Kepercayaan Islam Wetu Telu yang dianut orang Sasak ini menganut ajaran
yang berbeda dengan ajaran Islam pada umumnya. Seperti yang tersirat dalam
namanya, Wetu Telu, artinya menjalankan sembahyang sebanyak tiga kali dalam
sehari, bukan 5 waktu seperti halnya yang dilakukan umat Muslim. Orang Sasak
hanya menjalankan sholat pada siang hari (duhur), sore hari (asyar), dan saat matahari
terbenam (maghrib). Demikian halnya pada saat menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadhan. Pemeluk Islam Wetu Telu hanya menjalankan ibadah puasa sebanyak 3
hari selama bulan Ramadhan, yaitu pada hari pertama, pertengahan bulan Ramadhan,
dan hari terakhir menjelang Idul Fitri.
Di daerah Lombok ada Masjid Adat Wetu Telu, sebuah Masjid dengan nilai
historis yang sangat tinggi sebagai bukti awal berkembangnya agama Islam di Pulau
Lombok. Dan disana terdapat Juru kunci masjisd wetu telu. Masjid Adat ini memang
hanya dibuka saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sholat Mayit, dan
Lebaran Topat (Idul Fitri) dan Haji (Idul Adha).
Upacara Adat
Ada beberapa upacara adat yang biasa di lakukan oleh masyarakat NTB untuk
memperingati hari-hari tertentu seperti : Upacara Ua Pua dan Upacara Perang Topat.
3. Budaya rimpu sebuah sebuah identitas kemusliman yang hingga kini nyaris
kehilangan makna. Rimpu merupakan busana adat harian tradisional yang
berkembang pada masa kesultanan, sebagai identitas bagi wanita muslim di
Bima. Rimpu mulai populer sejak berdirinya Negara Islam di Bima pada 15
Rabiul awal 1050 H bertepatan dengan 5 Juli 1640. Masuknya rimpu ke Bima
amat kental dengan masuknya Islam ke Kabupaten bermotokan Maja Labo
Dahu ini. Pedagang Islam yang datang ke Bima terutama wanita Arab menjadi
ispirasi kuat bagi wanita Bima untuk mengidentikkan pakaian mereka dengan
menggunakan rimpu.
4. Sabuk Belo adalah sabuk yang panjangnya 25 meter dan merupakan warisan
turun temurun masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya.
Sabuk Belo biasanya dikeluarkan pada saat peringatan Maulid Bleq bertepatan
dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Upacara pengeluaran Sabuk
Bleq ini diawali dengan mengusung keliling kampung secara bersama-sama
yang diiringi dengan tetabuhan Gendang Beleq yang dilanjutkan dengan praja
mulud dan diakhiri dengan memberi makan kepada berbagai jenis makhluk.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat upacara ini dilakukan sebagai
simbol ikatan persaudaraan, persahabatan, persatuan dan gotong royong serta
rasa kasih sayang diantara makhluk yang merupakan ciptaan Allah
http://nyimasdewi.blogdetik.com/2012/01/18/suku-sasak-ntb
http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/11/suku-sumbawa-nusa-tenggara-barat.html