Anda di halaman 1dari 22

Peran Metrologi Legal Dalam Perlindungan

Konsumen
OLEH :

KADIS PERINDAGKOP DAN UKM KOTA PARIAMAN


DASAR HUKUM METROLOGI LEGAL

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal


2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 Tentang Wajib Dan Pembebasan Untuk Ditera Dan/Atau
Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang Dan Perlengkapnnya
5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 Tentang Satuan Turunan, Satuan, Satuan Tambahan dan
Datuan Lain Yang Berlaku
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun1989 Tentang Standar Nasional Untuk Satuan Ukuran
7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 08/M-DAG/PER/3/2010 Tentang Alat-Alat Ukur, Takar,
Timbang, Dan Perlengkapannya (UTTP) Yang Wajib Ditera Dan Ditera Ulang
8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011 Tentang Barang Dalam Keadaan
Terbungkus
9. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 69/M-DAG/PER/10/2012 Tentang Tanda Tera
10. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71/M-DAG/PER/10/2014 Tentang Pengawasan Alat-Alat Ukur,
Takar, Timbang, Dan Perlengkapannya, Barang Dalam Keadaan Terbungkus, dan Satuan Ukuran

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


LEGALITAS PENYELENGGARAAN METROLOGI LEGAL
Azas:
1. Transparansi Melindungi kepentingan
2. Akuntabilitas
Prinsip UU NO 2 TAHUN 1981 umum/konsumen melalui
3. Sederhana TENTANG METROLOGI LEGAL jaminan kebenaran hasil
4. Akurasi layanan pengukuran
5. Kepastian harga

UU NO 23 TAHUN 2014
UU NO 25 TAHUN 2009 METROLOGI
TENTANG PEMERINTAHAN
TENTANG PELAYANAN PUBLIK LEGAL DAERAH

Dimungkinkan untuk menarik retribusi UU NO 28 TAHUN 2009 Pelaksanaan metrologi legal berupa
dri kegiatan tera/tera ulang, dg tera, tera ulang dan pengawasan bagi
mempertimbangkan kemampuan TENTANG PAJAK DAN kab/ kota
masyarakat RETRIBUSI DAERAH
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
SISTEM METROLOGI LEGAL DI INDONESIA

Metrologi Legal :
Metrologi yang mengelola satuan-satuan ukuran, metoda-metoda pengukuran dan alat-alat ukur, yang
menyangkut persyaratan teknik dan peraturan berdasarkan undang-undang yang bertujuan melindungi
kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran

Dasar Hukum :
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal

Pelaku Metrologi legal :


Pemerintah (pusat dan daerah)

1 Penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT, dan SI


METROLOGI LEGAL

2 Pengawasan UTTP, BDKT, dan SI serta penyidikan tindak pidana di bidang metrologi legal
KEGIATAN

3 Pengelolaan standar ukuran dan laboratorium

4 Pengujian UTTP dalam rangka izin tipe dan izin tanda pabrik

5 Pelaksanaan tera dan tera ulang UTTP

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


Metrologi Legal dalam Persepsi Good Governance

Penyelengaraan Metrologi Legal dapat optimal dengan


dukungan 3 (tiga) unsur, yaitu

Pemerintah Pelaku Usaha Pemerintah

Pelaku Usaha

Masyarakat Masyarakat
(LSM, Pemuka
Agama, dll)

“good governance”
di bidang Metrologi Legal

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


5
LATAR BELAKANG

Pemerintah Pusat
• Penyelenggaraan, pengendalian ,
UU No 23 Thn 2014 evaluasi metrologi legal diseluruh Kabupaten /Kota
wilayah R.I • Pelaksanaan Metrologi
• Penyelenggaraan Metrologi Legal Legal berupa tera/tera
dalam rangka penanganan khusus ulang
• Pengawasan

Free flowing of Goods


PERLINDUNGAN
KONSUMEN
PERKEMBANGAN UTTP
PENINGKATAN DAYA SAING
PRODUK INDONESIA DI PASAR
GLOBAL

TERTIB NIAGA

TERTIB UKUR PERLINDUNGAN KONSUMEN

Pengelolaan standar Pengamatan,


Ukuran dan Laboratorium METROLOGI LEGAL Pengawasan UTTP,
Kemetrologian BDKT, dan Satuan

1 2 3
Ukuran serta
penyidikan tindak
pidana di bidang
Metrologi Legal

3 PILAR SISTEM
Pelaksanaan Tera
dan Tera Ulang
UTTP
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

7
3 aspek penting dalam penyelenggaraan
metrologi legal

FILOSOFIS
MEMBERIKAN JAMINAN AKAN HASIL
PENGUKURAN,
PENAKARAN DAN PENIMBANGAN

YURIDIS
TERTIB UKUR
MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM DISEGALA
TERHADAP HASIL BIDANG
PENGUKURAN DAN PENGGUNAAN UTTP, BDKT

SOSIOLOGIS
KESEJAHTERAAN KEPADA
MASYARAKAT
TUJUAN METROLOGI LEGAL

MELINDUNGI
KEPENTINGAN
NASIONAL

MELINDUNGI
KEPENTINGAN MELINDUNGI
MASYARAKAT METROLOGI KESEHATAN
DAN LEGAL DAN KESELAMATAN
PENGUSAHA UMUM

MEMENUHI
PERSYARATAN
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
PENYELENGGARAAN METROLOGI LEGAL
DASAR HUKUM

UU NO. 2/1981 TENTANG METROLOGI LEGAL (UUML)

TUJUAN

untuk melindungi kepentingan umum/konsumen melalui jaminan kebenaran hasil pengukuran serta ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran,
standar ukuran, metoda pengukuran dan uttp

PEMERINTAH WAJIB MELAYANI


MANDATORY

MASYARAKAT WAJIB MEMATUHI REGULASI YANG


SIFA BERLAKU DI BIDANG KEMETROLOGIAN

STANDA
T TERINTEGRA
R SI

METROLOGI Metrologi LEGAL = metrologi yang mengelola satuan-satuan ukuran,


ILMIAH/SAINS metoda-metoda pengukuran dan alat-alat ukur, yang menyangkut persyaratan
M teknik dan peraturan berdasarkan Undang-undang yang bertujuan melindungi
E
IN TRO GI kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran. (UU Nomor 2 Tahun
D O
TE US LOG Traceability OL L 1981 tentang Metrologi Legal)
RA TR I R
PA I/ ET GA
N M LE The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

10
PELAYANAN BERSIFAT MANDATORY

PENYELENGGARAN PELAYANAN
METROLOGI LEGAL

Wajib
bagi Wajib
Pemerintah bagi
Pemda Masyarakat
Prov/Kab/Kota Wajib tera
Memberikan dan
pelayanan Tera ulang
Pembagian Urusan Pemerintahan Berdasarkan
UU No. 23/2014

Pusat Provinsi Kab/Kota

Penyelenggaraan, pengendalian
dan evaluasi PK, standardisasi,
dan mutu barang, serta PBBJ di
seluruh wilayah RI.
Pelaksanaan PK, pengujian
mutu barang, dan PBBJ di Pelaksanaan ML berupa tera,
seluruh Daerah kab./kota. tera ulang dan pengawasan.
Penyelenggaraan, pengendalian,
dan evaluasi ML di seluruh
wilayah RI dan penyelenggaraan
ML dalam rangka penanganan
khusus.
PERKEMBANGAN KEMETROLOGIAN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG


PERDAGANGAN
SUB URUSAN STANDARDISASI DAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN

UU 23/2014 PELAKSANAAN METROLOGI LEGAL BERUPA


TERA/TERA ULANG UTTP DAN PENGAWASAN

UU 32/2004 WAJIB DILAKSANAKAN SETIAP


KABUPATEN/KOTA

- PENYIAPAN GEDUNG KANTOR


PERMENDAG NO. 78/M-DAG/PER/10/2016
TENTANG
- PENYIAPAN ALAT STANDAR & LABORATORIUM
“UNIT METROLOGI LEGAL - PENYIAPAN KENDARAAN OPERASIONAL
- PENYIAPAN DOKUMEN MUTU
- PENYIAPAN SDM KEMETROLOGIAN : PENERA,
PENGAMAT TERA, PENGAWAS KEMETROLOGIAN
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Penyelanggaraan Kemetrologian

1. Wajib Ditera dan Ditera


Ulang
UU No. 2/1981 PP No. 2/1985 2. Wajib Ditera dan Dibebaskan
UUML No. 2/1981
dari Tera Ulang
3. Bebas Tera dan Tera Ulang

Untuk Mencapai Tertib Ukur:


1.Pengelolaan Standar
2.Tera/Tera Ulang
3.Penyuluhan
4.Pengawasan

Tertib Ukur di segala


bidang :
Keberterimaan
Kegiatan Unit Metrologi Legal
(UPTD Metrologi Legal Kota Pariaman)

1. TERA DAN TERA ULANG (KIR) METROLOGI LEGAL SEPERTI TIMBANGAN,


METERAN AIR, METERAN LISTRIK, SPBU DLL

2. PENGAWASAN METROLOGI LEGAL

JAMINAN KEBENARAN PENGUKURAN


MANFAAT TERA ULANG :

