Anda di halaman 1dari 23

Arti Ralat

Ralat Rambang
Ralat Sistematik
Pedoman Penaksiran Ralat maksimum
Penolakan Hasil Ukur

Pembulatan Dan Angka-Angka Berarti

Ralat Dalam Penentuan Kemiringan Grafik


Arti Ralat
 Nilai yang muncul karena adanya keterbatasan
ketelitian pengukuran.

 Ketidakpastian hasil dari suatu pengukuran.


Ralat dapat dipandang sebagai : Keadaan atau perilaku
kesalahan atau nilai ketakpastian yang tidak dapat
dihindari karena selalu ada keterbatasan usaha untuk
memperkecil.

 Merupakan “Taksiran”.
Nilai yang sesungguhnya tidak dapat diketahui dengan
tepat, karena penentuan / hasil yang paling baik
sekalipun masih mengandung ralat.

 Ingat ! Ralat bukan selisih antara hasil percobaan


dengan nilai sesungguhnya, definisi ini lebih cocok
untuk “Deviasi” atau “Penyimpangan”.
Ralat Rambang = (Random Error)

 Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang dilakukan


dengan cara yang sama tetapi menghasilkan nilai yang
berbeda, hanya dapat diperkecil.
 Disebut juga Ralat Statistik. Perbedaan-perbedaan antar hasil-
hasil pengukuran terjadi secara rambang / secara kebetulan.
 Ada beberapa penyebab :
1. Besaran yang sedang diamati berubah-ubah,
padahal diharapkan konstan. Mis. Tegangan PLN.
2. Untuk besaran yang tetap, alat ukur yang dipakai
memberikan penunjukkan yang tidak tepat,
melainkan berubah-ubah di sekitar nilai yang
semestinya.
Ralat Rambang

3. Untuk besaran yang tetap dan alat ukur yang bagus , masih
ada kemungkinan bahwa pembacaan skala menimbulkan
ralat kecil.

 Ralat Rambang dapat diperkecil dengan melakukan


pengukuran berulang kali, sehingga diharapkan nilai rata-rata
dari semua pengamatan mendekati nilai yang sebenarnya.
Ralat Sistematik

 Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang


dilakukan dengan cara yang sama dan menghasilkan
nilai yang sama, dan dapat dihilangkan.

 Ciri-ciri: pengukuran yang diulangi dengan keadaan


yang identik menghasilkan penunjukkan (dan ralat)
yang sama.
Contoh :
1. Alat ukur yang tidak menunjukkan nol sebelum
dilakukan pengukuran, (ralat nol).
2. Pembacaan alat ukur (objek terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
3. Suatu alat ukur dipakai diluar keadaan yang ditetapkan
untuk alat ukur tersebut.
Ralat Sistematik

 Ralat sistematik dapat diperbaiki dengan mengkalibrasi


alat, yaitu membandingkan hasilnya dengan suatu alat
yang lebih teliti.

 Ralat sistematik dapat diatasi dengan memperbaiki


metode atau peralatan yang digunakan.

 Ada 2 istilah yang digunakan untuk kedua ralat, yaitu


“Teliti” dan “seksama”.
Teliti artinya hasil pengukuran mendekati nilai yang
sesungguhnya, ralat rambang dan ralat sistematik
keduanya kecil.

Seksama artinya nilai yang diperoleh berbeda dari nilai


yang sesungguhnya, Mis. Ralat rambang kecil tetapi
ralat sistematiknya besar atau sebaliknya.
Pedoman Penaksiran Ralat Maksimum
 Ralat Maksimum adalah ralat terbesar yang dapat terjadi di
dalam pengukuran.

 Berikut beberapa pedoman praktis guna menentukan ralat


maksimum dalam beberapa kondisi eksperimen tertentu :
1. Pengukuran berulangkali memberikan hasil yang sama

RALAT MAKSIMUM = ½ BATAS BACA (1)

2. Hasil Ukur yang berbeda-beda

RALAT MAKS = ½ RANGE KEBANYAKAN HASIL UKUR(2)

3. Ralat akibat ketelitian alat ukur

RALAT MAKSIMUM = KETELITIAN X SKALA DEFLEKSI


PENUH
(3.1)
Pedoman Penaksiran Ralat Maksimum
RALAT MAKSIMUM = KETELITIAN X HASIL UKUR (3.2)

4. Pengukuran berulang kali pada alat ukur metode nol

RALAT MAKSIMUM = ½ RANGE DEFLEKSI TIDAK TAMPAK

……(4)

5. Kombinasi Ralat batas baca dan ketelitian alat

RALAT MAKSIMUM = RALAT TERBESAR DIANTARA


BEBERAPA SUMBER
RALAT (5)
Penolakan Hasil Ukur

 Hasil ukur yang jauh dari nilai yang diharapkan.

 Dalam hal grafik, jauh dari garis lurus


 Jauh dari nilai rata-rata hasil-hasil lainnya

 Hasil Ukur dicurigai ???


1. Perhitungan diperiksa
2. Pengamatan diulangi
3. Catat semua sumber ralat, hitung ralat maksimum
Pembulatan dan Angka-Angka Berarti

 Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari


hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka penting
yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu
angka terakhir yang ditafsir atau diragukan.
 Contoh : - 1.45 menjadi 1.4
- 1.55 menjadi 1.6
Pembulatan dan Angka-Angka Berarti

Ketentuan Angka Penting


 Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
 Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan
angka penting. Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting.
 Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal
bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua
angka penting, yakni 2 dan 4
 Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-
angka yang ditulis di belakang koma desimal merupakan angka
penting. Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3,
2 dan dua angka nol setelah angka 32.
 Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka
penting. Contoh : 3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 &
2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0.
ANGKA PENTING
Hasil pengukuran dengan menggunakan mistar, jangka sorong maupun mikrometer,
juga merupakan angka penting pengukuran.
contoh :
- pengukuran dengan mistar 25 mm mempunyai dua angka penting
- pengukuran dengan jangka sorong 6,76 cm mempunyai 3 angka penting
- pengukuran dengan mikrometer 5,20 mm mempunyai 3 angka penting.
Jadi angka penting didefinisikan sebagai angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran.
Agar tidak terjadi salah pengertian, perhatikan aturan penulisan di bawah ini.
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 156,589 mempunyai 6 angka penting
2. Angka nol yang terletak antara angka-angka bukan nol adalah angka angka
penting. Contoh : 1,0008 mempunyai 5 angka penting
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting kecuali
ada penjelasan tambahan
Contoh : 4000, dapat mempunyai 1,2,3 atau 4 angka penting, bergantung
pada penjelasan dari yang melakukan pengukuran. Untuk tidak
membingungkan maka ada baiknya angka tersebut dituliskan ke dalam
bentuk yang lebih spesifik misalnya 4 x 103 (satu angka penting), 4,0
x 103 (dua angka penting), atau 4,00 x 103 (tiga angka penting), atau 4,000
x 103 (empat angka penting)

4. Angka nol dibelakang koma adalah angka penting


Contoh: 1,000 mempunyai 4 angka penting

5. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol bukan angka penting
contoh : 0,0004 mempunyai 1 angka penting; 0,004000 mempunyai 4
angka penting

BILANGAN PENTING DAN BILANGAN EKSAK


Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti, yang tidak diragukan lagi.
Misalnya bila kita menghitung jumlah siswa di dalam suatu kelas adalah 50
orang. Jumlah mahasiswa ini termasuk bilangan eksak yang sudah pasti.
Aturan - aturan penulisan angka penting
1. Pembulatan
Untuk angka yang lebih dari lima dibulatkan ke atas dan bila kurang dari lima
dibulatkan ke bawah. Bila angka yang mau dibulatkan sama dengan 5, maka
harus diperhatikan angka sebelumnya. Jika angka sebelumnya ganjil maka
dibulatkan ke atas dan dibulatkan ke bawah bila angka sebelumnya genap.
Contoh : 145,5748, bila dibulatkan
= 145,575 (dibulatkan menjadi 3 desimal dibelakang koma)
= 145,58 (dibulatkan menjadi 2 desimal dibelakang koma, angka
lima dibulatkan ke atas karena angka sebelumnya 7 angka
ganjil)
= 145,6 (dibulatkan menjadi 1 desimal dibelakang koma)
2. Pada pembagian dan perkalian angka pentingnya sama dengan banyaknya
angka
penting dari bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit.
Contoh : 75,45 (empat angka penting) x 3,42 (mempunyai 3 angka penting)
258,039 = 258 (mempunyai 3 angka penting)
3. Hasil pengurangan dan penambahan dari bilangan-bilangan yang mempunyai
angka penting, sesuai angka dibelakang koma yang paling sedikit.
Contoh : 120,1 (1 angka dibelakang koma) + 2,00 (2 angka dibelakang koma) +
0,356 (tiga angka dibelakang koma) = 122,456 = 122,5 (satu angka
dibelakang koma)
4. Hasil pembagian atau perkalian antara bilangan penting dengan bilangan eksak
akan memiliki angka penting sesuai dengan angka penting yang dimiliki
bilangan penting itu.
Contoh : Tebal sebuah batu bata 8,89 cm (tiga angka penting). Bila ada 15 batu
disusun, maka tingginya menjadi 15 x 8,89 = 133,35 = 133 (tiga angka penting)
5. Hasil memangkatkan suatu bilangan penting, banyak angka penting sama
dengan bilangan penting yang dipangkatkan.
Contoh : (2,3)3 = 12,167 = 12 (bilangan yang dipangkatkan mempunyai 2 angka
penting, oleh karena itu hasil perpangkatan tersebut harus mempunyai angka
penting sebanyak 2)
6. Hasil menarik akar dari suatu bilangan penting harus memiliki banyak angka
penting yang sama dengan bilangan yang diakarkan.
Contoh: 250 = 15,81 = 15,8 (karena yang diakarka mempunyai tiga angka
penting, maka hasil akarnya juga harus mempunyai tiga angka
Ralat Dalam Penentuan Kemiringan Grafik

b2  b1
b  b1 
2

Metode Pasangan

V9  V3

I 9  I3
THE END
Pengukuran dan Ketidakpastian
 Ilmu Fisika tidak dapat dilepaskan dari kegiatan pengukuran
(measurement).
 Pengukuran merupakan obyek utama perhatian fisika, karena
suatu konsep tertentu hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan metode-metode pengukuran yang digunakan.

 Dalam kegiatan pengukuran, keterbatasan keakuratan alat yang


digunakan serta keterampilan pelaku pengukuran akan
menentukan ketepatan pengukuran.

 Tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat, pasti ada


ketidakpastian (ralat) yang berhubungan dengan suatu
pengukuran. Sehingga untuk menyatakan hasil pengukuran,
penting untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran
tersebut.
Praktikum
Teori ralat
Pengukuran
Penolakan Hasil Ukur

 Sains merupakan suatu aktivitas kreatif untuk


memahami fenomena alam.
 Tujuan utama sains, termasuk Fisika, umumnya adalah
usaha untuk mencari keteraturan dalam pengamatan
pada alam sekitarnya/lingkungannya.
 Dalam sains ada beberapa aspek penting dalam
memandang suatu peristiwa/fenomena alam, yaitu:
1. Pengamatan
2. Perumusan Teori
3. Pengujian Teori
4. Penerimaan Teori
Ilmu Fisika dan Bidang Lain
 Pada awalnya sains merupakan satu kesatuan yang
dikenal sebagai filosofi alam.
 Dalam perkembangannya terdapat pengelompokan
sain fisika, kimia, biologi, dan sebagainya, sehingga
dalam perkembangan-nya kelompok sains tersebut
saling mempengaruhi.
 Bagaimana dengan Fisika?
Seorang arsitek tentu harus paham tentang ilmu fisika yang
mempelajari gaya pada struktur setimbang, agar rancangan
bangunan yang dibuat aman dan dapat berdiri kokoh.
Seorang yang bekerja pada bidang terapi fisik akan dapat
melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif bila ia paham akan
prinsip pusat gravitasi dan cara kerja gaya-gaya dalam tubuh
manusia.
Luigi Galvani, menemukan fenomena kelistrikan hewan ketika
mengamati sentakan kaki katak saat bersentuhan dengan dua
logam yanng berbeda jenis.
Model, Teori dan Hukum
 Model
 Analogi atau bayangan mengenai fenomena yang bersangkutan
dipandang dari hal yang sudah akrab dengan kita
 Tujuan pembuatan model: memberikan gambaran pendekatan
ketika kita tidak dapat melihat apa yang sebenarnya sedang
terjadi (mis: model atom, model aliran arus, dll)

 Teori
 Bersifat lebih luas dan lebih rinci dari sekedar model, dan dapat
memberikan prediksi yang dapat diuji secara kuantitatif.
 Model dapat disebut sebagai teori apabila berhubungan lebih
dekat dengan eksperimen yang mencakup fenomena yang lebih
luas (mis: teori atom, teori gelombang cahaya, dsb).

 Hukum
 Digunakan untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan-
pertanyaan tertentu yang singkat tetapi bersifat umum mengenai
perilaku alam
 Apabila sifatnya spesifik maka dinamakan prinsip (mis: prinsip
archimedes)
Satuan, Standar dan Sistem SI
 Pengukuran semua besaran sebenarnya relatif terhadap suatu standar
atau satuan tertentu, dan satuan ini harus dispesifikasikan di samping
nilai numeriknya.
 Contoh: ketika kita mengukur panjang sebuah meja dan diperoleh hasil 22,56
maka nilai numerik ini harus dispesifikasi terhadap suatu satuan. Tentu akan jauh
berbeda 22,56 meter dengan 22,56 milimeter.

 Ada 3 standard internasional (SI) yang diberlakukan untuk 3 jenis


besaran pokok, yaitu meter untuk panjang, sekon (detik) untuk waktu
dan kilogram untuk massa.
 Acuan untuk standar ini mengalami perbaikan dari waktu ke waktu.
 Meter standard awalnya didefiniskan sebagai satu persepuluh juta jarak antara
garis equator bumi dengan salah satu kutub dan dibuatlah sebuah penggaris
platinum untuk merepresentasikan panjang ini.
 Pada tahun 1960, meter didefinisikan kembali sebagai 1.650.763,73 panjang
gelombang cahaya jingga yang dipancarkan gas krypton 86.
 Pada tahun 1983, meter didefinisikan ulang, sebagai panjang jalur yang dilalui oleh
cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.

 Standard sekon saat ini adalah waktu yang diperlukan untuk


9.192.631.770 periode radiasi atom cesium.
 Sedangkan untuk standard kilogram saat ini adalah massa sebuah
tabung platinum-irridium khusus yang disimpan di Biro Internasional
untuk Berat dan Ukuran di Paris.
Matematika dalam Fisika
 Fisika merupakan salah satu cabang ilmu alam
(natural science) yang menjelaskan fenomena-
fenomena atau peristiwa-peristiwa alam dengan
pendekatan fisis.
 Dalam kajiannya, fisika secara mutlak memerlukan
matematika sebagai alat bantu utamanya, di
samping ilmu lain untuk kasus-kasus tertentu.
 Kebanyakan kesulitan-kesulitan yang dijumpai
dalam mempelajari fisika adalah akibat kurangnya
pemahaman matematika.
 Ada beberapa konsep dasar matematika yang
diperlukan dalam mempelajari fisika, di antaranya
adalah: aljabar, geometri, trigonometri serta dasar-
dasar kalkulus (deferensial-integral).

Anda mungkin juga menyukai