Anda di halaman 1dari 25

BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS

(BDKT)

Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Balai Kemetrologian Bandung

I. PENGERTIAN
Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disingkat BDKT
adalah barang atau komoditas tertentu yang dimasukan ke dalam kemasan
tertutup dan untuk mempergunakannya harus merusak kemasan atau segel
kemasan yang kuantitasnya telah ditentukan dan dinyatakan pada label
sebelum diedarkan, dijual, ditawarkan atau dipamerkan.

(Peraturan Menteri Perdagangan R.I., Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Pasal 1 Ayat 1)

II. TUJUAN

Melaksanakan ketentuan Pasal 24 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981


tentang Metrologi Legal serta dalam rangka pemastian hukum atas
kesesuaian pelabelan kuantitas dan kebenaran kuantitas BDKT(1).

Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan barang barang yang


diedarkan dalam bentuk kemasan/bungkusan(2).

1. (Peraturan Menteri Perdagangan R.I., Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011).


2. (Keputusan Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Nomor 31/DJPDN/Kep/XI/99)

II. DASAR HUKUM


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal BAB VI
Barang Dalam Keadaan Terbungkus
Pasal 22 ayat (1)
Semua barang dalam keadaan terbungkus yang diedarkan, kecuali ditawarkan atau
dipamerkan wajib diberitahukan atau dinyatakan pada bungkus atau labelnya dengan
tulisan yang singkat benar dan jelas mengenai :

a.

nama barang dalam bungkusan itu

b.

ukuran, isi atau berat bersih barang dalam bungkusan itu dengan satuan atau
lambang (sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 7 Undang
Undang ini).

c.

Jumlah barang dalam bungkusan itu jika barang itu dijual dalam hitungan.

II. DASAR HUKUM


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Nomor : 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal BAB VI
Barang Dalam Keadaan Terbungkus
Pasal 23

1. Pada tiap bungkus atau label sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 22


Undang Undang ini wajib dicantumkan nama dan tempat perusahaan
yang membungkus.

2. Semua barang yang dibungkus atau dihasilkan oleh perusahaan yang


dalam keadaan terbungkus dan diedarkan dalam keadaan terbungkus,
maka perusahaan yang melakukan pembungkusan diwajibkan memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang Undang ini
serta menyebutkan nama dan tempat kerjanya.

II. DASAR HUKUM


PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 31/m-DAG/PER/10/2011
Tentang
Barang Dalam Keadaan Terbungkus
Pasal 6

Produsen, importir atau pengemas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat


(1) yang mengedarkan, menawarkan, memamerkan, atau menjual BDKT
wajib memenuhi :

a.

kesesuaian pelabelan kuantitas ; dan

b.

kebenaran kuantitas

III. SANKSI
Peraturan Menteri Perdagangan R.I.
Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011
Pasal 10
1.

Produsen, importir, atau pengemas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 wajib
menarik BDKT dari peredaran dan dilarang untuk menawarkan, memamerkan, atau
menjual BDKT dimaksud.

2.

Penarikan BDKT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas perintah
Direktur Jenderal untuk dan atas nama Menteri.

3.

Seluruh biaya penarikan BDKT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan
kepada produsen, importir, atau pengemas.

III. SANKSI
Peraturan Menteri Perdagangan R.I.
Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011
Pasal 12 ayat (1)

Produsen, importir atau pengemas yang tidak menarik BDKT sebagaimana


dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), dikenakan sanksi administratif berupa :
a. Pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) oleh pejabat penerbit
(SIUP)
b.Pencabutan izin usaha lainnya oleh pejabat berwenang.

IV. REFERENSI
1. Kesesuaian Pelabelan OIML R79
Labeling Requirements for Prepackaged Products.

2. Kebenaran Kuantitas OIML R87


Quantity of Product in Prepackages.

V. Kesesuaian Pelabelan
1. Label pada kemasan paling sedikit memuat :
a. nama barang
b. kuantitas barang dalam satuan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan
c. nama serta alamat perusahaan
2. Jika proses pengemasan dilakukan oleh pihak ketiga maka alamat
perusahaan yang melakukan pengemasan BDKT wajib dicantumkan dalam
label.
Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Pasal 3 ayat (2) dan (3)

V. Kesesuaian Pelabelan
3. Pencantuman label sekurang-kurangnya menggunakan Bahasa Indonesa
yang jelas dan mudah dimengerti.
4. Penggunaan bahasa selain Bahasa Indonesia, angka arab, dan huruf latin
diperbolehkan jika tidak ada padanannya.

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Pasal 4 ayat (1) dan (2)

V. Kesesuaian Pelabelan
5. Kesesuaian pelabelan kuantitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a, meliputi
a. pencantuman kata dan nilai isi bersih, berat bersih, atau netto untuk BDKT yang
kuantitasnya dinyatakan dalam berat atau volume.

b. pencantuman kata dan nilai panjang, jumlah, isi ukuran atau luas untuk BDKT yang
kuantitasnya dinyatakan dalam panjang, luas atau jumlah hitungan.
c. pencantuman kata dan nilai bobot tuntas, berat tuntas, atau drained weight untuk BDKT
yang bersifat padat dalam suatu media cair, selain pencantuman sebagaimana yang
dimaksud pada huruf a; dan atau
d. Pencantuman kata dan nilai berat tabung kosong atau berat kosong untuk BDKT gas cair,
selain pencantuman sebagaimana dimaksud pada huruf a.

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Pasal 7 ayat (1)

V. Kesesuaian Pelabelan
6. Pelabelan kuantitas memperhatikan ukuran atau tinggi huruf
dan angka kuantitas nominal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I.
7.

Penulisan lambang satuan harus disesuaikan dengan ukuran


nilai kuantitas nominal BDKT sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II.

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Pasal 7 ayat (2) dan (3)

Tinggi minimum huruf dan angka Kuantitas Nominal (Qn) dalam ukuran
berat atau volume :
Kuantitas Nominal (Qn)
Dalam g atau mL

Tinggi minimum huruf dan


angka dalam mm

Lebih dari 5 s/d 50

Lebih dari 50 s/d 200

Lebih dari 200 s/d 1000

Lebih dari 1000

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Lampiran I

Tinggi minimum huruf dan angka Kuantitas Nominal (Qn) dalam ukuran
berat atau volume :
Kuantitas Nominal BDKT
(Qn)

Ukuran Besaran
Volume

(Cairan)
Volume
(Padat)

Berat

Qn

1000 mL

Satuan

< 1000 mL

Qn

mL (ml)

L (l)

Qn

1000 cm3 (1 dm3)

cm3, mL (ml)

1 dm3 <

Qn

< 1000 dm3

dm3, L (l)

1000 dm3

Qn

m3

Qn

<1g

mg

1g

Qn

< 1000 g

1000 g

Qn

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Lampiran II

kg

Tinggi minimum huruf dan angka Kuantitas Nominal (Qn) dalam ukuran
berat atau volume :
Kuantitas Nominal BDKT
(Qn)

Ukuran Besaran

Panjang

Luas

Satuan

Qn

< 1 mm

mm

1 mm

Qn

< 100 cm

mm atau cm

100 cm

Qn

Qn

< 100 cm2 (1 dm2)

mm2 atau cm2

1 dm2

Qn

< 100 dm2 (1 m2)

dm2

1 m2

Qn

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011, Lampiran II

m2

Kesesuaian Pelabelan Sampel BDKT:

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87


5.1 Terminologi
No

Istilah

Actual Quantity

Nominal Quantity

Individual Prepackage
Error

Average Error

Tolerable Deficiency

Symbol

Qi
Qnom

Ei
Eave

Definisi
Kuantitas isi kemasan berdasarkan hasil pengukuran
oleh tim metrologi legal
Kuantitas produk dalam kemasan yang dinyatakan
pada label oleh pihak pengemas
Qi - Qnom

=1

=1

Selisih negatif antara Qi dan Qnom yang masih dapat


diterima

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87


5.1 Terminologi
No

Istilah

T1 Error

Symbol

T1

Definisi
Kesalahan (negatif) yang melebihi nilai tolerable
deficiency (T) namun tidak lebih dari 2 kali nilai T (2T)
Qnom - T < Qi Qnom-2T

Kesalahan (negatif) lebih dari 2T


7

T2 Error

T2
Qi < Qnom - 2T

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87


5.2 Kriteria Penerimaan BDKT
No

Paramater

Kriteria Penerimaan

Keterangan

Jumlah T1

T1 c

c = Jumlah maksimal T1 dalam sampel

Jumlah T2

T2 = 0

= y + k.S(y)

Nilai rata-rata netto terkoreksi ()

Qnom

Nilai rata-rata netto terkoreksi ()


4*

(untuk BDKT dengan satuan


panjang, luas dan jumlah
hitungan)

dimana :
k = faktor pengaman
y = rata-rata netto (Qi)
S(y) = standar deviasi y

= y + a.R
Qnom

dimana :
k= faktor pengaman
y = rata-rata netto (Qi)
R = y maks y min

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87


5.3 Ketentuan Tolerable Deficiency (T)
Isi Bersih
(Qnom)

Satuan

5 50

Batas Kesalahan Negatif yang Diizinkan (T)


% dari Qnom

Jumlah sesuai satuan

g atau mL

50 100

g atau mL

4.5

100 200

g atau mL

4.5

200 300

g atau mL

300 500

g atau mL

500 1000

g atau mL

15

1000 - 10000

g atau mL

1.5

10 - 15

kg atau L

150

15 Qnom 50

kg atau L

1.0

50 Qnom 100

kg atau L

500

Qnom 100

kg atau L

0.5

satuan panjang

satuan luas

1.5

30

Jumlah terhitung

> 30

Jumlah terhitung

0.5

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87


5.4 Sampling Plan dan Ketentuan T1 Error

V. Kebenaran Kuantitas OIML R87

VI. REKOMENDASI
1.

Volume/bobot pada proses pengisian disetting minimal diatas kuantitas nominal


yang tertera dalam label etiket.

2.

Jika telah diketahui rata-rata laju penurunan volume/bobot setiap satuan


waktu/kemasan maka sebaiknya dilakukan setting ulang tanpa harus menunggu
bobot/proses pengisian keluar dari spesifikasi.

3.

IPC sebaiknya memberikan rekomendasi untuk melakukan setting ulang


volume/bobot jika lebih dari satu kali pemeriksaan rata-rata bobot/volume
pengisian kurang dari kuantitas nominal produk.

Anda mungkin juga menyukai