Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antara stress dan
strain pada batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi).
t
tt
= C.e
(3.1)
Strain (e) dan Stress () adalah besaran tensor, sedangkan C adalah konstanta
yang berupa matriks (tensor) dengan 81 koefisien yang menentukan sifat-sifat
dasar elastik batuan. Pada material isotropik, 81 koefisien matriks C tersebut
28
l = E
dengan : l
L
,
L
(3.2)
= strain longitudinal,
E
L/L
= modulus Young,
= perubahan panjang relatif
29
s =
Y
,
X
(3.3)
= tinggi benda,
30
P=K
dengan P
V
,
V
(3.4)
= tekanan hidrostatik
V
V
Dalam AVO, modulus Bulk adalah modulus elastik yang sering dipakai dalam
analisa. Tabel 3.1 memperlihatkan nilai modulus bulk untuk beberapa batuan dan
fluida dengan satuan 1010 Dynes/cm2. Terdapat perbedaan nilai modulus bulk
yang sangat besar antara batuan yang kompak dengan fluida.
31
Batugamping
60
Batupasir
40
Air
2.38
Minyak
1.0
Gas
0.021
Konstanta Lame ()
Konstanta Lame adalah modulus elastik batuan yang menggambarkan sifat
inkompressibilitas suatu batuan. Modulus ini bukan merupakan sifat yang
langsung dapat diukur di laboratorium, tetapi bisa ditentukan dari modulus elastik
lainnya:
K = + 2/3 ,
(3.5)
Poisson Rasio ()
Didefinisikan sebagai rasio negatif antara strain longitudinal dan strain axial.
E xx
E zz
(3.6)
32
Selain itu poisson ratio juga bisa diungkapkan dalam besaran kecepatan
gelombang seismik, yaitu :
2
Vp
2
V
= s2
V p
2 1
Vs
(3.7)
Dari persamaan diatas, poisson ratio mengukur besarnya Vp/Vs. Besarnya nilai
Poisson rasio adalah berkisar antara 0 sampai 0,5. Poisson ratio akan bernilai 0
Vp
jika nilai
Vs
Nilai poisson ratio sangat berarti untuk mengenali kandungan fluida dalam
batuan, seperti misalnya air, minyak ataupun gas. Dengan kata lain perbedaan
kandungan fluida di dalam batuan dapat ditunjukkan dalam perbedaan poisson
ratio-nya. Nilai poisson ratio berbagai jenis batuan dapat dilihat
pada tabel
dibawah ini.
Jenis batuan
Poisson Ratio
Sumber
0.22-0.30
Podio et al (1968)
0.45-0.50
Hamilton (1976)
Sedimen Consolidated
Gregory (1976)
Tersaturasi Brine
0.20-0.30
Tersaturasi Gas
0.01-0.14
33
Domenico (1976)
Tersaturasi Brine
0.41
Tersaturasi gas
0.1
Domenico (1976)
Tersaturasi Brine
0.41
Tersaturasi gas
0.1
Gelombang elastik yang merambat dalam bumi dibagi menjadi 2 macam yaitu
gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Pada
kesempatan kali ini yang akan menjadi fokus pembicaraan hanya gelombang
tubuh. Body wave dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu gelombang P (Pressure
wave) dan gelombang S (Shear wave). Gelombang Pressure (P) yang disebut juga
gelombang kompresi atau gelombang longitudinal adalah gelombang yang
mempunyai arah gerakan partikel yang
34
(a)
(b)
Gambar 3.4 Ilustrasi trayektori gerakan partikel dari (a) gelombang pressure
(gelombang longitudinal), (b) gelombang transversal. (John Wiley and Sons,
1999)
Kedua tipe gelombang tersebut mempunyai kecepatan tertentu jika merambat
melalui batuan. Besarnya kecepatan masing-masing gelombang tersebut
tergantung pada sifat elastik batuan yang dilalui. Satu hal yang perlu dicatat
bahwa gelombang S tidak bisa merambat dalam zat cair.
Besarnya kecepatan gelombang P dan gelombang S dapat dinyatakan sebagai
berikut :
VP =
Vs =
K + 3 4
(3.8)
(3.9)
= modulus geser
35
= densitas
(3.10)
R NI =
I p 2 I p1
I p 2 + I p1
I p
Ip
(3.11)
36
(3.12)
Relasi Gardner adalah relasi antara kecepatan gelombang P dan densitas yang
didefinisikan oleh Gardner (1974) berdasarkan dari data percobaan.
Relasi ini diungkapkan dalam skala logaritmik sebagai berikut :
log( ) = A log(Vp ) + B ,
(3.13)
(3.14)
Nilai ini dapat digunakan sebagai parameter dasar jika tidak tersedia data lokal.
37
Salah satu fenomena penting dalam reservoir dan menjadi kajian dalam seismik
rock physics adalah fenomena substitusi fluida. Substitusi fluida tertentu oleh
fluida lain menyebabkan terjadinya perubahan respon seismik. Respon seismik
yang berubah mengindikasikan adanya perubahan dalam properti seismik. Pada
masalah substitusi fluida, sangat penting untuk mengetahui kecepatan gelombang
seismik, sebagai salah satu properti seismik, pada batuan yang tersaturasi oleh
berbagai fluida yang berbeda. Batuan yang tersaturasi oleh fluida yang berbeda
mempunyai kecepatan seismik yang berbeda pula. Dari kecepatan seismik ini kita
bisa mendapatkan berbagai macam parameter elastis batuan lain seperti accoustic
impedance, shear impedance, poisson ratio, lamdha, dan mhu yang sangat berguna
dalam karakterisasi reservoir.
Substitusi fluida adalah salah satu bagian penting dalam analisa seismik atribut
karena substitusi fluida merupakan alat bagi interpreter dalam mengukur dan
memodelkan berbagai macam skenario fluida yang mungkin bisa menjelaskan
anomali AVO yang teramati. Pemodelan dalam substitusi fluida harus terlebih
dahulu menghilangkan pengaruh dari fuida yang pertama. Pendekatan empirik
yang memodelkan hubungan kecepatan dan porositas dalam kaitannya dengan
substitusi fluida pernah diusulkan oleh Wyllie et al (1956, 1958) dan kemudian
dimodifikasi oleh Raymer et al (1980). Pendekatan pada frekuensi seismik yang
lebih sering digunakan adalah pendekatan yang diusulkan oleh Gassmann (1951)
38
yang menghubungkan modulus bulk dari batuan dengan properti dari matriks,
rangka, serta fluida pori.
sebagian
besar
batuan
bisa
memenuhi
asumsi
ini
walaupun
39
3. Semua pori diisi oleh fluida baik itu cair, gas, atau campuran yang bebas dari
gesekan.
Asumsi ini menunjukkan bahwa viskositas dari fluida adalah nol, sehingga
akan tercipta kesetimbangan dalam aliran fluida pori. Asumsi ini juga berkaitan
dengan panjang gelombang dan frekuensi. Jika viskositas fluida nol maka
fluida pori akan setimbang dengan mudah. Pada kenyataannya, karena semua
fluida mempunyai viskositas tertentu dan semua gelombang mempunyai
panjang gelombang yang terbatas maka sebagian besar perhitungan dengan
menggunakan persamaan gassmann akan melanggar asumsi ini.
4. Sistem batuan-fluida adalah sistem yang tertutup.
Sistem batuan-fluida adalah sistem yang terisolasi sehingga tidak fluida yang
mengalir keluar dari permuakaan batuan.
5. Fluida pori tidak berinteraksi dengan bagian solid batuan
Asumsi ini mengeliminasi berbagai efek kimia dan fisika yang dihasilkan oleh
interaksi antara fluida pori dan matriks batuan.
40
Besarnya modulus bulk dari batuan porous yang tersaturasi fluida dinyatakan
dalam persamaan berikut :
1 K d
K
m
K = Kd +
1 Kd
+
+ 2
Kf
Km
Km
(3.15)
: Porositas
Tidak seperti modulus bulk batuan yang dipengaruhi oleh saturasi fluida, modulus
shear dari batuan tidak dipengaruhi oleh saturasi fluida. Oleh karena itu modulus
shear batuan sama dengan modulus shear frame seperti ditunjukkan oleh
persamaan dibawah :
G = Gd
(3.16)
= d + f
(3.17)
d = (1 ) m
(3.18)
41
(3.19)
Gd = d VS2
(3.20)
Hal penting yang perlu digaris bawahi dalam pembahasan mengenai modulus
frame adalah bahwa nilai modulus frame tidak sama dengan nilai modulus pada
saat kondisi batuan kering. Untuk menggunakan persamaan gassmann secara tepat
maka modulus frame harus diukur pada kondisi irreducible saturation (fluida sisa)
dari fluida yang lebih membasahi batuan yang umumnya fluida tersebut adalah
air. Fluida sisa atau irreducible fluid ini adalah bagian dari frame batuan bukan
bagian dari ruang pori, oleh karena itu mengeringkan batuan dalam laboratorium
akan menghasilkan hasil perhitungan persamaan gassmann yang salah.
Jika fluida yang mengisi pori adalah campuran tiga fluida yaitu air, minyak, dan
gas maka modulus bulk dari fluida campuran tersebut dapat dihitung dengan
persamaan wood (wood,1994) :
Sg
S
S
1
= w + o +
Kf
Kw Ko K g
(3.21)
42
Persamaan wood diatas menegaskan bahwa fluida pori terdistribusi secara merata
dalam rongga pori. Sedangkan modulus bulk dari fluida campuran ini dinyatakan
oleh persamaan :
f = S w w + So o + S g g
(3.22)
Dengan w, o, dan g adalah densitas bulk air, densitas bulk minyak, dan
densitas bulk gas.
Semua persamaan yang berkaitan dengan gassmann diatas membutuhkan
beberapa input parameter untuk menghitung efek fluida pada kecepatan
gelombang seismik. Biasanya modulus shear dan bulk frame, porositas, densitas
grain, dan modulus bulk fluida didapat dari pengukuran laboratorium. Jika data
laboratorium tidak ada kadang-kadang digunakan data well-log atau data hasil
perhitungan hubungan empiris yang didapat dari literatur. Sebagai contoh
porositas bisa didapat dari log neutron atau log akustik dan modulus bulk frame
didapat dari persamaan gasmann yang telah dimodifikasi seperti dibawah :
K
K m +1 Km
K
Kd =
K m K
+
1
Kf
Km
(3.23)
Nilai modulus bulk dan modulus shear dari grain (matriks) didapat dari modulus
mineral yang menyusun batuan tersebut. Jika mineralogi dari suatu batuan
diketahui, maka perhitungan Voight-Reuss-Hill (VRH) average (Hill, 1952) bisa
43
M =
1
2
(M V
+ MR)
(3.24)
M V = ci M i
(3.25)
n
c
1
= i
M R i =1 M i
(3.26)
i =1
Dengan ci dan Mi adalah fraksi volume dan modulus dari komponen ke-i.
44