PERPETAAN
1
Seorang surveyor (geodetic engineer) melakukan
pekerjaan mulai dari mendesain proyek sampai dengan
mempresentasikan hasil laporan. Salah satu pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang surveyor diantaranya adalah
melakukan pengukuran (pengambilan data), melakukan
perataan (adjustment), menganalisis data yang diperoleh,
dan kemudian mengestimasi nilai hasil pengukuran
(parameter). Jika ingin mendapatkan nilai hasil
pengukuran yang mempunyai tingkat keandalan yang
tinggi, maka seorang surveyor harus mengerti tentang
konsep pengukuran (pengambilan data) dan kesalahan
yang terjadi dalam pengukuran.
konsep dalam pengukuran
Nilai estimasi hasil pengukuran
(parameter) diperoleh dari data
pengukuran dengan menggunakan model
matematika yang menyatakan hubungan
antara pengukuran dan hasil pengukuran
yang akan ditentukan nilainya.
3
konsep dalam pengukuran
• Pengukuran pada umumnya menggunakan alat
(instrumentation) yang dioperasikan oleh pengukur
(observer) dalam keadaan lingkungan (environment)
tertentu.
• Setiap pengukuran mengandung kesalahan (errors)
• Kesalahan sebenarnya (true error) adalah penyimpangan
nilai hasil pengukuran (x) terhadap nilai sebenarnya (true
value) ε = x – τ dimana ε = kesalahan sebenarnya, x =
nilai hasil pengukuran dan τ = nilai sebenarnya
• Karena nilai sebenarnya (τ ) tidak pernah diketahui maka
nilai kesalahan sebenarnya (ε) juga tidak dapat diketahui.
• Nilai pengukuran dan kesalahan pengukuran dapat
diestimasi v = xˆ – x dimana v = estimasi kesalahan
(estimasi residu), x = nilai hasil pengukuran dan xˆ =
4
estimasi nilai sebenarnya.
konsep dalam pengukuran
5
Sumber-sumber Kesalahan
Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi
pada pengukuran dapat diklasifikasikan
sebagai kesalahan karena alam (natural
errors), kesalahan karena alat ( instrumental
errors) dan kesalahan karena pengukur
(personal errors).
6
Sumber-sumber Kesalahan
7
Jenis-jenis Kesalahan
Secara konvensional kesalahan
dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu
1.kesalahan besar (gross error)
2.kesalahan sistematik (systematic error)
3.kesalahan acak (random/accidental error).
8
Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder)
9
Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder)
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk
menghindari terjadinya kesalahan besar ini yaitu:
• Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur.
• Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang
untuk mengecek kekonsistenan.
• Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca.
• Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk
mengecek kekonsistenan data
• Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana
untuk mengecek kebenaran hasil ukuran. Misalnya dalam
pengukuran sudut sebuah segitiga, jumlah ketiga
sudutnya sama dengan 180°.
10
Kesalahan Besar (Gross Error /Blunder)
11
Kesalahan Sistematik (Systematic Error)
• Karakteristik : terjadi berdasarkan sistem tertentu
(deterministic system) yang dapat dinyatakan dalam
hubungan fungsional (hubungan matematik) tertentu dan
mempunyai nilai yang sama untuk setiap pengukuran
yang dilakukan dalam kondisi yang sama
• Sumber : Kesalahan alat
• Efek : Hasil pengukuran menyimpang dari hasil
pengukuran yang seharusnya
• Penanganan : Harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai
pengukuran, contohnya dengan melakukan kalibrasi alat
sebelum pengukuran.
• Kesalahan sistematik dapat dieliminasi dengan melakukan
: Kalibrasi peralatan
12
Kesalahan Acak (Random/Accidental Error)
14
Jenis Pengukuran
• Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran yang dilakukan untuk
mendapatkan nilai hasil pengukuran secara langsung. Pengukuran
langsung dapat dilakukan pada kondisi yang sama atau pada kondisi
yang berbeda. Pada pengukuran langsung pada kondisi sama, seluruh
pengukuran dilakukan oleh pengukur yang sama, alat yang sama, dan
keadaan lingkungan yang sama. Sedangkan pengukuran langsung pada
kondisi yang tidak sama, terjadi apabila pada waktu pengukuran terjadi
pergantian pengukur, alat, atau terjadi perubahan keadaan lingkungan.
Contohnya yaitu mengukur panjang dengan pita ukur dan mengukur
sudut dengan theodolit.
16
presisi (precision)
• Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan
pengukuran antara satu dengan lainnya. Jika
hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul)
maka dikatakan mempunyai presisi tinggi dan
sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka
dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi
diindikasikan dengan penyebaran distribusi
probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai
presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang
sering digunakan adalah standar deviasi (σ).
Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan
sebaliknya.
17
presisi (precision)
18
akurasi (accuracy)
• Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran
terhadap nilai sebenarnya. Akurasi mencakup tidak
hanya kesalahan acak, tetapi juga bias yang disebabkan
oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak
ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat
dipakai untuk menyatakan akurasi.
19
Derajat ketidakpastian (uncertainty)
• Derajat ketidakpastian adalah selang nilai
ukuran yang didalamnya diprediksi
kesalahan pengukuran telah tereduksi
20
TERIMA KASIH
21