PELAPORAN
KETIDAKPASTIAN
PENGUJIAN/KALIBRASI
PERTEMUAN IV
KULIAH KALIBRASI STMKG
Oleh : KANTON L.TORUAN
U U
X
m-U m m+U
• Aliran udara
• Fluktuasi suhu ruang
• Variasi kelembaban
• Gangguan power
• Gangguan vibrasi mekanik
• Gangguan elektromagnetik
• Variasi tahanan konektor
• Modulasi tdk stabil sumber sinyal
• Vibrasi mekanik dari mesin,dll.
B. Kesalahan Sistematik
Kesalahan yang disebabkan oleh karakteristik alat ukur, yang dapat dikurangi dengan teknik pengambilan
data/pembacaan
Kesalahan Sistematik (systematic error) atau 'bias' sifatnya konstan atau dapat bervariasi yang dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi
dengan cara pengulangan pengukuran. Walau dapat dikoreksi, tetapi tidak bisa tepat atau eksak. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengelak dari adanya
ketidakpastian pada kesalahan sistematis ini. Jika kita mengetahui faktor kesalahan ini, sangatlah bermanfaat karena dapat digunakan untuk koreksi hasil
pengukuran yang juga harus diperkirakan, dari perkiraan itu dapat digunakan untuk perhitungan ketidakpastian.
Kesalahan Sistematik
Contoh :
• Untuk mengurangi efek drift timbangan, teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara : Standar,Test,Test,Standar
• Untuk mengurangi kesalahan akibat efek kerja heater dalam sistem
pemanas (enclosure),pengambilan data dilakukan pada daerah
maksimum dan minimum
Untuk meperkirakan nilai akibat kesalahan acak
dapat diukur dengan analisis Type A dan Type B
Type A :
Pembacaan berulang minimal 5 kali untuk
mendapatkan standar deviasi
Type B :
•Distribusi Rectangular
•Distribusi Normal
•Distribusi Triangular
•Distribusi U
III. SUMBER KETIDAKPASTIAN
Definisi besaran ukur yang tidak lengkap
Realisasi definisi besaran ukur yang tidak sempurna
Pengambilan sampel yang kurang mewakili populasi
Pengetahuan yang tidak memadai tentang pengaruh
kondisi lingkungan terhadap proses pengukuran atau
pengukuran kondisi lingkungan yang tidak sempurna.
Bias personil dalam pembacaan skala analog
Resolusi atau ambang diskriminasi alat ukur
Nilai yang diberikan pada standar pengukuran atau
bahan acuan
Pendekatan dan asumsi yang tercakup dalam metode dan
prosedur pengukuran.
Variasi pengamatan berulang terhadap besaran ukur
dalam kondisi yang tampak sama
IV.KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN
Model Pengukuran :
Pernyataan yang jelas - besaran ukur
- hubungan besaran ukur dan
parameter bebas*
*) besaran ukur lain, besaran yg tidak langsung diukur,
konstanta
Contoh : Dalam Proses Pengukuran, besaran ukur Y
ditentukan dari besaran lain yaitu :
X1,X2,…XN
Y = f(X1,X2,…,XN)
Besaran masukan X1,X2,…,XN dapat mempunyai nilai
ketidakpastian yang ditentukan secara langsung dari
pengukuran yang sedang dilakukan :
- Pengamatan Tunggal
- Pengamatan Berulang
Contoh :
Pengukuran densitas cairan menggunakan metode
penimbangan :
Model matematis : = (misi – mkosong)/V
Dimana :
= densitas cairan
misi = masa (labu ukur cairan) dari pembacaan timbangan
mkosong = masa labu ukur dari pembacaan timbangan
V = volume labu ukur
Misi Mkosong
P
V
VI. IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN
kalibrasi
kalibrasi
repeatibility
repeatibi
lity
p
suhu kalibrasi
VII. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type A
• Evaluasi komponen ketidakpastian berdasarkan
perhitungan statistik
• Evaluasi ini dimungkinkan bila ada set pengamatan
data dan diperoleh nilai rata-rata dan simpangan
baku (SD).
• Alasan set pengamatan adalah untuk
meminimalkan efek kesalahan acak atau gangguan
x = 1/n . Σ xi
1
2. Simpangan Baku : Suatu taksiran sebaran populasi dimana n nilai
tersebut diambil, yaitu :
n
s(xi) = Σ (xi-x )2
i=1
n-1
Simpangan Baku Rata-rata Eksperimental (ESDM) : Taksiran sebaran
dari rata-rata populasi
s(x) = s(xi )
n
Ketidakpastian Baku tipe A, u(x i ) dari suatu besaran yang ditentukan
dari n pengamatan berulang yang saling bebas adalah nilai ESDM
u(xi ) = s(x)
VIII. Evaluasi Ketidakpastian Baku Type B
Range, 2a
Semi range,a
-a +a
Nilai rata2
u = a / 3
B. Distribusi Rectangular
• Distribusi ini digunakan bila diasumsikan bahwa
kesalahan yang terjadi mempunyai kemungkinan nilai
yang sama di seluruh rentangnya.
