Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan pengukuran seperti misalnya saat mengukur panjang suatu
benda dengan menggunakan mistar/penggaris, Anda akan menemui hasil yang
tidak selalu bilangan bulat, melainkan bilangan pecahan desimal seperti 2,5 cm,
5,2 cm, 10,45 cm dan sebagainya. Di dalam fisika, bilangan-bilangan tersebut
merupakan Angka Penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Angka Penting ?
2. Bagaimana Aturan Angka Penting ?
3. Bagaimana Operasi Angka penting ?

1.3 Tujuan
2. Agar pembaca Mengetahui Pengertian Angka Penting
3. Agar pembaca Mengetahui Bagaimana Aturan Angka Penting
4. Agar pembaca Mengetahui Bagaimana Operasi Angka penting

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angka Penting (Significant Figures)


Mengukur sangat berbeda dengan menghitung, walupun keduanya
mengaitkan angka-angka dengan suatu benda. Kita dapat menghitung jumlah
lembaran buku secara pasti. Akan tetapi, pengukuran selalu memiliki
ketidakpastian. Misalnya ketebalan kertas yang diukur dengan menggunakan
micrometer sekrup. Tinggi benda yang diukur dengan menggunakan
meteran.Diameter tabung yang diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Massa benda yang diukur menggunakan neraca atau timbangan. Suhu yang
diukur dengan menggunakan termometer. Kuat arus yang diukur
menggunakan amperemeter.
Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala
mm (mempunyai batas ketelitian 0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4
angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan
jangka sorong (jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka hasilnya
dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan
mikrometer sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01
mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini
menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil
pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka
penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Semakin besar
tingkat ketelitian alat ukur, maka semakin kecil tingkat ketidakpastian dalam
pengukuran.Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti
dari jangka sorong dan mistar.
Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang
mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4
adalah angka eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka
terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada
skala, tetapi hanya ditaksir.

2
Jadi, angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari
hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur, yang terdiri dari angka-angka
penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang
ditafsir atau diragukan.
Sedangkan angka hasil perhitungan, bukan termasuk angka penting.
Sebagai contoh jumlah mahasiswa Pendidikan Fisika kelas A 09, Unimed adalah
50 orang. Maka angka 50 tidak memiliki angka penting, karena angka 50
merupakan angka hasil menghitung, bukan angka hasil mengukur.
Jadi, angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak
diragukan nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung).

2.2 Aturan Angka Penting


Tujuan dari pengukuran adalah menunjukkan hasil pengukuran tersebut
pada orang lain sehingga orang tersebut mengerti dan paham. Untuk itu
diperlukan suatu aturan agar penyajian hasil pengukuran tersebut mudah dipahami
dan tetap memberikan keakuratan yang dibutuhkan. Aturan yang dimaksud di atas
adalah aturan angka penting. Berikut aturan angka penting :
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting,
Contoh : Hasil pengukuran 65,89 cm (4 angka penting)

2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 1,002 (4 angka penting)

3. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit angka bukan
nol bukan angka penting,
Contoh : 25,00 (2 angka penting)
25,000 (2 angka penting)
2500 (4 angka penting, mengapa? sebab tidak ada tanda desimalnya

4. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki


angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah

3
agar jelas apakah angka-angka nol tersebut adalah angka penting atau
bukan.
Contoh :
Angka Jumlah Angka Penting
0,00342 3
342 3
340 2 atau 3
Angka terakhir pada contoh di atas bersifat ambigu. Untuk
menghilangkan sifat ambigu, notasi ilmiah harus dipakai.
Angka Jumlah Angka Penting
3,42 x 10-3 3
3,42 x 102 3
3,40 x 102 3
3,4 x 102 2

5. Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting.
Contoh : 3,2 x 105memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x
103 memiliki tiga angka penting, yakni 4, 5 dan 0.

6. Angka nol yang berada di belakang angka bukan nol, bukan termasuk angka
penting kecuali setelah ditentukan letak desimalnya. Misalnya angka 12500,
harus diubah dulu menjadi 1,25 x 104 berarti memiliki 3 angka penting. Jika
kita mengubahnya menjadi 1,250 x 104 berarti terdapat 4 angka penting,

7. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda
desimal bukanangka penting
Contoh : 0,00556 = 3 angka penting
0,00006500 = 4 angka penting

8. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan


pada

4
9. urutan angka dimaksud. Dengan kata lain, Angka nol pada deretan akhir
sebuah bilangan termasuk angka penting, kecuali kalau angka sebelum
nol diberi garis bawah.
Contoh: 1500 ton (memiliki 4 angka penting) tapi kalau ada garis bawah di
angka 0 pertama maka angka pentingnya jadi 3.

CONTOH SOAL :
Hitunglah jumlah angka penting pada angka-angka dibawah ini.
1. 1,0050
2. 23,4000
3. 0,010025
4. 13,000124
5. 4500
6. 1,2 x 105
7. 1,20 x 103
Jawaban dari soal diatas adalah
1. 5 angka penting yakni 1, 0, 0, 5, 0
2. 6 angka penting yakni 2, 3, 4, 0, 0, 0
3. 5 angka penting yakni 1, 0, 0, 2, 5
4. 8 angka penting yakni 1, 3 ,0, 0, 0, 1, 2, 4
5. 4500 harus diubah dulu menjadi bentuk baku 4,5 x 103 jadi ada 2 angka
penting yakni 4, 5 namun jika kita mengubahnya menjadi 4,50 x 103 maka
ada 3 angka penting yakni 4, 5, 0
6. 2 angka penting yakni 1, 2
7. 3 angka penting yakni 1, 2, 0

Dua poin penting yang harus dibuat tentang angka penting:


1. Definisi eksak mempunyai jumlah tak terdefinisi angka penting. Contoh,
satu inch terdefinisi dengan pasti 2,54 centimeter, 1,000000+ inch =
2,54000000+ centimeter di mana tanda”+” mengindikasikan ada jumlah
tak terdefinisi angka nol. Secara umum nol tidak akan ditulis.

5
2. Angka-angka yang dihasilkan dari hubungan matematika eksak
mempunyai jumlah tak terdefinisi angka penting.

Untuk mengatasi permasalahan jumlah angka penting yang tak terdefinisi,


perlu dilakukan pembulatan angka.

Aturan Pembulatan
1. Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau
lebih kecil, maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan.
Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan). Contoh
(2) : 1,00839 = 1,008 ( kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)
2. Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau
lebih besar, maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya
ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan bertambah satu Secara
ringkas dapat disimpulkan :
Membulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan di antara 5-9 Tidak
dibulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan di antara 0-4

Hasil pada Jumlah Angka Penting Angka yang


Kalkulator yang Dibutuhkan Dilaporkan

5.937.458 3 5.940.000

0,23946 3 0,239

0,23956 3 0,240

Contoh (1) 1,037878 = 1,038 (ketiga angka yang diberi garis bawah dihilangkan,
sedangkan angka 7 yang dicetak tebal, dibulatkan menjadi 8).
Contoh (2) 28,02500 = 28,03 (ketiga angka yang diberi garis bawah ditiadakan.
Angka 2 yang dicetak tebal diubah menjadi 3).
Contoh (3) : 12,897 = 12,90 (angka 7 yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka
8 dan 9 yang dicetak tebal diubah menjadi 90.

6
C. Operasi Angka Penting

Operasi angka penting yang akan kita bahas adalah penjumlahan dan
pengurangan, perkalian dan pembagian, serta pengkuadratan dan
pengakaran.

1. Penjumlahan angka penting dan Pengurangan angka penting


Perlu diingat bahwa, penjumlahan atau pengurangan angka penting
akan menghasilkan angka penting yang memiliki satu angka taksiran.
Terlebih dahulu kita harus paham tentang angka taksiran, angka taksiran adalah
angka yang hasilnya tidak pasti. Misalnya ketika anda mengukur panjang paku
menggunakan penggaris, anda mendapatkan angka 5,6 cm lebih sedikit.Nah
kemudian anda menerka-nerka sendiri angka lebih sedikit tersebut sehingga
menjadi 5,64 cm. Berarti angka 4 adalah angka taksiran.

Prosedur yang benar untuk penjumlahan / penguranngan angka penting :


1. Meratakan poin decimal
2. Menandai angka penting terakhir setiap nomor dengan tanda panah
3. Mengkalkulasikan jawaban
4. Tanda panah paling jauh ke kiri dari angka penting terakhir jawaban

Penjumlahan Angka Penting :


Contoh 1 :
5,64 (angka 4 adalah angka taksiran)
1,3 + (angka 3 adalah angka taksiran)
6,94 (ada dua angka taksiran yakni, angka 9 dan angka 4)
Padahal hasil penjumlahan harus berisi satu angka taksiran. Jadi angka 4
harus dibulatkan, sehingga hasil penjumlahan menjadi 6,9.
Contoh 2 :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa, selanjutnya
bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu angka taksiran)
Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1

7
Pengurangan Angka Penting
2,864 (angka 4 adalah angka taksiran)
1,2 - (angka 2 adalah angka taksiran)
1,664 (angka 6 dan angka 4 adalah angka taksiran)

Karena hasil pengurangan harus mengandung satu angka taksiran maka hasil
pengurangan menjadi 1,7.

2. Perkalian angka penting dan pembagian angka penting


Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh
memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling
sedikit.
Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan
eksak/pasti hanya boleh memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting
pada bilangan penting
Prosedur yang benar untuk perkalian / pembagian angka penting :
1. Mengindikasikan jumlah angka penting untuk setiap angka
2. Mengkalkulasikan jawaban
3. Membulatkan jawaban agar mempunyai jumlah angka penting yang sama
seperti angka dengan jumlah angka penting terkecil 5,0 x 10,624 = 53,120
menjadi 53

Perkalian Angka Penting


Contoh 1 :
1,253 (mengandung 4 angka penting)
1,1 x (mengandung 2 angka penting)
1,3783 (mengandung 5 angka penting)
Padahal hasil perkalian harus mengandung jumlah angka penting yang paling
sedikit dari faktor pengali, dalam hal ini faktor pengali yang memiliki angka
penting paling sedikit adalah 1.1 yakni memiliki 2 angka penting sehingga hasil
perkalian harus mengandung 2 angka penting. Maka hasil perkalian menjadi 1,4.
Contoh 2 :

8
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm
(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa.
Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu
bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit)
Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)

Contoh 3 :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95
Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan
banyak angka penting pada bilangan penting 8,95

Contoh 4 :
3,4 x 6,7 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 mempunyai dua
angka penting)
Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua
angka penting)
3,4 x 6,7 = 23

Contoh 5 :
2,5 x 3,2 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka
penting)
Jika kita hitung pakai kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol.
2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting)
Contoh 6 :
1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2
Pembagian angka penting cara kerjanya sama dengan perkalian angka penting.

Pembagian Angka Penting :


Contoh 1 :
2,0 : 3,0 = …. ? (angka penting paling sedikit adalah dua)

9
Jika anda memakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,66666666666666666 dan
seterusnya… harus dibulatkan hingga hanya ada dua angka penting :
2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni 6 dan 7)
Contoh 2 :
2,1 : 3,0 = …. ? (angka penting paling sedikit adalah dua)
Jika anda memakai kalkulator maka hasilnya adalah 0,7… harus ditambahkan nol
sehingga terdapat dua angka penting :
2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0)

3. Pengkuadratan angka penting dan pengakaran angka penting

Hasil pengkuadratan angka penting harus mengandung jumlah angka penting


yang sama dengan jumlah angka penting yang dikuadratkan. Demikian juga pada
penarikan akar angka penting. Contoh mengkuadratkan angka penting.
(1,5)2 hasilnya adalah 2.3, kenapa? 1,5 jika dikuadratkan adalah 2,25 tetapi
karena hasil pengkuadratan angka penting harus memiliki jumlah angka penting
yang sama dengan jumlah angka penting bilangan yang dikuadratkan maka
hasilnya menjadi 2,3.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Semua angka atau nilai dari hasil pengukuran adalah angka penting, baik itu
angka yang pasti maupun angka taksiran. Pada setiap pengukuran selalu diikuti
dengan angka ketidakpastian. Ketidakpastian ini ditentukan oleh skala alat ukur
yang kita gunakan. Mata manusia secara fisik mempunyai keterbatasan dalam
membaca ukuran skala yang kurang dari 1mm. Mata kita tidak dapat memastikan
nilai yang lebih kecil dari nilai terkecil ini dengan pasti dan desimal berikutnya
biasannya adalah berupa taksiran saja. Pada pengukuran panjang benda yang sama
kita mendapatkan hasil yang berbeda, ada yang menyatakan hasilnya 5,6 , 5,8 dan
5,7 misalkan. Angka lima didepan dikatakan sebagai angka pasti dalam
pengukuran sedangkan angka desimal berikunya adalah seperti 6, 8, 7 adalah
angka-angka taksiran atau ragu-ragu

Dalam mendapatkan Angka Penting dan Angka Pasti membutuhkan ketelitian


dalam membaca skala pada alat ukur yang digunakan.

3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Apabila kurang sempurna
dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Manusia tidak
luput dari kesalahan. Sekian dan terima kasih

11
DAFTAR PUSTAKA

https://indrykick.wordpress.com/tag/angka-penting/
https://fasyaablog.blogspot.com/2014/08/fisika-definisi-angka-penting-
beserta.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai