentrasi larutan sebelumnya, ditentukan nilai konsentrasi minimum dan
maksimum dengan rumus A=a.b.c. Nilai konsentrasi minimum yang didapat adalah
4 ppm dan nilai konsentrasi maksimumnya 12 ppm. Selanjutnya dibuat lima seri
konsentrasi larutan yaitu 4,6,8,10,12, ppm. Setelah itu ukur serapan masing-masing
larutan pada panjang gelombang maksimum baku. Sehingga didapatkan persamaan
regresi linear yaitu y=0,0702x - 0,09087. sehingga diperoleh nilai resapan 0,997 .
Setelah itu dicari batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ). Batas
deteksi adalah titik di mana suatu nilai yang terukur lebih besar dari ketidakpastian
yang terkait dengannya. Ini adalah konsentrasi terendah dari analit dalam suatu
sampel yang dapat dideteksi namun tidak selalu diukur. Batas deteksi sering
bingung dengan sensitivitas dari metode ini. Sensitivitas dari metode analisis
adalah kemampuan metode ini untuk membedakan perbedaan-perbedaan kecil
konsentrasi atau massa analit uji. Dalam istilah praktis, sensitivitas kemiringan
kurva kalibrasi yang diperoleh dengan merencanakan respons terhadap konsentrasi
analit atau massa.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, didapat yaitu nilai LOD 0.8415 dan
nilai LOQ yaitu 2.8052. LOD merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel
yang masih dapat dideteksi meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan
nilai LOQ merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat
ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional
metode yang digunakan.
VIII. Kesimpulan
LOD merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat
dideteksi meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan nilai LOQ
merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat ditentukan.
Nilai LOD yaitu 0.8415 dan nilai LOQ yaitu 2.8052.
DAFTAR PUSTAKA
Read more:
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/aa.html#ixzz4GHWECeEj
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.co.id/2013/07/aa.html
kalibrasi timbangan
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar
yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan
acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk
di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi
mengubah kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau
indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar
yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol
kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung
lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua
anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang
atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan
berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum
pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan
sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).
Penanganan Timbangan
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal
dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena
itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30
menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol”
harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga
timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus
melaporkan kepada kepala lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan
ruang kerja.
Membersihkan Timbangan
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan
menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas
(tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen
yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan
dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak
timbangan.
2. Bandingkan dengan berat suatu benda yang diketahui secara pasti dan
akurat beratnya. Misalnya, jika anda memiliki 10 kilogram dumbbell (alat
angkat beban untuk olahraga), meletakkannya di timbangan digital Anda. Jika
angka berat menunjukkan angka selain dari 10 kilogram, maka timbangan
digital tersebut harus segera dikalibrasi atau diperbaiki. Beberapa timbangan
digital memiliki tombol mekanisme untuk kalibrasi pada bagian depan. Jika
anda tidak dapat menemukan mekanisme kalibrasi, pada buku manual
(petunjuk penggunaan) biasanya ada keterangan yang menyebutkannya.
3. Untuk timbangan yang membutuhkan ketelitian lebih akurat seperti ons atau
gram, diperlukan beberapa tes kalibrasi timbangan digital. Prinsipnya sama
dengan cara yang ke-2 diatas. Menggunakan benda pembanding (anak
timbang yang sudah dikalibrasi) untuk menentukan kalibrasi timbangan
digital. Biasanya anak timbang yang akurat bisa dibeli juga dari produsen
timbangan.
4. Bila daya listrik timbangan digital hanya menggunakan baterai, segera ganti
baterai dengan yang baru. Jadi sebelum dibawa ke tempat servis timbangan
digital, ganti dulu baterainya.
KALIBRASI NERACA
Kalibrasi anak timbangan dilakukan dengan anak timbangan standar yang bersertifikat kelas M, yang
memperlihatkan nilai nominal setiap anak timbangan, deviasi sistemik dari nilai nominal, kelas
ketelitian, ketidak pastian, nilai masaa dan massa jenis bahan atau volume
1. Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan angka nol
2. Letakkan anak timbang standar yang teringan disebelah kiri dan anak timbang yang dipakai sehari-
hari disebelah kanan
5. Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang ditunjukkan oleh anak timbangan tidak
menyimpang lebih besar dari 0,1 % dari berat masing-masing anak timbangan standar
6. Contoh perhitungan penyimpangan anak timbang yang dipakai sehari-hari terhadap anak timbang
berstandar M, setelah dilakukan penimbangan pada anak timbang berbobot 50 mg
Penimbangan Perhitungan penyimpangan
Anak Anak timbang Anak timbang yang terhadap
Timbangan M berstandar M dipakai sehari-hari
anak timbang berstandar M
(Bobot)
50 mg 50 mg 50,1
50 + 0,05 = 50,05 mg
50 - 0,05 = 49,95 mg
1. Penyimpangan anak timbang sehari-hari terhadap anak timbang standar M = 0,1 mg dan melebihi
prosentase penyimpangan 0,1 % yaitu 0,05 mg (0,1 mg > 0,05 mg)
atau
2. Bobot anak timbang sehari-hari tidak berada dalam renge 49.95 sampai 50,05 mg,
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan standar yang bersertifikat
S.
Penimbangan 1 151 mg
Penimbangan 2 151 mg
Penimbangan 3 151 mg
Penimbangan 4 151 mg
Penimbangan 5 151 mg
Jumlah 755 mg
Jadi penyimpangan + 1 mg
penimbangan pada
bobot anak timbang S Melebihi nilai toleransi yamh ditetapkan, yaitu :
( 150 mg ) + 0,025 mg
Kesimpulan Neraca elektrik tidak memenuhi syarat
dan perlu dikalibrasi
http://diondadelion.blogspot.co.id/2014/02/kalibrasi-timbangan.html