PENGUKURAN FARMASI
KELOMPOK A
TAHUN 2019
PENDAHULUAN
Dalam dunia kefarmasiaan, pengukuran menjadi hal yang sangat erat kaitannya dengan
farmasi. Seorang apoteker dituntut untuk dapat menimbang dan mengukur bahan obat ketika
meracik resep, memenuhi order obat, dan menyiapkan formula farmasetik, serta dalam
manufaktur dan/atau analisis farmasetik. Hasil dari pengukuran sendiri berupa angka-angka
atau disebut sebagai hasil numerik selalu merupakan nilai pendekatan. Menurut kelaziman
hasil pengukuran sebuah benda mengandung arti bahwa bilangan yang menyatakan hasil
pengukuran tersebut. Dengan demikian, diperlukan angka hasil pengukuran atau angka yang
diketahui dengan “cukup baik” berdasarkan keandalan alat ukur yang dipakai. Oleh karena
itu, akan dibahas mengenai angka penting yang berhubungan dalam metode pengukuran baik
volume maupun berat.
PEMBAHASAN
A. ATURAN ANGKA PENTING
AP atau angka penting (significant figures) adalah angka hasil pengukuran yang
terdiri dari angka pasti (eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari
penghitungan skala alat ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala
terkecil. Dalam penulisan hasil pengukuran, aturan-aturan yang harus diperhatikan.
Berikut ini adalah aturan penulisan angka penting dalam fisika :
I. Pembulatan
Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut :
1) Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan. Contoh :
a. 246,86 dibulatkan menjadi 246,9
b. 416,64 dibulatkan menjadi 416,6
2) Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan
dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap. Contoh :
a. 246,65 dibulatkan menjadi 246,6
b. 326,55 dibulatkan menjadi 326,6.
II. Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi pengurangan & penjumlahan angka penting mengikuti aturan sebagai
berikut. Penulisan hasil operasi penjumlahan & pengurangan hanya boleh memiliki
satu angka ragu-ragu / taksiran / angka tak pasti.
Contohnya : 12 cm (2 adalah angka tak pasti) + 2,85 cm (5 angka tak pasti) = 14,85
( 4 dan 5 adalah Angka tak pasti) kemudian, dibulatkan agar hanya ada 1 angka tak
pasti, menjadi 15.
(I) 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting)
(II) 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0
(III) 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87
(IV) 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4
Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di
belakang tanda desimal jumlahnya sama.
Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir aalah
angka yang diragukan kepastiannya.
Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhir
ialah angka yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana
contoh (IV).
Didalam menimbang perlu ada sebuah alat yang dapat mengukur berat
ataupun massa benda yang ingin diukur secara teliti, apalagi untuk menimbang zat-zat
yang harus tepat jumlahnya. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam
suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya
gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya
adalah Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau
timbangan (Sudarmadji 2005). Berikut jenis-jenis timbangan yang sering digunakan
di laboratorium :
a. Neraca teknis
Neraca mekanik sering juga disebut neraca/timbangan teknis terdiri atas tiga
batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala
puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Benda yang akan
ditimbang diletakkan diatas piringan, setelah beban geser diseimbangkan dengan
benda, maka massa benda dapat dibaca pada skala. Neraca teknis biasa digunakan
untuk melakukan penimbangan dengan ketelitian sedang, biasanya hanya sampai
2 desimal di belakang koma. Neraca ini biasanya dipakai untuk menimbang zat -
zat atau benda yang tidak membutuhkan ketelitian yang tinggi, misalnya
menimbang bahan sebagai larutan pereaksi. Neraca teknis dibagi menjadi 2 yaitu
neraca analog dan neraca digital. Neraca analog adalah neraca yang biasanya
masih tradisional, sedangkan neraca digital adalah neraca teknis yang sudah
modern, yang sekarang sering dipakai di laboratorium untuk menimbang dan
praktis, tinggal menaruh benda atau zat di atas piring neraca (Pradhika 2008).
b. Neraca Analitik
Neraca analitik merupakan suatu alat yang sering digunakan di laboratorium
yang berfungsi untuk menimbang bahan/zat yang akan digunakan sebelum
melakukan suatu percobaan yang membutuhkan suatu penimbangan. Bahan yang
ditimbang biasanya berbentuk padatan, namun tidak menutup kemungkinan untuk
menimbang suatu bahan yang berbentuk cairan. Selain itu neraca analitik
merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi dan bermutu
tingg, sehingga dapat ditempatkan di ruang bebas serta terhindar dari gangguan
akibat aliran udara. Neraca ini melakukan kalibrasi internal, tetapi untuk
pemeriksaan ulang, neraca ini harus diperiksa dengan anak-anak timbangan yang
sudah di identifikasi. Neraca analitik ini hanya di gunakan untuk penimbangan
tingkat analitik (Day dan Underwood 2002). Neraca analitik mempunyai ketelitian
yang tinggi, karena sampai 4 desimal di belakang koma, biasanya digunakan
untuk menimbang benda atau zat yang membutuhkan ketelitian yang tinggi
(Pradhika 2008). Neraca analitik yang digunakan di laboratorium merupakan
instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada
kisaran 100 gram sampai dengan ± 0,0001 gram (Day dan Underwood 2002).
Syarat-syarat neraca yang baik :
Neraca harus teliti dan memberikan hasil yang sama untuk penimbangan yang
berurutan.
Neraca harus ajeg (mantap), yaitu tangan neraca harus kembali ke dalam keadaan
datar setelah berayun. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pusat gravitasi yang
tepat.
Neraca harus peka, yaitu bobot 0,1 mg harus segera dapat diketahui bagi rata-rata
beban.
Waktu ayunan jangan terlalu lama, agaar penimbangan dapat dikerjakan secepat
mungkin.
Ketelitian sebuah neraca ditentukan oleh skala terkecil yang ada pada neraca tersebut.
Misalnya pada neraca tiga lengan, skala terkecil adalah 0.1 gram, maka ketelitian neraca
tersebut adalah 0.1 gram. Selain itu, setiap alat ukur mempunyai nilai ketidakpastian
pengukuran. Nilai ketidakpastian tersebut dirumuskan sebagai berikut.
Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
C. ALAT PENGUKUR VOLUME