Anda di halaman 1dari 47

EVALUASI DAN PELAPORAN

KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN/KALIBRASI

Disajikan Dalam Rangka Pelatihan


Oleh Ahmad Masrur
I. DASAR DAN ACUAN
Dalam salah satu klausul ISO/IEC 17025:2008 dijelaskan:
5.4.6.1
“LABORATORIUM KALIBRASI ATAU LABORATORIUM
PENGUJIAN YANG MELAKUKAN KALIBRASI SENDIRI,
HARUS MEMPUNYAI DAN MENETAPKAN PROSEDUR
UNTUK MEMPERKIRAKAN KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN UNTUK SEMUA KALIBRASI ATAU JENIS
KALIBRASI”
II. ISTILAH DAN DEFINISI
Istilah dan definisi yang diberikan sesuai dengan ISO
“Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement”
dan “Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology
(VIM),antara lain :
1.Besaran [quantity(measurable quantity)][GUM B 2.1 ;
VIM 1.1]
Sifat dari suatu gejala,benda atau bahan yang dapat
dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara
kuantitatif.
2.Nilai [[value (of quantity)][GUM B 2.2;VIM 1.18]
Harga suatu besaran tertentu yang umumnya
dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran
dikalikan dengan suatu angka.
3.Nilai benar [true value (of a quantity)][GUM B 2.3;VIM
1.19]
Nilai yang konsisten dengan definisi besaran.
4. Nilai konvensional [conventional true value (of a
quantity)][GUM B 2.4;VIM 1.22]
Nilai yang diberikan pada suatu besaran tertentu dan
diterima,kadang-kadang melalui kesepakatan,sebagai
nilai yang mempunyai ketidakpastian yang sesuai
untuk tujuan tertentu.
5. Pengukuran [measurement] [GUM B 2.5;VIM 2.1
Serangkaian operasi yang bertujuan untuk
menetapkan nilai suatu besaran ukur.
6. Besaran ukur [measurand][GUM B 2.10; VIM 2.6]
Besaran tertentu yang nilainya diukur.
7. Besaran berpengaruh [influence quantity][GUN 2.11;
VIM 2.10]
Besaran tertentu yang bukan besaran ukur tetapi
nilainya mempengaruhi hasil pengukuran.
8. Hasil pengukuran [result of a measurement][GUM B
2.11;VIM 3.1]
Nilai yang diberikan pada besaran ukur,yang diperoleh
melalui proses pengukuran.
9. Hasil tak terkoreksi [uncorrected result][GUM B
2.13;VIM 3.3]
Hasil pengukuran sebelum dikoreksi terhadap kesalahan
yang disebabkan oleh pengaruh sistematik.
10.Hasil terkoreksi [corrected result] [GUM B 2.14;VIM 3.4]
Hasil pengukuran setelah dikoreksi terhadap kesalahan
sistematik yang diketahui.
11.Akurasi [accuracy (of measurement)] [GUM B 2.16;VIM
3.6]
Kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya
dari besaran ukur.
12.Daya ulang [repeatibility (of result of measurement)]
[GUM B 2.16;VIM 3.6]
Kedekatan antara hasil-hasil pengukuran yang
berurutan untuk besaran ukur yang sama yang
dilakukan pada kondisi yang sama.
13.Daya reproduksi [reproducibility (of result of a
measurement)] [GUM 2.17; VIM 3.7]
Kedekatan antara hasil-hasil pengukuran untuk
besaran ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi
berbeda.
14.Kesalahan [error (of a measurement)] [GUM B
2.19;VIM 3.10]
Hasil pengukuran dikurangi nilai sebenarnya dari
besaran ukur.
15.Kesalahan acak [random error] [GUM B 221;VIM 3.13]
Hasil pengukuran dikurangi nilai rata-rata yang
dihasilkan dari sejumlah pengukuran berulang
terbatas dari besaran ukur yang sama.
16. Kesalahan sistematik [systematic error] [GUM B
2.22; VIM 3.14]
Nilai rata-rata yang akan dihasilkan dari sejumlah
pengukuran berulang terbatas dari besaran ukur yang
sama dikurangi nilai sebenarnya dari besaran ukur.
17. Koreksi [correction] [GUM B 2.23;VIM 3.15]
Nilai yang dijumlahkan secara aljabar pada hasil
pengukuran tak terkoreksi untuk mengkompensasi
kesalahan sistematik yang diketahui.
18. Ketidakpastian [uncertainty] [GUM B 2.18;VIM 3.9]
Parameter hasil pengukuran yang memberikan
karakter sebaran nilai-nilai yang secara layak dapat
diberikan pada besaran ukur.
19. Ketidakpastian baku [standard uncertainty] [GUM
2.31]
Ketidakpastian hasil pengukuran yang dinyatakan
sebagai suatu simpangan baku.
20. Evaluasi ketidakpastian baku tipe A [type A
evaluation (of standard uncertainty)] [GUM 2.3.2]
Metode evaluasi ketidakpastian dengan analisis
statistik dari serangkaian pengamatan.
21. Evaluasi ketidakpastian baku tipe B [type B
evaluation (of standard uncertainty)] [GUM 2.3.3]
Metode evaluasi ketidakpastian dengan cara selain
analisis statistik dari serangkaian pengamatan.
22. Ketidakpastian baku gabungan [combined standard
uncertainty] [GUM 2.3.4]
Ketidakpastian baku hasil pengukuran,bila hasil
pengukuran diperoleh dari nilai sejumlah besaran
lain,ketidakpastian baku bernilai sama dengan akar
kuadrat positif dari jumlah semua suku yang
merupakan varian atau covarian besaran lain tersebut
yang telah diberi bobot sesuai dengan bagaimana hasil
pengukuran bervariasi terhadap perubahan besaran
tersebut.
23. Faktor cakupan [coverage factor] [GUM 2.3.6]
Faktor numerik yang digunakan sebagai pengali
terhadap ketidakpastian baku gabungan untuk
memperoleh ketidakpastian bentangan.
24. Ketidakpastian bentangan [expanded uncertainty]
[GUM 2.3.5]
Besaran yang mendefinisikan interval di sekitar hasil
pengukuran yang diharapkan mencakup sebagian
besar distribusi nilai yang dapat diberikan pada
besaran ukur.
III. KONSEP UMUM

 Tujuan pengukuran : menentukan nilai


besaran ukur.

 Proses Pengukuran mencakup : spesifikasi


besaran ukur,metode pengukuran.

 Hasil pengukuran merupakan :


taksiran/pendekatan nilai besaran ukur,hanya
lengkap bila disertai nilai ketidakpastian.

 Nilai benar berada dalam rentang


ketidakpastian.
Definisi Ketidakpastian
Ketidakpastian pengukuran adalah rentang nilai di
sekitar hasil pengukuran yang di dalamnya diharapkan
terletak nilai sebenarnya dari besaran ukur

U U

X
m-U m m+U

m = hasil pengukuran Harga X diharapkan


X = nilai sebenarnya terletak pada nilai
U = nilai ketidakpastian m±U
JENIS KESALAHAN
A. Kesalahan Acak
Variasi acak dalam hasil pengukuran disebut
kesalahan acak
Sumber kesalahan acak
•Aliran udara
•Fluktuasi suhu ruang
•Variasi kelembaban
•Gangguan power
•Gangguan vibrasi mekanik
•Gangguan elektromagnetik
•Variasi tahanan konektor
•Modulasi tdk stabil sumber sinyal
•Vibrasi mekanik dari mesin,dll.
Untuk meperkirakan nilai akibat kesalahan acak
dapat diukur dengan analisis Type A dan Type B
Type A :
Pembacaan berulang minimal 5 kali untuk
mendapatkan standar deviasi

Type B :
•Distribusi Normal
•Distribusi Rectangular
•Distribusi Triangular
•Distribusi U
B. Kesalahan Sistematik
Kesalahan yang disebabkan oleh karakteristik alat ukur,
yang dapat dikurangi dengan teknik pengambilan
data/pembacaan

Contoh :
•Untuk mengurangi efek drift timbangan, teknik
pengambilan data dilakukan dengan cara :
Standar,Test,Test,Standar
•Untuk mengurangi kesalahan akibat efek kerja heater
dalam sistem pemanas (enclosure),pengambilan data
dilakukan pada daerah maksimum dan minimum
IV. SUMBER KETIDAKPASTIAN
 Definisi besaran ukur yang tidak lengkap
 Pengambilan sampel yang kurang mewakili populasi
 Pengetahuan yang tidak memadai tentang pengaruh
kondisi lingkungan terhadap proses pengukuran atau
pengukuran kondisi lingkungan yang tidak sempurna.
 Bias personil dalam pembacaan skala analog
 Resolusi atau ambang diskriminasi alat ukur
 Nilai yang diberikan pada standar pengukuran atau
bahan acuan
 Pendekatan dan asumsi yang tercakup dalam metode
dan prosedur pengukuran.
 Variasi pengamatan berulang terhadap besaran ukur
dalam kondisi yang tampak sama
V.KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian pengukuran terdiri dari beberapa
komponen yang dapat diklasifikasikan menurut metode
yang digunakan untuk menaksir nilai numeriknya :
 Tipe A : dievaluasi dengan analisis statistik dari
serangkaian pengamatan.
 Tipe B : dievaluasi dengan cara selain analisis statistik
dari serangkaian pengamatan.
 Klasifikasi komponen ketidakpastian ke dalam tipe A
dan tipe B tidak selalu mempunyai hubungan langsung
dengan klasifikasi komponen ketidakpastian sebagai
ketidakpastian yang berasal dari pengaruh acak atau
sistematik.
VI. PEMODELAN PENGUKURAN

 Model Pengukuran :
Pernyataan yang jelas :
- besaran ukur
- hubungan besaran ukur dan
parameter bebas*
*) besaran ukur lain, besaran yg tidak langsung diukur,
konstanta
Contoh : Dalam Proses Pengukuran, besaran ukur Y
ditentukan dari besaran lain yaitu :
X1,X2,…XN

Y = f(X1,X2,…,XN)
 Besaran masukan X1,X2,…,XN dapat mempunyai nilai
ketidakpastian yang ditentukan secara langsung dari
pengukuran yang sedang dilakukan :

- Pengamatan Tunggal

- Pengamatan Berulang

- Koreksi terhadap pembacaan instrumen

- Koreksi Besaran Berpengaruh

- Sumber luar : kalibrasi,bahan acuan bersertifikat,data


pabrik,dll
VII. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

 Setelah proses pengukuran dinyatakan dalam model


matematis,maka sumber ketidakpastian yang
berkaitan dengan proses pengukuran harus dapat
diidentifikasi dengan baik untuk menghindari
taksiran ketidakpastian yang terlalu berlebihan
maupun tidak memadai.
 Untuk membantu proses identifikasi sumber
ketidakpastian pengukuran dapat digunakan diagram
“cause and effect”,dengan prosedur sebagai berikut :
1. Tulis persamaan matematis lengkap yang mewakili
proses pengukuran berdasarkan hasil pemodelan
pengukuran. Parameter yang digunakan dalam
persamaan tersebut digunakan untuk membentuk
cabang utama dari diagram.
VII. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

2. Perhatikan setiap langkah dalam metode dan


tambahkan faktor lain yang mempengaruhi
pengukuran ke dalam diagram,yang membentuk
cabang dari cabang utama.
VII. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

Contoh :
Pengukuran densitas cairan menggunakan metode
penimbangan :
Model matematis :  = (misi – mkosong)/V
Dimana :
 = densitas cairan
misi = masa (labu ukur cairan) dari pembacaan timbangan
mkosong = masa labu ukur dari pembacaan timbangan
V = volume labu ukur

Misi Mkosong
P

Volume
VII. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

3. Untuk setiap cabang,tambahkan faktor lain yang


memberikan kontribusi sampai semua faktor yang
mempunyai kontribusi cukup signifikan telah
tercakup dalam diagram

Misi Mkosong
kalibrasi
kalibrasi
repeatibility
repeatibi
lity
p
suhu kalibrasi
Volume
VIII. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type A

• Evaluasi komponen ketidakpastian berdasarkan


perhitungan statistik
• Evaluasi ini dimungkinkan bila ada set pengamatan
data dan diperoleh nilai rata-rata dan simpangan
baku (SD).
• Alasan set pengamatan adalah untuk
meminimalkan efek kesalahan acak atau gangguan

1. Rata rata : taksiran terbaik dari harapan terhadap


suatu besaran yang bervariasi secara
acak,diperoleh dari n pengamatan berulang yang
saling bebas dalam kondisi pengukuran yang sama.

x = 1/n Σ xi
n=1
2. Simpangan Baku : Suatu taksiran sebaran populasi
dimana n nilai tersebut diambil, yaitu :

n
s(xi) = Σ (xi-x )2
i=1

n-1
 Simpangan Baku Rata-rata Eksperimental (ESDM) :
Taksiran sebaran dari rata-rata populasi

s(x) = s(xi )
n
 Ketidakpastian Baku tipe A, u(xi ) dari suatu besaran
yang ditentukan dari n pengamatan berulang yang
saling bebas adalah nilai ESDM
u(xi ) = s(x)
IX. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type B

 Evaluasi komponen ketidakpastian berdasarkan


selain analisis statistik tetapi kepada justifikasi
ilmiah dengan menggunakan semua informasi yang
relevan seperti :
1. Data pengukuran sebelumnya (drift)
2. Spesifikasi pabrik (resolusi)
3. Ketidakpastian yang diberikan untuk data acuan yang
diambil dari data book
4. Data yang diberikan dalam sertifikat atau laporan
lainnya.
 Contoh paling sederhana dari evaluasi type B adalah
penggunaan ketidakpastian yang dilaporkan dalam
sertifikat standar.

 Untuk memperoleh ketidakpastian baku =


ketidakpastian bentangan (sertifikat) dibagi dengan
faktor cakupan yang diberikan dalam sertifikat tersebut.

 Dalam kasus lain, dimana ketidakpastian diberikan


dalam batas tertentu + a , distribusi kemungkinan
dapat diestimasi dari informasi yang tersedia,yang
kemungkinan dapat berbentuk distribusi berikut :
DISTRIBUSI DATA (Type B)
A. Distribusi Normal / GAUSSIAN RATA-RATA

P
R
O
B
A
B
I
68,3
L %
I
T
Y
D
E
N 95,6
%
S
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

99.7%

95% CONFIDENCE LEVEL


Bila ditarik garis vertikal pada titik nol disebut rata-rata
(µ).
Bila kita ambil satu nilai secara acak maka nilai
probabilitas lebih besar dari rata-rata adalah 0,5 atau 50
% dan probabilitas lebih kecil dari rata rata adalah 0,5
atau 50 %.
Untuk nomor pembacaan tak terhingga maka,
probabilitas pembacaaan menjadi semakin mendekati
rata-rata.
Bila kita menarik garis vertikal yang melewati titik +
dan - ,luas area diantara 2 garis ini adalah 0,683,
artinya adalah 68.3 % pembacaan membentang pada
rentang  + 
• Bila garis melewati + 2 jadi area yang tertutup adalah
0,954 dan untuk garis + 3 area yang tertutup adalah
0,997.
• Untuk mendapatkan area tertutup 0,95 maka garis
akan melewati + 1,96 
 Distribusi ini dapat digunakan bila diasumsikan untuk
ketidakpastian yang menyatakan tingkat kepercayaan
tertentu, 95 % atau 99%
 Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi
ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan yang
tepat berdasarkan tabel distribusi-t yaitu u = U/k
Dimana ; U =ketidakpastian bentangan untuk tingkat
kepercayaan tertentu dan k adalah faktor cakupan.
B. Distribusi Rectangular

Range, 2a

Semi range,a

3 3
-a Nilai rata2 +a

u = a / 3
B. Distribusi Rectangular
• Distribusi ini digunakan bila diasumsikan bahwa
kesalahan yang terjadi mempunyai kemungkinan nilai
yang sama di seluruh rentangnya.
• Ketidakpastian bakunya dirumuskan u = a/3 ;dimana
a:semi range

C. Distribusi Triangular
Range, 2a

Semiran
ge, a

6 6
-a Nilai rata2 +a
C. Distribusi Triangular
• Distribusi ini digunakan bila disumsikan bahwa nilai yang
mendekati rata rata sangatlah mungkin.
• Ketidakpastian baku dapat dirumuskan ;
• u = a/6

D. Distribusi U
 Distribusi ini digunakan dalam beberapa pengukuran
metrologi,misalnya dalam distribusi untuk
ketidakpastian daya pantul sambungan frekuensi radio.
 Ketidakpastian bakunya dirumuskan :
u = a/2
X. Koefisien Sensitifitas (Coefficient Sensitivity)
 Koefisien sensitifitas berguna untuk merubah semua
komponen ketidakpastian menjadi satuan yang sama dari
besaran ukur.
Rumus umum koefisien sensitifitas adalah :

ci = y/xi

dimana :
ci = koefisien sensitifitas untuk komponen ci
y = besaran ukur,sebagai fungsi dari xi
y/xi = turunan parsial y terhadap xi
 Koefisien sensitifitas kadang-kadang dapat ditentukan
secara eksperimental, yaitu dengan mem variasi kan
besaran input tertentu dan menjaga besaran input
lainnya dalam nilai yang konstan ci = 1)
XI. Ketidakpastian baku gabungan
 Ketidakpastian baku gabungan dari suatu pengukuran,
dinotasikan dengan uc(y), diambil untuk mewakili
taksiran simpangan baku dari hasil pengukuran yang
diperoleh dengan menggabungkan ketidakpastian baku
dari setiap taksiran masukan berdasarkan deret Taylor
orde satu dari model pengukuran.
 Metode penggabungan ketidakpastian baku ini sering
disebut dengan hukum propagasi ketidakpastian.
 Untuk besaran masukan yang tidak berkorelasi,
ketidakpastian baku gabungan dari taksiran keluaran y
dapat dinyatakan dengan rumus :

N
uc(y) =  Σ [ciu(xi)]2
i=1
XII. Derajat Kebebasan (Degree’s of Freedom)
 Derajat kebebasan sangat berhubungan dengan
distribusi data.
1. Untuk pendekatan tipe A (standar deviasi) derajat
kebebasannya adalah ; v = n – 1
dimana n = jumlah data,
Sedangkan ketidakpastian bakunya adalah :
u = SD/ n atau juga disebut Experiment Standard
Deviation of Mean (ESDM)
2. Untuk pendekatan type B,derajat kebebasannya
tergantung distribusi datanya :
a. Distribusi Normal
Derajat kebebasannya tergantung nilai k (faktor
cakupan) dari sertifikatnya.
Derajat kebebasan untuk nilai k tertentu besarnya bisa
dilihat dari tabel t student dengan confidence level 95 %.
Contoh : k =2, maka derajat kebebsan dari tabel adalah
70.
b. Distribusi Rectangular
Derajat bebas untuk distribusi rectangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai Reliabilitas
(tingkat keraguan) maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 100 2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reliabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
c. Distribusi Triangular
Derajat bebas untuk distribusi triangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai
Reliabilitas maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 100 2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reliabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
XIII. Derajat Bebas Efektif
 Derajat bebas efektif ditetapkan untuk menentukan
faktor cakupan dari tabel t Student, yang memberikan
indikasi seberapa baik sistem pengukuran.
 Tingginya nilai derajat bebas berhubungan dengan
besarnya nomor pengukuran atau nilai dengan varian
rendah atau penyimpangan yang rendah.
 Rendahnya nilai derajat bebas efektif berhubungan
dengan besarnya penyimpangan atau buruknya tingkat
kepercayaan dalam nilai.
 Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type A,dengan
rata-rata x,maka derajat bebas efektif,v = n-1,dimana ;
n = jumlah ulangan pengukuran.
 Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type B,bila
tidak ada keterangan derajat kepercayaan (reliability) dari
alat maka nilai derajat bebasnya adalah tidak terhingga
(infinite);
 Bila ada pernyataan reliability,maka :
-2
 u (xi )
v 1/2
u (xi )
Dimana :
 u (xi )
= ketidakpastian relatif
u (xi )
Bila Reliability,
 u (xi )
R= u (xi ) x 100 % , maka
100 2
v ½
R
 Derajat Bebas Efektif gabungan dapat dihitung dengan
rumus Welch-Satterthwaite :

veff = uc4 (y)


 ui4 (y)
vi

XIV.Faktor cakupan
 Nilai Faktor cakupan (k) bervariasi terhadap derajat
kebebasan efektif.
 Nilai k sama dengan 2 dapat digunakan bila derajat
kebebasan cukup besar atau lebih dari 30.
 Bila derajat kebebasan efektof relatif kecil, nilai k dapat
diperoleh dari tabel t-student
XV. Ketidakpastian yang diperluas/bentangan

Uexp = k x uc ; dimana

k = faktor cakupan
uc = ketidakpastian gabungan
Tabel: Student’s t Distribution
Nilai t dengan berbagai derajat bebas pada tingkat kepercayaan 95%.

db t db t db t db t

1 12.7 9 2.26 17 2.11 50 2.01


2 4.3 10 2.23 18 2.10 60 2.0
3 3.18 11 2.20 19 2.09 70 2.0
4 2.78 12 2.18 20 0.09 80 1.99
5 2.57 13 2.16 30 2.04 90 1.99
6 2.45 14 2.15 35 2.03 100 1.99
7 2.37 15 2.13 40 2.02 110 1.98
8 2.31 16 2.12 45 2.02 ∞ 1.96
XVI. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN
 Dalam praktek, sejumlah informasi perlu diberikan
dalam laporan kalibrasi dan pengujian bergantung pada
fungsi yang diinginkan.
 Dalam pelaporan hasil pengukuran,informasi berikut
sebaiknya diberikan :
 Ketidakpastian bentangan beserta faktor cakupan da
tingkat kepercayaan;
 Deskripsi metode pengukuran yang digunakan untuk
menghitung hasil pengukuran dan ketidakpastiannya;
 Nilai dari sumber semua koreksi dan konstanta yang
digunkan baik dalam perhitungan dan analisis
ketidakpastian;
 Hubungan fungsional dan Y=f(X1,X2,…Xn) dan
beberapa koefisien sensitifitas tertentu secara
eksperimental sebaiknya diberikan.
XVI. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN
 Dalam melaporkan hasil kalibrasi atau hasil uji beserta
ketidakpastiannya, sebaiknya dengan memperhatikan :
 Nilai numerik dari ketidakpastian pengukuran
sebaiknya dinyatakan dalam 2 significant digit.
 Bila pembulatan menyebabkan nilai numerik turun
lebih dari 5 % maka sebaiknya dilakukan pembulatan
ke atas.
 Untuk meminimalkan kesalahan pembulatan, dlam
proses penggabungan ketidakpastian sebaiknya
digunakan paling sedikit satu significant digit lebih
banyak.
 Nilai numerik dalam pelaporan hasil pengukuran
sebaiknya dibulatkan ke significant digit terakhir dari
ketidakpastian bentangan yang dilaporkan.
XVII. RINGKASAN PROSEDUR EVALUASI
Hal-hal berikut merupakan pedoman untuk menggunakan
dokumen ini dalam praktek :
Tentukan model matematis proses pengukuran;
Tentukan taksiran nilai besaran masukan;
Lakukan identifikasi semua sumber ketidakpastian;
Evaluasi ketidakpastian tipe A untuk besaran ukur yang
diperoleh dari pengamatan beruleng;
Evaluasi ketidakpastian baku tipe B berdasarkan informasi
yang tersedia;
Evaluasi koefisien sensitifitas untuk besaran masukan;
Hitung ketidakpastian baku gabungan.
Evaluasi derajat bebas efektif.
Hitung ketidakpastian bentangan dari hasil pengukuran;
Laporkan hasil pengukuran/pengujian dan ketidakpastian
bentangan.
Bila diperlukan penilaian kesesuaian dengan spesifikasi, maka
lakukan evaluasi penilaian kesesuaian dengan spesifikasi sesuai
dengan standar atau permintaan pelanggan.
DIAGRAM ALIR EVALUASI KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
MULAI PEMODELAN PERSAMAAN
BESARAN
MATEMATIS KETIDAKPASTIAN
MASUKAN

SELESAI
EVALUASI TIPE A
TIPE B KETIDAKPASTIAN
BAKU

PELAPORAN
APAKAH
KETIDAKPASTIAN EVALUASI
YA KETIDAKPASTIA TIDAK
HITUNG KETIDAKPASTIAN N BAKU SELESAI
BENTANGAN ?

HITUNG KETIDAKPASTIAN
BAKU GABUNGAN
XVIII. PUSTAKA

1. ISO Guide to The Expression of Uncertainty in


Measurement,1993, ISO,Geneva,Switzerland.
2. International Vocabulary of Basic and General Terms
in Metrology,1993.
3. Cook,R R, Assesment of Uncertainty of Measurement
for Calibration and Testing Laboratories,1998.
4. EURACHEM/CITAC Guide Quantifying uncertainty in
Analytical Measurement,2000

Anda mungkin juga menyukai