Anda di halaman 1dari 7

Kemampuan Pengukuran Terbaik (Best Measurement Capability): definisi EA_04

Ketidakpastian terkecil yang dapat dicapai oleh laboratorium dalam lingkup akreditasinya,
pada saat

melakukan (kurang-lebih) kalibrasi rutin standar pengukuran hampir ideal yang ditujukan
untuk mendefinisikan, merealisasikan, menyimpan atau mereproduksi satuan dari satuan
besaran tersebut atau satu atau lebih nilainya, atau pada saat

melakukan (kurang-lebih) kalibrasi rutin alat ukur hampir ideal yang dirancang untuk
mengukur suatu besaran.

Asesmen BMC laboratorium kalibrasi yang diakreditasi harus didasarkan pada metode yang
dijelaskan dalam dokumennya tetapi hendaknya didukung atau dikonfirmasi dengan bukti
eksperimental

Kemampuan Kalibrasi dan Pengukuran (Calibration and Measurement Capability - CMC):


definisi JCRB

kemampuan penguuran di dalam pangkalan data uji banding utama (key comparisons data
base - KCDB) - yang telah di peer review - dari sebuah lembaga metrologi nasional atau
lembaga yang ditunjuk untuk memberikan ketertelusuran ke SI dalam kerangka kerja saling
pengakuan antar lembaga metrologi nasional (CIPM MRA)

CMC, sebagaimana digunakan dalam CIPM MRA hendaknya:


dilakukan sesuai dengan prosedur yang didokumentasikan dan budget ketidakpastian yang
telah ditetapkan dalam sistem manajemen mutu lembaga metrologi nasional, dilakukan
secara rutin (regular basis), dapat diberikan kepada semua pelanggannya

CMC adalah tingkatan tertinggi kalibrasi atau pengukuran yang (dalam kondisi normal)
ditawarkan kepada pelanggan, yang dinyatakan dalam tingkat kepercayaan 95%, dan
seringkali dinyatakan sebagai Best Measurement Capability

kontribusi ketidakpastian untuk CMC, mencakup kontribusi ketidakpastian yang terbawa


(inherent) dalam peralatan pelanggan yang terbaik yang ada selama kalibrasi atau
pengukuran di lembaga metrologi nasional, sedangkan kontribusi ketidakpastian (termasuk
akibat transportasi) peralatan pelanggan sebelum atau sesudah kalibrasi atau pengukuran di
lambaga metrologi nasional tidak diperhitungkan.

Dari dua definisi di atas, jelas bahwa BMC atau CMC adalah kemampuan kalibrasi atau
pengukuran yang ditawarkan oleh laboratorium kalibrasi (BMC) atau lembaga metrologi
nasional (CMC) kepada pelanggannya..............

dalam definisi BMC dinyatakan bahwa BMC harus didukung dengan bukti experimental,

sedangkan
dalam definisi CMC dinyatakan bahwa CMC adalah kemampuan yang telah di-peer review
atau dimuat di dalam key comparison data base, yang dalam prakteknya harus didukung oleh
bukti eksperimental berupa hasil key/supplementary/bilateral comparisons antar lembaga
metrologi nasional

Dalam praktek di laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh KAN, seringkali laboratorium
tidak mengetahui "target ketidakpastian" yang hendak ditawarkan kepada
pelanggannya.....bahkan seringkali atau pada umumnya yang dilakukan oleh laboratorium
adalah menghitung "secara teoritis" dan menghendaki ketidakpastian (BMC) yang sekecil-
kecilnya, padahal ketidakpastian tersebut sebenarnya tidak dikehendaki oleh pelanggannya
bahkan ........untuk jenis alat yang diklaim dalam lingkupnya ketidakpastian yang kecil
tersebut sebenarnya tidak diperlukan.............................

Di dalam skema saling pengakuan antar lembaga akreditasi maupun antar lembaga metrologi
nasional, selalu dinyatakan

"claimed Best Measurement Capabilities"


atau
"claimed Calibration and Measurement Capabilities"

artinya baik BMC maupun CMC adalah suatu nilai yang dikehendaki oleh laboratorium
kalibrasi (BMC) atau lembaga metrologi nasional (CMC)

dan

klaim tersebut harus didukung oleh bukti-bukti teoritis (misalnya: uncertainty budget, yang
secara teoritis berisi taksiran nilai dari kontribusi ketidakpastian)

dan bukti eksperimental (misalnya: hasil uji banding yang memuaskan dengan ketidakpastian
yang setingkat dengan BMC atau CMC yang diklaim, atau control chart yang telah
mengakomodasi semua sumber daya laboratorium yang menunjukkan bahwa besarnya
variasi yang disebabkan oleh sumber daya tersebut tidak melebihi BMC atau CMC yang
diklaim, bahkan secara lebih ekstrim karena mencakup saling pengakuan antar standar
pengukuran nasional yang dikelola oleh lembaga metrologi nasional, CMC yang dimuat di
appendix C CIPM MRA harus sudah didukung dengan hasil uji banding)

