Bahan Ajar
Diklat Fungsional Penera Ahli
Oleh
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat serta karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penulisan bahan ajar Peneraan Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dengan segala keterbatasan ilmu dan
waktu.
Penyusun
Lafin Hari Prayudhi
Dicky Zulfikridin
ii
KATA PENGANTAR DAN PENGESAHAN
Pada kesempatan ini, kami menyambut baik upaya Saudara Lafin Hari
Prayudhi & Dicky Zulfikridin yang telah menyusun bahan ajar yang
berkaitan dengan materi ”Peneraan Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak”
pada Diklat Fungsional Penera Ahli. Mengingat esensi bahan ajar tersebut
telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan, untuk itu dinyatakan sah
dan layak dapat digunakan dalam pembelajaran pada Diklat Fungsional
Penera Ahli.
a.n. Kepala
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kemetrologian
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................ii
A. Pendahuluan ................................................................................... 4
E. Rangkuman ................................................................................... 23
A. Pendahuluan ................................................................................. 25
iv
D. Persyaratan Kemetrologian ........................................................... 31
G. Rangkuman ................................................................................... 32
A. Persiapan ...................................................................................... 33
G. Rangkuman ................................................................................... 46
C. Rangkuman ................................................................................... 49
BIODATA ................................................................................................. 52
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 32. (a) Komponen Switch On/Off pada Ruang Kontrol
(b) Perangkat Elektronik tambahan dalam Pompa Ukur BBM ................. 38
Gambar 33. Contoh manipulasi pulsa dari pulser .................................... 39
Gambar 34. Diagram alir pengamanan pompa ukur BBM ....................... 39
vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak adalah instalasi ukur yang tersusun
lengkap, merupakan satu kesatuan yang digunakan untuk mengukur
kuantitas bahan bakar minyak yang diisikan/diserahkan ke dalam
tangki kendaraan bermotor.
B. Deskripri Singkat
1
C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta
Bahan ajar ini sebagai salah satu pedoman peserta dalam membantu
proses pembelajaran pada Diklat Fungsional Penera Ahli. Melalui
bahan ajar ini, peserta diharapkan dapat memahami teori dasar
Pompa Ukur BBM, Persyaratan teknis pompa ukur BBM, Metode
Pengujian Pompa Ukur BBM, dan Pengenalan kecurangan pada
Pompa Ukur BBM.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu Mengetahui
jenis, konstruksi, dan prinsip kerja pompa ukur BBM; Mengetahui
persyaratan teknis pompa ukur BBM; Melaksanakan pengujian
pompa ukur BBM dan memberikan keputusan hasil pengukuran;
serta mengenal kecurangan pada pompa ukur BBM .
2. Indikator Keberhasilan
Secara lebih spesifik kemampuan yang harus dimiliki di akhir
pelajaran adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan jenis, konstruksi, dan prinsip kerja pompa
ukur BBM.
b. Menjelaskan persyaratan teknis pompa ukur BBM
c. Menjelaskan pengujian Pompa Ukur BBM
d. Menjelaskan kecurangan pada pompa ukur BBM.
1. Materi Pokok
1.1. Teori Dasar Pompa Ukur BBM
1.2. Persyaratan Teknis Pompa Ukur BBM
1.3. Metode Pengujian Pompa Ukur BBM
1.4. Pengenalan Kecurangan Pompa Ukur BBM
2. Sub Materi Pokok
2
1.1.1. Pendahuluan
1.1.2. Jenis-Jenis Pompa Ukur BBM
1.1.3. Konstruksi Pompa Ukur BBM
1.1.4. Prinsip Kerja Pompa Ukur BBM
1.2.1. Pendahuluan
1.2.2. Persyaratan Administrasi
1.2.3. Persyaratan Teknis dan Persyaratan Kemetrologian
1.2.4. Pemeriksaan dan Pengujian
1.2.5. Pembubuhan Tanda Tera
1.3.1. Persiapan
1.3.2. Pemeriksaan Visual
1.3.3. Prosedur Pengujian
1.3.4. Penjustiran Pompa Ukur BBM
1.3.5. Pembubuhan Cap Tanda Tera
1.4.1. Jenis-Jenis Kecurangan
1.4.2. Metode Pengamanan
F. Petunjuk Belajar
Bahan ajar ini digunakan bagi peserta diklat dengan kualifikasi lulusan
minimal Diploma III. Untuk membantu peserta diklat dalam proses
pembelajaran, disediakan latihan soal-soal yang berhubungan
dengan kebutuhan pada mata diklat selanjutnya atau yang lebih tinggi.
3
BABII. TEORI DASAR POMPA UKUR BBM
A. Pendahuluan
Berdasarkan Syarat Teknis nomor 121 tahun 2020 tentang Meter Arus
Bahan Bakar Minyak dan Produk Terkait, Pompa Ukur Bahan Bakar
Minyak dan Pompa Ukur Elpiji (Liquified Petroleum Gas), Pompa Ukur
Bahan Bakar Minyak (sering disebut juga Dispenser) adalah instalasi
ukur yang tersusun lengkap, merupakan satu kesatuan yang
digunakan untuk mengukur kuantitas bahan bakar minyak yang
diisikan/diserahkan ke dalam tangki kendaraan bermotor.
4
B. Jenis-Jenis Pompa Ukur BBM
Jenis-jenis pompa ukur BBM dapat dibedakan berdasarkan:
• Konstruksi
• Penggunaan pompa
• Nozzle
5
konversi/perhitungan secara elektronik (menggunakan sistem
komputer).
6
Gambar 4. Pompa ukur BBM jenis pompa isap.
8
• Gelas penglihat, alat anti putar (pusaran aliran),
• Katup/valve, slang
• Alat yang digunakan sebagai titik perpindahan ( transfer point)
• Alat koreksi yang berhubungan dengan suhu, viskositas
3. Alat Bantu
Alat yang menjalankan fungsi-fungsi khusus, secara langsung
meliputi penguraian, pengiriman atau penampilan hasil
pengukuran, misalnya:
• Alat penyetel nol,
• Alat penunjuk ulang,
• Alat cetak,
• Alat memori atau penyimpanan data,
• Alat penunjuk harga,
• Alat penunjuk penjumlah (totalisator),
• Alat konversi,
• Alat preset,
• Alat swalayan.
9
Penjatah Vol/Harga, Harga
Satuan Elektronik
8. Interlock
9. Pengenol
10. Solenoid Valve
11. Gelas Penglihat
12. Slang
13. Pistol Kran (Nozzle)
10
Konstruksi Pompa Ukur BBM Elektronik
Label
Menampilkan informasi pompa ukur BBM, diantaranya informasi
merk, nomor seri, type, kapasitas, tekanan, interval suhu, dan negara
pembuat.
11
Motor dan Belt
Motor berfungsi untuk menggerakan pompa dengan bantuan belt
(khusus suction pump).
Junction Box
Berfungsi untuk merapikan pengkabelan dan sambungan/koneksi.
Power Supply
Berfungsi untuk mengubah tegangan AC ke tegangan DC, dan
mengamankan komponen lain dari tegangan tak stabil.
12
Gambar 12. Power supply merk Korea EnE/LG dan Tatsuno..
13
Alat Penghilang Gas
Pengukuran BBM pada kondisisi normal tidak boleh adanya suatu
gas ataupun udara didalamnya, karena dapat merubah volume cairan
yg sebenarnya. Alat ini akan menghilangkan gas sebelum masuk ke
badan Ukur.
Saringan
Berfungsi untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh cairan.
14
Badan ukur
Alat Justir
Terbagi menjadi dua justir mekanik dan elektronik. Kedua alat justir ini
berfungsi untuk penyetelan kesalahan pengukuran yang nilainya
disesuaikan dengan aturan Batas Kesalahan yang Diijinkan (BKD),
antara -0,5 % sampai dengan +0,5%
15
Gambar 18. Alat justir mekanik dan elektronik.
Solenoid Valve
Prinsip yang digunakan pada solenoid valve ini yaitu
membuka/menutup aliran fluida ketika mendapat perintah dari badan
hitung.
16
Badan Hitung
Badan Hitung (calculator) merupakan bagian dari meter yang
menerima sinyal-sinyal keluaran dari transduser-ukur, mengubah
serta jika sesuai menyimpan hasil-hasilnya dalam memori sampai
hasil-hasil tersebut digunakan.
Alat Penunjuk
17
Gambar 22. Alat penunjuk elektronik
18
Hose/Selang
Berfungsi untuk menyalurkan cairan BBM ke nozzle.
19
Totalisator
Berfungsi untuk menampilkan total cairan BBM yang
diserahkan/dikeluarkan.
20
Diagram Aliran Udara dan Minyak
21
1. Nozzle diangkat mengaktifkan motor & solenoid valve.
2. Motor menggerakan pompa menghisap BBM.
3. Flow meter menggerakan piston & pulser.
4. Pulser mengirimkan pulsa ke komputer
5. Komputer melakukan kalkulasi,menampilkan pengukuran &
pengisian BBM.
22
5. Komputer melakukan kalkulasi,menampilkan pengukuran &
pengisian BBM.
E. Rangkuman
Berdasarkan Syarat Teknis nomor 121 tahun 2020 tentang Meter Arus
Bahan Bakar Minyak dan Produk Terkait, Pompa Ukur Bahan Bakar
Minyak dan Pompa Ukur Elpiji (Liquified Petroleum Gas), Pompa Ukur
Bahan Bakar Minyak (sering disebut juga Dispenser) adalah instalasi
ukur yang tersusun lengkap, merupakan satu kesatuan yang
digunakan untuk mengukur kuantitas bahan bakar minyak yang
diisikan/diserahkan ke dalam tangki kendaraan bermotor.
Jenis-jenis pompa ukur BBM dapat dibedakan berdasarkan:
• Konstruksi
• Konstruksi pompa ukur mekanik
• Konstruksi pompa ukur elektronik
• Penggunaan pompa
• Sistem Pompa Isap
• Sistem Pompa Tekan
• Nozzle
• Menggunakan 1 buah nozzle
• Menggunakan lebih dari 1 nozzle
Secara konstruksi pompa ukur BBM dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Elemen Pokok
2. Peralatan Tambahan
3. Alat Bantu
F. Latihan Soal
23
3. Apa yang dimaksud dengan elemen pokok, peralatan tambahan,
dan alat bantu pada pompa ukur BBM?
4. Jelaskan fungsi dari pulser?
5. Jelaskan fungsi dari alat justir?
6. Apa perbedaan alat justir mekanik dan elektronik?
24
BAB III. PERSYARATAN TEKNIS POMPA UKUR BBM
A. Pendahuluan
Syarat Teknis pompa ukur BBM diperlukan untuk mewujudkan
kepastian hukum dalam pemeriksaan, pengujian, dan penggunaan
pompa ukur BBM sebagai upaya menjamin kebenaran pengukuran
kuantitas. Syarat Teknis yang digunakan adalah Syarat Teknis nomor
121 tahun 2020 tentang Meter Arus Bahan Bakar Minyak dan Produk
Terkait, Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji
(Liquified Petroleum Gas).
Selain itu, Syarat Teknis pompa ukur BBM ini digunakan sebagai
pedoman bagi Pegawai Berhak dalam melaksanakan pelayanan tera
dan tera ulang pompa ukur BBM.
B. Persyaratan Administrasi
Setiap pompa ukur BBM harus dilengkapi dengan pelat identitas yang
berisi informasi yang harus jelas, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak
mudah terhapus/dihilangkan, sebagai berikut:
a. Lambang dan /atau merek pabrik;
b. model/tipe;
c. nomor seri;
d. tahun pembuatan;
e. temperatur operasional maksimum dan minimum;
f. tekanan operasional maksimum dan minimum;
g. rentang densitas/massa jenis maksimum dan minimum yang
diperbolehkan (jika ada persyaratan);
25
h. laju alir aktual maksimum dan minimum;
i. nomor Izin Tipe UTTP; dan
j. MMQ (Minimum Measured Quantity), jika ada.
C. Persyaratan Teknis
a. Bahan
Pompa Ukur BBM harus terbuat dari bahan yang tahan karat dan
kuat sehingga sifat atau karakteristik kemetrologiannya terjaga.
b. Konstruksi:
Pompa Ukur BBM dari jenis Positive Displacement Meter.
c. Kondisi operasional
1) Kondisi operasional ditentukan oleh karakteristik sebagai
berikut:
a) Penyerahan minimum (Minimum Measured
Quantity/MMQ);
b) Daerah/rentang ukur yang dibatasi oleh laju alir
minimum Qmin dan laju alir maksimum Qmaks;
26
c) nama atau tipe cairan atau karakteristik yang
bersangkutan, sebagai contoh rentang viskositas
yang dibatasi oleh viskositas minimum cairan dan
viskositas maksimum cairan dan/atau rentang densitas
yang dibatasi oleh densitas minimum cairan ρmin dan
densitas maksimum cairan ρ maks;
d) Tekanan minimum cairan Pmin dan tekanan maksimum
cairan Pmaks;
e) Rentang ukur suhu yang dibatasi oleh suhu minimum
cairan Tmin dan suhu maksimum cairan Tmaks;
d. Badan Ukur
e. Transduser
27
2) Penggantian, Transduser tidak boleh dilakukan penggantian
dengan transduser lain baik dengan spesifikasi sama ataupun
berbeda setelah dilakukan peneraan.
f. Perangkat justir
28
h) Persyaratan Tambahan Pompa Ukur BBM
29
kembali, penyerahan berikutnya tidak diperbolehkan sampai
perangkat penunjukan telah disetel kembali ke nol.
30
D. Persyaratan Kemetrologian
• BKD atau Kesalahan penunjukan pompa ukur BBM ± 0,5 %
• Batas ketidaktetapan yang diizinkan untuk sistem pengukuran Pompa Ukur BBM
adalah sebesar 0,1% (selalu bernilai positif) dihitung berdasarkan nilai mutlak
dari selisih presentase kesalahan penunjukan terbesar dan terkecil hasil
pengujian pada kondisi yang sama dan berurutan.
31
• Ada lemping Tanda Tera.
• Tanda Pegawai Berhak Plombir (HP) dan Tanda Sah Plombir ukuran 6 mm
(SP6) dibubuhkan secara bolak-balik pada perangkat justir.
• Tanda Sah Plombir ukuran 6 mm (SP6) dibubuhkan pada perangkat
penunjukan dan kelihatan dari luar.
• Tanda Jaminan Plombir ukuran 8 mm (JP8) dibubuhkan pada pembangkit
pulsa (pulser), badan ukur, penghubung antara badan ukur dengan badan
hitung dan bagian-bagian pompa ukur yang harus dilindungi dari perubahan.
G. Rangkuman
Syarat Teknis Pompa Ukur BBM yang digunakan adalah Syarat Teknis No. Syarat
Teknis nomor 121 tahun 2020 tentang Meter Arus Bahan Bakar Minyak dan Produk
Terkait, Pompa Ukur Bahan Bakar Minyak dan Pompa Ukur Elpiji (Liquified
Petroleum Gas)
Selain itu, Syarat Teknis pompa ukur BBM ini digunakan sebagai pedoman bagi
Pegawai Berhak dalam melaksanakan pelayanan tera dan tera ulang pompa ukur
BBM.
Syarat Teknis Pompa Ukur BBM meliputi:
• Persyaratan Administrasi
• Persyaratan Kemetrologian
• Pemeriksaan dan Pengujian
• Pembubuhan Tanda Tera
• Prosedur Pengujian
H. Latihan Soal
1. Sebutkan Syarat Teknis yang digunakan untuk Peneraan Pompa Ukur BBM!
2. Apa tujuan dibuatnya Syarat Teknis Pompa Ukur BBM?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan izin tipe?
4. Sebutkan dan jelaskan persyaratan kemetrologian untuk pompa ukur BBM?
5. Jelaskan bagaimana cara pembubuhan cap tanda tera untuk tera ulang pompa
ukur BBM?
32
Indikator Keberhasilan : Peserta diharapkan mampu menjelaskan dan melakukan pengujian Pompa Ukur
BBM.
A. Persiapan
1. Keselamatan Kerja
a. Memakai baju kerja pengaman dari bahan anti static (bahan katun 100%)
b. Memakai sepatu pengaman (safety shoes)
c. Memakai topi pengaman (safety foot wear)
d. Pastikan ada tabung pemadam api yang masih bekerja dengan baik dan
diletakkan di tempat yang mudah dijangkau.
e. Pastikan tidak ada sumber pengapian yang potensial.
f. Tempatkan tanda “POMPA SEDANG DITERA” pada tempat yang mudah
dilihat.
g. Tempatkan alat pengaman untuk menghalangi orang/kendaraan masuk ke
pompa yang sedang diuji
2. Perlengkapan Pengujian dan Bejana Ukur Standar
a. BUS dengan kapasitas minimal 10L.
b. Bejana ukur kapasitas kecil atau gelas ukur yang telas diverifikasi dan
sertifikatnya masih berlaku.
c. Landasan dan penyipat datar.
d. Stop watch
e. Cerapan pengujian Pompa Ukur BBM.
33
B. Pemeriksaan visual
Pemeriksaan secara visual Pompa Ukur BBM dan catat data serta
karakteristik yang diperlukan dari pompa ukur pada laporan pengujian.
2) Karakteristik instrumen
a) Apakah PU BBM ini dilengkapi dengan Izin Tipe (untuk Tera)?
b) Apakah PU BBM ini digunakan dengan benar?
c) Apakah semua deskripsi yang wajib jelas terpasang pada pelat data
dan terpasang tetap pada PU BBM?
d) Apakah Pompa Ukur BBM dalam kondisi lengkap dan bersih?
e) Apakah semua panel eksternal dalam kondisi terlindungi?
f) Apakah PU BBM terpasang tetap pada pondasinya?
g) Apakah tutup penunjukan rusak?
h) Apakah gelas penglihat berisi spinner atau bola plastik, bersih serta
penuh produk?
i) Apakah penunjukan volume, harga satuan, dan harga total sesuai
dengan selang yang dipilih?
j) Apakah semua penunjukan kelihatan dengan jelas pada siang dan
malam hari?
34
pembungkus selangnya tidak usang?
l) Apakah masing-masing nozzle menghentikan aliran cairan ketika
dikembalikan ke tempat penyimpanannya?
m) Apakah ada kebocoran?
n) Untuk penunjukan kontinyu: apakah pergerakan roda penunjuk harga
mengikuti pergerakan tuas internal penyetel harga?
C. Prosedur Pengujian
Skema pengujian Pompa Ukur BBM menggunakan BUS, dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Untuk Pompa Ukur BBM dengan laju alir maksimum tidak lebih besar daripada 60
L/menit harus mempunyai penyerahan minimum (MMQ atau Vmin) tidak melebihi 5
L, kecuali dinyatakan lain pada sertifikat Izin Tipe. BKD untuk deviasi kesalahan
pada penyerahan kuantitas minimum (Emin) sesuai formula:
5
2
1000
35
penyetelan nol dengan menggunakan mekanisme reset elektronik
1) Angkat nozzle dari posisi hang-up dan periksa:
a) pengujian tampilan dilakukan; dan
b) segmen tampilan tidak rusak
2) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal
3) Catat hasilnya pada laporan pengujian
b. Penyetelan nol
1) Mekanisme reset mekanik
Untuk alat penunjukan mekanis, penunjukan volume sisa setelah kembali
ke nol tidak boleh lebih dari setengah deviasi volume minimum yang
ditentukan (Emin). Demikian juga penunjukan harga sisa setelah kembali ke
nol tidak boleh lebih dari setengah deviasi harga minimum yang ditentukan
(H) dimana H = Emin x harga satuan.
a) Angkat nozzle dari posisi menggantung.
b) Jika penjualan sebelumnya tetap ada di penunjukan, pindah tuas start
ke posisi ON dan pastikan motor pompa tidak menyala atau pompa
ukur tidak diaktifkan. Jika motor pompa menyala atau pompa ukur aktif
maka mekanisme interlock rusak.
c) Reset penunjukan ke nol dan periksa apakah penunjukan volume
adalah nol
d) Pindahkan tuas secara pelan ke posisi ON sampai motor menyala
(atau pompa ukur aktif) dan kemudian pindah secara pelan ke posisi
OFF sampai motor berhenti (atau pompa ukur tidak aktif).
e) Pindahkan tuas secara pelan ke posisi ON dan periksa apakah
interlock telah bekerja dan mencegah motor menyala. f)
Kembalikan tuas start ke posisi OFF.
g) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal. h)
Catat hasilnya pada laporan pengujian.
d. Nozzle cut-off
Ketika selang dipasang dengan nozzle cut-off otomatis, nozzle harus menutup
secara otomatis ketika port sensor pada nozzle bersentuhan dengan cairan atau
buih.
Pengujian ini dapat dilakukan selama pengujian akurasi atau anti- drain.
Langkah-langkah pengujian:
a) Lakukan penyerahan pada laju alir operasional.
b) Lakukan kontak antara port sensing dari nozzle dengan cairan atau buih.
c) Pastikan nozzle cut-off mati.
d) Ulangi langkah a s.d. c sebanyak 2 kali.
e) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal.
f) Catat hasilnya pada laporan pengujian.
37
Penggunaan perangkat penunjukan yang sama untuk penunjukan dari
beberapa sistem pengukuran (yang mempunyai perangkat penunjukkan
bersama) diperbolehkan selama tidak dimungkinkan untuk menggunakan
keduanya secara bersamaan.
Persyaratan ini berarti tidak ada bahan bakar yang dapat dikeluarkan kecuali
bahan bakar diukur dan bahwa harga satuan yang ditunjukkan bersesuaian
dengan harga satuan dari bahan bakar yang dipilih dan diserahkan.
Tentukan apakah selang mempunyai penunjukan bersama atau apakah selang
mempunyai pompa bersama dan laksanakan pengujian yang sesuai seperti
dijelaskan berikut.
a) Beberapa selang dengan satu perangkat penunjukan
(1) Pilih satu selang dan angkat nozzle dari posisi menggantung.
(2) Penunjukkan harga dan volume untuk selang yang dipilih harus tetap
menunjuk nol:
(a) Dengan penunjukan harga satuan yang terpisah: Penunjukan harga
satuan untuk tipe bahan bakar yang
dipilih ditransfer ke penunjukan utama.
(b) Tanpa penunjukan harga satuan terpisah:
Penujukan harga satuan untuk selang yang dipilih ditampilkan dan
semua penunjukan harga satuan lainnya tidak ditampilkan sampai
penyerahan selesai.
(3) Periksa dan pastikan bahwa selang yang lain dalam kondisi non-aktif,
dengan cara mengangkat nozzle lain dari posisinya.
(4) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal.
(5) Catat hasilnya pada laporan pengujian.
b) Beberapa selang dengan satu unit pompa
(1) Pilih selang yang berbagi unit pompa yang sama.
(2) Saat unit pompa beroperasi, angkat selang lain yang terhubung
ke unit pompa yang sama tetapi tuas penggantung pada posisi OFF.
(3) Periksa bahwa tidak memungkinkan melakukan penyerahan
dari selang lain yang terhubung ke unit pompa yang sama.
(4) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal.
(5) Catat hasilnya pada laporan pengujian.
f. Penunjukan penjatah (pre-set)
Pengujian ini dapat dikombinasikan dengan pengujian akurasi
pre-set dan satu hasil dicatat.
38
(2) Masukkan nilai pre-set volume/harga yang diinginkan menggunakan
fasilitas pre-set. Pastikan jumlah pre-set muncul di perangkat penunjukkan.
(3) Lakukan penyerahan dengan nozzle terbuka penuh sehingga
memungkinkan fasilitas pre-set untuk memperlambat dan menghentikan
penyerahan secara otomatis.
(4) Catat penunjukan volume/harga.
(5) Tentukan apakah hasil penunjukan volume/harga sesuai dengan nilai pre-
set yang diberikan.
(6) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal.
(7) Catat hasilnya pada laporan pengujian.
39
volume yang ditunjukkan oleh Pompa Ukur BBM (VFD) dan volume yang
ditunjukkan oleh bejana ukur (V REF).
c) Hitung dan catat kesalahan relatif (E FD) EFD =
((VFD – VREF)/VREF) x 100
d) Ulangi langkah b) s.d. c) dua kali.
e) Lakukan penyerahan pada laju alir operasional dan laju alir minimum masing-
masing sebanyak 3 kali. Catat volume yang ditunjukkan oleh pompa ukur
(VFD) dan volume yang ditunjukkan oleh bejana ukur (VREF).
f) Hitung dan catat kesalahan relatif (E FD).
g) Tentukan apakah semua hasil masih berada dalam kesalahan maksimum
yang diizinkan. Jika tidak, analisa hasilnya dan periksa apakah meter dapat
dijustir sehingga hasilnya masih masuk dalam kesalahan maksimum yang
diizinkan.
h) Jika justir telah dilakukan, alirkan kuantitas bahan bakar dan ulangi langkah
b) s.d. g).
i) Catat hasilnya pada laporan pengujian
40
Pengujian ini hanya perlu jika terdapat alat penguji eliminasi gas pada pompa
ukur .
Perbedaan kesalahan (ED) antara pengujian tanpa gas/udara dan dengan
gas/udara harus tidak boleh melebihi kesalahan maksimum yang diizinkan
yang diberikan dalam Tabel 2.
k. Anti-drain
Untuk sistem pengukuran selang penuh yang dilengkapi dengan hose reel,
kenaikan volume internal selama perubahan dari posisi selang yang digulung
ketika tidak bertekanan ke posisi selang yang tidak digulung ketika bertekanan
tanpa aliran cairan harus tidak melebihi dua kali deviasi volume minimum yang
ditentukan.
Jika sistem pengukuran tidak dilengkapi hose reel, kenaikan volume internal
tidak boleh melebihi deviasi volume minimum yang ditentukan.
41
Jika Vmin tidak terdapat pada Tabel 2 maka nilai BKD dapat dihitung
dengan persamaan:
Tanpa hose reel (BKD dalam mL) BKD = Vmin(L) x 10
Dengan hose reel (BKD dalam mL) BKD Vmin(L) x 20
42
mengosongkan nozzle ke dalam gelas ukur.
9) Tutup nozzle ketika aliran berhenti, atau setelah 30 sekon.
Jika nozzle masih menetes setelah 30 sekon nozzle harus
diperbaiki.
10) Catat volume pengosongan bahan bakar yang ditunjukkan oleh
gelas ukur standar .
11) Tentukan apakah pompa ukur lolos atau gagal.
43
Tanda sah (SP6) “…” dari tahun yang bersangkutan, dibubuhkan sedemikian rupa
sehingga mudah terlihat dengan jelas dari luar badan pompa ukur BBM.
3. Alat Justir:
Tanda sah (SP6) “…” dari tahun yang bersangkutan bertolakbelakang dengan
tanda pegawai berhak (HP) yang melaksanakan pengujian/ peneraan.
4. Badan Ukur Piston:
Tanda jaminan (JP8) pada semua tutup
5. Pembangkit Pulsa /Transducer:
Tanda jaminan (JP8)
6. Penghubung antara badan ukur dengan badan hitung:
Tanda Jaminan (JP8)
7. Totalisator:
Tanda jaminan (JP8)
8. Setiap bagian dari pompa ukur BBM yang memungkinkan dapat dilakukan
perubahan yang mengakibatkan ketidak-benaran penunjukannya harus disegel
dengan tanda jaminan (JP8) atau tanda jaminan (J) yang sesuai ukurannya.
9. Jika terdapat password, maka password dan parameter alirnya pada badan hitung
pompa ukur BBM harus diamankan sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dilakukan perubahan.
44
1. Cerapan Pengujian
45
• Menghitung kesalahan relatif akurasi penjatah:
(EFD) EFD = ((VFD – VREF)/VREF) x 100
• Menghitung kesalahan relatif eliminasi gas:
(EFD) EFD = ((VFD – VREF)/VREF) x 100
• Menghitung perbedaan kesalahan (ED) untuk alat eliminasi gas ED = EAV -
EFD
3. Pengambilan Keputusan Hasil Pengujian
• Tabel BKD pengujian eliminasi udara
Pengambilan hasil keputusan berdasarkan tabel BKD tersebut, jika dalam rentang
BKD maka hasil pengujian dinyatakan SAH, dan jika sebaliknya dinyatakan BATAL
atau dilakukan perbaikan.
B. Rangkuman
Pengujian pompa ukur BBM berdasarkan Syarat Teknis no. 121 tahun 2020, pada
umumnya meliputi:
C. Latihan Soal
46
Indikator Keberhasilan : Peserta diharapkan mampu menjelaskan jenis kecurangan pompa ukur BBM dan
cara pengamanannya.
A. Jenis-Jenis Kecurangan
Terdapat beberapa cara untuk melakukan kecurangan pada pompa ukur BBM,
diantaranya:
1. Kecurangan secara mekanik
2. Kecurangan secara elektronik
(a) (b)
Gambar 32. (a) Komponen Switch On/Off pada Ruang Kontrol. (b) Perangkat
elektronik tambahan dalam Pompa Ukur BBM.
47
• Sensor Pompa Ukur BBM (pulser) mempunyai 2 output seperti “kotak warna
hijau”, output a dan b (berbentuk pulsa/sinyal kotak) dengan beda fasa yang
tertentu.
• Beda fasa antara output a dan output b menghasilkan pulsa seperti pada sinyal
con(2) yang kotak warna kuning
• Pulsa kotak warna merah hasil up-counting logika biner dari ”0000” sampai
”1111” seperti pada sinyal out_count, oleh board elektronik utama. Bilangan biner
tersebut di konversi menjadi bilangan desimal dan ditampilkan pada display.
• Dengan menggandakan sinyal output a dan output b, maka sinyal yg dihasilkan
lebih banyak dari yg seharusnya.
• Contoh: konsumen melakukan pengisian 10 liter, pembacaan sebenarnya pada
setiap 1 liter cairan yang keluar 50 pulsa jadi jumlahnya 500 pulsa, digandakan
menjadi 60 pulsa per 1 liter. Pada saat perhitungan, cairan yang sebenarnya
keluar adalah 8,33 liter, tetapi ditampilan/display tertulis 10 liter.
500/60 x 1 liter = 8,33 liter Volume yg berkurang = 10 – 8,33 = 1,67 liter.
B. Metode Pengamanan
Untuk metode pengamanan pompa ukur BBM dari kecurangan, dapat mengikuti
diagram alir pengamanan sebagai berikut:
48
Gambar 34 . Diagram alir pengamanan pompa ukur BBM.
C. Rangkuman
Terdapat beberapa cara untuk melakukan kecurangan pada pompa ukur BBM,
diantaranya:
1. Kecurangan secara mekanik
2. Kecurangan secara elektronik
Untuk mengatasi kecurangan yang terjadi pada pompa ukur BBM, maka harus
dilakukan pengamanan pada beberapa komponen pompa ukur BBM.
D. Latihan Soal
49
Didalam Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal menyatakan bahwa
setiap alat ukur wajib ditera dan ditera ulang. Salah satu alat ukur tersebut yaitu Pompa
Ukur BBM. Tera dan Tera ulang pompa ukur BBM merupakan sebuah prosedur wajib bagi
setiap SPBU di Wilayah kabupaten/kota, karena hal ini berkaitan dengan kepentingan
konsumen untuk memperoleh jumlah volume BBM sesuai dengan yang dibayar.
Untuk melakukan tera/tera ulang Pompa Ukur BBM, diperlukan Syarat Teknis yang
digunakan sebagai pedoman bagi Pegawai Berhak dalam melaksanakan pelayanan tera
dan tera ulang pompa ukur BBM. Syarat Teknis yang digunakan adalah Syarat Teknis no.
121 tahun 2020.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
1