Anda di halaman 1dari 9

PEMBULATAN Dalam pembulatan ada tiga macam aturan : 1.

Jika dibelakang angka yang didekati kurang dari 5 maka angka tersebut tidak berubah (pembulatan kebawah) 2. Jika dibelakang angka yang didekati lebih dari 5 maka angka tersebut bertambah satu (pembulatan keatas) 3. Khusus untuk dua angka desimal, ada aturan yang menyangkut angka 5, jika dibulatkan menjadi satu desimal, yaitu : a. Jika terdapat angka genap didepan angka 5, maka angka genap tidak beruabah b. Jika terdapat angka ganjil didepan angka 5, maka angka ganjil bertamabah satu Dalam pembulatan ada tiga macam cara yaitu : 1. Contoh: 15,7 kg= 16 kg 8,45 m = 8,4 m 12,375 gr = 12 gr 2. : dibulatkan ke kg terdekat : dibulatkan ke sepersepuluh meter terdekat : dibulatkan ke meter terdekat Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.

Pembulatan ke banyaknya angka desimal

Cara ini digunakan untuk memudahkan dalam menyederhakan perhitungan, sesuai dengan ketelitian yang diinginkan. Contoh : 75,4653 = 75,47 25, 864472 = 25,864 256,6231 = 257 3. : dibulatkan sampai dua tempat angka desimal : dibulatkan sampai tiga tempat angka desimal : dibulatkan sampai nol tempat angka desimal

Pembulatan ke banyaknya angka signifikan

Angka signifikan adalah angka yang bermakna atau angka berarti. Ada kesepakatan terhadap banyaknya angka signifikan menyangkut angka nol, bilamana angka-angka nol yang terletak disisi kiri hasil pengukuran kurang dari satu atau angka nol sebagai penunjuk tempat desimal bukan angka signifikan, selain itu angka-angka nol adalah signifikan. Contoh : 25,473 70,0046 : lima angka signifikan : enam angka signifikan

85,00 0,0025 75,400

: empat angka signifikan : dua angka signifikan : lima angka signifikan

Ada 3 macam pembulatan dalam pengukuran, yaitu: 1. Pembulatan menurut banyaknya tempat desimal Contoh : 42,4504497 cm = 42,45045 (jika dibulatkan ke 6 tempat desimal) = 42,45045 (jika di bulatkan ke 5 tempat desimal) = 42,4504 (jika dibulatkan ke 4 tempat desimal) =42,5 (jika dibulatkan ke 1 tempat desimal) Catatan : Secara umum, jika angka berikutnya lebih atau sama dengan lima, maka angka di depannya di tambah dengan 1 dan jika angk berikutnya kurang dari 5 angka di depannya tetap. 2. Pembulatan ke satuan ukuran terdekat Untuk memahami pembulatan ini, harus dipahami dulu satuan ukuran/pembanding terkecil yang dipakai oleh sipengukur, mskipun kita hanya melihat catatan hasil-hasil pengukurannya saja. Perhatikan contoh berikut: NO Hasil Pengukuran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 42 cm 43,4 m 51,60 m 214,004 kg 56,01 64,5000 ton 0,4 kg 0,04 kg 40 g Satuan ukuran terkecil yang digunakan 1 cm 0,1 m atau 1 dm 0,01 m atau 1 cm 0,001 kg atau 1 gram 0,1 l atau 1 dl 0,0001 ton atau 1 hg 0,1 kg atau 1 hg 0,01 kg atau 1 dag 10 g atau 1 dag 100 m atau 1 hm

10. 500 m Dari tabel diatas maka untuk

1. 0,0001 kg) 2. kg) 3. kg) 4. 5. 6. kwintal) 7. ton)

3746,974450 kg = 3746,9745 kg (jika dibulatkan ke 1 dg atau 3746,974450 kg = 3746,974 kg ( jika dibulatkan ke 1 g atau 0,001 3746,974450 kg = 3746,97 kg (jika dibulatkan ke 1 dag atau 0,01 3746,974450 kg = 3747,0 kg (jika dibulatkan ke 1 hg atau 0,1 kg) 3746,974450 kg = 3750 kg (jika dibulatkan ke 10 kg) 3746,974450 kg = 3700 kg ( jika di bulatkan ke 100 kg atau 1 3746,974450 kg = 4000 kg ( jika di bulatkan ke 1000 kg atau 1

3. Pembulatan ke banyaknya angka signifikan Signifikan berasal dari bahasa inggris Significant yang berarti bermakna. Perhatikan contoh-contoh berikut: 1.
a. b. c.

5476 di bulatkan ke puluhan terdekat = 5480 (3 angka signifikan) di bulatkan ke ratusan terdekat = 5500 (2 angka signifikan) dibulatkan ke ribuan terdekat = 5000 (1 angka signifikan) 6504

2.

a. di bulatkan ke puluhan terdekat = 6500 ( 3 angka signifikan) b. di bulatkan ke ratusan terdekat = 6500 (2 angka signifikan) c. di bulatkan ke ribuan terdekat = 5000 ( 1 angka signifikan) 3. 296,701 a. dibulatkan ke perseratusan terdekat = 296,70 ( 5 angka signifikan) b. dibulatkan ke persepuluhan terdekat = 297 (3 angka signifikan) c. di bulatkan ke puluhan terdekat = 300 ( 2 angka signifikan) d. di bulatkan ke ratusan terdekat = 300 ( 1 angka signifikan) 4. 0,007446 km angka signifikan) a. di bulatkan ke peseratusribuan km atau ke 1 cm terdekat = 0,00745 km = 745 cm (3

b. di bulatkan ke ke persepuluh ribuan km atau ke 1 dm terdekat = 0,0074 km = 74 dm (2 angka signifikan) c. di bulatkan ke perseribuan km atau ke 1 m terdekat= 0,007 km = 7 m ( 1 angka signifikan) d. di bulatkan ke persepuluh km atau 1 dam terdekat = 0,0 km = 0 dam ( 0 angka signifikan atau tidak ada angka yang signifikan) Perhatikan contoh 2) a dan b diatas Tampak disitu bahwa pembulatan ke puluhan terdekat, sama hasilnya dengan pembulatan ke ratusan terdekat, demikian pula pada contoh 3) d dan e. Lalu bagaimanakah seseorang dapat membedakan bahwa pembulatan yang dipakai sebenarnya berbeda. Untuk membedakannya, dilakukan dengan tanda strip atau bar diatas angka yang menunjukkan tempat satuan yang dipilih pengukur. 296 dibulatkan ke puluhan terdekat = 300 ( 2 angka signifikan) 296 dibulatkan ke ratusan terdekat = 300 ( 1 angka signifikan) Dari ke empat contoh diatas, dapatlah dimengerti bahwa : 1. Semua angka bukan nol adalah signifikan (34,25 m mempunyai 4 angka signifikan) 2. Semua angka nol diantara angka-angka bukan nol adalah signifikan (40,036 kg mempunyai 5 angka signifikan)
3. Angka nol didepan bukan nol, tidak signifikan (0,007446 km mempunyai 4 angka

signifikan)
4. Angka nol di kanan bukan angka nol pada bilangan desimal adalah Signifikan (296,70 m

mempunyai 5 angka signifikan) Angka nol di kanan bukan nol pada bilangan bulat adalah tidak signifikan, kecuali ada tanda khusus.

ANGKA PENTING Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angkaangka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau diragukan. Sedangkan angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung). Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm (mempunyai batas ketelitian 0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong (jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar. Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir. Ketentuan Angka Penting : 1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. 2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 2,0067 memiliki lima angka penting. 3. Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024 memiliki dua angka penting, yakni 2 dan 4 4. Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal merupakan angka penting. Contoh : 0,003200 memiliki empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah angka 32.
5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh : 3,2 x

105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0 Ketentuan perkalian dan pembagian angka penting :

Hasil akhir dari perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak angka dengan jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam perkalian atau pembagian tersebut Contoh perkalian : Contoh 1 : 3,4 x 6,7 = ? Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya dua angka penting) Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting) 3,4 x 6,7 = 23 Contoh 2 : 2,5 x 3,2 = ? Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka penting) Jika kita hitung menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol. 2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting) Contoh 3 : 1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2 Pembagiannya juga mirip seperti perkalian Contoh pembagian : Contoh 1 : 2,0 : 3,0 = . ? (angka penting paling sedikit adalah dua) Jika menggunakan kalkulator maka hasilnya adalah 0,66666666666666666 dan seterusnya harus dibulatkan hingga hanya ada dua angka penting : 2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni 6 dan 7) Contoh 2 : 2,1 : 3,0 = . ? (angka penting paling sedikit adalah dua) Jika menggunakan kalkulator maka hasilnya adalah 0,7 harus ditambahkan nol sehingga terdapat dua angka penting : 2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0) Ketentuan penjumlahan dan pengurangan angka penting : Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih akurat dari angka yang paling tidak akurat.

Contoh 1 : 3,7 0,57 = ? (3,7 paling tidak akurat) Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 3,13. Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanya harus dibulatkan menjadi : 3,1 3,7 0,57 = 3,1 Contoh 2 : 10,24 + 32,451 = ? (10,24 paling tidak akurat) Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 42,691. Hasil ini lebih akurat dari 10,24 karenanya harus dibulatkan menjadi : 42,69 10,24 + 32,451 = 42,69 Contoh 3 : 10,24 + 32,457 + 2,6 = . ? (2,6 paling tidak akurat) Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah 45,297. Hasil ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi : 45,3 10,24 + 32,457 + 2,6 = 45,3

Angka Signifikan Contoh 1. Bilangan 25,047 memiliki 5 angka signifikan. 2. Bilangan -0,00250 memiliki 3 angka signifikan, yaitu 2, 5, 0. 3. Bilangan 0,000068 memiliki 2 angka signifikan, yaitu 6 dan 8. 4. Bilangan 0,100068 memiliki 6 angka signifikan. Jika suatu nilai hampiran ditulis tanpa menyebutkan galat mutlaknya, maka hanya digit-digit yang benar yang ditulis. Dalam hal ini digit 0 di sebelahn kanan tidak dihilangkan. Sebagai contoh, bilangan 0,0344 dan 0,034400 adalah dua hampiran yang berbeda. Bilangan 0,0344 memiliki galat mutlak tidak melebihi 0,0001, sedangkan bilangan 0,034400 memiliki galat mutlak tidak lebih daripada 106 . Jika bagian bulat suatu bilangan hampiran memiliki lebih banyak angka signifikan dari pada cacahcacah digit benar, maka sebaiknya digunakan notasi normal, misalkan x = 0,390105 ) . Dari notasi ini, jelaslah bahwa x) mempunyai tiga angka signifikan. Dalam hal ini, notasi x = 39000 ) tidak disarankan. Bilangan-bilangan hampiran sebelumnya ditulis sebagai 0,344101 dan 0,34400101 . Notasi yang sering digunakan untuk menuliskan suatu hampiran adalah: x = x ) , yang berarti nilai x memenuhi ketidak-samaan x x x + . Disini besaran ditulis dengan cacah digit signifikan yang kurang daripada cacah digit signifikan pada x) . Sebagai contoh: x = 2,730 0,017 Perlu dibedakan antara cacah digit signifikan benar dengan cacah digit benar di sebelah kanan titik pecahan pada suatu nilai hampiran. Misalkan, hampiran x = 25,030 ) mempunyai lima digit signifikan dan tiga digit benar di sebelah kanan titik pecahan, sedangkan hampiran y = 0,00404 ) mempunyai tiga digit signifikan benar dan lima digit benar di sebelah kanan titik pecahan. Jadi galat mutlak suatu nilai hampiran seutuhnya ditentukan oleh cacah digit benar di sebelah kanan titik pecahan, sedangkan galat relatifnya ditentukan oleh cacah digit signifikan. 1.3 . Galat Pembulatan (Rounding Off Error) Pembulatan bilangan sering dilakukan di dalam proses komputasi. Pembulatan artinya mengurangi cacah digit pada suatu nilai hampiran dengan cara membuang beberapa digit terakhir. Cara melakukan pembulatan suatu nilai

hampiran menggunakan aturan sebagai berikut: Jika digit pertama yang dibuang kurang dari 5, digit di depannya tidak berubah. Jika digit pertama yang dibuang lebih atau sama dengan 5, digit di depannya ditambah 1 nilainya. CONTOH 1.5. 1. Nilai-nilai 2,324 ; 2,316 dan 3,315 jika dibuang sampai dua angka desimal (di belakang koma), hasilnya adalah 2,32. 2. Nilai-nilai 3,14159 ; -0,0025 dan 84,009974 jika dibulatkan berturutturut sampai dua, tiga dan empat angka desimal (di belakang koma), hasilnya berturut-turut adalah 3,14 ; -0,003 dan 84,0100. Jelaslah bahwa galat mutlak pembulatan sampai k angka desimal (di belakang koma) tidak lebih dari 10 k 2 . Pengulangan pembulatan tidak disarankan dalam komputasi numerik, karena akan memperbesar galat. Sebagai contoh, jika nilai 18,34461 dibulatkan sampai tiga angka desimal hasilnya 18,345 dan jika dibulatkan lagi sampai dua angka desimal menjadi 18,35. Akan tetapi, jika langsung dibulatkan sampai dua angka desimal hasilnya adalah 18,34. Galat dua kali pembulatan sebesar 0,00539, sedangkan galat sekali pembulatan senilai 0,00461.

Anda mungkin juga menyukai