dengan logika di atas, sudah sewajarnya bahwa klaim BMC atau CMC harus terlebih dahulu
didasarkan pada "jenis alat ukur atau standar yang dikehendaki dapat dilayani "

berikutnya dari informasi tersebut, dapat ditetapkan "target ketidakpastian" yang akan
ditawarkan dan kemudian diklaim sebagai BMC atau CMC,

tahap berikutnya diperlukan "system design" supaya klaim BMC atau CMC tersebut dapat
dicapai, dalam tahap design ini model matematis pengukuran dipelajari kemudian kontribusi
dari masing-masing sumber ketidakpastian diestimasi dan dihitung dan didokumentasikan
dalam sebuah uncertainty budget, sehingga sumber daya laboratorium dapat diatur
sedemikian rupa estimasi atau asumsi kontribusi ketidakpastian dari setiap sumber dapat
dicapai .............., sebagai contoh, berapa resolusi alat ukur yang akan digunakan, seberapa
ketat kondisi lingkungan harus diatur, seberapa tinggi tingkat kompetensi personel diperlukan
........ dan seterusnya

berikutnya, apabila ketidakpastian yang diperoleh dari tahap design tadi dapat dicapai.....
berikutnya apakah dalam praktek ketidakpastian tersebut dapat dicapai............. sebagai
contoh bila kemudian mengikuti sebuah program uji banding, dan dengan ketidakpastian
yang sesuai dengan uncertainty budget hasil design tadi ternyata hasilnya OUTLIER, berarti
klaim BMC atau CMC tersebut dalam praktek tidak dapat dicapai oleh laboratorium atau
ternyata dari control chart variasi hasil pengukuran pada tingkat kepercayaan 95% lebih
besar dari BMC atau CMC artinya klaim tidak didukung oleh bukti eksperimental, dan
konsekuensi logisnya BADAN AKREDITASI tidak dapat menetapkan BMC sesuai dengan klaim
laboratorium atau dalam skema CIPM MRA, RMO CMC reviewers atau JCRB reviewers tidak
dapat mendukung klaim CMC dari sebuah lembaga metrologi nasional......

Jadi, BMC ditetapkan oleh Badan Akreditasi idealnya harus didukung oleh bukti teoritis dan
eksperimental demikian juga CMC yang disetujui oleh JCRB untuk dimuat dalam appendix C-
CIPM MRA

Lebih khusus, laboratorium kalibrasi hendaknya meng- klaim BMC sesuai dengan uncertainty
limit dari alat yang dikehendaki untuk ditawarkan kepada pelanggannya melalui lingkup
akreditasinya............dalam kondisi seperti ini maka evaluasi ketidakpastian dari setiap kali
pekerjaan kalibrasi lebih bersifat sebagai pengecekan apakah semua pengaturan sumber
daya laboratorium sedang berjalan efektif dan laboratorium dapat melaporkan ketidakpastian
sesuai dengan "target ketidakpastian" untuk jenis alat tersebut, bila ya, berarti laboratorium
berhak untuk melaporkan ketidakpastian sesuai dengan "target ketidakpastian" tetapi bila
tidak seharusnya perlu untuk memeriksa ulang, apakah penyebab pembesaran
ketidakpastian tersebut berasal dari karakteristik alat yang dikalibrasi atau dari variasi sumber
daya laboratorium yang sedang out of control, bila berasal dari karakteristik alat yang
dikalibrasi maka valid untuk melaporkan ketidakpastian yang lebih besar dari target
ketidakpastian, tetapi bila ternyata penyebabnya adalah variasi sumber daya laboratorium
yang sedang out of control, perlu dilakukan pengukuran ulang karena dalam kondisi tersebut
pembesaran ketidakpastian adalah kesalahan laboratorium dan hal ini bisa menyebabkan
pemilik alat - dalam kondisi terjelek - harus menyatakan alat tsb out of spec yang kemudian
bisa berimplikasi investasi tak perlu bagi pemilik alat....................

bila ternyata pengukuran sesaat menunjukkan variasi sumber daya yang lebih baik dari
normal, perlukah laboratorium kalibrasi menerbitkan sertifikat dengan ketidakpastian yang
lebih kecil dari target ketidakpastian (BMC)-nya ????? tentunya tidak, karena yang harus
dijamin dapat dicapai oleh laboratorium bukanlah kondisi sesaat tetapi kondisi rutin, sehingga
pelanggan dapat menggunakan lingkup akreditasi sesuai dengan tujuannya, yaitu memilih
laboratorium kalibtasi yang dapat memberikan ketidakpastian sesuai dengan uncertainty limit
yang memungkinkan evaluai compliance with " specification (standard maupun user defined)"
dari alat yang dikalibrasi tersebut...............

SEMOGA TULISAN DI ATAS DAPAT MENJADI BAHAN RENUNGAN KITA,


pada saat ini dalam diskusi antara ILAC dan BIPM dan antara organisasi metrologi regional
dan organisasi kerjasama akreditasi nasional, sedang diusulkan definisi kemampuan
pengukuran yang dapat berlaku lebih umum baik untuk laboratorium kalibrasi maupun
lembaga metrologi nasional, istilah BMC dan CMC secara lebih umum diusulkan untuk dicakup
dalam istilah MC (measurement capability) yang diusulkan untuk memiliki definisi berikut:

"mutu hasil pengukuran dari suatu besaran tertentu yang secara rutin dapat diberikan oleh
sebuah laboratorium yang melakukan kalibtasi dalam kondisi tertentu, sebagaimana diases
oleh lembaga yang kompeten"
2.
3.

dengan catatan:
1. ukuran kemampuan pengukuran mencakup ketidakpastian pengukuran, rentang ukur atau nilai
besaran untuk jenis besaran tertentu dan pembuktian ketertelusuran metrologis, dan kondisi tertentu
mencakup sistem mutu dan kondisi lingkungan

2. kemampuan pengukuran biasanya dinyatakan dengan BMC dalam akreditasi laboratorium atau CMC
dalam saling pengakuan antar lembaga metrologi nasional. Konsep dan makna BMC dan CMC dapat
dipandang ekivalen............

semoga semua tulisan di atas bermanfaat untuk dilanjutkan dengan diskusi terbuka melalui mailing list
ini

salam

Donny Purnomo

laboratorium <laboratorium@...> wrote:

TANYA:
Kami baru membeli Test Gauge Ashcroft dilengkapi dengan Calibration Certificat Report, sbb:

Certificat I.D. : 0 - 21030


Customer Control : N/A
Serial : CM - 134738
Pressure Range : 0 ~ 20000 psig
Sub division : 20 psig
Accuracy : 0,1 %
Tolerance allowed : +/- 20 psig
Date of Calibration : 11/06/2006 ( Kelihatannya dibaca 6 November 2006, sebab ditempat lain,
tanggal SK standar tertulis 03/16/2005)

Dalam sertifikat dicantumkan setiap nominal koreksinya 0 psig, kecuali pada nominal 14000 dan
16000 psi, koreksinya masing-masing = 4 psig. Dan pada nominal 10000 psi tercantum hysterisis =
0,025 %. Kami tidak melihat dimana dicantumkan ketidakpastian pengukuran.
Kami sudah menanyakan kepada Ashcroft, sampai sekarang belum dijawab.
Oleh karena itu kami menanyakan kepada Bapak, apakah ketidakpastiannya dapat diambil dari
accuracy 0,1 % atau dari toleransi +/- 20 psi atau yang mana ?
Terima kasih atas jawaban dan kerjasamnya.

JAWAB:

Menginterpretasikan data dari report tersebut, saya dapat memberikan gambaran sbb:

Tolerance allowed 20 psig menyatakan kesalahan terbesar yang diijinkan untuk alat tersebut ( 0.1%
x Full Scale) = (0.1% x 20000 psig) = 20 psig, bapak pastinya masih ingat bahwa pernyataan kelas
untuk sebuah pressure gauge adalah % of Full Scale bukan % of reading. Dengan kata lain, dalam
seluruh rentang ukur alat tersebut ( 0 ~ 20000 psig) kesalahan maksimum yang diijinkan supaya
alat tersebut tidak keluar dari kelas akurasi 0.1% adalah 20 psig.

Mengenai ketidakpastian dari alat ukur tersebut untuk seluruh rentang ukurnya bapak perlu
menggabungkan nilai 4 psig, 0.025% x 20000 psig = 5 psig dan 20 psig yang semuanya
diberlakukan sebagai ketidakpastian baku tipe B berdistribusi normal dengan semi-range setengah
dari nilai-nilai tersebut dengan pembagi sebesar akar 3. Perlu diperlakukan demikian karena bila
bapak mengacu pada spesisifkasi standar BS 837, atau JIS 7505 atau standar pressure gauge
yang lain, accuracy class 0.1% memiliki makna maksimum error 0.1%, memiliki maksimum
hysteresis 0.1% dan batas-batas variasi lainnya.

Wassallam,

DONNY

Pak Darmawan dan rekan-rekan lain,

Cara menghitung BMC itu seperti menghitung ketidakpastian pengukuran


kalibrasi rutin. Artinya, diandaikan ada sebuah UUT (unit under test
alias barang yang dikalibrasi) yang dianggap mempunyai karakteristik
"hampir sempurna". Jika kita mengalibrasi sebuah UUT yang "hampir
sempurna" dan mengevaluasi ketidakpastian pengukurannya, maka nilai
ketidakpastian itu kita anggap sebagai BMC untuk mengalibrasi
alat-alat yang sejenis dengan UUT itu.

Apa artinya "hampir sempurna"?

Kita lihat bahwa komponen-komponen ketidakpastian dalam suatu


kalibrasi datang dari UUT itu sendiri dan dari sumber-sumber di luar
UUT (termasuk standar kalibrasi, pengaruh lingkungan, pengaruh
personel).

Komponen dari UUT di antaranya: daya baca skala atau resolusi


penunjukan dan repeatability. Jadi untuk menghitung BMC, kita andaikan
UUT itu mempunyai repeatability yang sekecil-kecilnya (dalam batas
yang wajar untuk alat jenis itu), dan divisi skala atau resolusi
tertentu (misalnya dial gauge dengan divisi skala 0,01 mm, 0,005 mm,
atau 0,001 mm?).

Misalnya:

1. Untuk mikrometer luar dengan skala 0,001 mm, menurut pengalaman,


repeatability-nya bisa +-0,000 mm.
2. Tapi untuk LVDT dengan daya baca 0,000 01 mm, repeatability-nya
bisa sebesar +-0,000 10 mm. Jadi, repeatability yang 'ideal' belum
tentu bisa nol.

Perhatikan pula bahwa karena BMC terkait dengan resolusi/daya baca


alat, maka dalam menampilkan nilai-nilai BMC (misalnya dalam tabel
ruang lingkup akreditasi) maka resolusi UUT-nya juga harus
dicantumkan. Jadi, tabel ruang lingkup di KAN mestinya dilengkapi
dengan resolusi alat.

Misalnya:
- Dial gauge 0~10 mm (scale div. 0,01 mm) BMC = 0,008 mm
- Dial gauge 0~1 mm (scale div. 0,001 mm) BMC = 0,0009 mm

Semoga membantu

-- Probo
Tahapan menentukan BMC dimulai dari quality plan lab: jenis alat apa saja yang akan dikalibrasi,
berapa akurasi alat tsb. Setelah ditentukan jenis alat beserta akurasinya, lab dapat menghitung berapa
ketidakpastian yang harus dihasilkan oleh lab kalibrasi.

Artinya, laboratorium merencanakan, alat standar apa yang optimal (semakin akurat tentu semakin
mahal..), bagaimana skema kalibrasinya (berapa kali pengulangan, metode apa yang dipakai, dsb).
Faktor - faktor yang merupakan estimasi atas kemampuan lab tersebut dituangkan dalam format
uncertainty budget yang selama ini kita kenal.

Untuk BMC Jadi, yang lebih tepat bukan "menghitung BMC" tapi estimasi BMC. Ketidakpastian hasil
estimasi ini harus mencerminkan kemampuan sehari - hari lab dalam mengalibrasi peralatan yang
"hampir ideal" . Hampir ideal di sini bukan berarti "repeatability dianggap 0"...

hampir ideal tetap dikaitkan dengan kemampuan sehari - hari lab dalam mengalibrasi alat tersebut.
Dengan demikian repeatability memiliki nilai tertentu yang ditargetkan oleh lab sendiri. Biasanya,
karena diinginkan kontribusi repeatability tidak berpengaruh besar terhadap ketidakpastian total,
dibuatlah besarnya repeatability ini = 1/3 resolusi. Mengapa 1/3? Karena bila dikuadratkan nilainya =
1/9 yang bila dinyatakan dalam 2 angka signifikan, tidak mengubah nilai ketidakpastian total. (Bisa
dicoba sendiri di Excel). Hasil demikian ini sama dengan bila repeatability = 0.

Estimasi BMC dalam bentuk uncertainty budget ini perlu dkonfirmasi secara eksperimental dengan
melakukan replika kalibrasi (min 7 kali): melakukan kalibrasi berulang untuk artefak yang sama
dengan variasi hari dan teknisi yang ditugaskan untuk mengalibrasi. Hasil ini kemudian dicari standard
deviasinya. Nilai 2*standard deviasi ini = U95.

Dari konfirmasi ini dapat dilihat apakah estimasi BMC dengan budget uncertainty sama atau tidak
dengan realitanya. Dalam hal ini bila berbeda, yang harus dilaporkan ke sekretariat KAN, bila ingin
memperoleh akreditasi untuk lingkup tersebut, adalah nilai 2*standard deviasi hasil eksperimen tsb.

Anang Wahyu--

Anda mungkin juga menyukai