Anda di halaman 1dari 18
Nomor Sifat Lampiran Hal KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta,12 Juni 2017 Kepada 061/ ‘ Yth, 1, Sdr. Gubernur 2. Sdrf. Bupati/ Walikota 4 (satu) berkas di Pedoman Konsultasi Pembentukan Seluruh Indonesia Cabang Dinas dan UPTD. Menindaklanjuti ketentuan Pasal 4, Pasal 11, dan Pasal 20 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, dengan hormat disampaikan hal-hal yang perlu dipedomani dalam konsultasi_ pembentukan Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai berikut: 1, Pembentukan dan penataan UPTD dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas kelembagaan UPTD dalam mendukung tugas perangkat daerah guna membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah. Penataan UPTD dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan fungsi-fungsi UPTD yang mempunyai kedekatan karakteristik atau keterkaitan dalam pencapaian suatu layanan kepada masyarakat, pembentukan UPTD baru ataupun penghapusan UPTD yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Permendagri tersebut. 2. Cabang Dinas dibentuk untuk membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di wilayah kerjanya. Sedangkan UPTD dibentuk untuk melaksanakan tugas operasional/penunjang tertentu, sehingga UPTD tidak dapat melakukan pembinaan terhadap UPTD atau unit kerja lain, 3. Seluruh Cabang Dinas dan UPTD yang akan dibentuk maupun yang telah ada sebelum diundangkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017, harus dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut, kecuali untuk UPTD Rumah Sakit, Puskesmas dan satuan pendidikan. 4, Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi seluruh kriteria dan indikator sebagaimana lampiran romawi I, serta memenuhi jumlah beban kerja minimal yang ditetapkan, Analisis pemenuhan kriteria dan perhitungan beban kerja harus didukung oleh data dan informasi yang akurat, sahih, dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil analisis tersebut dituangkan dalam dokumen kajian pembentukan Cabang Dinas atau UPTD dengan sistimatika dan penjelasaan sebagaimana lampiran romavwi IL “2 Klasifikasi Cabang Dinas ditentukan berdasarkan kriteria yang diatur dalam Pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017, sedangkan Klasifikasi UPTD ditentukan berdasarkan hasil analisis beban kerja dari UPTD yang akan dibentuk. Penentuan klasifikasi Cabang Dinas dan UPTD menggunakan sistem informasi pembentukan Cabang Dinas dan UPTD dalam fasilitasi oda kemendagri.go.id, dengan petunjuk penggunaan sebagaimana fampiran romawi II. Usulan pembentukan UPTD di luar yang tercantum dalam sistem informasi tersebut agar dilakukan secara selektif dengan kajian yang komprehensif yang perhitungan beban kerjanya dilakukan secara manual dengan menggunakan format sebagaimana lampiran romawi IV. Dalam hal diperlukan unit kerja untuk melaksanakan suatu fungsi yang tidak memenuhi kriteria untuk dibentuk sebagai UPTD, maka pelaksanaan fungsi tersebut diintegrasikan dengan UPTD yang mempunyai kedekatan karakteristik atau keterkaitan dalam pelaksanaan fungsi tersebut. Selanjutnya pada UPTD yang secara geografis mempunyai jangkauan pelayanan yang cukup luas, untuk memudahkan pelaksanaan tugas UPTD dapat dibentuk wilayah kerja/unit kerja nonstruktural yang dipimpin oleh seorang koordinator. Apabila Peraturan Kepala Daerah tentang Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 serta ketentuan tersebut di atas, agar dilakukan penyempurnaan sesuai dengan ketentuan dimaksud, Untuk efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka diminta pethatian Saudara Gubernur dan Bupati/Walikota agar dapat memprioritaskan penataan Cabang Dinas dan UPTD pada kesempatan pertama. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Direktorat Jenderal Otonomi Daerah c.g. Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah, melalui Telepon/Faks (021) 3453503. x Demikian untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaannya. MENTERI DALAM NEGERI DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH an: Dr. SUMARSONO, MDM Tembusan: Z Yth. Bapak Menteri Dalam Negeri (sebagai laporan); ara Menteri Kabinet Ke LAMPIRAN SURAT MENTERI DALAM NEGERI Nomor : 061/4338/0TDA Tanggal : 12 Juni 2017 I. MATRIKS ANALISIS PEMENUHAN KRITERIA DAN INDIKATOR PEMBENTUKAN CABANG DINAS DAN UPTD A. MATRIKS ANALISIS PEMENUHAN KRITERIA PEMBENTUKAN CABANG DINAS ” a aI ae KUASIFIKASI PEMERINTAHAN | KELASA KELAS B 1 2 CORES SRE ee 2 o 1. |Bidang Pendidikan (sub | 7. Jumlah satuan pendidikan _menengah dan/atau| 150 (Seratus 100 (Seratus) sampai dengan 149 Urusan Pendidikan pendidikan khusus yang dilayani puluh) atau lebih |(Seratus empat puluh sembilan) Menengah) sekolah sekolah 2, | Bidang Energi dan|[ 1. Total luas cekungan air tanah 800 (Delapan ratus) ha [200 (Dua ratus) sampai dengan 759 ‘Sumber Daya Mineral atau lebih (Tujuh_ratussembilan—puluh sembilan) Ha 2, Jumlah izin pemanfaatan air fanah 200 (Dua ratus) izin atau [100 (Seratus) sampal dengan 109 iebil (Seratus sembilan puluh sembilan) Ha 3. Jumlah iin usaha pertambangan mineral Togam dan | 20 (dua puluh) zn atau }10 (Sepuluh) Sampai dengan 10 batubara lebih (Sembilan belas) izin 4, Jumlah izin_usaha pertambangan mineral bukan| 40 (Empat puluhy izin|20 (Dua puluh) sampai dengan 39 logam dan batuan dalam rangka Penanaman Modal | atau lebih Dalam Negeri eae | KUASIFIKASI URUSAN NO PEMERINTAHAN KRITERIA PEMBENTUKAN KELAS A KELASB. 1 2 3 4 5 5. Jumlah izin pertambangan rakyat untuk komoditas | 10 (Sepuluh) izin atau |5 (lima) sampai dengan 9 (sembilan) mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan | lebih izin batuan dalam wilayah pertambangan rakyat 6. Jumlah izin usaha pertambangan operasi produksi | 10 (Sepuluh) izin atau | 5 (lima) sampai dengan 9 (Sembilan) khusus untuk pengolahan dan pemumnian dan izin | lebih izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan “ 7. Jumlah izin usaha pertambangan dan surat }20 (dua puluh) izin atau |10 (Sepuluh) sampai dengan 79 keterangan terdaftar dalam rangka penanaman modal | lebih (Sembilan belas) izin dalam negeri yang kegiatan usahanya dalam 1 (satu) daerah Provinsi 8. Jumlah iin pemanfaatan langsung panas bumi lintas | 15 (Lima belas) in atau [5 (ima) sampal dengan 14 (Empat daerah kabupaten/ikota dalam satu provinsi_ yang | lebih belas) diterbitkan. 9, Jumiah desa belum teralin Tstik 24 (Dua puluh empal)|12 (Dua belas) sampai dengan 23 desa atau lebih (Dua puluh tiga) Desa 70.Jumlah TUPTL, izin operasi dan izin usaha jasa|24 (Dua puluh empat)|12 (Dua belas) sampai dengan 23 Penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam | izin atau lebih (Dua puluh tiga) izin negeri/mayoritas sahamnya oleh penanam modal dalam negeri 3. Bidang Kelautan dan|1. Luas wilayah laut yang merupakan kewenangan | 5.000 (Lima ribu) Km? | Kurang dari 5.000 (Lima ribu) Km’ Perikanan daerah provinsi atau lebih 4. Bidang Kehutanan 1. Luas kawasan lindung Lebi dai 45.000 | Kurang dari atau sama dengan (Empat puluh tima ribu) | 45.000 (Empat puluh lima ribu) ha ha 2. Luas lahan kri Lebih dari 15.000 (Lima | Kurang dari atau sama dengan belas ribu) ha 15.000 (Lima belas ribu) ha URUSAN EMERINTAHAN, 3. Luas hutan rakyat Lebih dari 15.000 (Lima belas ribu) ha Kurang dari atau sama dengan 15.000 (Lima belas ribu) ha 4, Jumlah industri hasil hutan Lebih dari belas) industri 75 (Lima | Kurang dari atau sama dengan 15 (Lima belas) industri 5, Jumiah kelompok tani hutan Lebin dari 225 (Dua | Kurang dari atau sama dengan 225 ratus duapuluh lima) | (Dua ratus duapuluh lima) kelompok kelompok 6. Jumlah desa sekitar hutan Lebin dari 60 (Enam| Kurang dari atau sama dengan 60 puluh) desa (Enam puluh) desa B, MATRIKS ANALISIS PEMENUHAN KRITERIA DAN INDIKATOR PEMBENTUKAN UPTD _INDI DIKATOR R Melaksanakan —_kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu 3 1. Kegiatan yang merupakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah . Sub urusan dalam lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menjadi rujukan 2. Bukan merupakan kegialan perumusan kebijakan . Kegiatan perumusan Kel kan mulai dari perumusan masalah, 3. Bukan merupakan kegie daerah dan bukan pembinaan kepada unit kerja fain . Kegiatan Tinta perangkat daerah adalah _kegiatan _untuk melaksanakan tugas dari beberapa perangkat —daerah. Pembinaan terhadap unit kerja lain adalah kegiatan pengawasan, koordinasi, dan fasilitasi kepada unit kerja lain. @, Memerlukan arahan, pengaturan dan pembagian kerja, _pengawasan _dan/atau__pengambilan . Tugas yang memerlukan arahan, pengaturan, pembagian kerja dan pengambilan keputusan adalah: No} KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN 2 3 4 keputusan dalam pelaksanaannya. Y_tugas yang dilaksanakan oleh staf bukan bersifat rutin. Y sasaran/objek pekerjaan staf berubah-ubah karena sifat pekerjaan yang dinamis. Y penentuan objek dan sasaran pekerjaan_memerlukan perencanaan untuk menentukan objek mana yang akan dilaksanakan setiap tahun; dan/atau Y produk layanan berupa dokumen resmi yang memerlukan pengesahan atau penandatanganan dari kepala UPT. Penyediaan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat atau perangkat daerah I Barang atau jasa yang diberikan bersifat konkrit dan terukur baik barang/jasa kolektif maupun barang/jasa individu. 7, Barang atau jasa yang dihasilkan dapat diidentifikasi secara jelas dan bersifat konkrit. Penyediaan barang dan jasa yang diperiukan secara terus menerus. 2. penyediaan barang/jasa secara terus menerus adalah : ¥ pelaksanaan kegiatan/pekerjaan wajib dilakukan secara reguler harian dengan volume sesuai beban kerja. Y pelaksanaan pekerjaan bukan merupakan kegiatan yang dapat dijadwalkan setiap bulan atau triwulan atau catur wulan atau semesteran. Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan 1. Perbedaan jarak dan waktu antara lokasi UPTD dengan dinas. Tayanan kepada masyarakat menjadi lebih dekat, murah dan cepat. Tayanan yang diberikan UPTD _tersebut merupakan layanan pemerintah yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga apabila tidak tersedia akan mengganggu kehidupan masyarakat atau penyelenggaraan pemerintahan. 2. Terdapat resiko bagi masyarakat jika dan/atau penyelenggaraan pemerintah layanan barang atau jasa tersebut tidak diberikan Oleh UPT. Layanan yang diberikan belum disediakan oleh BUMN, BUMD, Swasta, atau penyedia lainnya. 3. Belum ada swasta, BUMN atau BUMD yang menyediakan barang/jasa tersebut secara cukup. Tersedianya sumber daya yang meliputi pegaw. pembiayaan, sarana dan prasarana. Pegawai yang akan ditempatkan pada UPTO lak mengakibatkan terganggunya kinerja unit- unit organisasi yang lain. 1. Apabila pegawai yang akan ditempatkan pada UPTD berasal dari unit kerja lain, maka jumiah staf pada unit kerja lain harus sesuai dengan beban kerjanya. te) KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN 1 2 3 4 2. Tidak menambah pegawai baru baik PNS|2. Pegawai pada UPTD dapat diisi dari pegawai negeri yang sudah ataupun Honorer. ada sehingga tidak menunggu pengadaan pegawai negeri sipil baru dan tidak menunggu pegawai honorer baru. 3. Belanja pegawai dan biaya operasional Kantor|3. Penambahan belanja pegawai pada perangkat daerah sebagai tidak mengurangi balanja publik. akibat dari adanya struktur baru pada UPTD tidak melebihi 0,5 % dari total belanja pegawai perangkat daerah yang bersangkutan. 4. Tersedianya sarana dan prasarana kerja berupa |4. “Tidak memerlukan pembangunan gedung baru, namun dapat kantor dan perlengkapannya. menggunakan gedung pemerintah yang sudah ada (misalnya menggunakan ruangan pada kantor camat untuk UPTD Kabupaten/Kota). 5. | Memiliki Standar| Dokumen SOP sudah ditandatangani oleh kepala | Nomor dan Judul SOP yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Operasional Prosedur| _perangkat daerah. UPTD. (SOP) dalam melaksanakan tugas tek operasional tertentu danjatau tugas _ teknis penunjang tertentu. %.|Memperhatikan keserasian | Tidak melaksanakan kegiatan yang menjadi|UPTD dapat juga diberkan tugas pembantuan dari hubungan antara| kewenangan susunan/tingkatan pemerintahan | susunanitingkatan pemerintahan yang lebih tinggi _sepanjang Pemerintah Provinsi} yang lain, namun jika ada tugas pembantuan dari | tugasnya bersifat teknis operasional. Namun UPTD tidak dapat dengan pemerintah| pemerintah pusat atau dari daerah provinsi, | melaksanakan tugas yang menjadi kewenangan susunanitingkatan Kabupaten/Kota. maka UPTD dapat —ditugaskan —_untuk | pemerintahan yang lain tanpa adanya tugas pembantuan. melaksanakan tugas pembantuan yang bersifat teknis operasional tertentu. dari tugas pembantuan tersebut. 7. Jabatan| Terdapat_tenaga _fungsionaliteknis _yang| Jenis tenaga fungsionallteknis yang dipersyaratkan dan nama naliteknis sesuai| —_diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pada | pegawai beserta bukti keahlian yang dimiliki sesuai dengan keahlian dengan tugas dan fungsi UPTD yang bersangkutan. UPTD tersebut —sesuai standar kompetensi yang berlaku. dengan yang dipersyaratkan. IL. =6- SISTIMATIKA PENULISAN DOKUMEN KAJIAN PEMBENTUKAN CABANG DINAS DAN UPTD. BABI PENDAHULUAN a. Latar Belakang Uraian alasan pentingnya dibentuk UPTD dan dasar dibentuknya UPTD. b. Tujuan Uraian mengenai tujuan dibentuk UPTD atau cabang dinas. BAB II KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD. Diisi uraian, penjelasan, menyebutkan hal-hal_ yang menunjukkan pemenuhan tiap-tiapindikator dari masing-masing kriteria (sebagaimana tersebut pada kolom 2 dan dijelaskan pada keterangan kolom 3 pada Matriks Kriteria dan Indikator Pembentukan UPTO). Bab 1 ini terdiri dari kriteria/diuraikan dalam sub bab: a. Kegiatan Teknis Operasional Tertentu (untuk UPTD Dinas) atau Kegiatan Teknis Penunjang Tertentu (untuk UPTD Badan) Yang Akan Dilaksanakan, b. Bentuk/Jenis barang atau jasa Yang Disediakan Bagi masyarakat atau Perangkat Daerah lain dan Frekuensi Penerima barang/Jasa. c. Kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dar/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan (Penerima Manfaat) d. Sumber daya pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana. e. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanakan Tugas Teknis Operasional dan/atau Tugas Teknis Penunjang Tertentu. f. Keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten/Kota g. Jabatan teknis yang tersedia sesuai tugas dan fungsi UPTD dan nama pegawai (tenaga) teknis. BAB Ill ANALISIS BEBAN KERJA Diisi penjelasan tentang uraian beban kerja dengan metode sebagaimana dijelaskan pada Romawi IV Tata Cara Analisis Beban Kerja (Lampiran ini). BAB IV ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI Jsi BAB IV ini adalah uraian dari dokumen Analisis Belanja Pegawai yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, sehingga dokumen analisis rasio belanja pegawai tidak diajukan secara terpisah tetapi disatukan dalam dokumen kajian. Analisis belenja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada ‘masing-masing perangkat daerah sebelum dan sesudah pembentukan UPTO. BAB V PENUTUP -8- III, TATA CARA PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PEMBENTUKAN CABANG DINAS DAN ANALISIS BEBAN KERJA UPTD Penggunaan sistem informasi ini untuk memudahkan pemerintah daerah Provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembentukan cabang dinas dan penataan UPTD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang telah dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah. Jenis - jenis UPTD yang dapat dibentuk oleh Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum dalam sistem informasi ini merupakan UPTD hasil pembahasan lintas Kementerian/Lembaga yang bertanggung jawab terhadap masing - masing urusan pemerintahan. Penggunaan sistem informasi analisis pembentukan cabang dinas dan analisis beban kerja UPTD dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut: A. Analisis Pembentukan Cabang Dinas. Pembentukan cabang dinas hanya diperuntukkan bagi Pemerintah Provinsi untuk perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada Pemerintah Daerah Provinsi (Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Kelautan) dan penyelenggaraan pendidikan menengah. Analisis pembentukan cabang dinas dilaksanakan dengan menginput data dari masing-masing kriteria pembentukan cabang dinas UPTD. Data yang diinput tersebut terlebih dahulu dilakukan verifikasi intemal dengan pengesahan dari Inspektorat Daerah masing - masing. Langkah - langkah penggunaan sistem informasi sebagai berikut: 0. 1. Masuk ke dalam sistem informasi (login) http//www.fasilitasi.otda.kemendagri. Memilih menu Cabang Dinas 2 3. Memilih menu menambah Cabang Dinas dan Dinas yariy membawahinya 4, Melakukan penginputan data masing - masing Cabang Dinas, dan 5. Melihat hasil analisis pembentukan Cabang Dinas. Penjelasan masing - masing langkah tersebut sebagai berikut: ae Langkah 1: | | Masuk kedalam sistem informasi | | (Login) | + http://fasilitasiotda.kemendagri.go.id/login | Login to your account | S% Username | | @ Password Langkah 2: Memilih menu Cabang Dinas AYOOO KERIA......) KITA SELESAIKAN PEMBENTUKAN PERDA PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PP 18 Tahun 2016 Tentang PERANGKAT DAERAH Menteri Dalam Negeri, By Tho Kumolo Klik disini untuk menu cabang, dinas Pe lee ed =10- Langkah 3: Memilih menu Menambah Cabang Dinas Klik disini untuk menambah cabang dinas Formulir Cabans, Dinas Pemdo ik disini untuk menambah dinas yang akan membawahi 4 abane din: Langkah 4: Menginput data masing-masing Cabang Dinas ead TAMBAH UPT PEMDA~-PROVINSI rcinas Ee uraUrt—Gateg ns SOU yah eg (GNESI ‘oro [RAS NERe/OWsUiméR BxAWiNEAL B seri cere) Tete =) ed uth in penarazan sand Melakukan inputan data indikator cabang dinas umn pera tsga wineogan dnt than ta perantarganulalogan dab Pe) Junhan cetrnen atu lone mine na inl ant in aban comwimahoetambee =. Langkah 5: Melihat hasil Analisis Pembentukan Cabang Dinas Cabang Dinas Pemda PROVINSI Melihat hasil analisis pembentukan cabang dinas -12- B. Analisis Beban Kerja UPTD. Analisis beban kerja UPTD dilaksanakan dengan menginput data beban kerja masing - masing jabatan di UPTD. Data yang diinput tersebut terlebih dahulu dilakukan verifikasi internal dengan pengesahan dari Inspektorat Daerah masing - masing. Langkah - langkah penggunaan sistem informasi sebagai berikut: Masuk ke dalam sistem informasi (Login) http/www. fasilitasi.otda. kemendagri.go.id Membentuk UPTD Provinsi atau Kabupaten/Kota. . Melihat UPTD Provinsi atau Kabupaten/Kota yang sudah diinput. Menambah UPTD Provinsi atau Kabupaten/Kota. Menginput data beban kerja UPTD Provinsi atau Kabupaten/Kota. Pee ene Melihat dan mencetak hasil analisis beban kerja UPTD Provinsi atau Kabupaten/Kota. Penjelasan masing-masing langkah tersebut sebagai berikut: Langkah 1: Masuk kedalam sistem informasi (Login) ° http://fasilitasi.otda.kemendagri.go.id/login Login to your account = username Password Langkah 2: Membentuk UPTD Provinsi atau Kab/Kota + Menu ini hanya tersedia untuk pengguna dari Pemerintah daerah Kiik disini untae provinsi Langkah 3: Melihat UPTD Provinsi atau Kab/Kota yang sudah diinput Pemda Kabupatenrkota * Klik tombol hijau untuk melihat daftar UPTD | yang sudah dibentuk -14- Langkah 4 Menambah UPTD Provinsi atau Kab/Kota UPT PEMIDA KABUPATEN/KOTA « ae + Klik tomtbol tambah untuk mem + Klik tombol edif untuk mengubah UPTD + Klik tombol deteletntuk menghapus UPTD Langkah 5: Menginput data beban kerja UPTD Provinsi atau Kab/Kota UBAH UPT PEMDA - KABUPATENIKOTA wos teens et ¢ Isikan nam: * Isikan kuantitas beban kerja yang menjadi pekerjaa PT yang akan dibentuk * Klik simpan -15— Langkah 6: Melihat dan mencetak hasil analisis beban kerja UPTD Provinsi atau Kab/Kota UPT PEMDA PROVINSI risen Kiik disini untuk menu mencetak hasil analisis, beban kerja UPTD Hasil analisis beban kerja pada langkah 6, selanjutnya dicetak dan disatukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kajian pembentukan UPTD sebagaimana lampiran 2. -16- IV. TATA CARA ANALISIS BEBAN KERJA SECARA MANUAL Analisis beban kerja adalah metode dan teknik analisis beban kerja mengikuti pedoman yang sudah diatur dalam peraturan perundangan-undangan, namun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis beban kerja sebagai berikut : 1. Uraian pekerjaan harus merupakan deskripsi suatu pekerjaan yang menghasilkan output yang konkrit dan terukur secara kuantitatif serta menggunakan metode kerja yang jelas. 2. Uraian Pekerjaan tidak boleh berisi deskripsi yang besifat agregat dari beberapa pekerjaan dengan hasil yang beragam. Contoh uraian pekerjaan yang terukur dan konkrit serta mempunyai metode yang jelas adalah survey berkala pengecekan gangguan jaringan irigasi sekunder ruas A sampai B sepanjang 1 Km dengan metode yang digunakan adalah observasi. Adapun contoh uraian pekerjaan yang tidak konkrit dan tidak terukur adalah penyusunan rencana kerja unit kerja UPTD. Penyusunan rencana kerja itu kegiatan yang berisi agregat pekerjaan yang mempunyai berbagai hasil dengan metode yang berbeda-beda. 3. Hasil analisis beban kerja dituangkan dalam tabel sebagai berikut : MATRIK ANALISIS BEBAN KERJA UPTD. No. | Jabatan | Tugas | Uraian | Hasil | Satuan | Norma | Jam | Beban | Jumlah | Jumlah Jabatan | Tugas | Kerja | Hasil | Waktu | Kerja | Kerja | Jam | Pegawai Kerja Efektif Kerja Pertahun Efektif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 40 a Ket: Jumlah Jam Kerja Efektif adalah Jumlah hasil kerja x Norma Waktu x Beban Kerja

Anda mungkin juga menyukai