Anda di halaman 1dari 29

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN


PENATAAN PERANGKAT DAERAH
BERDASARKAN PERMENDAGRI
NOMOR 99 TAHUN 2018

BAGIAN ORGANISASI SETDA JEPARA


Jepara, 18 Agustus 2021

1
DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
3. PERMENDAGRI NO. 99 TAHUN 2018 TENTANG PEMBINAAN
DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
4. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 061/165 Tanggal 26 Juli
2021 Perihal Kematangan Organisasi Perangkat Daerah Kab/Kota

2
AZAS PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
(Pasal 2 PP 18/2016 tentang Perangkat Daerah)

Adalah “Perangkat Daerah hanya


dibentuk untuk melaksanakan Urusan
Pemerintahan berdasarkan asas otonomi
dan Tugas Pembantuan”.

Adalah “Penentuan jumlah dan susunan


Perangkat Daerah didasarkan pada
volume beban tugas untuk
melaksanakan suatu Urusan
Pemerintahan atau volume beban tugas
untuk mendukung dan menunjang
pelaksanaan Urusan Pemerintahan.

3
PERMENDAGRI NO. 99 TAHUN 2018
TENTANG
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT
DAERAH

4
PENGERTIAN
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Pasal 1

5
Ketentuan lebih lanjut
TINDAKLANJUT PASAL 115 mengenai pembinaan dan
AYAT (1) PP 18/2016 pengendalian Penataan
Perangkat Daerah, diatur
dalam Permendagri

6
TUJUAN PEMBINAAN & PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT
DAERAH
Pasal 1

Tujuan Pembinaan
Untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam penataan perangkat daerah yang tepat
fungsi, tepat ukuran dan sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat daerah yang
modern.

Tujuan Pengendalian
Untuk menjamin penataan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

7
RUANG LINGKUP PEMBINAAN
Pasal 4 s/d Pasal 7

1. besaran organisasi Perangkat Daerah


2. susunan Perangkat Daerah
Struktur 3. perumpunan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Organisasi daerah
4. tugas dan fungsi Perangkat Daerah
5. tata kerja Perangkat Daerah

Budaya pengembangan nilai, sikap, dan perilaku yang mendukung


Organisasi kinerja Perangkat Daerah.

Inovasi pembaharuan terhadap proses kerja untuk meningkatkan


Organisasi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi
Perangkat Daerah.

“Setiap pemerintah daerah wajib menyusun kebijakan mengenai budaya organisasi yang menjadi pedoman
penyusunan budaya organisasi masing-masing Perangkat Daerah berdasarkan nilai, sikap, dan perilaku”
TATACARA PENILAIAN,
PENGHARGAAN, DAN EVALUASI
PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN
PERMENDAGRI NOMOR 99 TAHUN
2018

9
KONSEP KEMATANGAN ORGANISASI
PERTUMBUHAN ORGANISASI

• Sebuah organisasi dapat diibaratkan sebagai organisme hidup;


• Sebuah organisasi dapat tumbuh berkembang, diakui
keberadaannya, namun dapat juga “mati” dan hilang eksistensi.
• Bagi organisasi swasta, eksistensinya sangat dipengaruhi oleh
kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar.
• Bagi organisasi publik, eksistensinya sangat bergantung pada
kebutuhan masyarakat akan layanan dan peran yang diberikan
oleh organisasi tersebut.
LEVEL KEMATANGAN ORGANISASI
PENGUKURAN KEMATANGAN PRANGKAT DAERAH

• Kematangan perangkat daerah diukur berdasarkan


pencapaian yang dilakukan oleh daerah pada setiap
variabel dan indikator.
• Setiap variabel dibagi ke dalam 5 level dan setiap
level mempunyai indikator.
I. PENILAIAN PERANGKAT DAERAH
PENILAIAN PERANGKAT DAERAH DILAKUKAN TERHADAP:
1.TATALAKSANA (PROSES BISNIS),
2.BUDAYA ORGANISASI;
3.INOVASI
Menggambarkan
TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

VARIABEL KEMATANGAN ORGANISASI:


1.Perencanaan Pembangunan Daerah;
2.Monitoring dan Pengendalian Pelaksanaan Tugas;
3.Penjaminan Mutu Layanan Daerah;
4.SOP;
5.DIKLAT aparatur;
6.Analisis Kebijakan dan Pemecahan Masalah Tugas;
7.Manajemen Sumberdaya Peralatan dan Perlengkapan Kerja Yang Terukur;
8.Manajemen Resiko Pelaksanaan Tugas Aparatur;
9.Pengukuran Kinerja Daerah;
10.Pengembangan Inovasi Layanan.
11.Budaya Organisasi. 14
1. INDIKATOR VARIABEL PERENCANAAN

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


1. Tingkat I Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen Cek Kriteria Dalam Menentukan Prioritas Kegiatan. PD Dianggap
perencanaan tahunan (Renja/RKPD) dilakukan tanpa ada kriteria ada pada level ini jika PD tidak bisa menunjukkan metode atau
yang terukur. kriteria menentukan prioritas.
2. Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen rencana Cek metode yang digunakan oleh PD dalam menentukan
tahunan dilakukan berdasarkan analisis terhadap hasil (outcome) Priorotas. Jika PD sudah dapat menunjukkan adanya dokumen
apa yang akan dicapai kegiatan tersebut . penghitungan setiap outcome dari setiap kegiatan dalam
menentukan perioritas, berarti PD tersebut sudah ada pada level
ini.
3. Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen rencana tahunan Cek apakah PD sudah melakukan evaluasi dan mempunyai data
dilakukan berdasarkan analisis hasil (outcome) dan analisis pencapaian outcome dari kegiatan yang sama tahun sebelumnya
kemampuan kegiatan menghasilkan hasil (outcome). atau ada evaluasi kerangka logis pencapaian outcome kegiatan.

4. Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan berdasarkan analisis yang Cek apakah PD mempunyai dokumen hasil analisis perbandingan
membandingkan hasil (outcome) yang akan dicapai antara satu dampak antar outcome dari kegiatan yang dipilih sebagai
alternatif kegiatan dengan alternatif kegiatan yang lain. prioritas dengan kegiatan lain yang tidak di[ilih.

5. Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen tahunan dilakukan Cek apakah kegiatan pada level IV sudah dilakukan dan apakah
dengan perbandingan hasil (outcome) antara satu alternatif kegiatan ada bantuan tehnologi IT dalam proses penentuan prioritas dan
dengan alternatif kegiatan yang lain dan dibantu dengan teknologi perencanaan.
informasi.
2. INDIKATOR VARIABEL MONEV

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Monitoring dan pengendalian dilakukan dengan cara Cek dokumen evaluasi dan pengendalian pada PD. PD tersebut dianggap ada
sederhana dan tidak terstruktur. pada level ini jika monev tidak mempunyai sasaran, ukuran dan jadwal yang
jelas.
Tingkat II Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala PD dianggap ada pada level ini jika sudah ada dokumen monev yang sudah
dengan fokus yang ditentukan. mempunyai objek yang akan dimonev, fokus dan kriteria terukur, dan jadwal
yang jelas.

Tingkat III Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala Cek apakah PD sudah mempunyai standar penilaian dan kriteria penilaian
dengan kriteria penyimpangan yang terstandarisasi terhadap objek yang dimonev. Jika belum, maka PD belum dapat dianggap
pada setiap tahap kegiatan. ada pada level ini.

Tingkat IV Monitoring dan pengendalian dilakukan secara berkala Cek apakah PD sudah mempunyai standar penilaian dan kriteria penilaian
dengan kriteria penyimpangan yang terstandarisasi dan terhadap objek yang dimonev serta ada dokumen hasil pembahasan atas
diikuti dengan umpan balik berupa perbaikan yang hasil monev beserta tindak lanjut yang harus dilakukan dari hasil monev
terdokumentasi dengan baik. tersebut. Jika belum, maka PD belum dapat dianggap ada pada level ini.

Tingkat V Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Cek apakah kegiatan pada level IV sudah dilakukan serta monev dan tindak
sistematis, terstandarisasi termasuk umpan balik yang lanjut hasil monev sudah dilakukan dengan bantuan IT.
didukung oleh penggunaan teknologi informasi berbasis
internet.
3. INDIKATOR VARIABEL PENJAMINAN MUTU LAYANAN

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk yang Cek apakah ada kegiatan untuk pemeriksaan mutu produk dan proses
dihasilkan dan atas proses kerja yang dilakukan. kerja..

Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses kerja Sudah ada pemeriksaan mutu output dan proses yang ditunjukkan
dilakukan secara berkala namun tidak mempunyai dengan dokumen pengujian mutu..
standar mutu produk dan proses yang ditetapkan.
Tingkat III Mutu produk dan proses sudah distandarisasi dan Sudah ada dokumen standar output/produk dan standar proses kerja
dilakukan pengujian secara berkala secara internal. (SOP) untuk menghasilkan output/produk tersebut. serta sudah ada
dokumen pengujian mutu oleh petugas internal PD.
Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses sudah Sudah ada dokumen standar output/produk dan standar proses kerja
distandarisasi serta dilakukan pengukuran/ (SOP) untuk menghasilkan output/produk tersebut. serta sudah ada
pengujian secara berkala oleh tenaga yang dokumen pengujian mutu oleh petugas di luar PD yang mempunyai
bersertifikat. sertifikat bahwa yang bersangkutan ahli dibidang tersebut.
Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses dilakukan Cek apakah kegiatan pada level IV sudah dilakukan dan penjaminan
terstandarisasi dan berkala oleh tenaga ahli mutu dilakukan dengan bantuan IT.
bersertifikat serta didukung oleh teknologi
informasi berbasis internet.
4. INDIKATOR VARIABEL STANDAR PROSEDUR

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses pelaksanaan pekerjaan Tidak ada penjelasan tentang tahapan pelaksanaan suatu pekerjaan.
pada perangkat daerah.

Tingkat II Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam Sudah ada tahapan pelaksanaan pekerjaan dan sudah dituangkan dalam
standar operasi prosedur (SOP). dokumen SOP. Cek dokumen SOP setiap pekerjaan seperti rapat, perjalanan
dinas, pencairan uang, penerimaan barang, penataushaan barang, surat
masuk, surat keluar, dll.
Tingkat III Definisi proses organisasi sudah dituangkan ke dalam Cek dokumen pada level II dan cek pula apakah ada dokumen evlauasi
SOP dan telah dilakukan evaluasi berkala terhadap berkala (tahunan/bulanan) atas pelaksanaan SOP tersebut.
penerapan SOP.

Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam SOP, Cek dokumen pada level III dan cek pula apakah ada dokumen evlauasi
sudah dievaluasi secara berkala dan dilakukan tindak berkala (tahunan/bulanan) atas pelaksanaan SOP tersebut serta apakah ada
lanjut terhadap hasil evaluasi penerapan SOP berupa bukti tindak lanjut dari hasil evaluasi SOP tersebut.
tindakan koreksi atau perbaikan SOP.

Tingkat V Definisi proses organisasi sudah dituangkan dalam SOP Cek apakah kegiatan pada level IV sudah dilakukan dan pelaksanaan SOP dan
dan sudah dilakukan evaluasi serta tindak lanjut, evaluasinya sudah dilakukan dengan bantuan IT.
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan/keluhan
pelanggan serta didukung oleh teknologi berbasis
internet.
5. INDIKATOR VARIABEL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(PENGEMBANGAN PEGAWAI)

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana kebutuhan Cek apakah sudah ada dokumen rencana pengembangan pegawai
pendidikan dan pelatihan pada perangkat daerah pada setiap PD. Jika belum berarti PD tersebut ada pada level ini.
yang bersangkutan.
Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Jika dokumen rencana pengembangan pegawai baru ada untuk
pegawai sudah tersusun secara parsial untuk jabatan tertentu, maka PD tersebut berada pada level ini.
jabatan tertentu.
Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Jika dokumen rencana pengembangan pegawai sudah ada untuk
pegawai disusun untuk seluruh jabatan. semua jabatan (JPT, Fungsional dan Administrasi), maka PD tersebut
berada pada level ini.
.
Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai dievaluasi secara Cek apakah rencana pengembangan sudah dilaksanakan dan apakah
regular dan seluruh pengembangan pegawai sudah sudah ada dokumen evaluasi rencana pengembangan pegawai. Jika
dilaksanakan sesuai dengan dokumen rencana belum berarti PD tersebut belum berada pada level ini.
pengembangan pegawai yang sudah ditetapkan.
Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai dievalusi Cek apakah ada dokumen evaluasi outcome dari pengembangan
secara regular sebagai umpan balik. pegawai yang dilakukan dan umpan balik yang dilakukan. Jika sudah
ada, maka PD tersebut berada pada level ini.
6. INDIKATOR VARIABEL ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah dilakukan Tidak ada dokumen penerapan mekanisme dan metode pemecahan
secara sederhana dan dengan metode yang tidak masalah dan analisis kebijakan pada PD.
terukur.
Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke publik dilakukan Sudah ada dokumen yang menunjukkan adanya penenrapan mekanisme dan
oleh tim internal perangkat daerah yang bersangkutan. metode pemecahan masalah yang dilakukan oleh internal PD yang
bersangkutan.

Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah yang Sudah ada dokumen yang menunjukan adanya penerapan mekanisme dan
berdampak ke publik dilakukan menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah publik dan kebijakan ublik
metode/teknik ilmiah oleh tim internal dengan dengan melibatkan pihak luar pada PD yang bersangkutan..
melibatkan instansi pemerintah terkait. .
Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah yang bersifat Adanya dokumen yang menunjukkan pmecahan masalah publik yang
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim ahli. berdampak luas kepada masyarakat (strategis) dilakukan dengan melibatkan
ahli yang sesuai dengan masalah tersebut.

Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Kegiatan pada level IV sudah dilaksanakan , ditambah dengan adanya
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim ahli dokumen yang menunjukkan dilakukannya konsultasi publik serta adanya
dengan melakukan konsultasi publik dan analisis dokumen pembahasan atas masukan dalam konsultasi publik tersebut.
umpan balik yang terukur dan terdokumentasi.
7. MANAJEMEN SUMBERDAYA YANG TERUKUR

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya berdasarkan Belum ada dokumen analisis kebutuhan sumber daya setiap
ketentuan formal yang berlaku.
fungsi/kegiatan.

Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek dilakukan berdasarkan sudah ada dokumen Standar analisis biaya setiap kegiatan
analisis kebutuhan bahan/ sumber daya yang sudah

ditetapkan.
Tingkat III Analisis kebutuhan input/sumber daya proyek sudah Ada dokumen SAB dan Dokumen Uji Coba Standar..
distandarisasi dengan proses ujicoba secara terbuka
dan menggunakan metode ilmiah.
Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam pelaksanaan proyek Ada dokmen evaluasi dan monitoring penggunaan sumber daya.
dimonitor secara ketat berdasarkan standar input sumber
daya, SOP dan prosedur penjaminan mutu produk.

Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan proyek dimonitor Ada integrasi evaluasi penggunaan sumber daya dengan teknologi
secara ketat berdasarkan SOP dan prosedur penjaminan informasi.
mutu produk dan didukung oleh teknologi informasi berbasis
internet.
8. INDIKATOR VARIABEL MANAJEMEN RESIKO

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam pelaksanaan Belum ada dokumen tentang manajemen resiko pada PD yang
tugas pada perangkat daerah. bersangkutan.

Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang melakukan analisis Beberapa pegawai sescara individu sudah mempunyai dokumen manamen
resiko dalam pelaksanaan tugasnya, namun hanya resiko.
bersifat individu.

Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan prosedur Sudah ada sokumen manajemen resiko yang ditetapkan pada PD yang
pengelolaan resiko dalam pelaksanaan tugas tertentu bersangkutan..
yang dipandang mempunyai resiko tinggi. .

Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan prosedur Sudah ada sokumen manajemen resiko yang ditetapkan pada PD yang
pengelolaan resiko untuk seluruh tugas pada bersangkutan dan sudah ada dokumen evaluasi konsisten penerapannya
perangkat daerah yang bersangkutan, namun belum dalam pelaksanaan tugas pada PD yang bersangkutan.
dilakukan evaluasi secara berkala.
 
Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan prosedur Bukti pada level IV sudah tersedia, dan semua resiko dapat dikendalikan
pengelolaan resiko dalam pelaksanaan tugas serta sehingga tidak ada kerugian fisik, materi maupun kerugian lainna pada PD
semua resiko dapat dikendalikan tanpa ada kerugian yang bersangkutan.
baik bagi pegawai maupun instansi.
9. INDIKATOR VARIABEL PENGUKURAN KINERJA

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja perangkat daerah Belum ada dokumen yang memuat rencna kinerja pemerintah daerah
yang terukur. yang terukur.
Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat daerah, tapi Sudah ada dokumen yang berisi target kinerja (perjanjian kinerja),
belum konsisten mengacu dokumen perencanaan namun belum sama dengan indikator yang ada dalam dokumen
daerah. perencanaan (renstra/renja).
Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah yang Sudah ada dokumen yang berisi target kinerja (perjanjian kinerja),
konsisten dengan dokumen perencanaan. dengan indikator yang sama dalam dokumen perencanaan
(renstra/renja).
.
Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah dilakukan Sudah ada dokumen pengukuran pencapaian target kinerja perangkat
pengukuran pencapaiannya. daerah sesuai dengan rencana kinerja.

Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat daerah sudah Sudah ada dokumen target kinerja yang sesuai dengan dokumen
diukur dan sudah tercapai dengan baik (diatas 90 perencanaan dan sudah dilakukan pengukuran dengan tingkat
%) serta telah dilakukan evaluasi pencapaian target pencapaian di atas 90 %..
kinerja serta didukung dengan teknologi informasi.
10.INDIKATOR VARIABEL INOVASI PELAYANAN

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk yang Belum ada dokumen rencana inovasi pelayanan pada PD yang
akan dilakukan secara sistematis. bersangkutan.

Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan Sudah ada dokumen yang menunjukkan adanya inovasi baru dalam
mengadopsi inovasi yang dikembangkan oleh pelayanan internal atau pelayanan kepada publik pada PD yang
daerah lain (replikasi inovasi). bersangkutan, namun hanya berupa replikasi dari daerah/intsnasi
lain.
Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan inovasi Sudah ada dokumen rencana invasi pada PD yang bersangkutan
baik jenis, mutu maupun metodenya. yang memuat objek, kerangka waktu, pelaksana uji coba, dll..
.
Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan sendiri Ada dokumen yang menunjukan bahwa ada inovasi baru yang
oleh perangkat daerah yang bersangkutan. diterapkan pada PD yang bersangkutan.

Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai program Sudah ada dokumen pada level III dan Level IV serta adanya
pengkajian dan inovasi secara terencana dan kegiatan penelitian/uji coba inovasi yang berkelanjutan.
berkelanjutan.
11. INDIKATOR VARIABEL BUDAYA ORGANISASI

Tingkat Indikator Verifikasi Bukti


Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada perangkat Belum ada dokumen penerapan nilai budaya tertentu pada PD yang
daerah. bersangkutan.

Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang menggambarkan Sudah ada dokumen yang memuat slogan-slogan penerapan nilai
nilai organisasi pada perangkat daerah yang budaya pada PD yang bersangkutan.
bersangkutan.
Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi yang Sudah ada dokumen budaya organisasi resmi yang memuat nilai-niai
resmi menggambarkan nilai-nilai, sikap dan budaya, sikap dan perilaku tertentu pada PD yang bersangkutan..
perilaku di perangkat daerah yang bersangkutan. .

Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya Ada dokumen yang menunjukan bahwa PD yang bersangkutan
organisasi yang berkelanjutan berdasarkan secara rutin (harian/mingguan/bulanan) melakukan kegiatan yang
dokumen resmi. menanamkan nilai-nilai budaya sesuai dengan yang ada dalam
dokumen budaya organiasi (misalnya kegiatan role play).
Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam sikap Bukti level IV sudah tersedia dan sudah ada bukti adanya evaluasi
dan perilaku pegawai pada perangkat daerah secara berkala (bulanan/tahunan) atas penerapan nilai, sikap dan
yang bersangkutan berdasarkan hasil evaluasi perilaku oleh pegawai sesuai dengan dokumen budaya organisasi
ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN PD

1. Masing-masing perangkat daerah diukur tingkat kematangan organisasinya berdasarkan


bukti terverifikasi.
2. Setiap veriabel diberi nilai antara 1-5 sesuai dengan indikator level mana yang sudah
terpenuhi.
3. Nilai kematangan organisasi perangkat daerah adalah penggabungan nilai dari 11-55
variabel. Dengan level sbb:
 Tingkat Kematangan Sangat Rendah jika skor yang diperoleh antara 11-19.
 Tingkat Kematangan Rendah jika skor yang diperoleh antara 19.1-28.
 Tingkat Kematangan Sedang jika skor yang diperoleh antara 28,1-37.
 Tingkat Kematangan Tinggi jika skor yang diperoleh antara 37,1-46.
 Tingkat Kematangan Sangat Tinggi jika skor yang diperoleh 46,1-55
PENGUKURAN KEMATANGAN PD

• Meskipun ada tingkat kematangan menggunakan skala


nilai, namun dalam menentukan Level kematangan
organisasi suatu perangkat daerah tidak ditentukan oleh
skala nilai tersebut;
• Level kematangan perangkat daerah tetap ditentukan
sistem staging area. Jika ada salah satu variabel masih
berada pada level 2, maka perangkat daerah tersebut
tetap pada level 2, meskipun ada variabel sudah mencapai
level yang lebih tinggi.
KESIMPULAN HASIL
EVALUASI KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

1. Menggambarkan hasil evaluasi pada tingkat mana perkembangan


organisasi berdasarkan 11 indikator kematangan;

2. Kematangan Sangat Rendah: Perlu perbaikan mendasar.


Kematangan Rendah : Perlu perbaikan beberapa indikator.
Kematangan Sedang: Pelayanan perangkat daerah rata-rata.
Kematangan Tinggi: Perangkat Daerah pelayanan baik.
Kematangan Sangat Tinggi: Pelayanan sangat prima.

3. Level kematangan dapat meningkat dari level satu ke level


berikutnya, apabila seluruh indikator sudah terpenuhi.
Terima Kasih
PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

29

Anda mungkin juga menyukai