A. Pengertian
Angka Penting atau dalam istilah asing disebut Significant Figures adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Berikut ini adalah contoh angka penting hasil pengukuran besaran panjang
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting
Contoh:
3. Angka nol di sebelah KANAN angka bukan nol TANPA TANDA DESIMAL adalah bukan angka penting, kecuali diberi tanda
khusus (garis bawah/atas)
Contoh:
4. Angka nol di sebelah KANAN TANDA DESIMAL dan di sebelah KIRI ANGKA BUKAN NOL adalah bukan angka penting
Contoh:
5. Semua angka di sebelah KANAN TANDA DESIMAL dan mengikuti angka bukan nol adalah angka penting
Contoh:
a. Penjumlahan
678,234 cm + 21,76 cm = … cm
Karena hanya boleh ada satu angka taksiran, maka hasil perhitungannya dituliskan 699,99 cm (dibulatkan).
b. Pengurangan
613,9 cm – 45,64 cm = … cm
Karena hanya boleh ada satu angka taksiran, maka hasil perhitungannya dituliskan 568,3 cm (dibulatkan).
Aturan angka penting dalam operasi pembagian dan perkalian adalah hasil perhitungan mengandung jumlah angka penting sesuai dengan
jumlah angka penting terkecil dari bilangan yang dikalikan.
Contoh:
a. Perkalian
Karena jumlah angka penting terkecil adalah DUA, maka hasil perhitungannya dituliskan 8,6 kg (dibulatkan).
b. Pembagian
Karena jumlah angka penting terkecil adalah satu, maka hasil perhitungannya dituliskan 0,2 kg (dibulatkan).
Aturan angka penting dalam operasi pangkat dan penarikan akar adalah hasil perhitungan mengandung jumlah angka penting sama dengan
jumlah angka penting dari bilangan yang dipangkatkan atau diakarkan.
Contoh:
a. Perpangkatan
(2,45 cm)3 =…cm3
Karena jumlah angka penting dari bilangan yang dipangkatkan adalah tiga, maka hasil perhitungannya dituliskan 14,7 cm3
(dibulatkan).
b. Penarikan Akar
Karena jumlah angka penting dari bilangan yang diakarkan adalah tiga, maka hasil perhitungannya dituliskan 1,60 cm3 (ditambah
angka nol).
Aturan angka penting dalam operasi perkalian antara bilangan penting dengan bilangan eksak adalah hasil perhitungan mengandung jumlah
angka penting sesuaidengan jumlah angka penting dari bilangan penting.
Contoh
12,5 kg x 15 =… kg
Karena jumlah angka penting dari bilangan penting adalah tiga, maka hasil perhitungannya dituliskan 188 kg (dibulatkan).
1. Panjang tali yang diukur oleh seorang siswa adalah 0,20350 m. Jumlah angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
2. Tinggi badan seorang siswa adalah 150 cm. Jumlah angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
3. Hasil pengukuran panjang sebuah benda adalah 0,02030 m. Hasil pengukuran tersebut mempunyai angka penting sebanyak.
4. Sebatang lidi diukur panjangnya 40,20 mm. Jumlah angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
5. Seorang anak mengukur panjang tali diperoleh angka 0,50300 m. Maka banyak angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
6. Panjang kaki meja diukur dengan menggunakan meteran dan diperoleh hasil 70,70 cm. Jumlah angka penting hasil pengukuran
tersebut adalah
7. Pada pengukuran panjang diperoleh data 701,50 dm. Jumlah angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
8. Hasil pengukuran tinggi badan siswa kelas X adalah sebagai berikut 154 cm 159 cm, 163 cm, 165 cm dan 160 cm. Tinggi rata-rata
kelima siswa tersebut adalah (berdasarkan angka penting)
9. Hasil pengukuran panjang sepatu siswa kelas X adalah sebagai berikut 26 cm, 28 cm, 25 cm, 27 cm, 25 cm, 27 cm dan 28 cm.
panjang rata-rata sepatu siswa kelas X adalah (berdasarkan angka penting)
10. Hasil penjumlahan dari 2,30 cm + 1,1 cm menurut aturan angka penting adalah
11. Hasil pengurangan dari 4,551 gram - 1,21 gram menurut aturan angka penting adalah
12. Hasil pengurangan dari volume air 4,52 ml – 1,72 ml menurut aturan angka penting adalah
13. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 12,61 m dan 5,2 m. Menurut aturan angka penting, luas lantai tersebut adalah
14. Dari hasil pengukuran plat seng panjangnya 1,5 m dan lebarnya 1,20 m. Luas plat seng menurut aturan penulisan angka penting
adalah
15. Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm. Keliling lingkarannya dituliskan menurut aturan angka
penting adalah (n=3.14)
Ketidakpastian
Ketidakpastian dalam pengukuran disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran.
Ketidakpastian Pengukuran
A. Kesalahan Pengukuran
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian pengukuran yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan
adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya. Kesalahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
1. Kesalahan umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang diakibatkan oleh keterbatasan pada pengamat. Misalnya kurang terampilnya pengamat
menggunakan alat ukur, kesalahan membaca hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan paralaks.( kesalahan paralaks (parallax
error) adalah kesalahan yang disebabkan adanya penyimpangan ukuran yang pada awal perencanaan diabaikan. Contoh Paralaks
yaitu kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala, pengamat tidak tegak lurus di atas jarum petunjuk.)
2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik diakibatkan oleh kesalahan pada instrumen yang digunakan. Beberapa instrumen mungkin dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan seperti suhu dan tekanan ruangan, medan listrik, medan magnet dan medan gravitasi.
3. Kesalahan acak
Kesalahan acak merupakan kesalahan yang berasal dari pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi dan hanya bersifat
sementara. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan atau tanpa disengaja dan bervariasi dari pengujian ke pengujian lainnya.
Kesalahan acak sulit dihindari disebabkan oleh fluktuasi yang tidak dapat diduga. Sebab-sebab kesalahan acak tidak dapat diketahui
dengan pasti tetapi merupakan bagian dari pengaruh yang memiliki kontribusi kesalahan dalam pelaksanaan pengujian.
Perhitungan Ketidakpastian
Dalam fisika sering dijumpai perhitungan yang melibatkan beberapa besaran hasil pengukuran yang mengandung nilai ketidak pastian.
Hal ini berarti bahwa perhitungan juga melibatkan ketidak pastian. Ada empat aturan dasar dalam perhitungan yang melibatkan teori
ketidakpastian fisika.
Contoh:
Penjumlahan: (6,0±0,5) m + (3,5±0,1) m = (9,5±0,6)m
Pengurangan: (6,0±0,5) m−(3,5±0,1) m = (2,5±0,6)m
∆x ∆y
ΔL = ( + )xL
x y
Contoh:
Ukuran sebuah persegi panjang adalah 2±0,1 cm dan 10±0,5 cm, maka ketidakpastian luasnya adalah
0 ,1 0 ,5
ΔL = ( + ) x 20 = 0,1 x 20 = 2
2 10
Jadi luas persegi panjang dapat dituliskan sebagai L = ( 20 ± 2 ) cm2
3. Aturan Pangkat
Aturan pangkat sebenarnya sama dengan aturan perkalian, namun karena yang dikalikan adalah bilangan yang sama maka secara
sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:
∆P ∆x
Jika P=xn dengan x=xo ± Δx, maka =n
P x
4. Aturan Perkalian dengan Konstanta
Jika nilai hasil pengukuran yang mengandung ketidak pastian relatif dikalikan dengan sebuah konstanta maka ketidak pastian relatif
tidak ikut dikalikan. Tetapi jika hasil pengukurannya mengandung ketidak pastian mutlak maka nilai ketidak pastian harus ikut
dikalikan dengan konstanta.
∆x ∆x
Jika x=xo ± , maka kx=kxo ±
x x
Contoh:
Pengukuran diameter dan tinggi sebuah silinder adalah (80,0±0,05) cm dan (25,0±0,05) cm. Nilai prosentase ketidak pastian volume
silinder tersebut adalah….
Penyelesaian:
Volume silinder adalah V= ¼ π d2 . t
∆d ∆t
% ΔV = [ 2 . . 100% ] + [ . 100% ]
d t
0 , 05 0 , 05
% ΔV = [ 2 . . 100% ] + [ . 100% ]
80 25
% ΔV = [ 0,125 % ] + [ 0,2 % ]
% ΔV = 0,325 %