Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK PENGGUNAAN

APLIKASI PENGINPUTAN DATA PEMANTAUAN


KONDISI UTTP BAGI TENAGA PENGAWAS

A. PENDAHULUAN
1. Sebelum memulai penginputan data pemantauan kondisi UTTP bagi Juru
ukur, Takar, dan Timbang di SPBU ke dalam sistem, buka halaman Sistem
Informasi Manajemen Pelaporan Tera dan Tera Ulang serta Pengawasan
Kemetrologian (SIMPEL) melalui tautan:
https://metrologi.kemendag.go.id/pengawasan

2. Login dengan menggunakan username dan password yang telah didaftarkan.


3. Dalam hal belum memiliki username dan password, pilih menu “register
sekarang”

4. Input informasi dengan tepay:


a. Nama Lengkap: diisi dengan nama lengkap sesuai dengan identitas
b. NIP/NIK: diisi dengan NIP pegawai tempat bekerja
c. Email: diisi dengan email yang dimiliki. Tujuannya untuk menreset
apabila lupa password.
d. Kantor: dipilih “Unit Metrologi Legal”, “Balai Standardisasi Metrologi
Legal”, atau “Direktorat Metrologi”
e. Person:
- untuk individu pengawas/pengamat tera pilih “Pengawas”
- untuk Kepala bidang, Kepala UML, Koordinator Bidang, atau
Subkoordinator pilih “Administrasi dan Pelaporan”
f. Username: input username yang mudah diingat dengan minimal 4
(empat) karakter.
g. Password: input password dengan minimal 6 karakter huruf dan angka
h. Konfirmasi password: diisi dengan password yang sama dengan
sebelumnya
i. Pilih “Register” apabila semua informasi telah diisi.

B. DASHBOARD
1. Setelah login, akan muncul dashboard sebagai berikut:

2. Untuk kegiatan pemantauan kondisi UTTP, pilih menu “UTTP” jenis lokasi:
“Pasar”, “SPBU”, atau “Lokasi lain”

3. Untuk kegiatan pemantauan kondisi BDKT, pilih menu BDKT, jenis kegiatan:
“Pelabelan” atau “Kuantitas”

C. INPUT DATA UTTP DI PASAR


1. Akan muncul riwayat pendataan yang telah dilakukan. Apabila belum ada
pendataan, layar akan kosong dan belum ada data yang masuk.
2. Untuk memulai pendataan, pilih “Tambah” disebelah kanan atas

3. Input data
a. Untuk pertama kali input tanggal survei/pemantauan pada bagian
pertama

Input data provinsi, kabupaten/kota, jenis lokasi, lokasi dan tanggal


survei/pemantauan. Untuk Unit Metrologi Legal, data provinsi dan
kabupaten/kota secara otomatis terisi sesuai data pada saat registrasi.

b. Klik “Simpan”
c. Setelah klik simpan, akan muncul pilihan sebagai berikut:

d. Pilih “tambah data hasil survei”


e. Input kondisi UTTP:
1) Pilih “Jenis UTTP”
2) Isi spesifikasi UTTP: Merek, Model, tipe, dan Kapasitas Maksimal
3) Isi kondisi Tanda Tera
4) Isi kondisi penggunaan dan penunjukan
5) Dalam hal diperlukan, isi hasil pengujian berdasarkan titik uji dan
penunjukan.
6) Setelah selesai, pilih “Simpan”. Data akan tersimpan dalam sistem.
7) Dalam hal sudah tersimpan dalam sistem, data hasil pemantaua akan
ditampilkan pada tabel riwayat

D. INPUT DATA UTTP DI SPBU


1. Akan muncul riwayat pendataan yang telah dilakukan. Apabila belum ada
pendataan, layar akan kosong dan belum ada data yang masuk.

2. Untuk memulai pendataan, pilih “Tambah” disebelah kanan atas

3. Input data
a. Untuk pertama kali input tanggal survei/pemantauan pada bagian
pertama
Secara otomatis, data provinsi, kabupaten/kota, jenis lokasi dan lokasi
telah terisi sesuai dengan informasi pada saat registrasi.

Input tanggal survei/pemantauan

b. Klik “Simpan”
c. Setelah klik simpan, akan muncul pilihan sebagai berikut:

d. Pilih “tambah data hasil survei”


e. Input kondisi UTTP:
1) Pilih “Jenis UTTP”. Dalam hal ini pompa ukur BBM

2) Pilih Alat UTTP. Dalam hal Pompa Ukur BBM di lokasi tempat
pemantauan telah didata oleh UML atau oleh Pengelola SPBU, akan
muncul data pompa ukur BBM yang dapat dipilih.
Dalam hal belum ada, maka pilih “tambah”. Setelah itu input data
kondisi Pompa Ukur BBM:
- Kode SIMPEL: diisi apabila sudah ada kode SIMPEL yang diberikan
oleh UML. Apabila belum ada, dapat dikosongkan.
- Kode Pemilik: diisi berdasarkan kode pompa ukur BBM yang telah
ditetapkan oleh pengelola SPBU untuk membedakan pompa ukur
yang satu dengan yang lain. Kode Pemilik dapat berapa Nomor
Seri Alat, “Pompa Nomor 1”, dst. Kode Pemilik dimaksudkan agar
monitoring terhadap UTTP dapat secara jelas dan identik per
Pompa Ukur.
- Merek: diisi dengan Merek Pompa Ukur BBM
- Model: disi dengan model Pompa Ukur BBM
- Tipe: diisi dengan tipe Pompa Ukur BBM
- Kapasitas maksimal: diisi dengan kapasitas maksimal.
- Pilih “Simpan”
3) Dalam hal sudah terdapat pompa ukur BBM yang terdata, pilih Pompa
Ukur BBM yang akan dipantau.
4) Input data kondisi UTTP
5) Input data awal pengujian
- Input totalisator awal penunjukan pada nozzle. Apabila hanya
menggunakan 1 nozzle, dapat diisi satu, tetapi apabila akan
dilakukan pengujian terhadap 2 nozzle, input diisi terhadap kedua
nozzle tersebut.

- Input totalisator akhir setelah dilakukan pemeriksaan terhadap


kondisi UTTP

6) Input data bejana ukur yang digunakan


• No Seri
• Merek
• No Sertifikat
• Koreksi

7) Input hasil pembacaan dari bejana ukur

8) Setelah selesai, pilih “Simpan”. Data akan tersimpan dalam sistem.


9) Dalam hal sudah tersimpan dalam siste, data hasil pemantaua akan
ditampilkan pada tabel riwayat
E. INPUT DATA UTTP DI LOKASI LAIN
1. Akan muncul riwayat pendataan yang telah dilakukan. Apabila belum ada
pendataan, layar akan kosong dan belum ada data yang masuk.

2. Untuk memulai pendataan, pilih “Tambah” disebelah kanan atas

3. Input data
a. Untuk pertama kali input tanggal survei/pemantauan pada bagian
pertama

Input data provinsi, kabupaten/kota, jenis lokasi, lokasi dan tanggal


survei/pemantauan. Untuk Unit Metrologi Legal, data provinsi dan
kabupaten/kota secara otomatis terisi sesuai data pada saat registrasi.

b. Klik “Simpan”
c. Setelah klik simpan, akan muncul pilihan sebagai berikut:
d. Pilih “tambah data hasil survei”
e. Input kondisi UTTP:
1) Pilih “Jenis UTTP”
2) Isi spesifikasi UTTP: Merek, Model, tipe, dan Kapasitas Maksimal
3) Isi kondisi Tanda Tera
4) Isi kondisi penggunaan dan penunjukan
5) Dalam hal diperlukan, isi hasil pengujian berdasarkan titik uji dan
penunjukan.

6) Setelah selesai, pilih “Simpan”. Data akan tersimpan dalam sistem.


7) Dalam hal sudah tersimpan dalam sistem, data hasil pemantaua akan
ditampilkan pada tabel riwayat

F. INPUT DATA BDKT PELABELAN


1. Akan muncul riwayat pendataan yang telah dilakukan. Apabila belum ada
pendataan, layar akan kosong dan belum ada data yang masuk.

2. Untuk memulai pendataan, pilih “Tambah” disebelah kanan atas


3. Input data
a. Untuk pertama kali input tanggal survei/pemantauan pada bagian
pertama

Input data provinsi, kabupaten/kota, jenis lokasi, dan tanggal


survei/pemantauan. Untuk Unit Metrologi Legal, data provinsi dan
kabupaten/kota secara otomatis terisi sesuai data pada saat registrasi.

b. Klik “Simpan”
c. Setelah klik simpan, akan muncul pilihan sebagai berikut:

d. Pilih “tambah data hasil survei”


e. Input kondisi Pelabelan BDKT:
1) Pilih “Jenis Produk”
2) Pilih “Jenis Kuantitas”
3) Isi Nama Produk.
4) Isi Netto Nominal.
5) Pilih Satuan Netto.
6) Isi Kondisi Pelabelan.
7) Isi Tinggi huruf satuan pada netto dalam milimeter.
8) Isi Tinggi angka netto dalam milimeter.
9) Lakukan hal yang sama dari angka 1) hingga 8) untuk produk yang
termasuk dalam produk dengan berat tuntas.
10) Setelah selesai, pilih “Simpan”. Data akan tersimpan dalam sistem.
11) Dalam hal sudah tersimpan dalam sistem, data hasil pemantaua akan
ditampilkan pada tabel riwayat

G. INPUT DATA BDKT PELABELAN


1. Akan muncul riwayat pendataan yang telah dilakukan. Apabila belum ada
pendataan, layar akan kosong dan belum ada data yang masuk.

2. Untuk memulai pendataan, pilih “Tambah” disebelah kanan atas

3. Input data
a. Untuk pertama kali input tanggal survei/pemantauan pada bagian
pertama

Input data provinsi, kabupaten/kota, jenis lokasi, tanggal


survei/pemantauan, jenis produk, jenis kuantitas, netto nominal, satuan

b. Klik “Simpan”
c. Setelah klik simpan, akan muncul pilihan sebagai berikut:

d. Pilih “tambah data hasil tara”


1) Input Berat Tara

2) Tambah data melalui tabel rincian berikut:


e. Setelah input tara selesai, lakukan input data berat sebenarnya dari
BDKT

1) Pilih “tambah data hasil survei”


- Input ukuran lot
- Input suhu lingkungan
- Input berat/volume sebenarnya
- Dalam hal pengujian masuk ke dalam skema A dan B, maka berat
tara akan secara otomatis akan terisi menggunakan rata-rata tara
yang telah diinput.
- Dalam hal hasil pengujian masuk dalam skema C, maka, berat tara
akan diisi satu persatu bersamaan dengan berat/volume kotor
BDKT.

3) Setelah selesai, pilih “Simpan”. Data akan tersimpan dalam sistem.


4) Dalam hal sudah tersimpan dalam sistem, data hasil pemantauan
akan ditampilkan pada tabel riwayat
H. LAPORAN HASIL PEMANTAUAN
Untuk keperluan tertentu, hasil laporan pemantauan dapat dicetak
1. Cetak laporan per kegiatan:
a. klik “Detail” pada menu aksi.

b. Pilih “Excel” di pojok kanan atas

2. Cetak rekapitulasi seluruh kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh


pemilik Akun. Pilih tombol “Laporan” pada menu dashboard di pojok kanan
atas.

-00-

Anda mungkin juga menyukai