Anda di halaman 1dari 26

PENILAIAN KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

BERDASARKAN PERMENDAGRI 99/2018


TENTANG PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH

JEPARA, 5 AGUSTUS 2021


KEMATANGAN ORGANISASI
 Teori Kematangan Organisasi adalah gambaran
tentang tingkat kematangan proses pelaksanaan
aktivitas dalam organisasi yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan suatu organisasi dalam
melaksanakan proses produksi.
 Tujuan penilaian kematangan organisasi adalah sebagai
peta jalan (roadmap) atau kerangka kerja (framework)
yang menjadi acuan untuk mencapai suatu tujuan, dan
sebagai suatu ukuran pengembangan sistem.

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 2


PEMAHAMAN TEORI
CAPABILITY MATURITY
MODEL (CMM)
 Teori CMM bertingkat (Stages Model):
 Setiap langkah dilakukan secara berjenjang,yang
artinya setiap tingkat/level dapat dicapai (bergerak
naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya).
 Karakteristik proses kematangan organisasi
tingkat/level dibawahnya harus sudah dilakukan
secara bertahap(tanpa melewati salah satu
tingkatan).
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 3
IMPLEMENTASI PENGUKURAN
TINGKAT KEMATANGAN PERANGDA

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 4


TINGKAT KEMATANGAN
 Level 1_Reactive: inkonsisten, komite ad hoc
 Level 2_Compliance: fokus pada pemenuhan
regulasi
 Level 3_Proactive: orientasi pelanggan
 Level 4_Performed: fokus kinerja dan hasil
 Level 5_Sustained: perubahan yang berkelanjutan
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 5
PENILAIAN PERANGDA
 Penilaian Perangda merupakan penilaian terhadap tata laksana
(proses bisnis), budaya organisasi, dan inovasi.
 Penilaian Perangda dikaitkan dengan Analisis Kematangan
Perangda, meliputi 11 variabel:
a) perencanaan, b) monitoring dan pengendalian, c) penjaminan mutu layanan, d)
standar operasional prosedur, e) pendidikan dan pelatihan, f) analisis kebijakan
dan pemecahan masalah, g) manajemen sumber daya yang terukur, h) manajemen
resiko, i) pengukuran kinerja, j) pengembangan inovasi layanan; dan k) budaya
organisasi.
 Variabel dan indikator penilaian organisasi Perangda tertuang
dalam Tabel/ Matriks. Kualifikasi hanya sebagai CHOICE atau
ALTERNATIF dalam instrumen penilaian,
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 6
PENILAIAN PERANGDA
 Langkah yang dilakukan adalah “mengoperasionalkan”
instrumen penilaian Perangda berupa Tabel/Matriks
sehingga diperoleh data yang VALID dan OBJEKTIF.
 Langkah yang dilakukan: a) pemahaman 3 KELOMPOK
(tata laksana, budaya, dan inovasi) dari 11 variabel
kematangan Perangda, b) pemahaman kebutuhan
penjelasan berbasis kata kunci INDIKATOR, c) pengisian
PENJELASAN dengan informasi yang tepat, dan d)
penyiapan DATA DUKUNG yang relevan ... Plus Excel

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 7


1. VARIABEL PERENCANAAN
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen
perencanaan tahunan (Renja/RKPD) dilakukan tanpa ada kriteria
yang terukur.
Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen rencana
tahunan dilakukan berdasarkan analisis terhadap hasil (outcome)
apa yang akan dicapai kegiatan tersebut .
Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen rencana tahunan
dilakukan berdasarkan analisis hasil (outcome) dan analisis
kemampuan kegiatan menghasilkan hasil (outcome).
Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan berdasarkan analisis yang
membandingkan hasil (outcome) yang akan dicapai antara satu
alternatif kegiatan dengan alternatif kegiatan yang lain.
Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen tahunan dilakukan
dengan perbandingan hasil (outcome) antara satu alternatif
kegiatan dengan alternatif kegiatan yang lain dan dibantu dengan
08/07/2021 teknologi informasi. SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 8
2. VARIABEL MONITORING EVALUASI
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Monitoring dan pengendalian dilakukan dengan cara
sederhana dan tidak terstruktur.
Tingkat II Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala
dengan fokus yang ditentukan.
Tingkat III Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala
dengan kriteria penyimpangan yang terstandarisasi pada
setiap tahap kegiatan.
Tingkat IV Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala
dengan kriteria penyimpangan yang terstandarisasi dan
diikuti dengan umpan balik berupa perbaikan yang
terdokumentasi dengan baik.
Tingkat V Monitoring dan pengendalian dilakukan secara sistematis,
terstandarisasi termasuk umpan balik yang didukung oleh
08/07/2021
penggunaan teknologi informasi berbasis internet.
SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 9
3. VARIABEL PENJAMINAN MUTU LAYANAN
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk yang
dihasilkan dan atas proses kerja yang dilakukan.
Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses kerja dilakukan
secara berkala namun tidak mempunyai standar mutu
produk dan proses yang ditetapkan.
Tingkat III Mutu produk dan proses sudah distandarisasi dan
dilakukan pengujian secara berkala secara internal.
Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses sudah
distandarisasi serta dilakukan pengukuran/ pengujian
secara berkala oleh tenaga yang bersertifikat.
Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses dilakukan
terstandarisasi dan berkala oleh tenaga ahli bersertifikat
serta didukung oleh teknologi informasi berbasis
08/07/2021 internet. SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 10
4. VARIABEL STANDAR PROSEDUR
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses pelaksanaan pekerjaan
pada perangkat daerah.
Tingkat II Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam standar
operasi prosedur (SOP).
Tingkat III Definisi proses organisasi sudah dituangkan ke dalam SOP
dan telah dilakukan evaluasi berkala terhadap penerapan
SOP.
Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam SOP,
sudah dievaluasi secara berkala dan dilakukan tindak lanjut
terhadap hasil evaluasi penerapan SOP berupa tindakan
koreksi atau perbaikan SOP.
Tingkat V Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam SOP
dan sudah dilakukan evaluasi serta tindak lanjut, kemudian
08/07/2021 disesuaikan dengan kebutuhan/keluhan pelanggan serta
SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 11
5. VARIABEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana kebutuhan pendidikan
dan pelatihan pada perangkat daerah yang bersangkutan.
Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan pengembangan pegawai
sudah tersusun secara parsial untuk jabatan tertentu.
Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan pengembangan pegawai
disusun untuk seluruh jabatan.
Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai dievaluasi secara regular
dan seluruh pengembangan pegawai sudah dilaksanakan
sesuai dengan dokumen rencana pengembangan pegawai
yang sudah ditetapkan.
Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai dievalusi secara
regular sebagai umpan balik.
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 12
6. VARIABEL ANALISIS KEBIJAKAN
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah dilakukan
secara sederhana dan dengan metode yang tidak terukur.
Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke publik dilakukan
oleh tim internal perangkat daerah yang bersangkutan.
Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah yang
berdampak ke publik dilakukan menggunakan
metode/teknik ilmiah oleh tim internal dengan melibatkan
instansi pemerintah terkait.
Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah yang bersifat
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim ahli.
Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim ahli dengan
melakukan konsultasi publik dan analisis umpan balik yang
08/07/2021
terukur dan terdokumentasi. SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 13
7. VARIABEL MANAJEMEN SUMBER DAYA
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya berdasarkan
ketentuan formal yang berlaku.
Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan bahan/ sumber daya yang
sudah ditetapkan.
Tingkat III Analisis kebutuhan input/sumber daya proyek sudah
distandarisasi dengan proses ujicoba secara terbuka dan
menggunakan metode ilmiah.
Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam pelaksanaan proyek
dimonitor secara ketat berdasarkan standar input sumber
daya, SOP dan prosedur penjaminan mutu produk.
Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan proyek
dimonitor secara ketat berdasarkan SOP dan prosedur
08/07/2021
penjaminan mutu produk dan didukung oleh teknologi
SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 14
8. VARIABEL MANAJEMEN RISIKO
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam pelaksanaan tugas
pada perangkat daerah.
Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang melakukan analisis
resiko dalam pelaksanaan tugasnya, namun hanya bersifat
individu.
Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan prosedur pengelolaan
resiko dalam pelaksanaan tugas tertentu yang dipandang
mempunyai resiko tinggi.
Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan prosedur pengelolaan
resiko untuk seluruh tugas pada perangkat daerah yang
bersangkutan, namun belum dilakukan evaluasi secara
berkala.
Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan prosedur
08/07/2021
pengelolaan resiko dalam pelaksanaan tugas serta semua
SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 15
9. VARIABEL PENGUKURAN KINERJA
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja perangkat daerah yang
terukur.
Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat daerah, tapi belum
konsisten mengacu dokumen perencanaan daerah.
Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah yang konsisten
dengan dokumen perencanaan.
Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah dilakukan
pengukuran pencapaiannya.
Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat daerah sudah diukur
dan sudah tercapai dengan baik (diatas 90 %) serta telah
dilakukan evaluasi pencapaian target kinerja serta
didukung dengan teknologi informasi.

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 16


10. VARIABEL INOVASI PELAYANAN
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk yang akan
dilakukan secara sistematis.
Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan mengadopsi
inovasi yang dikembangkan oleh daerah lain (replikasi
inovasi).
Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan inovasi baik jenis,
mutu maupun metodenya.
Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan sendiri oleh
perangkat daerah yang bersangkutan.
Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai program pengkajian
dan inovasi secara terencana dan berkelanjutan.

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 17


11. VARIABEL BUDAYA ORGANISASI
TINGKAT INDIKATOR
Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada perangkat daerah.
Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang menggambarkan nilai
organisasi pada perangkat daerah yang bersangkutan.
Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi yang resmi
menggambarkan nilai-nilai, sikap dan perilaku di
perangkat daerah yang bersangkutan.
Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya organisasi yang
berkelanjutan berdasarkan dokumen resmi.
Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam sikap dan
perilaku pegawai pada perangkat daerah yang
bersangkutan berdasarkan hasil evaluasi secara rutin dan
berkelanjutan.
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 18
PENGUKURAN
TINGKAT KEMATANGAN
PERANGDA
 Masing-masing Perangda diukur tingkat kematangan organisasinya berdasarkan bukti
terverifikasi.
 Setiap veriabel diberi nilai antara 1-5 sesuai dengan indikator level mana yang sudah
terpenuhi.
 Level kematangan dapat meningkat dari level satu ke level berikutnya, apabila seluruh
indikator sudah terpenuhi.
 Nilai kematangan organisasi Perangda adalah penggabungan nilai dari 11-55 variabel,
dengan level sbb:
 Tingkat Kematangan Sangat Rendah jika skor yang diperoleh antara 11-19.
 Tingkat Kematangan Rendah jika skor yang diperoleh antara 19.1-28.
 Tingkat Kematangan Sedang jika skor yang diperoleh antara 28,1-37.
 Tingkat Kematangan Tinggi jika skor yang diperoleh antara 37,1-46.
 Tingkat Kematangan Sangat Tinggi jika skor yang diperoleh 46,1-55

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 19


PENILAIAN PERANGDA
 Tingkat Kematangan: Tingkat 1 sampai dengan Tingkat 5, sifatnya pilih
satu yang paling sesuai dengan kondisi, hasil berupa skor kematangan
variabel (1-5), total skor (11-55)
 Penjelasan Kematangan: deskripsi kondisi sesuai dengan apa yang telah
dijalankan
 Data Pendukung: perda, perkada, keputusan kepala perangkat daerah;
dokumen pelaksanaan tugas dan fungsi (laporan, hasil evaluasi,
rekomendasi, dll); atau data dan informasi berupa hasil observasi dan
wawancara.
Nilai kematangan organisasi bagi pemerintah daerah diukur dengan
menggabungkan nilai seluruh perangkat daerah pada daerah yang
bersangkutan, kemudian dibagi dengan jumlah perangkat daerah.
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 20
PENGHARGAAN

Penghargaan diberikan kepada daerah yang


mempunyai rata-rata nilai agregat seluruh perangkat
daerah yang paling tinggi dengan rumus:

KOD = Kematangan Organisasi Daerah


TNPD = Total Nilai Perangkat Daerah
JPD = Jumlah Perangkat Daerah
SYARAT PENGHARGAAN

1. Tidak ada perangkat daerah atau unit kerja pada


perangkat daerah yang susunan, besaran,
perumpunan, serta tugas dan fungsi yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Belanja pegawai tidak melebihi 50 % (lima puluh
persen) dari total belanja dalam APBD tahun
berjalan.
KESIMPULAN HASIL
EVALUASI KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

1. Menggambarkan hasil evaluasi pada tingkat mana perkembangan


organisasi berdasarkan 11 indikator kematangan;

2. - Kematangan Sangat Rendah: Perlu perbaikan mendasar.


- Kematangan Rendah : Perlu perbaikan beberapa indikator.
- Kematangan Sedang: Pelayanan perangkat daerah rata-rata.
- Kematangan Tinggi: Perangkat Daerah pelayanan baik.
- Kematangan Sangat Tinggi: Pelayanan sangat prima.
INSTRUMEN PENILAIAN
 Tabel Kerja Tingkat Kematangan Perangda
(bentuk file excel)
 Tabel Data
 Tabel Olah Data
 Form Isian Tingkat Kematangan Perangda
(bentuk file word)
 Insttrumen Penilaian
08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 24
TAHAPAN PENILAIAN
 Penyiapan Tim Kematangan  Penilaian (verifikasi) Tim
Kabupaten/Kota Kematangan Kabupaten/Kota
 Sosialisasi  Pengolahan dan Analisis
Kematangan Perangda
 Pembentukan Tim
Kematangan Perangda  Penentuan Akhir Tingkat
Kematangan Perangda
 Pengisian Mandiri
 Diseminasi Hasil Penilaian
 Supervisi Pengisian Tingkat Kematangan
 Supervisi Lapangan Perangda

08/07/2021 SOSIALISASI PERMENDAGRI NO. 99 TH. 2018 25


BIRO ORGANISASI SETDA
PROVINSI JAWA TENGAH

S U M A T E R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

J A V A

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai