Ballast Dinamis
Oleh
03309339
LEMBAR PENGESAHAN
Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis
oleh
03309339
Disetujui
.. Dr. Suprijanto ST MT
NIP: NIP: 132163652
Koordinator Kuliah Kerja Lapangan
ABSTRAK
Kegiatan yang dilakukan pada kerja praktik kemetrologian ini, adalah
kegiatan yang berhubungan dengan metrologi legal. Secara rinci kegiatan
metrologi di provinsi Jawa Timur meliputi Sidang Kantor, Sidang Luar (Sidang
Kecamatan, dan Sidang Pasar), Loko (pengujian di tempat pakai), pengujian di
kantor Bidang Kemetrologian dan TUM (Tangki Ukur Mobil) yang dilakukan
setiap hari Senin s/d Jumat sesuai permintaan konsumen dan jadwal dari Gubernur
Jawa Timur khusus untuk Sidang Luar. Sehingga selama 6 pekan mahasiswa
memiliki pengalaman pada setiap kegiatan metrologi tersebut secara detail dengan
sistem setiap seminggu mengikuti satu bagian kegiatan.
Pada laporan ini membahas tentang proses tera ulang timbangan jembatan
dengan kapasitas 60000 kg. Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis
hasil pengujian sebagai kegiatan tera ulang tersebut diantaranya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, Syarat Teknis
Kemetrologian, dan materi kuliah semester 3 Sistem Pengukuran Massa.
Kata Kunci:
metrologi legal, tera, tera ulang, STK, BKD, sah
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. sebagai Tuhan seluruh alam, yang hidup dan
matinya setiap makhluk bernyawa berada di tangan-Nya. Dengan rahmat dan izin-
Nya penulis mampu menyelesaikan karya ini sebagai bentuk laporan tertulis untuk
kerja praktik di UPT Kemetrologian dan Bidang Metrologi Disperindag Surabaya.
Shalawat dan salam selalu terucap dan terkirim kepada nabi dan rasul, terutama
Rasulullah Muhammad SAW. yang telah mewariskan sunnah-sunnahnya sebagai
bekal untuk menyempurnakan akhlak kehidupan di bumi.
Laporan kerja praktek (KP) ini telah diselesaikan dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan akademis sebagai mata kuliah lapangan untuk semester 5
Program Studi Diploma III Metrologi dan Instrumentasi jurusan, Fisika Teknik
Fakultas Teknologi Industri ITB. Selain itu juga sebagai pemenuhan ladang ilmu
bagi penulis secara pribadi dan salah satu sumber informasi untuk pihak-pihak
yang berkepentingan dalam kemetrologian.
Metrologi merupakan ilmu tentang ukur-mengukur secara luas. Unit ini
memiliki kewenangan secara hukum untuk memastikan bahwa setiap UTTP
memiliki standar sampai lingkup internasional. Mengingat disiplin ilmu ini sangat
penting untuk ditegakkan karena fungsinya untuk melindungi
konsumen/masyarakat, maka penulis sangat tertarik menjadikan KP ini untuk
meninjau seberapa jauh kinerja UPT Kemetrologian dan Bidang Metrologi
Disperindag dalam melaksanakan kegiatan kemetrologian dengan baik dan benar,
lebih khusus membahas tentang pengujian timbangan jembatan.
Selama kegiatan kerja praktik dan proses penulisan laporan ini, penulis
menyadari adanya pihak-pihak yang membantu dalam memberikan pengarahan
maupun informasi serta dukungan materi dan fasilitas. Maka dari itu, penulis
menyampaikan terima kasih, jazakumullah khairan katsiran, kepada :
1. Ibu Endang dan Bapak Sakri, sebagai orang tua penulis, yang selalu
mendoakan kesuksesan dan kelancaran dalam menimba ilmu di berbagai
tempat;
2. Ibu Ir. Farida I. Muchtadi, selaku Kepala Program Studi D3 Metrologi dan
Instrumentasi yang telah menyetujui dan mengizinkan penulis untuk
melaksanakan kerja praktik di Surabaya sebagai pilihan pertama tempat
KP;
3. Bapak Bambang Setiadji, selaku penanggung jawab kerja praktik selama 6
pekan dan telah menyempatkan diri untuk menyambangi teman-teman KP
selama di Surabaya;
4. Bapak Ir. Suprijanto, S.T., selaku koordinator kerja praktik, yang
memberikan tambahan motivasi untuk tetap memilih kota Surabaya
sebagai tempat KP bagi penulis;
5. Bapak Drs. Helmi, M.M. selaku kepala kantor Bidang Metrologi provinsi
Surabaya, dengan gaya komunikasi khas Padang selalu menyulut api
semangat agar teman-teman mahasiswa senantiasa berpikir kritis dan
peduli terhadap kondisi masyarakat maupun terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah pada ranah kemetrologian, juga kepada Bapak Tony Endro
Soewastono, S.T. Bapak Laswari, S.T., M.M., Bapak Jaja Sujatma, S.T.,
Bapak Yudi Widodo, S.T. dan semua penanggung jawab laboratorium
kalibrasi Surabaya;
6. Bapak U. Darmawan, M.M., selaku kepala UPT Kemetrologian Surabaya,
memberikan dan menyediakan banyak fasilitas dan kebutuhan kepada
teman-teman KP dari ITB, serta memberikan wejangan-wejangan untuk
selalu mengingat nikmat-nikmat dari Allah SWT sehingga menjadi insan
yang mudah bersykur dan dijauhkan dari sikap kufur nikmat;
7. Bapak Abuhayat Supriatna, S.T., Kasi MT, Bapak Sudigdo, S.T., Kasi
UAPV;
8. Bapak Nurjuli, S.T. dan Bapak Joko Wiyono, S.T. yang membimbing dan
mengajarkan cara pengujian timbangan jembatan menjadi lebih mudah
sehingga penulis mampu memahami dengan baik;
9. Bapak Rachmat Basuki sekeluarga, Bapak Nurhadi, S.T., Bapak
Darmawan, Ibu Rahayu S., Bapak Imam S., Bapak Muchtada, S.H., dan
Bapak Taryono, S.T., M.M. yang membimbing penulis untuk mampu
beradaptasi dan belajar di lingkungan kerja sehingga mampu memahami
cara bersikap dan berperilaku;
10. Doni Indra, Husen, Ricky Hermawan, Hadi Darmawan, Ayu Fuzi,
Fitriyani, Deva Andri, Decky Ari, dan Furqon Rusdianto sebagai teman-
teman se-tempat KP di Surabaya yang merasakan susah senang bersama-
sama, sahur dan berbuka puasa bersama, serta jalan-jalan bersama; dan
11. Pihak-pihak yang telah membantu, menghibur, maupun mendoakan
penulis dalam kebaikan, yang namanya belum tertulis pada laporan ini,
semoga semuanya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Tiada gading yang tak retak, seperti itu pula penulis menyadari adanya
kekurangan dan kesalahan dari proses penulisan laporan ini. Diharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk disampaikan secara langsung maupun tak langsung
kepada penulis untuk pembelajaran yang lebih baik bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK..........................................................................,....................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR SIMBOL..............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Permasalahan Kerja Praktek.................................................................2
1.3. Tujuan Kerja Praktek............................................................................2
1.4. Sistematika Laporan..............................................................................2
BAB 3
......
. . . . dst
BAB
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL
R = nilai ketidaktetapan/repeatability
L = massa imbuh
n = jumlah penimbangan
Misi :
Menjamin Kepastian Hukum Perdagangan
Secara garis besar tugas dari UPT Kemetrologian adalah menciptakan
tertib ukur yang kemudian menciptakan keadilan bagi masyarakat, seperti motto
yang dimiliki metrologi adalah :
Memperdaya ukuran, menghilangkan kepercayaan (dalam bahasa Indonesia);
Deceit in measuring, is the ruin of credit (dalam bahasa Inggris);
Bancana patakaran, pralaya kapradanan (dalam bahasa Sansekerta).
