SOSIALISASI
PENGUSAHA SPBU DALAM
PENYELENGGARAAN
METROLOGI LEGAL
METROLOGI LEGAL
Apakah Metrologi
itu?
Metrologi Metrologi Legal
Memperdaya Ukuran
Menghilangkan Kepercayaan
Dalam kehidupan kita ini setiap manusia menghendaki orang lain bertindak jujur
dalam kaitannya dengan Kesusilaan - Li ( 禮 ) & Kepercayaan - Xin ( 信 )
(Lima Sifat Mulia : Wu Chang)
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
DASAR MORAL
PANDANGAN AGAMA ISLAM TENTANG PENGGUNAAN UTTP
(UKUR, TAKAR, TIMBANG, DAN PERLENGKAPANNYA) :
Surat AR RAHMAAN Ayat 9, yang artinya “Dan
tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu”.
Surat AL MUTHAFFIFIIN AYAT 1-3, yang artinya :
1. “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
curang (dalam menakar dan menimbang)”
2. “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi”
3. “dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi”
Surat Asy Syu’araa’ ayat 181 dan 182, yang artinya :
181. “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan”;
182. “dan timbanglah dengan timbangan yang lurus”
5
Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur
mengukur secara luas
METROLOGI Pengertian secara luas tentunya mencakup semua aspek baik
teori maupun praktek yang berhubungan dengan pengukuran
TUJUAN:
POTENSI • Iklim usaha yang kondusif
KONFLIK TERTIB UKUR DI • Meningkatkan daya saing
SEGALA BIDANG • Perlindungan konsumen
• Kredibilitas internasional
Pemerintah:
METROLOGI SIFAT : Wajib menyediakan fasilitas
pelayanan dan pengawasan
LEGAL MANDATORI
Masyarakat:
Wajib mentaati dan dapat
PENGATURAN : dikenakan sangsi hukum
Penyelenggaraan
UU No. 2/1981
ttg Metrologi Legal TERTIB UKUR TERCAPAI
Guna APABILA TERWUJUD :
Mewujudkan 1. Penggunaan Satuan SI di Seluruh
Indonesia secara benar dan Seragam
Tertib Ukur
2. Kebenaran hasil pengukuran oleh alat
ukur yang tertelusur hingga ke Standar
Nasional dan Standar Internasional
3. Barang Dalam Keadaan Terbungkus
yang diperdagangkan memenuhi
ketentuan
4. Penggunaan UTTP secara baik dan
benar, baik secara teknis maupun
legal/sah
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Transaksi Perdagangan
Jual-beli, Sewa-menyewa
Serah terima barang dan jasa
Penetapan Upah/gaji
Tertib Ukur Menyangkut: Pengamanan
Penerimaan Negara (Migas, Listrik, Air,
1. Tertibnya Transaksi
Perdagangan;
Telepon dll
Kepentingan Umum
- Kesehatan\
- Keselamatan
- Lingkungan
- Keamanan
- Olah Raga, dll.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
OBJEK KEGIATAN METROLOGI LEGAL
5 Pengujian UTTP dalam rangka izin tipe dan izin tanda pabrik DIREKTORAT
METROLOGI
1 2 3
Syarat teknis:
a. menggunakan satuan Sistem Internasional (SI) dan berdasarkan desimal;
b. bentuk dan konstruksinya berbeda dari UTTP yang wajib ditera; dan
c. dibubuhi tulisan yang cukup jelas sesuai dengan tujuan penggunaannya
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
ALAT UTTP YANG WAJIB DITERA DAN TERA ULANG
ALAT UTTP YANG WAJIB DITERA DAN TERA ULANG
SYARAT UTTP YANG BAIK DAN BENAR SECARA LEGAL
17
DIBUBUHKAN PADA UTTP MULAI DIBUBUHKAN PADA UTTP YANG
1 JANUARI 2017 SAMPAI TIDAK MEMENUHI SYARAT.
DENGAN 31 DESEMBER 2017 DILARANG UNTUK DIGUNAKAN
Kv 25
DIBUBUHKAN PADA UTTP GUNA DIBUBUHKAN PADA UTTP SEBAGAI DIBUBUHKAN PADA UTTP
MENJAMIN TIDAK DIRUBAH IDENTITAS PEGAWAI YANG BERHAK SEBAGAI IDENTITAS KANTOR
MENERA METROLOGI YANG MENERA
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
LETAK CAP TANDA TERA
17
TANDAN TERA SAH
TH. 2017
Metering
FLOW METER di DEPOT
di SPBU
TANKI UKUR
Metering
Metering
TANGKI TIMBUN
KAPAL TANKER
KONSUMEN POMPA UKUR
Meter Listrik
METER
TAKSI
Meterl
Gas
Meter Air
BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS
(BDKT)
BDKT ?
PENGERTIAN
Pasal 22
(1) Semua barang dalam keadaan terbungkus yang diedarkan, dijual,
ditawarkan atau dipamerkan WAJIB diberitahukan atau dinyatakan pada
bungkus atau pada labelnya dengan tulisan yang singkat, benar dan jelas
mengenai:
a. Nama Barang dalam bungkusan itu;
b. ukuran, isi atau berat bersih barang dalam bungkusan itu
dengan satuan atau lambang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 7 Undang-Undang ini;
c. Jumlah Barang dalam bungkusan itu jika barang itu dijual
dalam hitungan.
(2) Tulisan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus dengan
Angka dan Huruf latin disampling huruf lainnya dan mudah dibaca.
Pasal 23
(1) Pada tiap bungkus atau label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
Undang-undang ini WAJIB dicantumkan Nama dan tempat
perusahaan yang membungkus.
(2) Semua barang yang dibuat atau dihasilkan oleh perusahaan yang
dalam keadaan tidak terbungkus dan diedarkan dalam keadaan
terbungkus maka perusahaan yang melakukan pembungkusan
diwajibkan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasak 22 Undang-Undang ini serta menyebutkan nama dan tempat
kerjanya.
Pasal 24
Pengaturan mengenai barang-barang dalam keadaan terbungkus seusai Pasal
22 dan Pasal 23 Undang –undang ini diatur lebih lanjut oleh dengan
KEPUTUSAN MENTERI.
Permendag No. 31/M-Dag/Per/10/2010 tentang Barang Dalam Keadaan
Terbungkus.
adalah barang atau komoditas tertentu yang dimasukkan ke dalam kemasan tertutup,
dan untuk mempergunakannya harus merusak kemasan atau segel kemasan yang
kuantitasnya telah ditentukan dan dinyatakan pada label sebelum diedarkan, dijual,
ditawarkan, atau dipamerkan.
Merusak kemasan atau segel kemasan adalah semua perbuatan berupa membuka
kemasan atau melepaskan segel kemasan BDKT.
Pasal 1 , Permendag No. 71/M-Dag/Per/10/2014 tentang Pengawasan UTTP, BDKT dan Satuan Ukuran.
Contoh kasus
1 2
3 4
7 8
Barang atau komoditas yang diedarkan, ditawarkan, dipamerkan, atau dijual yang
kuantitas nominalnya (Qn) dinyatakan dalam berat, panjang, jumlah hitungan, luas,
atau volume,
BDKT yang diproduksi di dalam negeri,
BDKT asal impor,
Barang atau komoditas produksi dalam negeri atau asal impor yang dikemas di
wilayah Republik Indonesia,
Dikecualikan terhadap barang yang dijual dalam keadaan terbungkus atau dikemas
yang isinya makanan atau minuman yang menurut kenyataannya mudah basi atau
tidak tahan lebih dari 7 (tujuh) hari.
Pengaturan BKD berlaku untuk komoditi dengan ukuran 5 g atau 5 ml s.d 50 kg atau
50 L
6. “hitungan”
KEWAJIBAN BDKT
1. Kesesuaian Pelabelan
a. Nama Barang
b. Kuantitas Barang
c. Nama dan alamat perusahaan
d. Mengatur ukuran tulisan dan angka
kuantitas untuk mempermudah
pembacaan pada label
BDKT
WAJIB
MEMENUHI
2. Kebenaran kuantitas
Memeriksa kuantitas nominal BDKT
dengan kuantitas sebenarnya sesuai
BKD
PENGATURAN TENTANG KEWAJIBAN PENCATUMAN LABEL PADA BARANG
Penulisan kuantitas
1.
(tinggi huruf dan angka kuantitas)
1. Tinggi minimum huruf dan angka Kuantitas Nominal (Qn) dalam ukuran berat
atau volume adalah:
2. Tinggi minimum huruf dan angka Kuantitas Nominal (Qn) dalam ukuran panjang,
hitungan, dan luas adalah 2 mm.
CONTOH HASIL PENGAMATAN TINGGI HURUF DAN ANGKA KUANTITAS
NOMINAL BDKT
2. Kuantitas BDKT yg dinyatakan dlm “berat tuntas” atau "drained weight”, tidak boleh ada BDKT yg memiliki
kesalahan lebih besar dari 2 kali Batas Kesalahan (T) sebagaimana tercantum dlm angka 1.
3. Kuantitas BDKT yg dinyatakan dlm ukuran panjang, Batas Kesalahan (T) adalah 2% dari Qn.
4. Kuantitas BDKT yg dinyatakan dlm ukuran luas, Batas Kesalahan (T) adalah 3% dari Qn.
5. Kuantitas BDKT yg dinyatakan dlm ukuran jumlah atau hitungan:
untuk Qn ≤ 50 buah, kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn; dan
untuk Qn > 50 buah, kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang, secara rata-rata, dari Qn dan batas
kesalahan (T) adalah 1 (satu) buah dari 100 buah.
3 PENULISAN LAMBANG SATUAN PADA KUANTITAS
PENGUJIAN ATAS KEBENARAN KUANTITAS
PENGUJIAN KEBENARAN
KUANTITAS BDKT
PENGAMBILAN SAMPEL
PENGUJIAN KUANTITAS BDKT PENGUJIAN KUANTITAS BDKT
DALAM SATUAN BERAT DALAM SATUAN VOLUME
1. Pengujian Kebenaran 1. Metode Penimbangan
kuantitas BDKT secara 2. Metode Penakaran
umum
PENGUJIAN KUANTITAS BDKT 2. Pengujian kebenaran
kuantitas BDKT yang
dibekukan (Frozen) PENGUJIAN KUANTITAS BDKT
3. Pengujian kebenaran DALAM SATUAN LUAS
kuantitas BDKT bobot PANJANG DAN VOLUME
tuntas (drained weight)
4. Pengujian kebenaran
MENENTUKAN LOT BDKT Gas Cair
PEMERIKSAAN
DITERIMA/DITOLAK
SATUAN UKURAN
M=panjang
Mol=kuanti
Kg=massa
tas zat
Cd=kuat
cahaya
SI S=waktu
K=termodi
A=listrik
namika
PANJANG METER m
MASSA KILOGRAM kg
WAKTU SEKON s
ARUS LISTRIK AMPER A
SUHU TERMODINAMIKA KELVIN K
KUAT CAHAYA KANDELA cd
KUANTITAS ZAT MOLE mol
Lambang Satuan
Kelipatan/bagian Desimal
Kelipatan/bagian desimal Awal kata Lambang
1 000 000 000 000 000 000 = 1018 Eksa E
1 000 000 000 000 000 = 1015 Peta P
1 000 000 000 000 = 1012 Tera T
1 000 000 000 = 109 Giga G
1 000 000 = 106 Mega M
1 000 = 103 Kilo k Contoh :
1 00 = 102 Hekto h 1 m = 10 dm = 100 cm =1000 mm
10 = 101 deka da
0,1 = 10-1 Desi d
0,01 = 10-2 Senti c
0,001 = 10-3 Mili m
0,000 001 = 10-6 Mikro μ
0,000 000 001 = 10-9 Nano n
0,000 000 000 001 = 10-12 Piko p
0,000 000 000 000 001 = 10-15 Femto f
0,000 000 000 000 000 001 = 10-18 Atto a
44
PENGGUNAAN SATUAN UKURAN DAN PENULISAN LAMBANG SATUAN
kilogram kg Kg, KG
mililiter mL / ml ML
centimeter cm CM, Cm
kg Kg
kilogram KG
gram grm
g gr
m3
liter M3
ml ML
mililiter
PERBUATAN YANG DILARANG Pasal 25
Dilarang mempunyai, menaruh, memamerkan, memakai atau menyuruh memakai:
a. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang bertanda batal;
b. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang tidak bertanda tera sah yang berlaku
atau tidak disertai keterangan pengesahan yang berlaku, kecuali seperti yang tersebut dalam Pasal 12
huruf b Undang-undang ini;
c. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang tanda teranya rusak;
d. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang setelah padanya dilakukan perbaikan
atau perubahan yang dapat mempengaruhi panjang, isi, berat atau penunjukkannya, yang sebelum
dipakai kembali tidak disahkan oleh pegawai yang berhak;
e. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang panjang, isi, berat atau
penunjukkannya menyimpang dari nilai yang seharusnya daripada yang diizinkan berdasarkan Pasal
12 huruf c Undang-undang ini untuk tera ulang;
f. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang mempunyai tanda khusus yang
memungkinkan orang menentukan ukuran, takaran, atau timbangan menurut dasar dan sebutan lain
daripada yang dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-undang ini;
g. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya untuk keperluan lain daripada yang
dimaksud dalam atau berdasarkan Undang-undang ini;
di tempat usaha; di tempat untuk menentukan ukuran atau timbangan untuk kepentingan umum; di
tempat melakukan penyerahan-penyerahan; di tempat menentukan pungutan atau upah yang
didasarkan pada ukuran atau timbangan. The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Pasal 26
Dilarang menawarkan untuk dibeli, menjual, menawarkan untuk
disewa, menyewakan, mengadakan persediaan untuk dijual,
disewakan atau diserahkan atau memperdagangkan secara
bagaimanapun juga:
a. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang
bertanda tera batal;
b. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang
tidak bertanda tera sah yang berlaku, atau tidak disertai
keterangan pengesahan yang berlaku, kecuali seperti yang
tersebut dalam Pasal 12 huruf b Undang-undang ini ;
c. alat-alat ukur, takar, timbang dan atau perlengkapannya yang
tanda jaminannya rusak.
Pasal 28
Dilarang pada tempat-tempat seperti tersebut dalam Pasal 25 Undang-undang ini memakai
atau menyuruh memakai :
a. alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya dengan cara lain atau dalam
kedudukan lain daripada yang seharusnya;
b. alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya untuk mengukur, menakar atau
menimbang melebihi kapasitas maksimumnya;
c. alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya untuk mengukur, menakar,
menimbang atau menentukan ukuran kurang dari pada batas terendah yang ditentukan
berdasarkan Keputusan Menteri.
1. Menjual semua barang menurut ukuran, 1. Menjual BDKT dengan tidak menyatakan mengenai:
• nama barang,
takaran, timbangan atau jumlah selain • ukuran, isi, atau berat bersih barang dengan satuan
menurut ukuran yang sebenarnya, isi atau lambang sebagaimana dimaksud dalam
UUML,
bersih, berat bersih atau jumlah yang • jumlah barang dalam bungkusan itu jika barang itu
sebenarnya (Pasal 30) dijual dengan hitungan
2. Membuat, mengedarkan, membungkus 2. Menyatakan tulisan tersebut di atas tidak
menggunakan angka Arab dan huruf latin disamping
atau menyimpan untuk dijual, atau huruf lainnya dan mudah dibaca.
menawarkan untuk dibeli, BDKT yang 3. Menjual BDKT tidak mencantumkan nama dan tempat
kurang dari yang tercantum pada perusahaan yang membungkus. (Pasal 23)
4. Perusahaan yang melakukan pembungkusan tidak
labelnya atau menyimpang dari memenuhi ketentuan menurut UUML. (Pasal 23)
ketentuan (Pasal 31) 5. Menggunakan sebutan dan lambang satuan selain yang
berlaku pada pengumuman tentang barang yang dijual
dengan cara diukur, ditakar, ditimbang, baik dalam surat
kabar, majalah atau surat tempelan, pada etiket
maupun pemberitahuan lainnya yang menyatakan
ukuran, takaran atau berat. (Pasal 29)
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
51
SANKSI DAN PEMBINAAN TERHADAP PELAKU USAHA
3. BDKT yang tidak sesuai dengan ketentuan dan telah ditarik dari peredaran oleh
produsen, importir, atau pengemas, dapat diedarkan, ditawarkan, dipamerkan,
atau dijual kembali, jika telah memenuhi ketentuan kesesuaian pelabelan
kuantitas.
4. Produsen, importir, atau pengemas yang tidak menarik BDKT, dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. pencabutan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) oleh pejabat penerbit
SIUP; atau
b. pencabutan izin usaha lainnya oleh pejabat berwenang.