Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH METROLOGI INDUSTRI

“ METROLOGI LEGAL “

KELOMPOK I

Disusun oleh :

Abdul Salam 171010350033


Ade Wahyudin 171010350001
Agung Hartono 171010350061
Alvin Christianto Pakpahan 171010300077
Ari Putra Wibowo 171010350119
Arif Afsintus Lumban Tobing 171010300398
Arif Rokhman Afandi 171010350142

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PAMULANG
Jln. Witana Harja No. 18b – pamulang Barat – Tangerang Selatan
Telp/Fax : (021) 7412566 = 7470985
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Metrologi legal ini.

Dengan tersusunya makalah ini kami berharap dengan makalah ini bias membuat
kami dapat nilai yang baik dan juga tugas ini semoga dapat berguna dalam proses
perkuliahan dan berguna bagi si pembacanya dengan begitu tidak percuma
makalah ini disusun.

Dalam kesempatan kali tidak lupa kami mengukapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang berperan dalam menyusun makalah ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupunke kurangan dalam


mengerjakan sesuatu hal maka kami mengharapkan pembaca bersedia untuk
memberika koreksi terhadap makala ini. oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca semua dan juga mudah
mudahan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua dan
dapat meningkatkan prestasi si penyusun dan si pembaca .

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 23 april 2019

Penyusun
DAFAR ISI

Bab 1 pendahuluan ……………………………………………………..

A. Latar belakang …………………………………………………..


B. Rumusan masalah ……………………………………………….
C. Tujuan penelitian makalah ……………………………………

Bab 2 pembahasan …………………………………………………….

A. Pengertian Metrologi legal ………………………………………..


B. Undang-Undang Metrologi legal …………………………
C. Tujuan Metrologi legal ......................

Bab 3 kesimpulan .................


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam Pasal 1 huruf q dan r Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang


Metrologi Legal menjelaskan pengertian dari tera dan tera ulang, dimana tera
adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau
memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera
batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukanya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar,timbang, dan
perlengkapanya yang belum dipakai. Sedangkan tera ulang ialah hal menandai
berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tera batal yang berlaku atau memberikan
keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku,
dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan
pengujian yang dilakukan atas alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapanya
yang telah di tera.

Untuk tercapainya pasar tertib, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan-


kebijakan yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 2Tahun 1985 tentang
Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat
Bagi Alat- Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya,dan juga dapat dilihat
dari Peraturan Menteri Perdagangan No. 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang Alat-
Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) Yang Wajib Ditera dan
Ditera Ulang, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan
Konsumen Nomor 01/SPK/SE/5/2011 tentang Tera UTTP mengamanatkan agar
Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya, yang selanjutnya disebut
UTTP yang secara langsung atau tidak langsung digunakan atau disimpan dalam
keadaan siap pakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau
penimbangan wajib ditera atau ditera ulang. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
tersebut merupakan sebagian regulasi turunan dari Undang-Undang No. 2 Tahun
1981 tentang Metrologi Legal.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang


menjadiPermasalahan dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan tera ulang oleh Balai Metrologi di Pasar Tradisional


Kota Pariaman dalam mewujudkan perlindungan terhadap konsumen?

2. Bagaimana upaya perlindungan terhadap konsumen oleh Undang-Undang


metrologi legal?

3. Apa kendaladalam pelaksanaan tera ulang oleh Balai Metrologi di Pasar


Tradisional Kota Pariaman dalam mewujudkan perlindungan terhadap
konsumen dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan Penelitian Makalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tera ulang oleh Balai Metrologi


di Pasar Tradisional Kota Pariaman dalam mewujudkan perlindungan
terhadap konsumen.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya perlindungan terhadap konsumen oleh


Undang-Undang metrologi legal.

3. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam pelaksanaan tera ulang oleh Balai
Metrologi di Pasar Tradisional Kota Pariaman dalam mewujudkan
perlindungan terhadap konsumen dan bagaimana solusinya?
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metrologi legal


Metrologi Legal (Legals Metrologyatau Metrologie Legale) adalah
Metrologi yang berhubungan dengan satuan-satuan ukuran, cara-cara atau
metoda pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya
dan syarat-syarat teknik serta peraturan-peraturan pelengkap yang ditetapkan
dalam atau berdasarkan Undang-undang yang bertujuan untuk dan
kebenaran pengukuran.

B. Undang-undang metrologi legal


Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3193);

C. Tujuan metrologi legal

Metrologi Legal dengan tujuan untuk menciptakan tertib ukur di segala


bidang.
BAB 3

KESIMPULAN

Berdasarkan masa berlakunya tanda tera yang tercantum pada Pasal 38


Kepmenperidag No. 61/MPP/Kep/2/1998 Tentang Penyelenggaraan
Kemetrologian yang mengatakan bahwa jangka waktu tera ulang UTTP
berlaku 1 (satu) tahun kecuali UTTP sebagaimana tercantum pada lampiran
VIII keputusan ini.Dalam undang- undang no 2 tahun 1981 tentang
metrology legal tidak mengatur secara jelas bagaimana perlindungan yang
diberikan terhadap konsumen, Undang-Undang ini hanya menggambarkan
larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha yang berujung
kepada kerugian terhadap konsumen tersebut, yang tertuang dalam pasal 30
UUML, dan dipertegas dengan penerapan sangsi pidananya pada pasal 32
ayat 2 UUML. Namun dengan dilaksanakannya tera ulang UTTP terhadap
timbangan milik para pedagang dipasar tradisional kota Pariaman ini, maka
secara langsung konsumen telah terlindungi, karena setiap UTTP yang
bertanda tera sah sudah terjamin keakuratan hasil timbangannya.

Anda mungkin juga menyukai