Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRATIKUM

BENIH ORTODOKS DAN REKALSITRAN

Oleh
Golongan F / Kelompok 2B
1. Ryka Afhe Amela (161510501050)
2. M. Rizqy N. H (161510501059)
3. Fajar Kurniawan (161510501241)

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih adalah salah satu input utama dalam bidang pertanian. Benih sebagai
penentu keberhasilan tanaman dapat tumbuh dengan baik hingga produksi atau tidak.
Sistem produksi pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
kebutuhan dari pasar memerlukan adanya ketersediaan benih yang memiliki daya
tumbuh yang tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan sektor pertanian
sebagai prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya, sehingga
sangat perlu untuk memperhatikan benih yang akan ditanam maupun yang akan di
produksi. Kontribusi benih sangat penting untuk meningkatkan jumlah dan kualitas
produksi pertanian yang mampu dihasilkan oleh petani.
Tanaman digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman
merupakan pengertian lain dari benih. Benih bermutu yaitu benih yang memiliki
varietas yang jelas dan murni, mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu
fisik yang tertinggi sesuai dengan mutu standar pada kelasnya. Analisis benih untuk
mengetahui kualitas benih tersebut sangat diperlukan. Benih merupakan zat hidup
yang selalu melakukan aktivitas fisiologis baik sebelum di tanam maupun pada waktu
ditanam, yang pada akhirnya sangat mempengaruhi mutu tanaman yang di hasilkan
nantinya.
Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh keadaan
lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Kadar air benih merupakan salah satu
komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan maupun untuk tujuan
penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama
penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk menentukan saat panen yang
tepat dan saat penyimpanan benih. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
naiknya aktivitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan
makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di

2
dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah
akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
Berdasarkan tingkat kadar air di dalam benih terdapat dua tipe benih yakni
benih ortodoks dan benih rekalsitran. Benih ortodoks adalah benih yang dapat
disimpan lama dengan kadar air dapat diturunkan sampai di bawah 10%, dan dapat
disimpan pada suhu dan kelembapan rendah. Benih rekalsitran yaitu benih yang tidak
dapat disimpan dalam waktu lama, tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu
dingin, dan tidak tahan disimpan bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah kadar
air kritis. Sedangkan benih ortodoks meskipun ukurannya kecil tetapi lebih toleran
terhadap suhu yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dipelajari bagaimana
benih ortodoks dan rekalsitran dapat berkecambah pada penurunan kadar air benih.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui daya kecambah benih rekalsitran dan benih ortodoks setelah
penurunan kadar air benih.
2. Mengetahui metode penyimpanan yang tepat untuk benih rekalsitran.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kuswanto (2003), bagian dari tanaman yang digunakan untuk


memperbanyak atau mengembangbiakkan suatu tanaman disebut benih, benih sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk memperbanyak tanaman dengan melakukan teknik
bercocok tanam. Benih merupakan benda hidup yang dapat melakukan aktivitas
fisiologis baik sebelum ditanam, maupun saat sudah ditanam. Menurut Kartahadimaja
(2013), kualitas benih ditentukan oleh berbagai macam faktor salah satunya yaitu
kemurnian benih dari kontaminasi dan perkecambahan, selain itu yang perlu
diperhatikan merupakan ada tidaknya penyakit yang ditularkan, mutu vigor benih,
ukuran benih dan perlakuan atau penanganan terhadap benih tersebut. Penyimpanan
benih merupakan salah satu penanganan yang penting untuk dilakukan, karena
penyimpanan benih harus disesuaikan dengan kondisi benih tersebut. Penyimpanan
benih dilakukan agar benih dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang dengan
mutu genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis yang tetap terjaga dengan baik
Benih yang mengalami kemunduran mutu secara berangsur-angur tidak dapat
kembali pada kualitasnya yang semula atau irreversible akibat adanya perubahan
fisiologis yang disebabkan oleh faktor internal. Proses penurunan vigor secara
fisiologis ditandai dengan adanya penurunan daya kecambah, peningkatan jumlah
kecambah abnormal, penurunan kecambah di lapangan terhadap daya pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, serta meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang
ekstrim yang dapat menyebabkan menurunnya produksi tanaman (Jyoti, 2013).
Menurut Dewi (2015), benih yang masak secara fisiologis maka akan
memiliki sifat ketahanan atau resistensi yang tinggi terhadap kerusakan benih, selain
itu kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh keadaan
lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Kadar air benih merupakan salah satu
komponen yang penting dan harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan benih
maupun untuk tujuan penyimpanan benih. Kadar air memiliki dampak besar terhadap
viabilitas benih selama penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi untuk

4
menentukan saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih yang benar.Benih
yang mengalami masa simpan dalam kondisi benih atau lingkungan simpan yang
tidak optimum viabilitasnya akan turun yang ditunjukkan oleh turunnya daya
berkecambah benih.
Kadar air yang terlalu tinggi menyebabkan naiknya aktivitas pernafasan pada
benih yang berakibat habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu
kadar air yang tingi dapat mendukung perkembangan cendawan patogen di dalam
tempat penyimpanan yang dapat merusak kemurnian benih, tetapi perlu diingat
bahwa kadar air yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan kerusakan pada embrio.
Berdasarkan tingkat kadar air di dalam benih terdapat dua tipe benih yakni benih
ortodoks dan benih rekalsitran. Benih ortodoks adalah benih yang dapat disimpan
dalam waktu yang relatif lama dengan kadar air dapat diturunkan sampai di bawah
10%, dan dapat disimpan pada suhu dan kelembapan yang rendah (Shaban, 2013).
Menurut Walters et al (2013), benih rekalsitran yaitu benih yang tidak dapat
disimpan dalam waktu lama, tidak tahan atau mati jika disimpan pada suhu dingin,
tidak tahan disimpan bila kadar airnya diturunkan sampai di bawah kadar air kritis,
mudah berkecambah di penyimpanan, dan peka terhadap penurunan kadar air pada
saat proses pembentukan benih dan juga saat terlepas dari tanaman induk. Menurut
Murrinie (2013), benih ortodoks meskipun berukuran kecil tetapi lebih toleran
terhadap suhu yang tinggi dan toleran terhadap mikroorganisme lain. Secara umum
benih ortodoks memiliki ciri seperti kulit biji yang keras, ukuran biji ortodoks
biasanya kecil hingga sedang, benih mengering ketika masak, benih dapat
dikeringkan hingga kurang dari 5% tanpa adanya kerusakan serta benih memiliki
masa simpan yang lama. Benih ortodoks biasanya memiliki sifat dormansi, yakni
keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah walau sudah berada dalam kondisi
lingkungan (kelembaban, suhu dan cahaya) yang optimal.

5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pembiakan Tanaman dengan judul acara “Benih Ortodoks dan
Rekalsitran” dilaksanakan pada hari Kamis 12 April 2018 pukul 16.00 WIB sampai
selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
I
1. Kertas amplop buram 8/golongan
2. Oven
3. Bak pengecambah 8/golongan
4. Hand sprayer 1/kelompok
5. Kertas label 1 pack
6. Timbangan digital
II
1. Plastik klip
2. Oven
3. Timbangan digital
4. Kertas label perlakuan
5. Desikator
6. Cutter
7. Bak pengecambah

3.2.2 Bahan
I
1. Benihpadi 40 benih (kelompok 1,2,3,4)

6
2. Benih nangka 40 benih (kelompok 5,6,7,8)
3. Pasir 10 kg
4. Tanah 10 kg
II
1. Benih kakao 200 benih/golongan
2. Pasir 10 kg
3. Tanah 10 kg
4. Arang sekam 10 kg

3.3 Pelaksanaan Praktikum


I
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menimbang benih nangka dan padi sebanyak 10 biji masing-masing benih.
3. Memasukkan benih nangka dan padi pada 8 kertas amplop buram sebanyak 10
biji masing-masing benih.
4. Mengoven benih nangka dan padi masing-masing 1 amplop dengan suhu 103°C
selama 24 jam. Membiarkan benih yang tersisa dengan suhu ruang.
5. Mengambil benih dalam oven dan di suhu ruang, kemudian mengecambahkan
dalam bak pengecambah dengan media tanah + pasir 1:1.
6. Mengamati daya kecambahnya setelah umur 7 hari, dengan rumus:
Jumlah kecambah normal (hari ke 7)
7. Daya Kecambah = × 100%
Jumlah total benih yang dikecambahkan

II
1. Mengekstraksi benih kakao dari buahnya.
2. Mencuci benih tersebut dengan air mengalir.
3. Memasukkan ke dalam plastic dengan 6 perlakuan yakni
a. AC arang sekam lembab
b. AC arang sekam kering

7
c. Suhu kamar arang sekam lembab
d. Suhu kamar arang sekam kering
e. AC benih tanpa arang sekam
f. Suhu ruang benih tanpa arang sekam
Menyertai label perlakuan dengan masing-masing perlakuan berjumlah 10 benih
kakao. Membuat ulangan sebanyak 2 kali.
4. Menutup masing-masing plastik.
5. Setalah 7 hari, mengambil benih dan mengecambahkan dalam media pasir
selama 7 hari dan menghitung daya kecambahnya.

3.4 Variabel Pengamatan


I
1. Kulit benih
2. Kadar air
3. Daya kecambah benih
II
1. Jumlah benih yang berkecambah setelah penyimpanan.

3.5 Analisis Data


Praktikum acara 3 dengan judul “Benih Ortodoks dan Rekalsitran”
menggunakan analisis kuantitatif.

8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Grafik viabilitas benih ortodoks kontrol

350%
300%
250%
200%
150% Hari ke-7
100%
50% Hri ke-3
0%

4.1.2 Grafik viabilitas benih ortodoks dioven

100%
80%
60%
40% HARI KE-7
20%
HARI KE-3
0%

4.1.3 Grafik viabilitas benih rekalsitran kontrol

200%
150%
100%
Hari ke-7
50%
Hari ke-3
0%

9
4.1.4 Grafik viabilitas benih rekalsitran dioven

30%

25%

20%

15%
HARI KE-7
10% HARI KE-3

5%

0%

4.1.5Tabel Ciri-ciri Fisik Benih Ortodoks dan Rekalsitran

No. Benih Ortodoks Benih Rekalsitran


1. Padi Nangka
- Ukuran kecil, sedang dan - Berukuran besar
kulit biji keras - Permukaan halus
- Kadar air rendah - Bentuk lonjong
- Berwarna kuning kecoklatan - Kadar air tinggi
- Berwarna coklat

10
4.1.6 Grafik Daya Kecambah Benih Kakao Hari ke-3

suhu kamar tanpa arang sekam

ac tanpa arang sekam

suhu kamar arang sekam kering

Rata-rata

suhu kamar arang sekam lembab JUMLAH


M
AB
N
UL

ac arang sekam kering

ac arang sekam lembab

0 2 4 6 8 10

11
4.1.7 Grafik Daya Kecambah Benih Kakao Hari ke-7

suhu kamar tanpa arang sekam

ac tanpa arang sekam

suhu kamar arang sekam kering

RATA-RATA

suhu kamar arang sekam lembab JUMLAH


M
AB
N
UL

ac arang sekam kering

ac arang sekam lembab

0 2 4 6 8 10

12
4.2 Pembahasan
Kualitas benih dan kemampuan benih untuk berkecambah selain dipengaruhi
oleh cadangan makanan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya yaitu kadar
air. Kadar air dalam benih sangat mempengaruhi daya kecambah dan kualitas benih
tersebut. Hasil dari perlakuan uji viabilitas benih ortodoks dan rekalsitran yaitu benih
padi dan nangka yang diusangkan dan tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Perbedaan tersebut terlihat pada benih padi dan nangka dengan perlakuan kontrol
memiliki viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih padi dan nangka
yang diusangkan terlebih dahulu. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tekanan suhu
pada proses pengusangan benih padi dan nangka. Proses pengusangan
memungkinkan adanya kerusakan pada struktur sel dari benih itu sendiri yang
mengindikasikan bahwa sel-sel benih kehilangan kapasitasnya untuk
mempertahankan bobotnya selama proses pengeringan.
Benih rekalsitran lebih besar dengan lapisan luar biji yang lebih halus, lunak
dan berlendir. Secara fisiologis benih ortodok yang toleran terhadap penurunan kadar
air (kurang dari 10%) dan viabilitasnya dapat dipertahankan selama penyimpanan
pada suhu rendah, dan tidak mudah berkecambah. Sedangkan ciri- ciri benih ortodoks
adalah benih berukuran kecil, permukaan halus dan rata, dan kering karena kadar air
yang rendah. Hal tersebut yang menyebabkan benih ortodoks lebih tahan lama
disimpan. Meskipun memiliki ukuran yang kecil tetapi benih ortodoks lebih toleran
terhadap suhu yang tinggi, serta toleran terhadap mikroorganisme lain. Secara umum
benih ortodoks memiliki ciri kulit biji keras, ukuran biji biasanya kecil hingga
sedang.
Uji viabilitas pada benih ortodoks dan rekalsitran yang telah dilakukan
mendapatkan hasil bahwa pada perlakuan kontrol, kedua benih tersebut sama-sama
memiliki viabilitas yang tinggi. Tingkat viabilitas pada benih ortodoks yaitu dengan
rata-rata 90%, sedangkan pada benih rekalsitran hanya sebesar 40% dikarenakan
benih ortodoks memiliki kadar air yang rendah dan lebih tahan dengan suhu yang
tinggi dibandingkan dengan benih rekalsitran. Kadar air adalah faktor yang paling

13
berpengaruh pada penurunan kualitas benih, apabila benih disimpan pada keadaan
suhu yang terlalu tinggi maka benih akan kehilangan kadar air dalam bijinya.
Meskipun sedikit kandungan air dalam benih tetapi air tetap diperlukan untuk
perkembangan embrio sehingga benih dapat berkecambah dengan baik. Benih dapat
mati dalam suhu yang tinggi karena keadaan yang sangat kering dan embrio yang
sudah tidak berfungsi karena tidak ada air yang dapat digunakan untuk melakukan
respirasi.
Perlakuan terhadap biji kakao yang diuji daya kecambahnya setelah disimpan
dengan AC arang sekam lembab, AC arang sekam kering, suhu kamar arang sekam
lembab, suhu kamar arang sekam kering, AC tanpa arang sekam, dan suhu kamar
tanpa arang sekam memiliki hasil yang berbeda. Daya kecambah yang tinggi pada
benih kakao terdapat pada perlakuan suhu kamar tanpa arang sekam yaitu dengan
rata-rata sebesar 70% dikarenakan suhu kamar merupakan suhu normal yang menjadi
suhu optimum untuk benih yaitu pada kisaran 18o celcius sampai 21o celcius.

14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Benih apabila disimpan pada keadaan suhu yang terlalu tinggi seperti 103ᵒC
maka benih akan kehilangan banyak kadar air dalam bijinya. Meskipun sedikit
kandungan air dalam benih tetapi air tetap diperlukan untuk perkembangan
embrio sehingga benih dapat berkecambah dengan baik. Apabila benih
ditempatkan pada tempat yang memiliki suhu sangat tinggi maka biji menjadi
sangat kering dan embrio yang tidak dapat berfungsi karena tidak ada air yang
dapat digunakan untuk melakukan proses respirasi.
2. Benih rekalsitran untuk penyimpanannya membutuhkan perlakuan khusus
karena benih ini mudah rusak.

5.2 Saran
Praktikum sudah dilaksanakan dengan cukup baik dan fasilitas sudah tercukupi,
tetapi masih kurang efisien dalam pengelolaan waktunya dikarenakan praktikum
dilaksanakan diluar laboratorium. Untuk kedepannya praktikum dapat dilakukan
dengan lebih serius agar dapat selesai dengan cepat dan untuk penjelasan materi lebih
diperjelas lagi agar praktikan benar-benar paham dengan materi apa yang
dipraktikumkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, T. K. 2015. Pengaruh Kombinasi Kadar air Benih dan Lama Penyimpanan
Terhadap Viabilitas Dan Sifat Fisik Benih Padi Sawah Kultivar Ciherang.
Agrorektan, 2(1): 53-61.

Jyoti, and C. P. Malik. 2013. Seed Deterioration : A Review. Life Sciences


Biotechnology and Pharma, 2(3)- 375-385.

Kartahadimaja, J., E. E. Syuriani dan N. A. Hakim. 2013. Pengaruh Penyimpanan


Jangka Panjang (Long Term) terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur Benih
Inbred Jangung. Pertanian Terapan, 13(3): 168-173.

Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan, Pengemasan, dan Penyimpanan Benih.


Yogyakarta : Andy.

Murrinie, E. D., P. Yudono., A. Purwantoro., dan E. Sulistyaningsih. 2017.


Identifikasi Sifat Benih Kawista (Feronia limonia (L.) Swingle) Untuk Tujuan
Penyimpanan. Snatif, 4(1)- 509-516.

Shaban, M. 2013. Aging in Orthodox Seeds is a Problem. Adv Biol Biom Res, 1(11):
1296-1301.

Walters, C., P. Berjak., N. Pammenter., K. Kennedy dan P. Raven. 2013. Preservation


of Recalcitrant Seeds. Science, 339(612): 915-916.

16

Anda mungkin juga menyukai