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No:50/M-
DAG/PER/10/2009 tanggal 7 Oktober 2009 pada pasal 9 menyatakan bahwa UPT
Kemetrologian memiliki fungsi:
a. menyelenggarakan pengujian UTTP dalam rangka penerbitan izin Tipe dan
izin Tanda Pabrik;
b. mengelola standar ukuran dan laboratorium metrologi legal secara nasional;
dan
c. melaksanakan kegiatan pelayanan tera dan tera ulang UTTP yang
memerlukan penanganan khusus.
2.2 Struktur Organisasi Kantor Bidang Metrologi dan Unit Pelayanan Teknis
Kemetrologian Surabaya
Gambar 2.1 merupakan struktur organisasi yang terdapat pada kantor
Bidang Metrologi Surabaya. Masing-masing kepala seksi memiliki anggota yang
bertanggung-jawab untuk melaksanakan tugas sesuai keahlian yang dimiliki.
G
ambar 3.3 Timbangan Jembatan Full Electronic
Berikut ini klasifikasi timbangan berdasarkan kelas ketelitian:
1. Kelas 1 (kelas ketelitian khusus)
2. Kelas 2 (kelas ketelitian halus)
3. Kelas 3 (kelas ketelitian sedang)
4. Kelas 4 (kelas ketelitian biasa)
Penunjukan timbangan elektronik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain pengaruh gravitasi, kemiringan, gelombang elektromagnetik, gaya apung,
histerisis, kelembaban, dan getaran.
Interval skala terkecil (d) adalah nilai dinyatakan dalam satuan massa:
a. untuk penunjukan analog, yaitu perbedaan antara dua nilai dari dua tanda skala
yang berurutan; dan
b. untuk penunjukan digital, yaitu perbedaan antara dua nilai yang ditunjuk
berurutan.
Inteval skala verifikasi (e) adalah nilai yang dinyatakan dalam satuan
massa, digunakan untuk pengklasifikasian timbangan dan untuk pengujian
timbangan. Sedangkan jumlah interval skala verifikasi (N) pada timbangan
interval tunggal adalah perbandingan kapasitas maksimum dengan interval skala
verifikasinya.
N = Max / e
Hubungan antara kelas kesaksamaan timbangan dengan interval skala
verifikasi, jumlah interval skala verifikasi dan kapasitas minimum timbangan,
adalah sebagaimana Table 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Klasifikasi Timbangan
Jumlah Interval Skala
Kapasitas
Kelas Interval skala verifikasi (e) Verifikasi
Minimum
Minimum Maksimum
Khusus (I) 0,001 g e ) 50.000 ) - 100 e
0,001 g e 0,05 g 100 100.000 20 e
Halus (II)
0,1 g e 5.000 100.000 50 e
0,1 g e 2 g 100 10.000 20 e
Sedang (III)
5ge 500 10.000 20 e
Biasa (IV) 5ge 100 1.000 10 e
3.2.2 Metode Uji Perfomansi
a. Ketidaktetapan (Repeatability)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah timbangan dapat
memberikan hasil yang konsisten, apabila diberi muatan yang sama secara
berulang-ulang pada posisi yang relatif sama. Muatan uji yang digunakan adalah
beban yang bersifat tetap dengan massa sekurang-kurangnya 50% Maks.
b. Pengujian Eksentrisitas (Eccentricity)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja timbangan dalam
memberikan hasil penimbangan bila muatan yang sama diletakkan pada posisi-
posisi yang berbeda. Muatan uji yang digunakan adalah anak timbangan standar
dengan minimal 1/3 (Maks + Tarra).
c. Ketelitian Penyetelan Nol (Accuracy of Zero Setting)
Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyetel nol timbangan
setelah timbangan distel nol.
Persyaratan:
Setelah dilakukan penyetelan nol, maka pengaruh penyimpangan nol pada hasil
penimbangan tidak boleh lebih dari 0,25e. Akan tetapi pada timbangan dengan
alat penunjukan tambahan penyimpangan ini tidak boleh lebih dari 0,5d.
Pengujian nol bagi timbangan dengan penunjukan digital tidak mungkin
dilakukan pada posisi nol ideal tetapi akan dilakukan pada posisi yang terbebas
dari rentang penyetel nol dan rentang perangkap nol.
0 m
0,5e 0 m 5000 0 m 500 0 m 50
50000
50000 < m 5000 < m 500 < m
1,0e 50 < m 200
200000 20000 2000
20000 < m 2000 < m
1,5e 200000 < m 200 < m 1000
100000 10000
e. Pengujian Diskriminasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahu kemampuan timbangan terhadap
perubahan kecil muatan. Untuk timbangan yang memiliki d e maka ketentuan
dalam prosedur ini yang ditulis e diubah menjadi d. Pengujian dilakukan pada 3
titik uji (minimum menimbang, 50% Maks dan 100% Maks).
Persyaratan :
Imbuh standar 1,4 kali nilai skala sesungguhnya (1,4 d) bila
secara berhati-hati ditempatkan pada atau diturunkan dari timbangan pada
kesetimbangannya (keadaan setimbang) maka harus ada perubahan sebesar
satu interval skala terkecil (d).
BAB IV
TERA ULANG TIMBANGAN JEMBATAN
4.1 Standar Acuan/Referensi
1. UUML No. 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal;
2. rekomendasi OIML No. 76 tahun 1992;
3. DVT, PT, dan Surat Edaran Direktur Metrologi tahun 1983 dan tahun 1984
tentang persyaratan teknik timbangan elektronik dan pembubuhan tanda
tera pada timbangan elektronik;
4. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1985 tentang wajib tera/tera ulang;
5. SK Menperindag No. 61/MPP/KP/2/98 tentang Penyelenggaraan
Kemetrologian;
6. SK Dirjen PDN No. 29/DJPDN/KP/XII/98 tentang Rincian UTTP.
d. Pengujian Diskriminasi
Tabel 4.5 Data pengujian Diskriminasi
Muatan
No I1 (kg) I2 (kg) I2 I1 (kg)
(kg)
1. 200 210 220 10
2. 31810 31820 31830 10
3. 41180 41190 41200 10
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari kerja praktik yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. penggunaan ballast bergerak seperti truk, tronton, ataupun kontainer yang
tidak diketahui tingkat kebenarannya tidak dapat digunakan untuk
memperoleh kevalidan hasil pengujian;
b. pengujian yang tidak dilakukan secara berurutan dan tidak maksimal sampai
selesai dapat mengurangi kemampuan penunjukan hasil penimbangan;
5.2 Saran
Persiapan peralatan dan SDM yang memadai diperlukan untuk
melaksanakan pengujian sesuai STK, seperti tersedianya anak timbang standar
yang memenuhi 50% kapasitas maksimal; ballast standar; forklift untuk
memudahkan mobilisasi AT standar maupun ballast; penera yang memiliki
kapasitas kompetensi yang tinggi terhadap kemetrologian dan mampu
melaksanakan disiplin persyaratan teknis kemetrologian; serta sejumlah karyawan
yang memilki tenaga dan kekuatan yang besar untuk pekerjaan teknis dalam
membantu penera.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://disperindag.jatimprov.go.id/index.php?pilih=hal&id=17, 31 Oktober
2011
[4] Dwi Purwanto, Rancang Bangun Load Cell Sebagai Komponen Utama pada
Sistem Uji, laporan, BPP Teknologi, Jakarta, Indonesia, 2008.
LAMPIRAN
Prosedur Kerja Tera/Tera Ulang Timbangan Elektronik
a. Ketidaktetapan (Repeatability)
Langkah-langkah pengujian ketidaktepatan:
1. nolkan timbangan (Io);
2. muati dengan muatan uji dan beri tanda letak posisi muatan;
3. setelah timbangan diberi muatan L lakukan langkah-langkah seperti
berikut:
a. catat penunjukan timbangan (IL). IL adalah penunjukan timbangan
terbaca sebelum ditambah dengan imbuh L. Kemudian
ditambahkan imbuh 0,1e ke atas penerima muatan secara bertahap
sampai penunjukan tepat pada saat berubah +1e dan stabil, catat
jumlah imbuh yang dibutuhkan, yaitu L
b. hitung posisi penunjukan timbangan (P) dengan rumus:
1. P = IL + 1/2e L
4. turunkan muatan uji dan imbuh yang digunakan;
5. jika penunjukan timbangan tidak nol, dinolkan;
6. lakukan langkah-langkah 2 sampai dengan 5 secara berulang dengan
minimum 3 kali pengujian;
7. hitung repeatability (ketidaktetapan) timbangan dengan rumus:
R = ketidaktepatan
Pi = posisi penunjukan ke I (I = 1,2, )
P average = rata-rata posisi penunjukan timbangan
n = jumlah pengujian
8. bandingkan hasil pengukuran dan periksa apakah nilai R tidak lebih besar
dari nilai absolut BKD untuk muatan uji.
b. Pengujian Eksentrisitas
Langkah-langkah pengujian eksentrisitas:
1. hitung jumlah penyangga (n);
2. bagi permukaan penerima muatan menjadi n bagian yang sama;
3. nolkan timbangan (Io);
4. naikkan muatan uji secara merata pada bagian yang diuji, sehingga
menunjuk IL;
5. tentukan dan catat kesalahan penunjukan timbangan (E) yaitu:
E = IL + 1/2e L L
6. lakukan langkah-langkah 3 sampai dengan 5 untuk bagian permukaan
tidak melebihi BKD untuk muatan uji;
7. periksa apakah kesalahan penunjukan (E) pada setiap bagian permukaan
tidak melebihi BKD untuk muatan uji.
c. Pengujian Diskriminasi
Langkah-langkah pengujian diskriminasi:
1. nolkan timbangan (Io);
2. naikkan muatan uji ke atas penerima muatan;
3. tambahkan imbuh 0,1 d secara bertahap sampai penunjukan tepat pada saat
berubah sebesar satu interval skala (d) dan stabil;
4. catat penunjukannya (I1);
5. dengan hati-hati naikkan imbuh 1,4 d dan amati perubahan penunjukan
timbangan (I2);
6. periksa apakah perubahan penunjukan sebesar satu interval skala
(I2 I1) = d.
d. Ketelitian Penyetelan
Cara penyetelan nol pada timbangan dengan penunjukan digital bisa
berupa Penyetelan non otomatis, penyetel nol semi otomatis dan penyetel nol
otomatis untuk mengetahuinya lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :
1. nolkan timbangan;
2. naikkan muatan 5e;
3. nolkan timbangan;
4. turunkan muatan 5e;
5. amati perubahan penunjukan timbangan minimum 5 detik dan apabila
berubah menjadi nol maka timbangan tersebut memiliki alat penyetel nol
otomatis dan apabila setelah 15 detik tidak berubah maka timbangan
tersebut tidak memiliki alat penyetel nol otomatis.
e. Pengujian Kemiringan
Langkah-langkah pengujian:
1. posisikan timbangan dalam keadaan datar dengan memperhatikan
penyipat datar;
2. muati timbangan dengan sembarang muatan dan tentukan posisi
penunjukannya, misal P1;
3. posisikan timbangan dalam keadaan miring 2/1000 dari keadaan
penyipat datar butir (a), yaitu memberikan ganjal dalam arah
panjang atau melintang;
4. muati timbangan sebesar seperti muatan pada mutir (b) dan
tentukan posisi penunjukannya, misal P2. Selisih (P2 P1) tidak
boleh lebih besar dari BKD pada muatan tersebut.
f. Pengujian Kebenaran
Langkah-langkah pengujian:
1. nolkan timbangan (Io);
2. muati dengan anak timbangan standar L sesuai dengan titik uji
yang diperiksa (didahului dari minimum menimbang);
3. catat penunjukan timbangan IL, kemudian tambahkan imbuh 0,1e
ke atas penerima muatan secara bertahap sampai penunjukan tepat
pada saat berubah +1e. Catatlah jumlah imbuh yang dibutuhkan,
yaitu L lalu hitung kesalahan penunjukan timbangan dengan
rumus E = IL + 1/2e L L;
4. lakukan kembali prosedur diatas untuk titik uji yang lainnya.
