Anda di halaman 1dari 37

THEORY

OF
MEASUREMENTS
AND
ERRORS
Konsep Pengukuran
Satuan dalam Pengukuran
 Satuan dalam pengukuran : satuan panjang, sudut, area,
dan volume.

 Terdapat 2 jenis sistem satuan pengukuran:


1. Metric System, satuan yang diakui oleh seluruh dunia
dan dijadikan sebagai satuan Internasional (SI).
Contohnya adalah meter sebagai satuan panjang.
2. English System, satuan yang hanya diberlakukan di
negara-negara tertentu. Contohnya adalah inches, foot,
yard yang digunakan di US, Liberia, dan Burma.
Angka Penting

Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari


hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka yang
sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka
terakhir yang ditafsir atau diragukan.
Ketentuan Angka Penting
1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
merupakan angka penting.
Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting.
3. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat
titik desimal bukan merupakan angka penting.
Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2
dan 4
4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir
dari angka-angka yang ditulis di belakang koma
desimal merupakan angka penting.
Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting,
yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32.
5. Semua angka sebelum orde (pada notasi ilmiah)
termasuk angka penting.
Contoh : 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni
3 dan 2.
4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5
dan 0.
Ketentuan penjumlahan dan
pengurangan angka penting :

Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasil yang didapat


tidak boleh lebih akurat dari angka yang paling tidak
akurat.

misal : 3,7 – 0,57 = 3,13 (salah) 3,1 (benar)


Ketentuan perkalian dan
pembagian angka penting :

Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus


memiliki bilangan sebanyak angka dengan jumlah angka
penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian
atau pembagian tersebut.

misal : 3,4 x 6,7 = 22,78 (salah) 23 (benar)


Teori pembulatan

 Jika angka yang ingin dibulatkan kurang dari 5, maka


pembulatan cenderung ke arah pengurangan
misal : 34,54 dibulatkan menjadi 34,5

 Jika angka yang ingin dibulatkan lebih dari 5, maka


pembulatan cenderung ke arah penambahan
misal : 34,56 dibulatkan menjadi 34,6
 Jika angka yang ingin dibulatkan sama dengan 5, maka
pembulatan cenderung mengarah pada angka
sebelumnya.
 Jika angka sebelumnya genap, maka dibulatkan ke
bawah, sedangkan jika angka sebelumnya ganjil, maka
dibulatkan ke atas

misal : 34,525 dibulatkan menjadi 34,52


33,575 dibulatkan menjadi 33,58
Jenis Pengukuran
Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung adalah pengukuran yang


dilakukan untuk mendapatkan nilai hasil pengukuran
secara langsung.

Pengukuran langsung dapat dilakukan pada kondisi yang


sama atau pada kondisi berbeda.
Pengukuran langsung pada kondisi sama, terjadi
apabila seluruh pengukuran dilakukan oleh pengukur
yang sama, alat yang sama, dan keadaan lingkungan yang
sama.

Pengukuran langsung pada kondisi yang tidak


sama, terjadi apabila pada waktu pengukuran terjadi
pergantian pengukur, alat, atau terjadi perubahan
keadaan lingkungan. Contohnya yaitu mengukur panjang
dengan pita ukur dan mengukur sudut denga theodolit
Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran


yang dilakukan apabila nilai hasil ukuran tidak mungkin
didapatkan langsung. Nilai hasil ukuran yang dicari didapat
berdasarkan hubungan fungsional tertentu dari beberapa
hasil pengukuran langsung.

Contohnya adalah mengukur tinggi berdasarkan hasil


pengukuran sudut dan jarak.
Error dan Mistake

 Error adalah kesalahan yang tidak dapat dihindari dari


sebuah pengukuran, namun bisa dikurangi presentasi
kesalahannya.

 Mistakes adalah sebuah kesalahan yang terjadi karena


kesalahan manusianya itu sendiri (akibat kecerobohan
atau ketidakpahaman), dan harus dihilangkan dalam
pengukuran.
Contoh Mistakes

 salah membaca hasil pengukuran


 salah dalam mengkonversi
 salah dalam penulisan hasil
pengukuran
 salah dalam mengikuti instruksi
Contoh Error
Jenis-Jenis Error

 Systematic error, yang akan berdampak pada


akurasi pengukuran. Jika systematic error terjadi maka
akurasi pengukuran tidak dapat ditingkatkkan dengan
melakukan pengulangan pengukuran. Biasanya,
systematic error terjadi karena instrument pengukuran
tersebut tidak terkalibrasi atau kesalahan pembacaan
(error parallax, misalnya).
 Random error, yang akan berdampak pada presisi
pengukuran. Adanya random error memberikan hasil
pengukuran yang fluktuatif, di atas dan di bawah nilai
sebenarnya atau nilai yang dianggap benar. Presisi
pengukuran akibat random error ini dapat diperbaiki
dengan melakukan pengulangan pengukuran. Biasanya,
error ini terjadi karena permasalahan dalam
memperkirakan (estimating) nilai pengukuran saat jarum
berada di antara dua garis-skala atau karena nilai yang
ditunjukan oleh instrument tersebut berfluktuasi dalam
rentang tertentu.
Acceptable Value
Acceptable value adalah nilai yang dapat diterima
dari beberapa pengukuran yang telah dilakukan,
kemudian dicari suatu titik yang merepresentasikan
pengukuran tersebut.

Acceptable value didapat dengan rumus :


∑x
n

dengan : x = nilai hasil pengukuran


n = banyaknya pengukuran
Presisi dan Akurasi
Dalam setiap pengukuran, selalu saja terdapat error pada
hasil pengukuran tersebut. Misalnya, kita akan mendapatkan
hasil yang tidak benar-benar sama dari beberapa kali
pengulangan pengukuran. Lantas, bagaimana cara
mengetahui error pengukuran sehingga nilai yang
sebenarnya dapat diperoleh?

Ada dua parameter yang berkaitan dengan error


pengukuran tersebut, yaitu akurasi dan presisi.
Presisi
Presisi menyatakan seberapa dekat nilai dari hasil dua
atau lebih pengulangan pengukuran. Semakin dekat nilai-
nilai hasil pengulangan pengukuran, maka semakin presisi
pengukuran tersebut.
Akurasi

Akurasi menyatakan seberapa dekat nilai hasil


pengukuran dengan nilai sebenarnya (true value) atau
nilai yang dianggap benar (accepted value). Jika tidak ada
data sebenarnya atau nilai yang dianggap benar, maka
tidak mungkin untuk menentukan berapa akurasi
pengukuran tersebut.
Mengeliminasi Kesalahan

Kesalahan dapat dideteksi jika kita memeriksanya.


Membandingkan beberapa pengukuran dalam kuantitas
yang sama merupakan cara terbaik untuk menemukan
kesalahan. Kesalahan ini dapat diminimalkan dengan cara :
1. Mengulang perhitungan
2. Membuang nilai yang rancu
misal : 72,56 72,57 87,32 72,62
Hukum Dasar Probabilitas
1. Small error lebih sering terjadi dibandingkan dengan
large error, sehingga probabilitas dari small error bernilai
lebih tinggi.
2. Large error terjadi jika terdapat simpangan yang besar
antara masing-masing data dan dapat dianggap sebagai
mistakes, sehingga data tersebut dapat dihilangkan.
3. Positive dan negative error dalam suatu peristiwa terjadi
dengan frekuensi yang sama, sehingga nilai
probabilitasnya pun sama.
TEORI PROBABLITAS DAPAT JUGA
DITERAPKAN DALAM BIDANG PENGUKURAN
UNTUK MERATAKAN (ADJUSTMENT) ADANYA
KESALAHAN ACAK. JADI KESALAHAN DAPAT
DIRATAKAN DENGAN ANGGAPAN TELAH
TERBEBAS DARI KESALAHAN KASAR
(BLUNDERS) DAN KESALAHAN SISTEMATIS
(SYSTEMATIC ERROR).
Distribusi normal memiliki fungsi kerapatan probabilitas
Standar Deviasi
Standar deviasi adalah suatu ukuran untuk menyatakan
presisi dari sebuah pengukuran atau Menggambarkan
kesaksamaan atau ketelitian hasil ukuran, sedangkan
kuadrat dari standar deviasi disebut varian. Didefinisikan
dengan rumus :
Luas area dari suatu residual (antara +σ dan -σ) adalah
68.27% dari seluruh luas area dibawah kurva distribusi
normal. Atau dengan kata lain, jika dilakukan 10 kali
pengukuran, dapat diperkirakan bahwa akan ada 7 hasil
yang berada dalam batas dari kesalahan standar,
sedangkan 3 lainnya berada di luar batas tersebut.
50, 90, dan 95% Error

EP = CP x σ

EP = Persentasi kesalahan
CP = Faktor nominal yang didapat
berdasarkan grafik
σ = Standar deviasi

E50 = 0.6745 σ
E90 = 1.6449 σ
E95 = 1.9599 σ
E50 disebut juga probable error (kemungkinan kesalahan).
Hal tersebut menetapkan bahwa 50% dari hasil
pengukuran akan jatuh pada batas-batas tersebut. Dengan
kata lain, hasil pengukuran akan memiliki probabilitas yang
sama untuk berada di dalam batas ataupun di luar batas
tersebut.

Sumbu x adalah asimtot dalam kurva probabilitas, jadi


100% kesalahan tidak akan mungkin dapat dievaluasi. Oleh
sebab itu kesalahan 90% dan 95% sering dianggap sebagai
nilai tertinggi.
Error of Sum
Error of Sum adalah kesalahan penyebaran dalam
penjumlahan hasil pengukuran yang dapat dirumuskan
sebagai :

Esum = ±

dimana E menunjukan specific error dan a,b,c adalah


pengukuran terpisah.
Contoh soal :

Hasil pengukuran panjang menghasilkan 3 section dimana


kesalahan tiap section adalah ±0.012, ±0.028, dan
±0.020 ft. Tentukan kesalahan dari total panjang
tersebut!

Penjabaran :

Esum = ± = ±0.036 ft
Metode Kuadrat Terkecil
 Cocok digunakan untuk penyesuaian semua tipe dasar
pengukuran dan cocok digunakan untuk segala prosedur
yang digunakan untuk mensurvei.
 Asumsi dasar :
- Systematic error telah dieliminasi, hanya random error
yang ada di observasi
- Banyaknya data percobaan bisa sangat banyak
- Distribusi error merata
 Walaupun asumsi ini tidak sering ditemui akan tetapi
metode kuadrat terkecil merupakan cara yang paling
teliti.
Y = AX + B
- THE END -

THANKS
FOR
YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai