Anda di halaman 1dari 52

PEDOMAN EVALUASI DAN

PELAPORAN
KETIDAKPASTIAN
PENGUJIAN/KALIBRASI
PERTEMUAN IV
KULIAH KALIBRASI STMKG
Oleh : KANTON L.TORUAN

Disadur dari Presentasi Ahmad Masrur


I. ISTILAH DAN DEFINISI
Istilah dan definisi yang diberikan sesuai dengan ISO
“Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement”
dan “Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology
(VIM),antara lain :
1.Besaran [quantity(measurable quantity)][GUM B 2.1 ;
VIM 1.1]
Sifat dari suatu gejala,benda atau bahan yang dapat
dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara
kuantitatif.
2.Nilai [[value (of quantity)][GUM B 2.2;VIM 1.18]
Harga suatu besaran tertentu yang umumnya
dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran
dikalikan dengan suatu angka.
3.Nilai benar [true value (of a quantity)][GUM B 2.3;VIM
1.19]
Nilai yang konsisten dengan definisi besaran.
4. Nilai konvensional [conventional true value (of a
quantity)][GUM B 2.4;VIM 1.22]
Nilai yang diberikan pada suatu besaran tertentu dan
diterima,kadang-kadang melalui kesepakatan,sebagai
nilai yang mempunyai ketidakpastian yang sesuai
untuk tujuan tertentu.
5. Pengukuran [measurement] [GUM B 2.5;VIM 2.1
Serangkaian operasi yang bertujuan untuk
menetapkan nilai suatu besaran ukur.
6. Besaran ukur [measurand][GUM B 2.10; VIM 2.6]
Besaran tertentu yang nilainya diukur.
7. Besaran berpengaruh [influence quantity][GUM 2.11;
VIM 2.10]
Besaran tertentu yang bukan besaran ukur tetapi
nilainya mempengaruhi hasil pengukuran.
8. Hasil pengukuran [result of a measurement][GUM B
2.11;VIM 3.1]
Nilai yang diberikan pada besaran ukur,yang diperoleh
melalui proses pengukuran.
9. Hasil tak terkoreksi [uncorrected result][GUM B
2.13;VIM 3.3]
Hasil pengukuran sebelum dikoreksi terhadap kesalahan
yang disebabkan oleh pengaruh sistematik.
10.Hasil terkoreksi [corrected result] [GUM B 2.14;VIM 3.4]
Hasil pengukuran setelah dikoreksi terhadap kesalahan
sistematik yang diketahui.
11.Akurasi [accuracy (of measurement)] [GUM B 2.16;VIM
3.6]
Kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya
dari besaran ukur.
12.Daya ulang [repeatibility (of result of measurement)]
[GUM B 2.16;VIM 3.6]
Kedekatan antara hasil-hasil pengukuran yang
berurutan untuk besaran ukur yang sama yang
dilakukan pada kondisi yang sama.
13.Daya reproduksi [reproducibility (of result of a
measurement)] [GUM 2.17; VIM 3.7]
Kedekatan antara hasil-hasil pengukuran untuk
besaran ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi
berbeda.
14.Kesalahan [error (of a measurement)] [GUM B
2.19;VIM 3.10]
Hasil pengukuran dikurangi nilai sebenarnya dari
besaran ukur.
15.Kesalahan acak [random error] [GUM B 221;VIM
3.13]
Hasil pengukuran dikurangi nilai rata-rata yang
dihasilkan dari sejumlah pengukuran berulang
terbatas dari besaran ukur yang sama.
16. Kesalahan sistematik [systematic error] [GUM B
2.22; VIM 3.14]
Nilai rata-rata yang akan dihasilkan dari sejumlah
pengukuran berulang terbatas dari besaran ukur yang
sama dikurangi nilai sebenarnya dari besaran ukur.
17. Koreksi [correction] [GUM B 2.23;VIM 3.15]
Nilai yang dijumlahkan secara aljabar pada hasil
pengukuran tak terkoreksi untuk mengkompensasi
kesalahan sistematik yang diketahui.
18. Ketidakpastian [uncertainty] [GUM B 2.18;VIM 3.9]
Parameter hasil pengukuran yang memberikan
karakter sebaran nilai-nilai yang secara layak dapat
diberikan pada besaran ukur.
19. Ketidakpastian baku [standard uncertainty] [GUM
2.31]
Ketidakpastian hasil pengukuran yang dinyatakan
sebagai suatu simpangan baku.
20. Evaluasi ketidakpastian baku tipe A [type A
evaluation (of standard uncertainty)] [GUM 2.3.2]
Metode evaluasi ketidakpastian dengan analisis
statistik dari serangkaian pengamatan.
21. Evaluasi ketidakpastian baku tipe B [type B
evaluation (of standard uncertainty)] [GUM 2.3.3]
Metode evaluasi ketidakpastian dengan cara selain
analisis statistik dari serangkaian pengamatan.
22. Ketidakpastian baku gabungan [combined standard
uncertainty] [GUM 2.3.4]
Ketidakpastian baku hasil pengukuran,bila hasil
pengukuran diperoleh dari nilai sejumlah besaran
lain,ketidakpastian baku bernilai sama dengan akar
kuadrat positif dari jumlah semua suku yang
merupakan varian atau covarian besaran lain tersebut
yang telah diberi bobot sesuai dengan bagaimana
hasil pengukuran bervariasi terhadap perubahan
besaran tersebut.
23. Faktor cakupan [coverage factor] [GUM 2.3.6]
Faktor numerik yang digunakan sebagai pengali
terhadap ketidakpastian baku gabungan untuk
memperoleh ketidakpastian bentangan.
24. Ketidakpastian bentangan [expanded uncertainty]
[GUM 2.3.5]
Besaran yang mendefinisikan interval di sekitar hasil
pengukuran yang diharapkan mencakup sebagian
besar distribusi nilai yang dapat diberikan pada
besaran ukur.
II. KONSEP UMUM

 Tujuan pengukuran : menentukan nilai


besaran ukur.
 Proses Pengukuran : spesifikasi besaran
ukur,metode pengukuran.
 Hasil pengukuran : taksiran/pendekatan nilai
besaran ukur,hanya lengkap bila disertai nilai
ketidakpastian.
 Nilai benar berada dalam rentang
ketidakpastian.
 Kesalahan pengukuran terdiri dari 2 yaitu :
a. Kesalahan acak yang disebabkan oleh
besaran berpengaruh yang tidak dapat
diramalkan.
b. Kesalahn sistematik disebabkan oleh
besaran berpengaruh yang dapat diamati
terhadap hasil pengukuran.
KETIDAKPASTIAN
 Pengetahuan mengenai ketidakpastian pengukuran ini
bertujuan agar personal yang berkompetensi mengenal
konsep dasarnya. Disamping itu, dapat mengetahui juga
batasan-batasan (range) yang diperlukan dalam
melakukan perhitungan, baik itu oleh laboratorium
penguji ataupun laboratorium kalibrasi.
 Peran ketidakpastian pengukuran sangat penting guna
menjaga mutu hasil uji agar penyajian data terukur betul-
betul dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi bagi
laboratorium penguji/kalibrasi yang telah menggunakan
sistem manajemen mutu laboratorium SNI ISO/IEC
17025:2008
Konsep Dasar Ketidakpastian
Pengukuran
1. Pengukuran Kuantitatif
– Sesungguhnya nilai yang diperoleh pada pengukuran
kuantitatif merupakan suatu perkiraan terhadap nilai
benar (true value) dari sifat yang diukur.

2. Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi


pada penyimpangan nilai benar :
– Ketidaksempurnaan alat uji / alat ukur
– Ketidaksempurnaan metode pengujian/pengukuran
– Pengaruh personil (operator)
– Kondisi lingkungan
Konsep Dasar Ketidakpastian Pengukuran

3. Hasil pengukuran kuantitatif merupakan perkiraan


saja,  namun demikian berguna untuk mengecek
mutu produk.
4. Hasil analisis kuantitatif harus dapat diterima oleh
semua pengguna.
5. Untuk meningkatkan mutu hasil analisis harus ada
indikator mutu yang memenuhi syarat antara lain :
• Dapat diterapkan secara universal
• Tetap / sesuai
• Dapat diukur
• Mempunyai arti yang jelas
• Definisi Ketidakpastian
Ketidakpastian pengukuran adalah rentang nilai di
sekitar hasil pengukuran yang di dalamnya diharapkan
terletak nilai sebenarnya dari besaran ukur

U U

X
m-U m m+U

m = hasil pengukuran Harga X diharapkan


X = nilai sebenarnya terletak pada nilai
U = nilai ketidakpastian m±U
JENIS KESALAHAN
A. Kesalahan Acak
Variasi acak dalam hasil pengukuran disebut
kesalahan acak

Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan


yang bersumber dari variasi yang bersifat acak
dan dapat terjadi diluar kendali personil
yang melakukan pengukuran.
Faktor kesalahan acak ini sebenarnya
dapat dikurangi dengan melakukan banyak
pengulangan pengukuran.
Sumber kesalahan acak

• Aliran udara
• Fluktuasi suhu ruang
• Variasi kelembaban
• Gangguan power
• Gangguan vibrasi mekanik
• Gangguan elektromagnetik
• Variasi tahanan konektor
• Modulasi tdk stabil sumber sinyal
• Vibrasi mekanik dari mesin,dll.
B. Kesalahan Sistematik
 Kesalahan yang disebabkan oleh karakteristik alat ukur, yang dapat dikurangi dengan teknik pengambilan
data/pembacaan
 Kesalahan Sistematik (systematic error) atau 'bias' sifatnya konstan atau dapat bervariasi yang dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi
dengan cara pengulangan pengukuran. Walau dapat dikoreksi, tetapi tidak bisa tepat atau eksak. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengelak dari adanya
ketidakpastian pada kesalahan sistematis ini. Jika kita mengetahui faktor kesalahan ini, sangatlah bermanfaat karena dapat digunakan untuk koreksi hasil
pengukuran yang juga harus diperkirakan, dari perkiraan itu dapat digunakan untuk perhitungan ketidakpastian.
Kesalahan Sistematik
Contoh :
• Untuk mengurangi efek drift timbangan, teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara : Standar,Test,Test,Standar
• Untuk mengurangi kesalahan akibat efek kerja heater dalam sistem
pemanas (enclosure),pengambilan data dilakukan pada daerah
maksimum dan minimum
Untuk meperkirakan nilai akibat kesalahan acak
dapat diukur dengan analisis Type A dan Type B
Type A :
Pembacaan berulang minimal 5 kali untuk
mendapatkan standar deviasi

Type B :
•Distribusi Rectangular
•Distribusi Normal
•Distribusi Triangular
•Distribusi U
III. SUMBER KETIDAKPASTIAN
 Definisi besaran ukur yang tidak lengkap
 Realisasi definisi besaran ukur yang tidak sempurna
 Pengambilan sampel yang kurang mewakili populasi
 Pengetahuan yang tidak memadai tentang pengaruh
kondisi lingkungan terhadap proses pengukuran atau
pengukuran kondisi lingkungan yang tidak sempurna.
 Bias personil dalam pembacaan skala analog
 Resolusi atau ambang diskriminasi alat ukur
 Nilai yang diberikan pada standar pengukuran atau
bahan acuan
 Pendekatan dan asumsi yang tercakup dalam metode dan
prosedur pengukuran.
 Variasi pengamatan berulang terhadap besaran ukur
dalam kondisi yang tampak sama
IV.KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Ketidakpastian pengukuran terdiri dari beberapa


komponen yang dapat diklasifikasikan menurut metode
yang digunakan untuk menaksir nilai numeriknya :
 Tipe A : dievaluasi dengan analisis statistik dari
serangkaian pengamatan.
 Tipe B : dievaluasi dengan cara selain analisis statistik
dari serangkaian pengamatan.
 Klasifikasi komponen ketidakpastian ke dalam tipe A
dan tipe B tidak selalu mempunyai hubungan
langsung dengan klasifikasi komponen ketidakpastian
sebagai ketidakpastian yang berasal dari pengaruh
acak atau sistematik.
V. PEMODELAN PENGUKURAN

 Model Pengukuran :
Pernyataan yang jelas  - besaran ukur
- hubungan besaran ukur dan
parameter bebas*
*) besaran ukur lain, besaran yg tidak langsung diukur,
konstanta
Contoh : Dalam Proses Pengukuran, besaran ukur Y
ditentukan dari besaran lain yaitu :
X1,X2,…XN

Y = f(X1,X2,…,XN)
 Besaran masukan X1,X2,…,XN dapat mempunyai nilai
ketidakpastian yang ditentukan secara langsung dari
pengukuran yang sedang dilakukan :

- Pengamatan Tunggal

- Pengamatan Berulang

- Koreksi terhadap pembacaan instrumen

- Koreksi Besaran Berpengaruh

- Sumber luar : kalibrasi,bahan acuan bersertifikat,data


pabrik,dll
VI. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

 Setelah proses pengukuran dinyatakan dalam model


matematis,maka sumber ketidakpastian yang berkaitan
dengan proses pengukuran harus dapat diidentifikasi
dengan baik untuk menghindari taksiran
ketidakpastian yang terlalu berlebihan maupun tidak
memadai.
 Untuk membantu proses identifikasi sumber
ketidakpastian pengukuran dapat digunakan diagram
“cause and effect”,dengan prosedur sebagai berikut :
1. Tulis persamaan matematis lengkap yang mewakili
proses pengukuran berdasarkan hasil pemodelan
pengukuran. Parameter yang digunakan dalam
persamaan tersebut digunakan untuk membentuk
cabang utama dari diagram.
VI. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

2. Perhatikan setiap langkah dalam metode dan tambahkan


faktor lain yang mempengaruhi pengukuran ke dalam
diagram,yang membentuk cabang dari cabang utama.
Dalam contoh diatas maka kontribusi ketidakpastian harus
diperhatikan adalah :
 Kalibrasi timbangan
 Repeatibility timbangan
 Kalibrasi labu ukur
 Repeatibility pengukuran volume
 Pengaruh suhu terhadap volume labu ukur
kalibrasi
kalibrasi
repeatibility
repeatibi
lity
p
suhu kalibrasi
VI. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

Contoh :
Pengukuran densitas cairan menggunakan metode
penimbangan :
Model matematis :  = (misi – mkosong)/V
Dimana :
 = densitas cairan
misi = masa (labu ukur cairan) dari pembacaan timbangan
mkosong = masa labu ukur dari pembacaan timbangan
V = volume labu ukur

Misi Mkosong
P

V
VI. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

3. Untuk setiap cabang,tambahkan faktor lain yang


memberikan kontribusi sampai semua faktor yang
mempunyai kontribusi cukup signifikan telah
tercakup dalam diagram

kalibrasi
kalibrasi
repeatibility
repeatibi
lity
p
suhu kalibrasi
VII. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type A
• Evaluasi komponen ketidakpastian berdasarkan
perhitungan statistik
• Evaluasi ini dimungkinkan bila ada set pengamatan
data dan diperoleh nilai rata-rata dan simpangan
baku (SD).
• Alasan set pengamatan adalah untuk
meminimalkan efek kesalahan acak atau gangguan

1. Rata rata : taksiran terbaik dari harapan terhadap


suatu besaran yang bervariasi secara
acak,diperoleh dari n pengamatan berulang yang
saling bebas dalam kondisi pengukuran yang sama.
n

x = 1/n . Σ xi
1
2. Simpangan Baku : Suatu taksiran sebaran populasi dimana n nilai
tersebut diambil, yaitu :

n
s(xi) = Σ (xi-x )2
i=1

n-1
 Simpangan Baku Rata-rata Eksperimental (ESDM) : Taksiran sebaran
dari rata-rata populasi

s(x) = s(xi )
n
 Ketidakpastian Baku tipe A, u(x i ) dari suatu besaran yang ditentukan
dari n pengamatan berulang yang saling bebas adalah nilai ESDM
u(xi ) = s(x)
VIII. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type B

 Evaluasi komponen ketidakpastian berdasarkan selain


analisis statistik berdasarkan kepada justifikasi ilmiah
dengan menggunakan semua informasi yang relevan
seperti :
1. Data pengukuran sebelumnya.
2. Pengalaman atau pengetahuan umum tentang tingkah
laku dan sifat instrumen dan bahan yang relevan.
3. Spesifikasi pabrik.
4. Data yang diberikan dalam sertifikat atau laporan
lainnya.
5. Ketidakpastian yang diberikan untuk data acuan yang
diambil dari data book
 Contoh paling sederhana dari evaluasi type B adalah
penggunaanketidakpastian yang dilaporkan dalam
sertifikat standar.
 Untuk memperoleh ketidakpastian baku =
ketidakpastian bentangan (sertifikat) dibagi dengan
faktor cakupan yang diberikan dalam sertifikat tersebut.
 Dalam kasus lain, dimana ketidakpastian diberikan
dalam batas tertentu + a , distribusi kemungkinan
dapat diestimasi dari informasi yang tersedia,yang
kemungkinan dapat berbentuk distribusi berikut :
DISTRIBUSI DATA (Type B)
A. Distribusi Normal / GAUSSIAN
P
R
O
B
A
B
I
L
I
T
Y
D
E
N
S
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Bila ditarik garis vertikal pada titik nol disebut rata-rata
(µ)
Bila kita ambil satu nilai secara acak maka nilai
probabilitas lebih besar dari rata-rata adalah 0,5 atau
50 % dan probabilitas lebih kecil dari rata rata adalah
0,5 atau 50 %.
Untuk nomor pembacaan tak terhingga maka,
probabilitas pembacaaan menjadi semakin mendekati
rata-rata.
Bila kita menarik garis vertikal yang melewati titik +
dan - ,luas area diantara 2 garis ini adalah 0,683,
artinya adalah 68.3 % pembacaan membentang pada
rentang  + 
• Bila garis melewati + 2 jadi area yang tertutup adalah 0,954 dan untuk garis + 3 area yang tertutup
adalah 0,997.
• Untuk mendapatkan area tertutup 0,95 maka garis akan melewati + 1,96 
 Distribusi ini dapat digunakan bila diasumsikan untuk ketidakpastian yang menyatakan tingkat
kepercayaan tertentu, 95 % atau 99%
 Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan yang
tepat berdasarkan tabel distribusi-t yaitu u = U/k
Dimana ; U =ketidakpastian bentangan untuk tingkat kepercayaan tertentu dan k adalah faktor
cakupan.
B. Distribusi Rectangular

Range, 2a

Semi range,a

-a +a
Nilai rata2

u = a / 3
B. Distribusi Rectangular
• Distribusi ini digunakan bila diasumsikan bahwa
kesalahan yang terjadi mempunyai kemungkinan nilai
yang sama di seluruh rentangnya.
• Ketidakpastian bakunya dirumuskan u = a/3 ;dimana
a:semi range

C. Distribusi Triangular
Range, 2a

Semirange, a

-a +a
C. Distribusi Triangular
• Batasannya dapat diperkirakan sama seperti distribusi
triangular.
• Distribusi ini digunakan bila disumsikan bahwa nilai
yang mendekati rata rata sangatlah mungkin.
• Ketidakpastian baku dapat dirumuskan ;
• u = a/6

D. Distribusi U
 Distribusi ini digunakan dalam beberapa pengukuran
metrologi,misalnya dalam distribusi untuk
ketidakpastian daya pantul sambungan frekuensi radio.
 Ketidakpastian bakunya dirumuskan :
u = a/2
IX. Koefisien Sensitifitas (Coefficient Sensitivity)
 Koefisien sensitifitas berguna untuk merubah semua komponen
ketidakpastian menjadi satuan yang sama dari besaran ukur.
Rumus umum koefisien sensitifitas adalah :

ci = y/x
dimana : i

ci = koefisien sensitifitas untuk komponen ci


y = besaran ukur,sebagai fungsi dari xi
y/xi = turunan parsial y terhadap xi
 Koefisien sensitifitas kadang-kadang dapat ditentukan secara
eksperimental, yaitu dengan memveriasikan besaran input
tertentu dan menjaga besaran input lainnya dalam nilai yang
konstan.
X. Ketidakpastian baku gabungan
 Ketidakpastian baku gabungan dari suatu pengukuran,
dinotasikan dengan uc(y), diambil untuk mewakili
taksiran simpangan baku dari hasil pengukuran yang
diperoleh dengan menggabungkan ketidakpastian baku
dari setiap taksiran masukan berdasarkan deret Taylor
orde satu dari model pengukuran.
 Metode penggabungan ketidakpastian baku ini sering
disebut dengan hukum propagasi ketidakpastian.
 Untuk besaran masukan yang tidak berkorelasi,
ketidakpastian baku gabungan dari taksiran keluaran y
dapat dinyatakan dengan rumus :

uc(y) =  Σ [ciu(xi)]2
i=1
XI. Derajat Kebebasan (Degree’s of Freedom)
 Derajat kebebasan sangat berhubungan dengan
distribusi data.
1. Untuk pendekatan tipe A (standar deviasi) derajat
kebebasannya adalah ; v = n – 1
dimana n = jumlah data,
Sedangkan ketidakpastian bakunya adalah :
u = SD/ n atau juga disebut Experiment Standard
Deviation of Mean (ESDM)
2. Untuk pendekatan type B,derajat kebebasannya
tergantung distribusi datanya :
a. Distribusi Normal
Derajat kebebasannya tergantung nilai k (faktor
cakupan) dari sertifikatnya.
Derajat kebebasan untuk nilai k tertentu besarnya bisa
dilihat dari tabel t student dengan confidence level 95 %.
Contoh : k =2, maka derajat kebebsan dari tabel adalah
70.
b. Distribusi Rectangular
Derajat bebas untuk distribusi rectangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai Reabilitas
maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 (100)2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
c. Distribusi Triangular
Derajat bebas untuk distribusi triangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai Reabilitas
maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 (100)2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
XII. Derajat Bebas Efektif
 Derajat bebas efektif ditetapkan untuk menentukan
faktor cakupan dari tabel t Student, yang memberikan
indikasi seberapa baik sistem pengukuran.
 Tingginya nilai derajat bebas berhubungan dengan
besarnya nomor pengukuran atau nilai dengan varian
rendah atau penyimpangan yang rendah.
 Rendahnya nilai derajat bebas efektif berhubungan
dengan besarnya penyimpangan atau buruknya tingkat
kepercayaan dalam nilai.
 Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type A,dengan
rata-rata x,maka derajat bebas efektif,v = n-1,dimana ;
n = jumlah ulangan pengukuran.
 Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type B,bila
tidak ada keterangan derajat kepercayaan (reliability) dari
alat maka nilai derajat bebasnya adalah tidak terhingga
(infinite);
 Bila ada pernyataan reliability,maka :
-2

 u (xi )
v 1/2
Dimana : u (xi )
 u (xi )
= ketidakpastian relatif
u (xi )
Bila Reliability,
 u (xi )
R= u (xi ) x 100 % , maka
100 2
v ½
R
 Derajat Bebas Efektif gabungan dapat dihitung dengan rumus
Welch-Satterthwaite :

veff = uc4 (y)


 ui4 (y)
vi

XIII.
Faktor cakupan
 Nilai Faktor cakupan (k) bervariasi terhadap derajat kebebasan efektif.
 Nilai k sama dengan 2 dapat digunakan bila derajat kebebasan cukup
besar atau lebih dari 30.
 Bila derajat kebebasan efektif relatif kecil, nilai k dapat diperoleh dari
tabel t-student
XIV. Ketidakpastian yang diperluas/bentangan

Uexp = k x uc ; dimana

k = faktor cakupan
uc = ketidakpastian gabungan
Tabel: Student’s t Distribution
Nilai t dengan berbagai derajat bebas pada tingkat kepercayaan 95%.

DB t db t db t db t

1 12.7 9 2.26 17 2.11 50 2.01


2 4.3 10 2.23 18 2.10 60 2.0
3 3.18 11 2.20 19 2.09 70 2.0
4 2.78 12 2.18 20 0.09 80 1.99
5 2.57 13 2.16 30 2.04 90 1.99
6 2.45 14 2.15 35 2.03 100 1.99
7 2.37 15 2.13 40 2.02 110 1.98
8 2.31 16 2.12 45 2.02 ∞ 1.96
XV. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN
 Dalam praktek, sejumlah informasi perlu diberikan
dalam laporan kalibrasi dan pengujian bergantung pada
fungsi yang diinginkan.
 Dalam pelaporan hasil pengukuran,informasi berikut
sebaiknya diberikan :
 Ketidakpastian bentangan beserta faktor cakupan da
tingkat kepercayaan;
 Deskripsi metode pengukuran yang digunakan untuk
menghitung hasil pengukuran dan ketidakpastiannya;
 Nilai dari sumber semua koreksi dan konstanta yang
digunkan baik dalam perhitungan dan analisis
ketidakpastian;
 Hubungan fungsional dan Y=f(X1,X2,…Xn) dan
beberapa koefisien sensitifitas tertentu secara
eksperimental sebaiknya diberikan.
XV. PELAPORAN KETIDAKPASTIAN
 Dalam melaporkan hasil kalibrasi atau hasil uji beserta
ketidakpastiannya, sebaiknya dengan memperhatikan :
 Nilai numerik dari ketidakpastian pengukuran
sebaiknya dinyatakan dalam 2 significant digit.
 Bila pembulatan menyebabkan nilai numerik turun
lebih dari 5 % maka sebaiknya dilakukan pembulatan
ke atas.
 Untuk meminimalkan kesalahan pembulatan, dlam
proses penggabungan ketidakpastian sebaiknya
digunakan paling sedikit satu significant digit lebih
banyak.
 Nilai numerik dalam pelaporan hasil pengukuran
sebaiknya dibulatkan ke significant digit terakhir dari
ketidakpastian bentangan yang dilaporkan.
XVI. RINGKASAN PROSEDUR EVALUASI
Hal-hal berikut merupakan pedoman untuk menggunakan
dokumen ini dalam praktek :
Tentukan model matematis proses pengukuran;
Tentukan taksiran nilai besaran masukan;
Lakukan identifikasi semua sumber ketidakpastian;
Evaluasi ketidakpastian tipe A untuk besaran ukur yang
diperoleh dari pengamatan beruleng;
Evaluasi ketidakpastian baku tipe B berdasarkan informasi
yang tersedia;
Evaluasi koefisien sensitifitas untuk besaran masukan;
Hitung ketidakpastian baku gabungan.
Evaluasi derajat bebas efektif.
Hitung ketidakpastian bentangan dari hasil pengukuran;
Laporkan hasil pengukuran/pengujian dan ketidakpastian
bentangan.
Bila diperlukan penilaian kesesuaian dengan spesifikasi, maka
lakukan evaluasi penilaian kesesuaian dengan spesifikasi sesuai
dengan standar atau permintaan pelanggan.
DIAGRAM ALIR EVALUASI KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
MULAI PEMODELAN
BESARAN
PERSAMAAN
MATEMATIS KETIDAKPASTIAN
MASUKAN

SELESAI
EVALUASI TIPE A
TIPE B KETIDAKPASTIAN
BAKU

PELAPORAN
APAKAH
KETIDAKPASTIAN EVALUASI
YA KETIDAKPASTIA TIDAK
HITUNG KETIDAKPASTIAN N BAKU
BENTANGAN SELESAI ?

HITUNG KETIDAKPASTIAN
BAKU GABUNGAN
XVII. PUSTAKA

1. ISO Guide to The Expression of Uncertainty in


Measurement,1993, ISO,Geneva,Switzerland.
2. International Vocabulary of Basic and General Terms
in Metrology,1993.
3. Cook,R R, Assesment of Uncertainty of Measurement
for Calibration and Testing Laboratories,1998.
4. EURACHEM/CITAC Guide Quantifying uncertainty in
Analytical Measurement,2000

Anda mungkin juga menyukai