INSTITUT TEKNOLOGI
BANDUNG
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Telp: +6222 2504551, Fax +6222 2509406, e-mail: fti@fti.itb.ac.id
Program D3
Metrologi &
Instrumentasi
Labtek VI, Lt.I
Telp: +6222
2504424
ect 163
Fax: +6222
2506281
lies@tf.itb.ac.id
d3metrologi@yaho
o.co.id
8 Senin, 11 Juli 2011 Tera neraca obat, tera ulang timbangan meja
Memasang tanda jaminan pada 100 meter air untuk
9 Selasa, 12 Juli 2011
keperluan tera & tera ulang sidang
10 Rabu, 13 Juli 2011 Tera ulang neraca obat dan meter air kantor
11 Kamis, 14 Juli 2011 Tera timbangan elektronik kap. 15 kg & tera neraca obat
Tera ulang timbangan elektronik kelas II, tera neraca
12 Jumat, 15 Juli 2011
obat (NKH), tera ulang timbangan meja
13 Sabtu, 16 Juli 2011
14 Minggu, 17 Juli 2011
Tera conveyor belt kapasitas maks. 3000 kg, PT. Santos
15 Senin, 18 Juli 2011
Jaya Abadi
Tera ulang timbangan jembatan kapasitas maks. 80 ton,
16 Selasa, 19 Juli 2011
PT. Charoen Pokphand Sidoarjo
loko
Tera ulang timbangan jembatan kapasitas maks. 60 ton
17 Rabu, 20 Juli 2011
untuk batubara, Gresik
Tera ulang timbangan jembatan kapasitas maks. 60 ton,
18 Kamis, 21 Juli 2011
PT. Pitamas Indonesia Sedati Sidoarjo
19 Jumat, 22 Juli 2011 Perayaan 17 Agustus kantor
20 Sabtu, 23 Juli 2011
21 Minggu, 24 Juli 2011
Sidang di kec. Tanggulangin, t. meja= 63, cb=33,
22 Senin, 25 Juli 2011
dacin=9, TE=13
Sidang di kec. Tanggulangin, t. meja= 14, cb=11, NE=1,
23 Selasa, 26 Juli 2011
TE=3 sidang
Sidang di pasar Larangan Candi, t. meja=15, cb=14, luar
24 Rabu, 27 Juli 2011
TE=20
Sidang di kec. Candi, t. meja=14, cb=13, dacin=4,
25 Kamis, 28 Juli 2011
TBI=4, TE=7
26 Jumat, 29 Juli 2011 Sidang kantor kantor
27 Sabtu, 30 Juli 2011
28 Minggu, 31 Juli 2011
29 Senin, 1 Agustus 2011 Tera neraca obat (NKH), tera ulang timbangan meja
Selasa, 2 Agustus sidang
30 Tera ulang timbangan elektronik, tera ulang neraca emas
2011 kantor
31 Rabu, 3 Agustus 2011 tera timbangan elektronik, tera neraca obat (NKH)
Kamis, 4 Agustus
32 Tera ulang meter BBM di SPBU 54.601.110 Pecindilan loko
2011
33 Jumat, 5 Agustus 2011 Membuat laporan kantor
34 Sabtu, 6 Agustus 2011
Minggu, 7 Agustus
35
2011
36 Senin, 8 Agustus 2011 Membuat laporan kantor
Selasa, 9 Agustus
37 TUM
2011 Mempelajari peneraan dan peneraan ulang TUM BBM
Rabu, 10 Agustus
38
2011 Membuat laporan
Kamis, 11 Agustus
39 Membuat laporan kantor
2011
Jumat, 12 Agustus
40 persiapan pulang
2011