• Ketidakpastian bakunya dirumuskan u = a/3 ;dimana
a:semi range
C. Distribusi Triangular
Range, 2a
Semirange, a
-a +a
C. Distribusi Triangular
• Batasannya dapat diperkirakan sama seperti distribusi
triangular.
• Distribusi ini digunakan bila disumsikan bahwa nilai
yang mendekati rata rata sangatlah mungkin.
• Ketidakpastian baku dapat dirumuskan ;
• u = a/6
D. Distribusi U
Distribusi ini digunakan dalam beberapa pengukuran
metrologi,misalnya dalam distribusi untuk
ketidakpastian daya pantul sambungan frekuensi radio.
Ketidakpastian bakunya dirumuskan :
u = a/2
IX. Koefisien Sensitifitas (Coefficient Sensitivity)
Koefisien sensitifitas berguna untuk merubah semua komponen
ketidakpastian menjadi satuan yang sama dari besaran ukur.
Rumus umum koefisien sensitifitas adalah :
ci = y/x
dimana : i
uc(y) = Σ [ciu(xi)]2
i=1
XI. Derajat Kebebasan (Degree’s of Freedom)
Derajat kebebasan sangat berhubungan dengan
distribusi data.
1. Untuk pendekatan tipe A (standar deviasi) derajat
kebebasannya adalah ; v = n – 1
dimana n = jumlah data,
Sedangkan ketidakpastian bakunya adalah :
u = SD/ n atau juga disebut Experiment Standard
Deviation of Mean (ESDM)
2. Untuk pendekatan type B,derajat kebebasannya
tergantung distribusi datanya :
a. Distribusi Normal
Derajat kebebasannya tergantung nilai k (faktor
cakupan) dari sertifikatnya.
Derajat kebebasan untuk nilai k tertentu besarnya bisa
dilihat dari tabel t student dengan confidence level 95 %.
Contoh : k =2, maka derajat kebebsan dari tabel adalah
70.
b. Distribusi Rectangular
Derajat bebas untuk distribusi rectangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai Reabilitas
maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 (100)2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
c. Distribusi Triangular
Derajat bebas untuk distribusi triangular tergantung
informasi dari alat. Bilai dicantumkan nilai Reabilitas
maka derajat bebasnya adalah :
v = 1 (100)2
2 R
Bilai tidak ada informasi mengenai Reabilitas maka
derajat bebasnya v = ~ (infinite)
XII. Derajat Bebas Efektif
Derajat bebas efektif ditetapkan untuk menentukan
faktor cakupan dari tabel t Student, yang memberikan
indikasi seberapa baik sistem pengukuran.
Tingginya nilai derajat bebas berhubungan dengan
besarnya nomor pengukuran atau nilai dengan varian
rendah atau penyimpangan yang rendah.
Rendahnya nilai derajat bebas efektif berhubungan
dengan besarnya penyimpangan atau buruknya tingkat
kepercayaan dalam nilai.
Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type A,dengan
rata-rata x,maka derajat bebas efektif,v = n-1,dimana ;
n = jumlah ulangan pengukuran.
Untuk evaluasi komponen ketidakpastian type B,bila
tidak ada keterangan derajat kepercayaan (reliability) dari
alat maka nilai derajat bebasnya adalah tidak terhingga
(infinite);
Bila ada pernyataan reliability,maka :
-2
u (xi )
v 1/2
Dimana : u (xi )
u (xi )
= ketidakpastian relatif
u (xi )
Bila Reliability,
u (xi )
R= u (xi ) x 100 % , maka
100 2
v ½
R
Derajat Bebas Efektif gabungan dapat dihitung dengan rumus
Welch-Satterthwaite :
XIII.
Faktor cakupan
Nilai Faktor cakupan (k) bervariasi terhadap derajat kebebasan efektif.
Nilai k sama dengan 2 dapat digunakan bila derajat kebebasan cukup
besar atau lebih dari 30.
Bila derajat kebebasan efektif relatif kecil, nilai k dapat diperoleh dari
tabel t-student
XIV. Ketidakpastian yang diperluas/bentangan
Uexp = k x uc ; dimana
k = faktor cakupan
uc = ketidakpastian gabungan
Tabel: Student’s t Distribution
Nilai t dengan berbagai derajat bebas pada tingkat kepercayaan 95%.
DB t db t db t db t
SELESAI
EVALUASI TIPE A
TIPE B KETIDAKPASTIAN
BAKU
PELAPORAN
APAKAH
KETIDAKPASTIAN EVALUASI
YA KETIDAKPASTIA TIDAK
HITUNG KETIDAKPASTIAN N BAKU
BENTANGAN SELESAI ?
HITUNG KETIDAKPASTIAN
BAKU GABUNGAN
XVII. PUSTAKA