Oleh
Dr. Djainal Abidin Simanjuntak
Kordinator Komisi III BPKN
*Kuliah
Agenda Bahasan
1. Mengenal Perlindungan Konsumen dan
Kasus Pelanggarannya ;
2. Kenapa Terjadi ;
3. Apa yang Bisa Dilakukan ;
4. Siapa atau Lembaga yang bisa Membantu ;
5. Potret Perlindungan Konsumen di Indonesia
dan Negara Lain ;
6. Agenda ke Depan
7. Catatan Penutup
Kasus Pelanggaran
Perlindungan Konsumen
Kenapa Terjadi ?
Berbagai Faktor yang memberi peluang terjadinya pelanggaran :
Konsumen (pengetahuan dan kesadaran rendah)
Produsen (terfokus pada keuntungan, orientasi jangka pendek,
tahu kelemahan konsumen)
Pemerintah (kelemahan regulasi, pengawasan, kelembagaan,
pendanaan)
2011
2012
2013
6,41
5,88
5,58
Tidak Tamat SD
14,69
13,90
13,76
SD/Sederajat
28,72
28,09
28,20
Provinsi
2014
2015
Lampung
0,42
0,34
Indonesia
1,24
1,10
2010
2011
2012
2013
2014
Lampung
63,71
64,20
64,87
65,73
66,42
Indonesia (BPS)
66,53
67,09
67.70
68,31
68,90
12
3.
4.
5.
Pasal 8 - Pasal 17
14
LPKSM
Bab. 9. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
1. Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat yang memenuhi syarat.
2. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan
perlindungan konsumen.
15
Tugas LPKSM
3. Tugas LPKSM meliputi kegiatan:
a.
b.
c.
d.
e.
16
BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN BPSK
Latar Belakang
Lahirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen dilatarbelakangi :
- Adanya globalisasi dan perdagangan bebas ;
- Kemajuan teknologi dan informatika ;
- Tumbuhnya dunia usaha menghasilkan barang dan atau jasa yang
beraneka ragam ;
- Mendapatkan kepastian atas barang dan atau jasa tanpa merugikan
konsumen
- Adanya kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan atau jasa
yang diperoleh dipasar ;
- Meningkatkan harkat dan martabat konsumen ;
- Menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab ;
- Segala upaya untuk menjamin adanya kepastian hukum.
VISI
TERWUJUDNYA LEMBAGA YANG DIPERCAYA MASYARAKAT MENCIPTAKAN
PERLINDUNGAN DAN KEADILAN BAGI KONSUMEN DALAM MEMILIKI BARANG DAN
ATAU JASA PADA ERA PERDAGANGAN BEBAS
Misi
1. MENINGKATKAN KENYAMANAN, KEAMANAN, DAN KESELAMATAN KONSUMEN
DALAM MENGKOMSUMSI BARANG DAN/ATAU JASA
2. MELAKSANAKAN KEADILAN DAN KEPASTIAN HUKUM DALAM
PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN
3. MEWUJUDKAN TRANSAKSI PERDAGANGAN BARANG DAN
ATAU JASA YANG ADIL
4. MENINGKATKAN PENGETAHUAN KONSUMEN DALAM
MENGKONSUMSI BARANG DAN ATAU JASA
5. MENINGKATNYA KUALITAS BARANG DAN ATAU JASA
Tujuan BPSK
Sasaran BPSK
Adanya perlakuan yang seimbang terhadap konsumen dan pelaku usaha
sehingga tidak saling merugikan, dengan sasaran sebagai berikut :
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian
konsumen untuk melindungi diri.
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara meng
hindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan
dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
Menciptakan sistim perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan Bertanggung jawab
dalam berusaha.
Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan,
keamanan dan keselamatan konsumen
Tentang Pembentukan
BPSK
LPKSM
Tentang Ketentuan
dan Tatacara
Pengawasan
Barang dan/atau
Jasa yang beredar
di pasar
PERATURAN
SEKTOR
TERKAIT
1. UU No. 2 Th 1966 tentang
Hygiene
2. UU No. 2 Th 1981 tentang
Metrologi legal
3. UU No. 20 Th 2002
tentang Ketenaga Listrikan
4. UU No. 23 Th 1992
tentang Kesehatan
5. UU No.7 Th 1996
tentang Pangan
6. UU No. 5 Thn 1999 ttg
Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan
Usaha Yang Tidak Sehat
7. PP No. 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan
Pangan
8. PP No 28 Tahun 2994
tentang Keamanan, Mutu
& Gizi Pangan
9. Dan Lain-lain.
KEWENANGAN BPSK
KETENTUAN
BERACARA DI BPSK
Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (LNRI Tahun 1999 No. 42; Tambahan Lembaran
Negara RI No.3821) (disingkat UUPK)
Reglemen Indonesia yang diperbaharui (HIR) (S.1941 No.44) &
Reglemen Hukum Acara untuk Daerah Luar Jawa dan
Madura (S.1927 No.227)
Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Peraturan Mahkamah Agung RI No. 01 Tahun 2006 tanggal 13
Maret 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan
terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
yang
dirugikan
dapat
mengajukan
permohonan
Dengan melampirkan:
27
SEKILAS MENGENAI
BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL
Menjadi Lembaga
Terdepan Bagi Terwujudnya
Konsumen
yang Bermartabat dan
Pelaku Usaha yang
bertanggungjawab
FUNGSI BPKN
Pasal 33 UUPK
TUGAS BPKN
Pasal 34 UUPK
UNTUK MENJALANKAN FUNGSI-NYA, BPKN MEMPUNYAI TUGAS :
Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka
penyusunan kebijakan di bidang perlindungan konsumen
Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang perlindungan konsumen.
Melakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang menyangkut
keselamatan konsumen.
Mendorong berkembangnya LPKSM.
Menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan konsumen dan
memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen.
Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, LPKSM,
atau pelaku usaha.
Melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen
Mengadakan kerjasama dengan Kementerian/Lembaga Negara/Instansi lainnya
serta LPKSM dan LSM yang peduli terhadap isu-isu konsumen untuk memperkuat
perlindungan konsumen di Indonesia.
Keanggotaan BPKN
BPKN terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota, serta sekurang-kurangnya 15 (lima belas) orang dan
sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima) orang anggota yang mewakili semua
unsur
Anggota BPKN diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri,
setelah dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota BPKN selama 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya
Ketua dan wakil ketua BPKN dipilih oleh anggota
Anggota BPKN terdiri atas unsur pemerintah, pelaku usaha, Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), akademisi, dan tenaga
ahli
PERIODE BPKN
Periode III BPKN Tahun 2013 2016 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 80/P Tahun 2013 tentang Pengangkatan anggota BPKN. Anggota BPKN periode
2013 2016 terdiri dari 23 orang Anggota BPKN.
10 SARAN DAN
REKOMENDASI
BPKN
36 SARAN DAN
REKOMENDASI
BPKN
21 SARAN DAN
REKOMENDASI
BPKN
25 SARAN DAN
REKOMENDASI
BPKN
TAHUN
2004 2007
TAHUN
2009- 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
Tujuan penyediaan Call Center BPKN Nomor 153 adalah untuk memfasilitasi
konsumen dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari BPKN. Melalui
Call Center BPKN 153 konsumen menjadi lebih mudah mengakses BPKN baik
dalam memberikan informasi, berkonsultasi, termasuk yang ingin
menyampaikan pengaduan.
FLOWCHART PENANGANAN
PENGADUAN KONSUMEN
KOMODITI
JUMLAH
PERSENTASE
Perbankan
177
52 %
Pembiayaan Konsumen
107
31.3 %
Perumahan/Properti
2.6 %
Transportasi
1.2 %
Asuransi
1.2 %
Listrik
1.2 %
Lainnya
36
10.5 %
Total
341
100 %
DIAGRAM PENGADUAN
KONSUMEN TAHUN 2014
42
NO
KOMODITI
JUMLAH
PERSENTASE
Perbankan
48
54 %
Pembiayaan Konsumen
29
33 %
Kendaraan Bermotor
4%
Travel
1%
Barang Elektronik
1%
Lain-lain
7%
89
100 %
JUMLAH
NO
BARANG
KONSULTASI BPKN,
LPKSM & BPSK
JASA
Perumahan/Properti
Pembiayaan Konsumen
BPKN
17
Barang Elektronik
Transportasi
BPSK
Listrik/PLN
Asuransi
Kendaraan Bermotor
E-Dagang
Makanan/Minuman
Undian Berhadiah
LPG
Perbankan
Pakaian
Ekspedisi
Telekomunikasi
8
JUMLAH
18
16
22
UPAYA MENGEMBANGKAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
NASIONAL
UPAYA MENGEMBANGKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL
MELALUI :
TERIMA KASIH
Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Republik Indonesia