1. NH4NO3
Mudah Meledak
2. (NH4)2SO4
3. KNO3
Oksidizing
4. CaCl2.2H2O
Bahaya Iritasi
5. MgSO4.7H2O
Mudah Terbakar
6. KH2PO4
Oksidizing
7. Ca3(PO4)2
Bahaya Iritasi
8. Fe2(C4H4O5)3
Bahaya Iritasi
9. FeSO4.7H2O
10. Na2EDTA
Warning (Berbahaya)
11. MnSO4.4H2O
12. ZnSO4.7H2O
13. H3BO3
14. Kl
15. Na2M0O4.2H2O
16. CuSO4.5H2O
17. CoCl2.2H2O
18. Myoinositol
Mudah Terbakar
19. Niacin
Toxic (Beracun)
20. Pyridoxine-HCL
(Beracun)
21. Thiamin-HCL
3. Uraikan Syarat, Fungsi dan Alat Pendukung : Ruang Kultur, Ruang Transfer, Ruang
Persiapan, Ruang Aklimatisasi dan Ruang Bahan
1)Ruang Kultur
Ruang kultur merupakan ruang yang paling besar dibanding dengan ruangan yang lain.
Ruangan ini harus dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu banyak keluar
masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan ini berisi rak-rak kultur yang
berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang berisi tanaman. Rak ini juga dilengkapi
dengan lampu-lampu sebagai sumber cahaya bagi tanaman kultur. Selain rak kultur, ruang kultur
juga harus dilengkapi dengan AC, pengukur suhu dan kelembapan, serta timer yang digunakan
untuk menghidup-kan dan mematikan lampu secara otomatis.
Cahaya yang digunakan sebagai penerangan, sebaiknya cahaya putih yang dihasilkan dari
lampu flourescent. Lampu flourescent dipakai karena sangat baik dan sangat efisien dalam
penggunaan energi bila dibanding dengan lampu pijar. Karena pada lampu pijar, hampir 90 %
merupakan energi panas, sehingga mem-pengaruhi ruangan. Intensitas cahaya yang baik dari
lampu flourescent adalah antara 100 – 400 ftc (1000 – 4000 lux). Intensitas cahaya dapat diatur
dengan menempatkan jumlah lampu dengan kekuatan tertentu. Lampu yang digunakan bisa
berupa lampu TL dengan daya 15 watt atau 40 watt, tergantung panjang rak yang dibuat. Jarak
antar rak 30 – 35 cm. Sebaiknya travo pada lampu TL dipasang terpisah dari box, (lebih baik
kalau dipasang di luar ruang kultur), karena dapat membakar tanaman kultur dan membuat suhu
ruang menjadi panas. Selain lampu TL, lampu SL juga dapat dipakai. Pemakaian lampu ini dapat
meng-hemat biaya listrik, juga lebih terang. Tinggi rak yang dibuat antara 50 – 60 cm. Dalam
satu bidang rak dapat memakai 2 atau 3 lampu SL daya 5 – 10 watt tergantung ukuran panjang
rak.
Fungsi : Untuk menampung dan menyimpan botol-botol kultur yang berisi tanaman.
Alat pendukung : Pada ruangan ini terdapat: rak-rak kultur yang bertingkat 3-4 dilengkapi lampu
TL, timer untuk mengontrol lama penyinaran, AC, mikroskop, shaker (penggojok), dan lain-lain.
2) Ruang Transfer
Ruang transfer merupakan ruangan dimana semua kegiatan aseptis dimulai. Kegiatan
yang dilakukan meliputi : sterilisasi, isolasi bagian-bagian tanaman dan penanaman eksplan
dalam medium. Kegiatan subkultur, sterilisasi medium dengan ultrafiltrasi juga dilakukan
diruangan ini. Ruangan ini mutlak harus steril, sehingga sedapat mungkin bebas dari debu dan
hewan kecil, dinding ruangan dilapis porselin ataubahan lain yang kedap air dan mudah
dibersihkan. Ruangan ini juga dilengkapi dengan tempat cuci tangan sehingga memudahkan
petugas yang akan memulai dengan pekerjaan aseptis, pengatur suhu (AC), lampu Ultra Violet
dan lampu TL biasa. Ruang transfer harus terisolir sedemikian rupa tetapi masih dapat
berhubungan dengan ruang stok, ruang inkubasi dan ruang mikroskop. Pintu penghubung harus
selalu dalam keadaan tertutup.
Fungsi : Untuk inokulasi eksplan yang dimulai dari isolasi bagian tanaman, sterilisasi, dan
penanaman eksplan pada media. Ruangan ini harus steril bebas dari debu dan hewan kecil.
Alat pendukung: Laminar Air Flow Cabinet, alat-alat diseksi (scalpel, pinset, spatula, guntung,
jarum), hand sprayer, bunsen, timbangan kecil, dan lain-lain.
3) Ruang Persiapan
Ruang persiapan dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman
yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan tempat untuk
menyimpan alat-alat gelas.
Fungsi : Untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman yang akan dipergunakan,
sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan tempat untuk menyimpan alat-alat gelas.
Alat Pendukung : Hot plate dengan magnetic stirer, Oven, Pengukur pH, dapat berupa pH meter,
atau kertas pH indikator, Autoklaf, Kompor gas, Tempat cuci, Labu takar, gelas piala,
erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet, botol kultur, pisau scapel.
4) Ruang Aklimatisasi
Ruang aklimatisasi memiliki syarat yang sama dengan ruang kultur, karena pada
dasarnya ruang aklimatisasi merupakan ruang peralihan dari ruang kultur (dimana pada ruangan
inidilakukan tahap aklimatisasi yaitu proses penyesuaian planlet dari kondisi mikro dalam botol
(heterotrof) ke lingkungan luar (autotrof). dan tempatnya merupakan rumah kaca (kedap
serangga).
Alat Pendukung : AC, Timer, Lampu.
5) Ruang Bahan
Ruangan bahan berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan media tanam yang sudah di
autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta kebersihannya harus dijaga. Media tanam
akan diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari sebelum digunakan. Hal ini untuk mengetahui
kondisi media tanam apakah steril atau ter-kontaminasi jamur/bakteri. Apabila media
terkontaminasi, sebaiknya segera dikeluar-kan dan diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14
Mpa.
Fungsi : Untuk menyimpan media tanam yang sudah di autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin
dan gelap, serta kebersihannya harus dijaga.
Alat Pendukung : Timbangan analitik ,Lemari es dan freezer untuk menyimpan larutan stok ,Hot
plate dengan magnetik stirrer , Bunsen dengan kaki tiga , pH meter ,Lemari bahan kimia dana
alat-alat (aluminum foil, kertas timbang, kertas saring dsb) ,Hood tempat penimbangan bahan-
bahan kimia yang karsinogenik , Blender / homogenizer,