1 Untuk mengetahui kesalahan pada alat UTTP

2 Untuk menghindari kerugian akibat pemakaian alat yang telah rusak

3 Untuk menertibkan dan kepastian hukum dalam pemakaian UTTP

4 Untuk meningkatkan citra daerah dengan adanya


budaya tertib ukur
Jangka Waktu Tera Ulang

1. Gelas Ukur : sekali hingga gelas retak/pecah


2. Meter kWh : 10 tahun
3. Tangki tetap : 6 tahun
4. Meter Gas atau Meter Air : 5 tahun
5. UTTP lain (takaran/literan, timbangan) : 1 tahun
PENGAWASAN METROLOGI LEGAL

MAKSUD PENGAWASAN UTTP


Pengawasan itu dimaksudkan utk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidaksesuaian, penyelewengan penggunaan UTTP dari ketentuan/UUML. Jadi maksud
pengawasan bukan mencari kesalahan thdp orangnya/pemilik/pengguna, tetapi mencari
kebenaran UTTP serta penggunaannya

TUJUAN PENGAWASAN UTTP


Pengawasan bertujuan agar kebenaran UTTP dan penggunaannya sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan sehingga produsen dan konsumen terlindungi dalam hal kebenaran dalam penggunaan UTTP
dan kebenaran ukuran yang dihasilkan UTTP tersebut.
PERBUATAN YG DILARANG

Perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam UUML maupun KUHP yaitu :
1. Dilarang mempunyai, menaruh, memamerkan, memakai atau menyuruh memakai UTTP :
a. yang bertanda tera batal;
b. yang tidak bertanda tera sah yang berlaku, atau tidak disertai keterangan pengesahan Yang berlaku ;
c. yang tanda teranya rusak;
d. yang telah dilakukan perbaikan atau perubahan yang dapat mempengaruhi sifat ukurnya, yang sebelum dipakai
kembali tidak disahkan oleh pegawai yang berhak
e. yang sifat ukurnya menyimpang dari nilai yang seharusnya daripada yang diizinkan berdasarkan syarat-sayarat
teknik untuk tera ulang;
f. yang mempunyai tanda khusus yang memungkinkan orang menentukan ukuran, takaran, atau timbangan menurut
dasar dan sebutan lain daripada yang diatur dalam PP Nomor 10 tahun 1987 tentang Satuan Turunan, Satuan
Tambahan dan Satuan Lainnya yang berlaku;

Ditempat-tempat: usaha, tempat menentukan ukuran atau timbangan untuk


kepentingan umum, tempat melakukan penyerahan-penyerahan, dan tempat
menentukan pungutan atau upah yang didasarkan pada ukuran atau timbangan.
2. Dilarang menawarkan untuk dibeli, menjual, menawarkan untuk disewa, menyewakan, mengadakan
persediaan untuk dijual, disewakan atau diserahkan atau memperdagangkan secara bagaimanapun
juga UTTP :
a. yang bertanda tera batal;
b. yang tidak bertanda tera sah yang berlaku, atau tidak disertai keterangan pengesahan yang
berlaku kecuali yang dibebaskan dari tera dan tera ulang;
c. yang tanda jaminannya rusak;

3. Dilarang memasang alat ukur, alat penunjuk atau alat penunjuk lainnya sebagai tambahan pada
UTTP yang sudah ditera atau yang sudah ditera ulang;

4. UTTP yang diubah atau ditambah dengan cara sebagai berikut : yang diubah atau dipasang alat
ukur, alat penunjuk atau alat lainnya sebagai tambahan pada UTTP yang sudah ditera atau ditera
ulang diperlakukan sebagai tidak ditera atau tidak ditera ulang;
5. Dilarang pada tempat-tempat : tempat usaha, tempat menentukan ukuran atau timbangan untuk
kepentingan umum, tempat melakukan penyerahan-penyerahan, dan tempat menentukan pungutan
atau upah yang didasarkan pada ukuran atau timbangan memakai atau menyuruh memakai UTTP :
a. Dengan cara lain atau dalam kedudukan lain daripada yang seharusnya;
b. yang dipakai atau menyuruh dipakai mengukur, menakar dan menimbang melebihi
kapasitas maksimum atau kurang daripada batas terendah yang ditentukan
berdasarkan peraturan yang berlaku.

6. Dilarang menjual, menawarkan untuk dibeli, atau memperdagangkan dengan cara apapun juga,
semua barang menurut ukuran, takaran, timbangan atau jumlah selain menurut ukuran yang
sebenarnya, isi bersih, berat bersih atau jumlah yang sebenarnya.

7. Dilarang menggunakan UTTP tidak sesuai peruntukkannya ( seperti timbangan plastik/timbangan


rumah tangga tidak dibenarkan untuk perdagangan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai