Anda di halaman 1dari 41

Melindungi kepentingan umum dengan

adanya jaminan dalam kebenaran


pengukuran serta adanya ketertiban dan
kepastian hukum dalam pemakaian satuan
ukuran, standar satuan, metoda pengukuran
dan alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya;

diemban oleh Pemerintah cq. Direktorat Metrologi


Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan
Konsumen Kementerian Perdagangan
TugasPemerintah yaitu
melaksanakan amanah tersebut
dengan memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat.
Pemberian pelayanan perlu dukungan
dan peran serta masyarakat. Pelayanan
berjalan baik apabila masyarakat sendiri
memahami apa dan bagaimana itu
metrologi serta peran dan fungsi yang
dimilikinya.
Pengukuran telah menjadi kebutuhan
fundamental bagi semua pihak baik
pemerintah, pedagang, pengusaha,
konsumen dan masyarakat luas.
MOTTO

Memperdaya ukuran, menghilangkan kepercayaan


Terwujudnya Sistem Metrologi Legal yang
sinergi, efisien dan efektif sebagai bagian
dari Tatanan Metrologi Nasional guna
menciptakan perdagangan yang adil

RENSTRA 2010 - 2015


1. Mempercepat pengembangan infrastruktur
pelayanan metrologi legal.
2. Memperkuat pengawasan dan penegakan
hukum serta membangun kepedulian
masyarakat sebagai bagian dalam sistem
pengawasan.
3. Meningkatkan peran serta UMKM, pihak swasta,
dan lembaga pemerintah terkait dalam
mendukung penyelenggaraan metrologi legal.

RENSTRA 2010 - 2015


1. Meningkatkan kemitraan dan harmonisasi
dengan stakeholders metrologi dalam
upaya membangun tatanan metrologi
nasional.
2. Meningkatkan inovasi dalam membangun
dan mengembangkan sistem metrologi legal
nasional.
1. Mengelola standar, satuan ukuran dan
Laboratorium Metrologi Legal;
2. Menera dan menera ulang alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya (UTTP);
3. Mengawasi kebenaran UTTP dan BDKT;
4. Melaksanakan Penyuluhan Kemetrologian.
terdiri dari standar non fisik dan
standar fisik.
Standar non fisik adalah ketentuan-
ketentuan yang merupakan
persyaratan untuk sesuatu misalnya
alat atau komoditi yang dikeluarkan
oleh instansi/badan standardisasi
terkait yang bertujuan untuk
kebaikan kualitas misalnya standar
kayu, beras, kabel listrik dsb.
o Standar fisik adalah benda/sarana
sebagai alat pembanding/rujukan
dalam pengujian, peneraan, penera
ulangan suatu alat ukur atau standar
yang tingkatnya lebih rendah
contoh : X-27 dan K-46 yang menjadi
standar Tk.I (nasional).
Berdasarkan PP No.2/1989 ttg Standar
Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) :
Standar disusun sbb :
- standar tk.I/Nasional
- standar tk. II
- standar tk. III
- standar tk. IV
- standar kerja
1. Standar Nasional untuk satuan ukuran atau standar
tingkat I adalah standar untuk satuan ukuran yang
ketelitiannya dan kesaksamaannya tertinggi di
Indonesia dan dapat ditelusuri secara internasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf j
UUML;
2. Standar Tingkat II adalah standar untuk satuan
ukuran hasil turunan langsung dan/atau yang dapat
ditelusuri langsung dari standar tingkat I;
3. Standar Tingkat III adalah standar untuk satuan
ukuran hasil turunan langsung dan/atau yang dapat
ditelusuri langsung dari standar tingkat II;
4. Standar Tingkat IV adalah standar untuk satuan
ukuran hasil turunan langsung dan/atau yang
dapat ditelusuri langsung dari standar tingkat III;
5. Standar kerja adalah standar untuk satuan ukuran
yang sehari-hari digunakan untuk menguji
dan/atau mengkalibrasi alat-alat ukur milik
masyarakat diturunkan langsung dari standar
untuk satuan ukuran tersebut pada angka 2, angka
3, atau angka 4 sesuai dengan ketelitian dan
kesaksamaan yang diinginkan.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan standar diatur
sbb :
- standar nasional meter oleh PUSLIT-KIM/LIPI
- standar nasional kilogram oleh Ditmet
- standar nasional sekon oleh Puslit KIM/KIM/LIPI
- standar nasional amper oleh Puslit KIM/LIPI
- standar nasional kelvin oleh Puslit KIM/LIPI
- standar nasional kandela oleh Puslit KIM/LIPI
- standar nasional mole oleh Puslit KIM/LIPI
HIRARKI DAN JANGKA WAKTU
PENGUJIAN/KALIBRASI STANDAR MASSA
STANDAR NASIONAL/ SK DIRMET NO. MET-4005/876/1994

TINGKAT I
5 tahun
STANDAR TINGKAT II
3 tahun
3 tahun
STANDAR TINGKAT III STANDAR KERJA
KELAS E1 dan E2 TINGKAT II
KELAS E1 dan E2
2 tahun 2 tahun

STANDAR TINGKAT IV STANDAR KERJA


KELAS F1 dan F2 TINGKAT III
KELAS F1 dan F2

STANDAR KERJA
1 tahun
TINGKAT IV
KELAS M1 dan M2
Menera adalah hal menandai dengan tanda
tera sah atau tanda tera batal yang berlaku
atau memberi keterangan tertulis sebagai
pengganti cap tanda tera, dilakukan oleh
pegawai yang berhak melakukannya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas
UTTP yang belum dipakai.

Menera Ulang adalah proses dengan definisi


di atas hanya dikenakan terhadap UTTP yang
sudah ditera dan dilakukan secara berkala.
Cap Tanda Tera adalah alat atau benda yang
dipergunakan untuk memberikan penandaan
berupa tanda sah, tanda batal, tanda jaminan,
tanda pegawai berhak dan/atau tanda daerah
pada UTTP atau pada surat keterangan
tertulis bagi UTTP yang tidak dapat dibubuhi
tanda tera, yang telah ditera dan/atau ditera
ulang, dan merupakan dokumen negara yang
bentuk, dimensi, material dan kegunaannya
diatur oleh Menteri.
Tanda Tera adalah tanda yang dibubuhkan
dan/atau dipasang pada UTTP atau pada surat
keterangan tertulis yang berbentuk sampul
atau label atau bentuk lainnya saat dilakukan
peneraan dan/atau penera ulangan yang
menyatakan sah atau tidak sahnya UTTP
dipergunakan di bidang Metrologi Legal.
Tempat pelaksanaan pelayanan tera UTTP
Di kantor/unit metrologi;
Diluar kantor (loko), dimana UTTP tsb
terpasang;
Secara khusus atas permintaan pemilik,
bahkan dapat dilakukan di luar negeri
dengan istilah penyaksian/witness.
Tempat pelaksanaan pelayanan tera
ulang UTTP
Di kantor/unit metrologi;
Diluar kantor (loko), dimana UTTP tsb
terpasang;
Secara khusus atas permintaan
pemilik atau sidang tera ulang di
wilayah kerjanya
Tanda tera yang digunakan dalam pelayanan
terdiri dari :
Tanda tera sah : tanda yang berbentuk
segilima beraturan, dimana terdapat dua
angka terakhir dari tahun bersangkutan.
Tentu didalamnya terdapat kode pengaman
untuk mencegah pemalsuan tanda ini.
Tanda tera batal : tanda yang berbentuk
segitiga sama sisi dengan garis vertikal di
dalamnya.
Tanda tera jaminan : tanda yang berbetuk
lingkaran dengan teratai di dalamnya.
Tanda tera daerah : tanda berbentuk ellips
dengan kode angka di dalamnya, sesuai
dengan urutan berdirinya unit metrologi.
Tanda tera pegawai berhak : tanda yang
berbentuk lingkaran dimana kode singkatan
atau kode nama atau kode urutan dari pegawai
yang berhak yang tercetak di dalamnya.
13
DIBUBUHKAN PADA UTTP
DIBUBUHKAN PADA UTTP GUNA DIBUBUHKAN PADA UTTP YANG
MULAI 1 JANUARI 2013
SAMPAI DENGAN 31 MENJAMIN TIDAK DIRUBAH TIDAK MEMENUHI SYARAT.
DESEMBER 2013 DILARANG UNTUK DIGUNAKAN

(berisi angka arab


Contoh : (berisi huruf Contoh :
yang menunjukkan inisial nama
kode laboratorium
Pegawai AN
Unit Metrologi) 25 (Direktorat Yang Berhak)
Metrologi)

DIBUBUHKAN PADA UTTP


SEBAGAI IDENTITAS KANTOR DIBUBUHKAN PADA UTTP SEBAGAI
METROLOGI YANG MENERA IDENTITAS PEGAWAI YANG BERHAK
MENERA
Tanda tera sah : menunjukkan bahwa
UTTP tsb telah memenuhi syarat
peraturan perundangan sehingga
sah/legal untuk digunakan sbg alat
untuk mengukur, menakar atau
menimbang. Masa berlaku tanda ini
selama 23 bulan sedangkan jangka
waktu tera ulang UTTP ada yang 1, 2,
5, 6 atau 10 tahun tergantung
ketentuan.
Tanda tera batal : menunjukkan bahwa
UTTP tsb tidak memenuhi syarat
peraturan perundangan sehingga tidak
boleh dipergunakan sbg alat untuk
mengukur, menakar atau menimbang.
Tanda tera jaminan : dimaksudkan
untuk memproteksi hasil
peneraan/penera ulangan dan dipasang
pada bagian-bagian UTTP yang rawan
(yang dapat merubah sifat-sifat
metrologis).
Tanda tera daerah : menunjukkan bahwa
kantor unit metrologi yang melakukan
peneraan UTTP. Hal ini untuk memudahkan
penyelesaian masalah jika terjadi kelainan
penampilan/penunjukkan UTTP yang
beredar di wilayah lain.
Tanda tera pegawai berhak :
mengindikasikan penera yang melakukan
pengujian dan peneraan terhadap UTTP, hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah
penelusuran apabila terjadi kelainan pada
UTTP.
Berdasarkan konstruksi, pembuatan, frekwensi pemakaian normal dan
karakteristik metrologis UTTP

Jangka Waktu Tera


No Jenis UTTP
ulang (tahun)
1 Meter kWh 1 fase dan 3 fase 10
2. Tangki ukur apung dan tangki ukur tetap 6
3. Meter gas tekanan rendah 5
4. Meter air 5
5. Meter prover dan bejana ukur untuk menguji 2
meter prover
6. Alat ukur permukaan cairan (level gauge) 2
7. Alat ukur dari gelas Tidak ada batas waktu
8. Alat ukur untuk perniagaan 1
SK Menteri Perindag No. 61/MPP/Kep/2/1998
a. Pengawasan UTTP, antara lain dalam hal :

apakah UTTP sudah bertanda tera sah yang


berlaku ?
apakah penggunaan UTTP sudah benar ?
apakah satuan ukuran yang dipakai sudah
menggunakan satuan SI ?
kriteriaUTTP wajib tera dan tera ulang,
wajib tera dan dapat dibebaskan dari
tera ulang atau bebas tera dan tera
ulang !
apakah UTTP sudah dipergunakan
sesuai dengan fungsinya ?
kemungkinan ada alat tambahan pada UTTP !
kondisi cap tanda tera (kemungkinan
dipalsukan)!
apakah memiliki ijin tipe atau ijin tanda
pabrik ?
Ijin tipe diwajibkan bagi UTTP impor
ijin tanda pabrik diwajibkan bagi UTTP
produksi dalam negeri
Dilakukan terhadap :
BDKT asal impor
BDKT yang dikemas oleh produsen dalam
negeri.

Pengawasan BDKT dilakukan terhadap


terpenuhinya persyaratan kebenaran :
Kuantitas
Pelabelan
Kuantitas, terkait ketentuan
tentang:

Penentuan tara
Lot pemeriksaan
Toleransi kesalahan yang
diijinkan
Tata cara pengambilan sampel
Metode pengujian
Pelabelan, wajib mencantumkan:
Nama barang dalam bungkusan
Ukuran, isi, atau berat bersih atau netto
dengan satuan dan lambang SI (untuk
BDKT impor, apabila bukan SI maka wajib
mencantumkan konversinya dalam SI)
Jumlah barang dalam bungkusan, jika
BDKT tersebut dijual dalam hitungan
Nama dan tempat perusahaan yang
memproduksi atau yang membungkus
1. Mewujudkan perlindungan
konsumen & produsen dengan tertib
pelabelan & kuantitas BDKT
2. Mengurangi terjadinya
penyimpangan dalam kebenaran
kuantitas BDKT maupun penandaan
pada labelnya
BDKT yang tidak memenuhi semua persyaratan tentang kuantitas dan pelabelan
dikategorikan melanggar ketentuan tentang BDKT dan dapat dikenakan sanksi
kurungan selama 6 bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 500.000,-
(Pasal 32 UUML)

Contoh BDKT
Pelaksanaan penyuluhan kemetrologian
bertujuan untuk memasyarakatkan
kemetrologian dan meningkatkan sifat
kritis masyarakat dalam pemakaian
satuan ukuran, standar satuan, metoda
pengukuran dan alat-alat ukur, takar,
timbang, dan perlengkapannya serta
barang dalam keadaan terbungkus.
Dalam melaksanakan penyuluhan senantiasa
melibatkan

pejabat pemerintah setempat;


tokoh masyarakat;
pemuka agama/adat;
lembaga swadaya masyarakat yang terkait
dengan perlindungan konsumen; dan atau
instansi terkait yang berhubungan dengan
kegiatan pengukuran, penakaran dan
penimbangan dibidangnya masing-
masing.
Bentuk penyuluhan terdiri dari :
penyuluhan langsung; dapat dilakukan
bersamaan dengan kegiatan lain
misalnya sidang tera ulang atau
pameran atau atas permintaan instansi
lain.
penyuluhan tidak langsung; dapat
dilakukan melalui media cetak (koran,
majalah, leaflet/brosur, poster dll),
media elektronik (radio, TV dan
internet)
QUESTIONS?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai