Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Rafika Dewi

NIM : 12312056

Jenis Jenis Error
Error !, mungkin ini kerap menghantui anda mana kala melakukan kegiatan pemrograman. Nah agar
anda bisa memahami lebih lanjut lagi dengan error yang anda temukan, anda harus mengetahui
klasifikasi error tersebut.
Pada dasarnya jenis error di klasifikasikan atas 3 jenis, yaitu :
1. Syntax Error
2. Runtime Error
3. Logic Error
1. Syntax Error
Syntax Error adalah kesalahan pemrograman yang melanggar aturan kompiler. Kesalahan jenis ini
sangat tergolong mudah untuk di perbaiki. Hal ini di karenakan kesalahan ini akan memunculkan
baris yang salah dan bahkan langsung statemen yang salah akan di tampilkan.
Kesalahan jenis ini akan muncul jika program akan di kompilasi atau di jalankan.
Untuk jenis jenis pemrograman yang harus di Kompilasi, kesalahan ini sering terjadi. Tetapi untuk
pemrograman yang Interpretasi, atau jenis Interpreter, seperti Visual Basic, VB.Net dan lainnya maka
kesalahan jenis ini sudah langsung di perbaiki oleh Interpreternya ataupun langsung di tandai
(Mark). Sehingga akan langsung di edit.
2. Runtime Error
Runtime Error adalah kesalahan yang menyebabkan program berhenti dengan tiba-tiba. Kesalahan
jenis ini juga tergolong mudah di perbaiki. Kesalahan ini akan muncul saat program sedang berjalan,
jika program yang sedang di jalankan, terjadi error, maka kesalahan akan di tampilkan dan di tujukan
pada baris yang salah.
3. Logic Error
Logic Error adalah kesalahan pemrograman yang menjadikan kode program menghasilkan nilai yang
salah. Kesalahan jenis ini sangat sulit di perbaiki, karna termasuk logika kita atau yang membuatnya
yang salah. Sehingga butuh waktu yang lama untuk memperbaikinya. Hal ini dikarenakan logika
program terdapat kesalahan.
Kesalahan ini sulit di ketahui, hanya programer programer yang teliti dengan outputnya saja yang
bisa mengantisipasi kesalahan ini.


ANGKA PENTING
Angka penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka
penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau
diragukan. Sedangkan angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya),
yang diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung).
Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm (mempunyai batas ketelitian
0,5 mm) dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda
tersebut kita ukur dengan jangka sorong (jangka sorong mempunyai batas ketelitian 0,1 mm) maka
hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer
sekrup (Mikrometer sekrup mempunyai batas ketelitian 0,01 mm) maka hasilnya dilaporkan dalam 6
angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang
dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak
angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran
panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.
Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka
penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak/pasti karena dapat
dibaca pada skala, sedangkan satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini
tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.
Ketentuan Angka Penting :
1. Semua angka yang bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 6,89 ml memiliki 3 angka
penting. 78,99 m memiliki empat angka penting. 7000,2003 ( 9 angka penting ).
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 1208
m memiliki 4 angka penting. 2,0067 memiliki 5 angka penting.
3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di
depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000, ( 5 angka penting).
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda
desimal adalah angka penting. Contoh : 23,50000 (7 angka penting).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
desimal adalah angka tidak penting. Contoh : 3500000 (2 angka penting).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh : 0,0000352 (3 angka penting).
Aturan Pembulatan
1. Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil,
maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan. Contoh (1) : 75,494 =
75,49 (angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008 ( kedua angka
yang dicetak tebal ditiadakan)
1. Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau lebih besar,
maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang
dipertahankan bertambah satu.
Contoh (1) 1,037878 = 1,038 (ketiga angka yang diberi garis bawah dihilangkan, sedangkan angka 7
yang dicetak tebal, dibulatkan menjadi 8).
Contoh (2) 28,02500 = 28,03 (ketiga angka yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka 2 yang dicetak
tebal diubah menjadi 3).
Contoh (3) : 12,897 = 12,90 (angka 7 yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka 8 dan 9 yang dicetak
tebal diubah menjadi 90.
Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanya boleh
mengandung satu angka taksiran (catatan : angka tafsiran adalah angka terakhir dari suatu angka
penting).
Contoh :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya
hingga hanya terdapat satu angka taksiran)

Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1
Aturan Perkalian dan Pembagian
1. Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka
penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.
Contoh : hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm

(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa. Kemudian bulatkan
hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting
paling sedikit)

Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm
2
(dua angka penting)
2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh
memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan penting.
Contoh : hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95

Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan banyak angka penting
pada bilangan penting 8,95

AKUISISI DAN PRESISI
Secara umum kita lebih sering mendengar kata akurat yang mencerminkan akurasi atau ketepatan
suatu data atau laporan. Jarang atau hampir tidak pernah seseorang menyebut presisi untuk
sesuatu data yang dianggap akurat. Presisi lebih dianggap sebagai sesuatu yang berbau teknis dan
terkait dengan sistem pengukuran.
Kalau kita berbicara dalam dunia pengukuran, atau yang lebih spesifik lagi, dunia statistik dan MSA
(baca pengertian MSA disini), definisi dari kedua kata diatas adalah sebagai berikut,
Akurasi : seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya (true value atau
reference value).
Presisi : seberapa dekat suatu hasil pengukuran satu dengan yang lainnya.
Misalkan kita mau mengukur tebal sebuah kotak pensil dari kayu seperti yang masih banyak dijual di
Malioboro, Yogyakarta. Kita ukur sebanyak 10 kotak pensil per hari dengan alat ukur yang sama dan
orang yang sama.
Hasilnya mungkin berbeda-beda sedikit karena kotak kayu itu adalah asli buatan manusia yang tidak
se-presisi buatan mesin. Kita simulasikan hasilnya sebagai berikut.
Asumsikan ukuran standar dari tebal kotak kayu adalah 3.80 4.20 cm. Hasil pengukuran 10 kotak
pensil yang diproduksi pada hari Senin adalah 3.71 cm, 3.73 cm, 3.75 cm dan 3.78 cm. Kalau kita
perhatikan, 10 kotak pensil yang dihasilkan pada hari Senin mempunyai tebal sekitar 3.71 3.78 cm.
Tebal ini berbeda cukup jauh dengan standar tengah 4.0 cm. Ini dikatakan bahwa hasil pengukuran
sudah presisi, karena tebal seluruh kotak pensil tersebut berdekatan atau hampir sama. Tetapi hasil
tidak cukup akurat karena berbeda cukup jauh dari standar. Singkatnya hasil pengukuran hari Senin
memiliki akurasi rendah dan presisi tinggi.
Kita ulangi percobaan dengan 10 kotak pensil yang diproduksi di hari Rabu. Hasilnya adalah 3.85 cm,
3.90 cm, 3.95 cm, 4.10 cm dan 4.20 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa akurasi cukup tinggi karena
semuanya berada dalam range spesifikasi 3.80 4.20 cm. Tetapi presisi rendah karena range hasil
pengukuran cukup besar, yaitu antara 4.20 3.85 cm = 0.35 cm.
Bila digambarkan dalam bentuk target lemparan anak panah, perbedaan akurasi dan presisi menjadi
seperti ini.
akurasi-dan-presisi

Anda mungkin juga menyukai